Author

Topic: Amplop Pemilu (Read 671 times)

newbie
Activity: 19
Merit: 0
February 06, 2024, 11:10:18 PM
#56
Tentu sudah menjadi hal biasa, karena semua orang membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jaman sekarang jika tidak menggunakan uang tidak akan memiliki kedudukan. Bahkan sudah banyak caleg-caleg sejak dahulu memberikan uang bahkan sembako untuk mendapatkan suara.
Mereka membuat acara mengumpulkan sekelompok masyarakat, dan disana membagikan sebuah amplop yang berisikan uang dan berkampanye sebagai alat mendapatkan suara.
hero member
Activity: 1512
Merit: 874
February 06, 2024, 12:25:34 PM
#55
politisi atau pun pemimpin nya berlaku pragmatis.
rakyat yang milih pun berperilaku hal yang sama mau nyoblos orang jika di bayar atau demi uang atau demi kesejehteraan pribadi yang cuma sesaat
Kalau tidak menerima uang juga akan sama, tidak akan berpengaruh apapun jadi wajar saja jika rakyat saat ini memilih uang saja, toh siapapun yang terpilih nantinya sebagai wakil rakyat tidak akan mengubah apapun.

Hal ini sudah terjadi dari sejak dulu dan memang di daerah saya sudah bisa dikatakan kalau tidak memberi uang maka tidak akan ada yang pilih (kecuali keluarganya) dan bahkan Caleg Caleg di daerah saya hampr semuanya bekerja dengan membagi bagikan uang dan paket paket sembako sehingga rakyat pun akan berlaku adil (sebagian) untuk memilih paa Caleg yang telah memberi mereka uang.

Untuk saat ini saya melihat banyak Caleg Caleg telah membuat pertemuan pertemuan dengan masyarekat untuk membagi bagikan amplop karena tingga 8 hari lagi Pemilu akan berlangsung dan saya termasuk salah satunya  Grin
Rakyat tidak bisa disalahkan sepenuhnya, saya beranggapan demikian karena mereka sangat membutuhkan uang, dan Pemerintah tidak bisa menjamin kesejahteraan rakyat dengan semestinya. Jika memang ingin menghilangkan praktik money politic, dalam anggapan saya yang sederhana seharusnya bukan rakyatnya yang di atur untuk di tidak menerima uang, sebab jumlah rakyat Indonesia berjumlah sangat banyak. Akan tetapi Para politisilah yang seharusnya di tindak, supaya tidak lagi melakukan praktik kotor di setiap Pemilu, sebab jumlah mereka sedikit, jadi lebih mudah di kontrol. Situasi perekonomian yang morat marit menjadi tanggung jawab Pemerintah dan para Wakil Rakyat untuk menyelesaikannya, namun mereka terkesan membiarkannya supaya bisa mengambil keuntungan ketika menjelang Pemilu seperti saat ini.

Penyelenggara Pemilu seperti KIP dan Banwaslu memiliki wewenang untuk menindak kecurangan pemilu dalam bentuk apapun, merekalah yang sepatutnya menyadarkan para politis itu untuk tidak melakukan tindakan money politic sebab melanggar aturan. Namun sepanjang sejarah Pemilu yang sudah kita lewati, money politic menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari cara memperoleh kekuasaan di Negeri Indonesia.
full member
Activity: 994
Merit: 213
February 06, 2024, 09:18:17 AM
#54
politisi atau pun pemimpin nya berlaku pragmatis.
rakyat yang milih pun berperilaku hal yang sama mau nyoblos orang jika di bayar atau demi uang atau demi kesejehteraan pribadi yang cuma sesaat
Kalau tidak menerima uang juga akan sama, tidak akan berpengaruh apapun jadi wajar saja jika rakyat saat ini memilih uang saja, toh siapapun yang terpilih nantinya sebagai wakil rakyat tidak akan mengubah apapun.

Hal ini sudah terjadi dari sejak dulu dan memang di daerah saya sudah bisa dikatakan kalau tidak memberi uang maka tidak akan ada yang pilih (kecuali keluarganya) dan bahkan Caleg Caleg di daerah saya hampr semuanya bekerja dengan membagi bagikan uang dan paket paket sembako sehingga rakyat pun akan berlaku adil (sebagian) untuk memilih paa Caleg yang telah memberi mereka uang.

Untuk saat ini saya melihat banyak Caleg Caleg telah membuat pertemuan pertemuan dengan masyarekat untuk membagi bagikan amplop karena tingga 8 hari lagi Pemilu akan berlangsung dan saya termasuk salah satunya  Grin
member
Activity: 393
Merit: 13
Sugars.zone | DatingFi - Earn for Posting
February 06, 2024, 07:08:02 AM
#53
Kurang dari 2 bulan lagi kita akan segera melaksanakan pemilihan umum dan kita memiliki hak untuk menentukan pilihan kita. Tepatnya di tanggal 14 Februari 2024, kita akan memilih Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR RI, DPR Provinsi, DPR Kab/Kota dan DPD.

Sebenarnya sudah banyak yang membicarakan hal ini, termasuk menyinggung tentang serangan fajar atau amplop yang selalu kita lihat, dengar ataupun kita terima sendiri dari para calon agar kita memilih mereka. Ya itu adalah amplop pemilu, yang saya maksudkan disini bukan amplop yang biasa ada di TPS yang berisikan C5 misalnya, namun yang saya bicarakan disini adalah amplop yang berisikan uang, dengan nominal yang beragam, mulai dari 20k, 50k atau ada yang lebih besar daripada itu. Ini adalah fenomena yang selalu ada dan menjadi bumbu bumbu politik di negara kita.

Sekarang dilingkungan saya, saya mendengar dan bahkan melihatnya sendiri beberapa relawan dari beberapa calon mulai belusukan untuk mencari suara dan pastinya mereka menjanjikan sejumlah uang di hari sebelum hari pencoblosan tiba. Dan bahkan sekarang saya melihat hal yang tidak lazim, pasalnya mereka meminta dokumen pribadi seperti KTP untuk mereka foto. Mereka mengatakan itu untuk bukti yang akan mereka laporkan kepada si calon bahwa disini ada yang bersedia untuk memilih mereka. Masalahnya itu adalah dokumen pribadi yang seharusnya bisa dijaga sebaik mungkin dan yang menjadi target mereka juga biasanya orang tua yang iya iya aja jika dimintai sesuatu asalkan mereka mendapatkan sejumlah uang.

Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.
Seperti tiada habisnya, kalau dibilangin tidak ada, ya cukup banyak juga praktik yang beginian. kalau dari yang saya liat ini bukan saja karena ada orang yang memang "maaf" golongan menengah ke bawah yang perlu duit. Tapi saya kira ada juga tekanan dari pihak lain, sikap permisif terhadap sanksi, dan kurangnya pengetahuan tentang politik uang. Bukan hanya amplop, memberi bantuan saja dengan embel-embel ada unsur politiknya sebenarnya juga tidak diperbolehkan seperti pembagian sembako, baju, dll. 

Padahal soal sosialisasi dari semenjak sebelumnya pemilu juga sudah diimbau untuk tidak tergiur politik uang. Apakah ada kewenangannya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) disini atau gimana! kurang tau juga sih. Jadi, meski politik uang tampaknya telah menjadi bagian dari bumbu politik di Indonesia, kita sebagai masyarakat harus tetap waspada dan tidak tergiur dengan praktik ini.
sr. member
Activity: 1610
Merit: 294
www.licx.io
January 30, 2024, 11:41:13 AM
#52
saat ini  masalah amplop pemilu memang sudah tidak asing lagi bagi kita semua,dulu di saat pemilu sehat masih berjalan 70% banyak masyarakat yang pengaruh dengan janji manis para caleg namun pada saat kemenangan terjadi mereka sudah melupakan janji tersebut,maka saat ini masyarakat rata-rata harus bisa mendapatkan amplop  dan mereka sudah tidak percaya lagi dengan janji manis walaupun masyarakat tahu suara saat pencoblosan adalah sangat berharga namun jika bisa mendapatkan amplop mereka tidak lagi peduli apa yang akan terjadi untuk kedepannya,jika tiap pemilu seperti ini maka negara kita tidak akan maju.
Money politik memang sangat sulit untuk dihilangkan karena saat ini masyarakat dan para caleg itu sendiri sudah tidak lagi memiliki kepercayaan. Pihak KPU dan Bawaslu telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah hal itu terjadi namun kenyataan dilapangan memang sangat sulit untuk diberantas.  Jika kita melihat tupoksi anggota dewan maka tak seharusnya hal itu terjadi, tapi anehnya para anggota dewan berani berjanji kepada masyarakat bisa melakukan apa saja jika ia terpilih nantinya, misalnya ia bisa membangun infrastruktur dan sebagainya, padahal tupoksi dewan hanyalah sebagai pengawasan, regulasi dan penganggaran lewat APBD. Jadi saya pikir jika hal ini terus terjadi maka sangat sulit bagi negara kita untuk maju karena wakil rakyat yang duduk di DPR bukan lagi yang memang berkualitas untuk mewakili rakyatnya.
sr. member
Activity: 1582
Merit: 279
Vave.com - Crypto Casino
January 30, 2024, 07:39:34 AM
#51
Karena money politik sudah ada sejak dahulu kala,bahkan sebelum saya lahir pun kaya nya sudah ada ya.
Dan jika tanpa amplop,pemilu sehat gak akan menang,yang pake amplop juga jika isi amplop nya kurang/kecil kemungkinan untuk menang itu kecil,karena masyarakat sekarng ini kekeh milihnya yang isi amplop nya gede.
Jujur sih saya sendiri juga mau jika ada yang ngasih amplop pemilu yang isi nya uang😅😅😅,tapi sayang belum ada yang ngasih wkwk.
saat ini  masalah amplop pemilu memang sudah tidak asing lagi bagi kita semua,dulu di saat pemilu sehat masih berjalan 70% banyak masyarakat yang pengaruh dengan janji manis para caleg namun pada saat kemenangan terjadi mereka sudah melupakan janji tersebut,maka saat ini masyarakat rata-rata harus bisa mendapatkan amplop  dan mereka sudah tidak percaya lagi dengan janji manis walaupun masyarakat tahu suara saat pencoblosan adalah sangat berharga namun jika bisa mendapatkan amplop mereka tidak lagi peduli apa yang akan terjadi untuk kedepannya,jika tiap pemilu seperti ini maka negara kita tidak akan maju.
member
Activity: 193
Merit: 12
I will write anything for you
January 29, 2024, 11:39:46 AM
#50
Kurang dari 2 bulan lagi kita akan segera melaksanakan pemilihan umum dan kita memiliki hak untuk menentukan pilihan kita. Tepatnya di tanggal 14 Februari 2024, kita akan memilih Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR RI, DPR Provinsi, DPR Kab/Kota dan DPD.
yok temen - temen jangan lupa tanggal 14 feb kita memilih untuk menentukan nasib bangsa kita tercinta, jangan sampai golput ya manteman.

Quote
Sebenarnya sudah banyak yang membicarakan hal ini, termasuk menyinggung tentang serangan fajar atau amplop yang selalu kita lihat...~~snip~~
yang seperti ini dari semua calon ada, cuma kita pura - pura gak tau aja, cuma ya gak banyak, gak ayoritas gitu adanya amplop model gitu, kebanyakan menyasar masyarakat miskin. sebenarnya boleh loh di laporin jika nemuin yang model gitu, tapi ya gimana wkwkwk kalau saya tidak terlalu memusingkan politik uang, kalau di kasih ambil aja, soal pilihan, gunakan hatimu, dah gitu aja. soal ngedata ambil ktp dan foto, harusnya jangan di kasih, ngerinya buat pinjol ntar, betapa pentingnya ngejaga data kita sendiri di zaman sekarang.
member
Activity: 250
Merit: 20
January 17, 2024, 04:54:44 AM
#49
Karena money politik sudah ada sejak dahulu kala,bahkan sebelum saya lahir pun kaya nya sudah ada ya.
Dan jika tanpa amplop,pemilu sehat gak akan menang,yang pake amplop juga jika isi amplop nya kurang/kecil kemungkinan untuk menang itu kecil,karena masyarakat sekarng ini kekeh milihnya yang isi amplop nya gede.
Jujur sih saya sendiri juga mau jika ada yang ngasih amplop pemilu yang isi nya uang😅😅😅,tapi sayang belum ada yang ngasih wkwk.
sr. member
Activity: 1148
Merit: 409
Duelbits
January 16, 2024, 05:31:55 PM
#48
Ketika berbicara mengenai Amplop Pemilu, tentunya untuk bisa memenangkan sebuah kontesatasi politik sangatlah mahal harganya, karena mungkin seseorang harus menggocek dan menguarkan uang mulai dari ratusan juta, miliaran sampai triliunan rupiah demi bisa menduduki kursi jabatan, apalagi ketika bercara mengenai calon presiden, mungkin entah berapa besar jumlah uang yang harus dikeluarkan demi bisa mendapatkan suara terbanyak, agar bisa menduduki kursi jabatan tertinggi di negara kita ini.

Dan ketika berbicara persoalan ini, saya teringat sebuah guyonan yang cukup familiar yang mungkin anda pun pernah mendengar akan guyonan tersebut. Yang kurang lebih guyonannya itu seperti ini "Saya heran, kok sekarang mau jadi presiden saja, harus mengeluarkan modal yang begitu besar. Perasaan saya dulu jadi presiden itu, hanya modal dengkul dan itupun dengkulnya Amien Rais"

Dan itu adalah sebuah guyonan yang cukup mengglitik perut, hingga membuat saya tertawa. Grin Grin Grin Namun dibalik guyonan tersebut memiliki arti yang luar biasa. Dimana guyonan tersebut menggambarkan bahwa terjadinya suatu perubahan dan kecurangan dalam perpolikan dan demokrasi di negara kita ini dari masa ke masa, hal tersebut menggambarkan tentang betapa hausnya seseorang dengan jabatan, sehingga ia menghalakan segala cara, demi bisa duduk di kursi tertinggi. yang dimana hal ini sanagat berbeda jauh dengan tahun-tahun kebelakang.
hero member
Activity: 1512
Merit: 874
January 16, 2024, 03:50:33 PM
#47
Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.
Dinamika politik Indonesia yang sangat mengkultuskan Tokoh, Partai, Organisasi, Identitas serta Agama, telah mengaburkan mata dan persepsi masyarakat dari hal yang lebih penting yaitu cara meraih kekuasaan. Diantara sekian banyak cara adalah Money Politic, sesuatu yang sudah dianggap hal yang biasa, padahal dampaknya sangat besar dalam menentukan arah kebijakan sebuah Negara. Media memberikan porsi lebih besar pada ruang debat kusir, ketimbang menyoroti hal-hal yang berbau melanggar aturan seperti Money Politic. Kita tentu memahami bahwa sebagian mereka adalah bagian dari corong Partai, terafiliasi dalam satu wadah dibawah kontrol satu orang yang sama, sehingga cara mereka meraih kekuasan terabaikan oleh Media karena tidak mungkin menempatkan dirinya melawan arus.

Oleh karena itu, untuk menghilangkan praktik Money Politic kini hanya bisa dilakukan oleh pribadi atau Individu saja, menolak ketika di berikan sejumlah uang atau bahan kebutuhan pokok dan lain sebagainya, sebagai bentuk kesadaran diri bahwa hal tersebut adalah salah dan melanggar aturan. Berharap pada peran Lembaga Negara menidak praktik tersebut sepertinya sudah sangat mustahil, dengan aturan yang telah di berlakukan praktik Money Politic masih tetap berjalan pada setiap Pemilu. Alasan kemiskinan memang memberikan ruang untuk memaklumi tindakan tersebut, dan kita acap kali mengabaikan dampak yang di timbulkan dalam jangka waktu 5 tahun kedepan.
full member
Activity: 217
Merit: 115
January 16, 2024, 02:25:40 PM
#46
Kurang dari 2 bulan lagi kita akan segera melaksanakan pemilihan umum dan kita memiliki hak untuk menentukan pilihan kita. Tepatnya di tanggal 14 Februari 2024, kita akan memilih Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR RI, DPR Provinsi, DPR Kab/Kota dan DPD.

Sebenarnya sudah banyak yang membicarakan hal ini, termasuk menyinggung tentang serangan fajar atau amplop yang selalu kita lihat, dengar ataupun kita terima sendiri dari para calon agar kita memilih mereka. Ya itu adalah amplop pemilu, yang saya maksudkan disini bukan amplop yang biasa ada di TPS yang berisikan C5 misalnya, namun yang saya bicarakan disini adalah amplop yang berisikan uang, dengan nominal yang beragam, mulai dari 20k, 50k atau ada yang lebih besar daripada itu. Ini adalah fenomena yang selalu ada dan menjadi bumbu bumbu politik di negara kita.

Sekarang dilingkungan saya, saya mendengar dan bahkan melihatnya sendiri beberapa relawan dari beberapa calon mulai belusukan untuk mencari suara dan pastinya mereka menjanjikan sejumlah uang di hari sebelum hari pencoblosan tiba. Dan bahkan sekarang saya melihat hal yang tidak lazim, pasalnya mereka meminta dokumen pribadi seperti KTP untuk mereka foto. Mereka mengatakan itu untuk bukti yang akan mereka laporkan kepada si calon bahwa disini ada yang bersedia untuk memilih mereka. Masalahnya itu adalah dokumen pribadi yang seharusnya bisa dijaga sebaik mungkin dan yang menjadi target mereka juga biasanya orang tua yang iya iya aja jika dimintai sesuatu asalkan mereka mendapatkan sejumlah uang.

Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.

Di negara kita indonesia itu sudah menjadi rahasia umum di kalangan politik, hal yang dilarang oleh penyelenggara pemilihan karena dapat merusak moral masyarakat dalam berdemonstrasi yang lebih baik.

Di negara kita seharusnya melihat lebih dahulu kepentingan masyarakat agar terhindar dari money politik,harapan saya setelah pemilu ini berlangsung bisa memperbaiki moral terutama membangun lapangan kerja yang konstruktif sehingga masyarakat ikut merasakan keadilan.

Selain dari pada moralnya yang rusak dan keimanannya yang lemah. Money Politik bisa terjadi memang karena sebagian besar masyarakat kita itu masih jauh dari kata sejahtera, sehingga mereka mencoba untuk memanfaatkan momentum politi ini untuk mecari keuntungan kecil dari para caleg dan capres.

Dan ketika kemarin saya pulang kerumah, saya melihat ada sebuah perkumpulan yang ternyata itu adalah kegiatan sosialisasi caleg dari salah satu partai. Dan saya merasa cukup penasaran mengapa mayarakat begitu antusias untuk menyambut kedatangan caleg tersebut, apakah karena jumlah uang yang diberikannya itu cukup besar. Dan setelah saya bertanya kepada salah satu masyarakat yang ikut dalam perkumpulan tersebut, ternyata mereka hanya diberi uang itu sebesar 25K/orang. mendengar hal tersebut saya cukup geleng-geleng kepala, apakah memang masyarakat semiskin itu dan apakah memang ekonomi sesulit itu, sampai mereka harus berdesak-desakan menantikan kehadiran para caleg, demi mendapatkan uang yang jumlahnya itu tidak seberapa.
sr. member
Activity: 1701
Merit: 308
January 16, 2024, 01:46:25 PM
#45
Kurang dari 2 bulan lagi kita akan segera melaksanakan pemilihan umum dan kita memiliki hak untuk menentukan pilihan kita. Tepatnya di tanggal 14 Februari 2024, kita akan memilih Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR RI, DPR Provinsi, DPR Kab/Kota dan DPD.

Sebenarnya sudah banyak yang membicarakan hal ini, termasuk menyinggung tentang serangan fajar atau amplop yang selalu kita lihat, dengar ataupun kita terima sendiri dari para calon agar kita memilih mereka. Ya itu adalah amplop pemilu, yang saya maksudkan disini bukan amplop yang biasa ada di TPS yang berisikan C5 misalnya, namun yang saya bicarakan disini adalah amplop yang berisikan uang, dengan nominal yang beragam, mulai dari 20k, 50k atau ada yang lebih besar daripada itu. Ini adalah fenomena yang selalu ada dan menjadi bumbu bumbu politik di negara kita.

Sekarang dilingkungan saya, saya mendengar dan bahkan melihatnya sendiri beberapa relawan dari beberapa calon mulai belusukan untuk mencari suara dan pastinya mereka menjanjikan sejumlah uang di hari sebelum hari pencoblosan tiba. Dan bahkan sekarang saya melihat hal yang tidak lazim, pasalnya mereka meminta dokumen pribadi seperti KTP untuk mereka foto. Mereka mengatakan itu untuk bukti yang akan mereka laporkan kepada si calon bahwa disini ada yang bersedia untuk memilih mereka. Masalahnya itu adalah dokumen pribadi yang seharusnya bisa dijaga sebaik mungkin dan yang menjadi target mereka juga biasanya orang tua yang iya iya aja jika dimintai sesuatu asalkan mereka mendapatkan sejumlah uang.

Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.

Itu sudah menjadi rahasia umum di kalangan politik,jadi tidak heran lagi hal yang dilarang oleh penyelenggara pemilihan karena dapat merusak moral masyarakat dalam berdemonstrasi yang lebih baik.

Di negara kita seharusnya melihat lebih dahulu kepentingan masyarakat agar terhindar dari money politik,harapan saya setelah pemilu ini berlangsung bisa memperbaiki moral terutama membangun lapangan kerja yang konstruktif sehingga masyarakat ikut merasakan keadilan.
hero member
Activity: 994
Merit: 525
January 15, 2024, 09:34:29 AM
#44
politisi atau pun pemimpin nya berlaku pragmatis.
rakyat yang milih pun berperilaku hal yang sama mau nyoblos orang jika di bayar atau demi uang atau demi kesejehteraan pribadi yang cuma sesaat

Sekarang ini perilaku seperti itu sudah tidak asing lagi ditelinga kita gan ya bisa dikatakan jika tidak ada uang maka tidak ada suara masuk.. hahahaha, sekarang ini uang sangat berpengaruh penting sekali disaat menjelang pemilu karena jika kandidat tidak memiliki banyak cukup uang saya rasa dia sudah pasti kalah atau jika dia menang kemungkinan karena dia sebelumnya sudah pernah menyalonkan dan gagal sehingga orang orang sudah mulai mengenalnya. atau bisa jadi karena menang karena aji mumpung 😁
Dan intinya amplop pemilu sampai saat ini masih ada tergantung bagaimana mereka menyalurkannya secara per to per melalui sosialisasi atau secara sembunyi-sembunyi dengan mendatangi rumah kerumah.
full member
Activity: 1190
Merit: 212
★Bitvest.io★ Play Plinko or Invest!
January 15, 2024, 09:19:56 AM
#43
Amplop pemilu itu bukan lagi sebuah fenomena baru, saat para timses berkumpul mereka mengundang masyarakat untuk mendengar visi misi para kandidat yang akan di usung yang pertama mereka menyediakan makan minum dan sembako, setelah penyampaian visi misi selesai timses tersebut terkadang memangil perwakilan dari masyarakat untuk membagikan amplop kata lain uang transport sehingga ini dilakukan terang terangan tapi pihak penyelengara pemilu dan polisi sulit mencegahnya karna aturan-aturan undang -undang kita dibuat oleh politisi dilangar juga oleh politisi

Menyampaikan visi misi kandidat yang dilakukan oleh pihak kandidat itu sendiri adalah hal yang sangat wajar karena semua masyarakat memang perlu mengenal lebih dekat dengan kandidat tersebut meskipun pihak tim sukses dari kandidat tersebut juga memfasilitasi setiap acara demi bisa mengundang semua masyarakat yang ada di sekitarnya gan. Sedangkan untuk hal-hal seperti amplop itu atau dengan kata lainnya adalah uang transportasi adalah hal untuk menghargai waktu biaya yang telah dikeluarkan oleh pihak masyarakat ketika datang ke tempat tersebut dan saya kira hal itu tidak melanggar aturan apapun gan selama pihak kandidatnya sangat senang dalam memberikannya kepada semua orang tanpa ada paksaan dari pihak manapun gan.

Menghabiskan sedikit biaya pada saat mencalonkan diri sebagai kandidat dalam pemilu adalah hal yang sangat biasa terjadi gan, jadi tidak perlu heran dengan itu karena memang sekarang sudah sangat sulit untuk mengajak semua orang untuk memilih kandidat yang kita usung itu apabila kandidatnya tidak menyediakan sedikit asupan kepada masyarakat yang di ajaknya itu gan. Jadi untuk hal amplop itu anggap saja hal biasa yang memang tidak perlu dipermasalahkan selama itu adalah untuk tujuan transportasi.
Memang hal yang sangat penting mengetahui visi misi yang disampaikan oleh mereka para caleg sehingga kita dapat mengetahui tentang yang akan dilakukan ketika mereka terpilih sebagai anggota dewan nantinya dan mereka yang hadir untuk mendengarkan visi misi dari caleg tersebut tentu meninggalkan pekerjaan mereka jadi tidak ada salahnya para caleg memberikan amplop pada mereka yang telah meluangkan waktu mereka untuk dapat mengenal para caleg lebih dekat lagi dan dapat menyampaikan keinginan mereka pada caleg dan bagi mereka para caleg tentu tidak keberatan memberika sedikit uang pada mereka yang telah hadir dan mendengarkan visi misi mereka.
sr. member
Activity: 518
Merit: 285
#SWGT PRE-SALE IS LIVE
January 14, 2024, 07:13:26 PM
#42
politisi atau pun pemimpin nya berlaku pragmatis.
rakyat yang milih pun berperilaku hal yang sama mau nyoblos orang jika di bayar atau demi uang atau demi kesejehteraan pribadi yang cuma sesaat
hero member
Activity: 1302
Merit: 516
Bitcoin Casino Est. 2013
January 12, 2024, 08:01:10 AM
#41
Amplop pemilu itu bukan lagi sebuah fenomena baru, saat para timses berkumpul mereka mengundang masyarakat untuk mendengar visi misi para kandidat yang akan di usung yang pertama mereka menyediakan makan minum dan sembako, setelah penyampaian visi misi selesai timses tersebut terkadang memangil perwakilan dari masyarakat untuk membagikan amplop kata lain uang transport sehingga ini dilakukan terang terangan tapi pihak penyelengara pemilu dan polisi sulit mencegahnya karna aturan-aturan undang -undang kita dibuat oleh politisi dilangar juga oleh politisi

Menyampaikan visi misi kandidat yang dilakukan oleh pihak kandidat itu sendiri adalah hal yang sangat wajar karena semua masyarakat memang perlu mengenal lebih dekat dengan kandidat tersebut meskipun pihak tim sukses dari kandidat tersebut juga memfasilitasi setiap acara demi bisa mengundang semua masyarakat yang ada di sekitarnya gan. Sedangkan untuk hal-hal seperti amplop itu atau dengan kata lainnya adalah uang transportasi adalah hal untuk menghargai waktu biaya yang telah dikeluarkan oleh pihak masyarakat ketika datang ke tempat tersebut dan saya kira hal itu tidak melanggar aturan apapun gan selama pihak kandidatnya sangat senang dalam memberikannya kepada semua orang tanpa ada paksaan dari pihak manapun gan.

Menghabiskan sedikit biaya pada saat mencalonkan diri sebagai kandidat dalam pemilu adalah hal yang sangat biasa terjadi gan, jadi tidak perlu heran dengan itu karena memang sekarang sudah sangat sulit untuk mengajak semua orang untuk memilih kandidat yang kita usung itu apabila kandidatnya tidak menyediakan sedikit asupan kepada masyarakat yang di ajaknya itu gan. Jadi untuk hal amplop itu anggap saja hal biasa yang memang tidak perlu dipermasalahkan selama itu adalah untuk tujuan transportasi.
hero member
Activity: 1974
Merit: 586
Free Crypto Faucet in Trustdice
January 12, 2024, 03:51:39 AM
#40
Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.
Tidak juga, mugnkin di negara negara luar juga pasti ada model sistem Money Politic dan pastinya pemikiran yang tidak jauh berbeda dengan kita yang ada di Indonesia. Pada dasarnya ini tentang apa yang ditawarkan bahkan di tempat saya orang yang berkecukupan pun masih ingin mendapatkan uang tersebut karena memanfaatkan sutuasi politik yang sedang berlangsung. Saya sepenuhnya setuju bahwa Money Politic tidak dibenarkan, tapi kita juga tidak bisa menghindari itu. Berdasarkan pemahaman saya mengambil uang dari Calon A tapi memilih Calon B terdengar munafik bukan? tapi semua sudah terlanjur dan tidak bisa mendikte siapapun jika urusannya dengan uang. Apalagi kondisi ekonomi yang sedang paceklik, menjadikan Money Politic adalah cara efektif untuk megambil suara rakyat. Selain uang, ada juga yang menggunakan sembako, pakaian serta jika disuatu wilayah atau kampung jalannya rusak para politikus memiliki alasan untuk  memperbaiki jalan.
full member
Activity: 784
Merit: 212
January 11, 2024, 08:03:56 PM
#39
Praktek politik uang sudah menjadi hal yang lumrah di pemilu di Indonesia. Biarpun politik uang sudah dilarang oleh KPU, namun sampai sekarang ini praktek ini masih dijalankan oleh banyak caleg dan timses dari capres, karena menurut mereka hanya ini cara yang paling cepat bagi mereka untuk bisa mendapatkan dukungan dari para calon pemilih. Apalagi jaman sekarang masyarakat membutuhkan uang untuk berbagai kebutuhan mereka, uang dari para caleg ini seperti angin segar untuk mereka karena bisa langsung mereka gunakan untuk berbelanja, bahkan para pemilih ini tidak masalah ketika KTP mereka diambil sebagai bukti dukungan.
Kita tidak bisa menyalahkan mayoritas masyarakat yang sampai sekarang ini masih menerima uang dari timses kampanye, karena pengetahuan mereka minim tentang politik uang dan juga mereka memerlukan uang untuk kebutuhan mereka. Tapi kita sebagai orang yang lebih cerdas harus bertindak jika menemukan adanya politik uang terjadi di lingkungan kita, bisa melaporkannya ke KPU atau membuka thread di twitter/social media lain. Jika ada bukti-bukti yang kuat kemungkinan besar calon tersebut akan di sanksi oleh KPU. Jangan diam saja, kalau kita diam terhadap politik uang itu berarti kita sama saja dengan mereka yang menerima uang dari calon-calon tersebut.
setuju sekali untuk memberantas politik uang dengan melaporkan ke KPU. mengapa karena mereka membeli hak suara kita untuk sebuah jabatan penting. misalkan saja ngasih 50 ribu untuk mendukung mereka, apasih uang 50 ribu itu di jaman sekarang ini. kita hanya diberi 50 ribu satu kali, lalu mereka mendapatkan gaji dari pemerintah yang begitu besar setiap bulannya. akan tetapi beda urusan kalau para caleg memberikan uang bukan untuk menyuruh memilih dia. anggap saja hanya memberikan uang untuk sekedar meringankan beban keuangan para pemilih. anggaplah seperti bagi2 airdrop tanpa syarat gitu.
sr. member
Activity: 1470
Merit: 256
January 11, 2024, 08:09:41 AM
#38
- snip -

2 hari yang lalu ada rombongan Ibu-Ibu datang ke rumah, ternyata caleg DPRD dan timnya.
Di tangannya saya lihat dia pegang kaus dan amplop, saya pikir wah money politik ini.
Si Ibu cerita dengan raut memelas bahwa dia kalah di pemilu sebelumnya dan minta dukungan untuk bisa menang di tahun 2024 ini.

Setelah basa basi tidak penting akhirnya si Ibu pamit dan menyerahkan kaus yang dia pegang dan tiba tiba dia buka amplop yang dipegangnya dari tadi.
Sebelumnya saya sempat berpikir sedikit idealis hehe, saya akan tolak uangnya nanti. Ternyata isi amplop itu bukan uang, hanya kartu nama dia ... hahaha.
Tapi pas dia beri kartu nama itu, si Ibu berkata "nanti kalau saya menang dan sudah menjabat, daerah Bapak ini akan saya kirim sembako gratis 1 truk" wtf .... bagaimana mau beres negara ini kalau caleg calegnya seperti ini.
Amplop pemilu itu bukan lagi sebuah fenomena baru, saat para timses berkumpul mereka mengundang masyarakat untuk mendengar visi misi para kandidat yang akan di usung yang pertama mereka menyediakan makan minum dan sembako, setelah penyampaian visi misi selesai timses tersebut terkadang memangil perwakilan dari masyarakat untuk membagikan amplop kata lain uang transport sehingga ini dilakukan terang terangan tapi pihak penyelengara pemilu dan polisi sulit mencegahnya karna aturan-aturan undang -undang kita dibuat oleh politisi dilangar juga oleh politisi

Setuju dengan pendapat anda gan, didaerah saya saja masih banyak yang melakukan kegiatan seperti itu dengan mengadakan sosialisasi ujung ujungnya yaitu kampanye juga dan pulang akan dibagikan amplop ya bisa dikatakan sebagai uang transportasi padahal itu adalah cara mereka untuk memperbanyak suara pilihan. apabila yang diundang adalah orang tua yang tidak tahu apa apa maksudnya adalah kurang paham tentang politik maka mudah saja untuk mencari banyak suara. yah.. memang itu jika ketahuan maka akan menjadi masalah makanya mereka melakukannya secara sembunyi sembunyi dan pintar bagi mereka untuk melakukannya.
member
Activity: 127
Merit: 33
#SWGT PRE-SALE IS LIVE
January 11, 2024, 01:12:28 AM
#37
- snip -

2 hari yang lalu ada rombongan Ibu-Ibu datang ke rumah, ternyata caleg DPRD dan timnya.
Di tangannya saya lihat dia pegang kaus dan amplop, saya pikir wah money politik ini.
Si Ibu cerita dengan raut memelas bahwa dia kalah di pemilu sebelumnya dan minta dukungan untuk bisa menang di tahun 2024 ini.

Setelah basa basi tidak penting akhirnya si Ibu pamit dan menyerahkan kaus yang dia pegang dan tiba tiba dia buka amplop yang dipegangnya dari tadi.
Sebelumnya saya sempat berpikir sedikit idealis hehe, saya akan tolak uangnya nanti. Ternyata isi amplop itu bukan uang, hanya kartu nama dia ... hahaha.
Tapi pas dia beri kartu nama itu, si Ibu berkata "nanti kalau saya menang dan sudah menjabat, daerah Bapak ini akan saya kirim sembako gratis 1 truk" wtf .... bagaimana mau beres negara ini kalau caleg calegnya seperti ini.
Amplop pemilu itu bukan lagi sebuah fenomena baru, saat para timses berkumpul mereka mengundang masyarakat untuk mendengar visi misi para kandidat yang akan di usung yang pertama mereka menyediakan makan minum dan sembako, setelah penyampaian visi misi selesai timses tersebut terkadang memangil perwakilan dari masyarakat untuk membagikan amplop kata lain uang transport sehingga ini dilakukan terang terangan tapi pihak penyelengara pemilu dan polisi sulit mencegahnya karna aturan-aturan undang -undang kita dibuat oleh politisi dilangar juga oleh politisi
member
Activity: 533
Merit: 60
#SWGT PRE-SALE IS LIVE
January 10, 2024, 11:40:25 PM
#36
Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.

Sangat tersentuh untuk liat aksi Mereka semua pada aksi Last Minute disaat Pemilu akan akan datang.

Pertanyaannya saya.

Apakah sebegitu miskinkah masyarakat kita disaat pesta demokrasi itu dimulai dan Apakah gaya ini mirip dengan Gaya Para Whales di dunia Crypto?


Negara kita adalah  negara hukum tapi terkadang susah juga dalam menjalankan hukum ang dirancang oleh para DPR tersebut contohnya terkait pkpu dan Perbawaslu, saat ini bawaslu selalu mengimbau masyarakat untuk patuh pada UU Nomor 07/ 2017 saat pertemuan terbatas untuk melarang money politik, kondisi dilapangan hari ini dalam kaca mata masyarakat itu sulit diatasi karna setiap masyarakat mendengar misi dan visi kampaye masyarakat datang pada dasarnya semua ada harapan sesuatu misalnya barang dan uang jika para timses tidak memberikan tersebut pasti tidak ada orang yang akan datang walaupun itu pertemuan terbatas.apalagi orang yang diberikan uang tidak dijamin juga bahwa orang tersebut memilih yang memberikan uang tersebut. makanya yang perlu diwaspadai saat ini adalah saat masyarakat datang ke tps tidak ada oknum tertentu untuk memobilisasi masyarakat memilih salah satu paslon
hero member
Activity: 2156
Merit: 531
January 08, 2024, 02:45:15 PM
#35
Sekarang dilingkungan saya, saya mendengar dan bahkan melihatnya sendiri beberapa relawan dari beberapa calon mulai belusukan untuk mencari suara dan pastinya mereka menjanjikan sejumlah uang di hari sebelum hari pencoblosan tiba. Dan bahkan sekarang saya melihat hal yang tidak lazim, pasalnya mereka meminta dokumen pribadi seperti KTP untuk mereka foto. Mereka mengatakan itu untuk bukti yang akan mereka laporkan kepada si calon bahwa disini ada yang bersedia untuk memilih mereka. Masalahnya itu adalah dokumen pribadi yang seharusnya bisa dijaga sebaik mungkin dan yang menjadi target mereka juga biasanya orang tua yang iya iya aja jika dimintai sesuatu asalkan mereka mendapatkan sejumlah uang.
Sudah menjadi makanan disaat pemilu digelar. Tapi sama sih gan di lingkungan tempat saya tinggal juga begitu persis, serangan fajar pemilu sekarang dimintai KTP data pribadi gitu. Padahal itu sangat penting, yang dikhawatirkan adalah suatu saat nanti dipakai oknum yang tidak bertanggung jawab jika calon gagal naik. Tapi yah namanya juga uang, bisa membutakan mata meskipun kecil. Apalagi target mereka para orang tua dan orang-orang nganggur yang sangat membutuhkan uang.
sr. member
Activity: 959
Merit: 278
Vave.com - Crypto Casino
January 08, 2024, 03:16:03 AM
#34
Ditempat saya sejak pemilu periode yang lalu tahun 2019 alhamdulillah sudah tidak pernah ada serangan fajar, tahun tahun sebelumnya biasanya banyak sekali, dan terkoordinasi, jadi bapak-bapak dan anak muda dikumpulkan kemudian diberi amplop berisi uang dan foto caleg yang memberi uang tersebut. Namun tahun 2019 sudah tidak ada, dan pernah ada sekali sidak panwaslu/bawaslu sekali sekaligus melakukan penyuluhan terkait serangan fajar, agar tidak diterima.

Kalau serangan fajar capres memang dari dulu tidak pernah ada sih.
Kalau di tempat aku malah semakin meningkat serangan fajar. Bahkan kalau dulu serangan fajar hanya terjadi pada pileg tapi ketika pilkada tahun 2017 lalu serangan fajar itu juga terjadi bahkan lebih masif. walaupun memang serangan fajar untuk pilpres belum terasa di tempat aku, tetapi untuk pilkada dan pileg pada pemilu kali ini pemberian uang kepada masyarakat begitu masif terjadi.

bagi aku sih kalau ada caleg yang memberi uang aku ambil saja karena ketika mereka nanti terpilih toh tidak juga memperjuangkan aspirasi masyarakat. lagian mereka perlu rakyat ketika saat pemilunya saja setelah itu mereka tidak peduli bahkan terkadang saat bertemu dijalan mereka pura-pura tidak kenal padahal masyarakat di dapilnya.
hero member
Activity: 2478
Merit: 512
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
January 07, 2024, 04:01:46 PM
#33
Money Politic telah menjadi perbincangan sebagai masalah krusial dalam setiap pemilu, harus diakui sangat sulit menghilangkan ini karena para caleg melakukan praktik tersebut secara sadar demi mendapatkan kursi di parlemen. Praktik Money Politic akan melahirkan pemimpin yang hanya peduli pada kepentingan pribadi dan antek-anteknya, bukan rakyat yang memilihnya.

Korupsi akan terjadi besar-besaran jika mereka lolos ke parlemen, mereka akan melakukan berbagai kecurangan, menerima suap, gratifikasi atau berbagai macam bentuk lainnya dalam konteks korupsi. Yang ada dipikiran pemimpin yang melakukan Money Politic selama masa kampanye hanya untuk mencari keuntungan pribadi dari jabatannya sebagai bentuk untuk mengembalikan modal yang dikeluarkan dalam kampanye.

Saya sangat setuju jika Money Politic disebut sebagai mother of corruption karena ada kepentingan pribadi dengan berbagai kecurangan yang terjadi, secara langsung masyarakat yang memilih pemimpin yang melakukan Money Politic akan merugikan dirinya sendiri.
Kepastian hukum di Negara Indonesia tidak berjalan sebagaimana mestinya, itulah dasar yang memberika celah bagi para wakil rakyat tersebut melakukan praktek menyimpang. Seandainya hukum tersebut benar-benar di tegakkan, maka kita tidak akan melihat praktek Money Politic itu terjadi, namun kepastian hukum untuk saat ini terbilang seperti cita-cita saja.

Dampak Money Politic sebenarnya cukup luas apabila masyarakat lebih memahaminya, namun faktor kemiskinan lagi-lagi menjadi dinamika yang tidak dapat terelakkan, masyarakat juga tidak bisa disalahkan sepenuhnya ketika mereka menerima sejumlah uang, kebutuhan harian atau lain sebagainya.

Pada akhirnya kita akan kembali mengirimkan wakil yang potensial untuk melakukan korupsi, dan pola yang sama akan terjadi dalam setiap pemilu. Terlepas dari itu semua, semoga kita bisa menjadi bagian dari masyarakat yang menolak praktek Money Politic.
member
Activity: 322
Merit: 22
WOITOKEN Play to Earn NFT Game
January 07, 2024, 12:53:23 PM
#32
-snip-
Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.
Namun ane lihat bukan hanya tingkat kemiskinan saja yang tinggi akan di negara kita masih banyak oknum yang masih menyalahgunakan aturan yang ada, hal wajar jika mereka menerima pemberian sebelum hari H terjadi, toh itukan pemberian apa salahnya jika mereka menerima nya Grin namun meskipun demikian sebenarnya para calon memberi atau tidak ane rasa si penerima nya ini sudah ada pilihan. Dan jika ane jadi mereka ane akan menerima nya meskipun pemberian dari semua para calon akan ane terima, dan untuk pemilihan ane rasa itu rahasia deh.
sr. member
Activity: 1204
Merit: 486
January 07, 2024, 12:20:24 PM
#31
Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.
yang jadi masalahnya adalah bahwa kita belum memiliki perlindungan hukum terhadap pelapor tindak politik uang, atau kecurangan politik lainnya, sehingga hal itu dapat berisiko bagi si pelapor, pada dasarnya ini cukup berisiko menurut saya jika saya melaporkan politik uang yang terjadi di masyarakat, dengan memberikan bukti apapun kemudian pihak yang di laporkan mengetahui si pelapor pastinya akan mendapatkan masalah kedepannya, hal ini lah yang membuat saya pribadi khawatir jika terlalu banyak tingkah, banyak sekali forum KPU dan Bawaslu yang saya ikuti dan mencoba memberikan saran kepada mereka untuk memberikan perlindungan hukum kepada pelapor, tetapi mereka hanya mengatakan "ya, ya dan ya, akan kami pertimbangkan" dan sampai hari ini belum ada pemberithuan apapun tentang saran yang saya ajukan.

Kita sekarang hanya mengandalkan kepribadian masing-masing untuk menolak uang yang di tawarkan oleh pihak manapun untuk memilih mereka dalam kontestasi politik.
"Perlindungan hukum terhadap pelapor", ya memang ini sangat diperlukan, namun saya sedikit tertawa mendengar ini. Ya negara kita memang negara hukum, namun keadilan hanya untuk mereka yang memiliki uang, terlebih jika kasus yang dibicarakan adalah money politic, mereka yang dilaporkan akan memiliki sejuta alasan dan saya tidak akan kaget ketika mereka melaporkan balik dengan pasal pencemaran nama baik. Saya rasa orang orang yang memiliki kewenangan pun sudah tahu bahwa dilapangan budaya money politic sudah menjadi darah daging, namun apa yang mereka tidak berbuat apa apa. Mereka hanya menghimbau, menghimbau dan menghimbau tanpa melakukan pergerakan apa apa.
Dengan tidak bermaksud untuk merendahkan martabat negara saya sendiri, ujur saja kepercayaan saya terhadap hukum dan keadilan saat ini sangat kecil. Terlebih yang terlihat itu adalah orang orang kecil yang tidak memiliki uang, mereka akan salah dimata hukum.

Amplop Pemilu..? Berapa sih besaran yang diterima oleh masyarakat dari serangan fajar yang dilakukan oleh para timses dari calon tertentu, paling besarannya itu, kecilnya 50 K sampai 500K untuk satu suaranya. Karena memang untuk serangan fajar ini cukup bervariasi, untuk daerah-daerah terpencil, 50 K itu adalah jumlah yang cukup besar, sementara untuk daerah perkotaan itu bisa mencapai 500 k dan mungkin bisa lebih dari pada itu, namun yang saya temukan dilapangan ada calon yang berani membayar 500 K/suaara.
Wow, 500k ya?  kalo jadi warga di daerah yang berani membayar 500k saya akan sangat senang. Pemilu kali ini akan ada 5 pemungutan suara, 500k x 5= 2.500k, lumayan dalam sehari berpengahasilan segitu, kerjanya cuma nyoblos pula.  Grin
hero member
Activity: 952
Merit: 541
January 07, 2024, 11:21:52 AM
#30
Money Politic telah menjadi perbincangan sebagai masalah krusial dalam setiap pemilu, harus diakui sangat sulit menghilangkan ini karena para caleg melakukan praktik tersebut secara sadar demi mendapatkan kursi di parlemen. Praktik Money Politic akan melahirkan pemimpin yang hanya peduli pada kepentingan pribadi dan antek-anteknya, bukan rakyat yang memilihnya.

Korupsi akan terjadi besar-besaran jika mereka lolos ke parlemen, mereka akan melakukan berbagai kecurangan, menerima suap, gratifikasi atau berbagai macam bentuk lainnya dalam konteks korupsi. Yang ada dipikiran pemimpin yang melakukan Money Politic selama masa kampanye hanya untuk mencari keuntungan pribadi dari jabatannya sebagai bentuk untuk mengembalikan modal yang dikeluarkan dalam kampanye.

Saya sangat setuju jika Money Politic disebut sebagai mother of corruption karena ada kepentingan pribadi dengan berbagai kecurangan yang terjadi, secara langsung masyarakat yang memilih pemimpin yang melakukan Money Politic akan merugikan dirinya sendiri.
member
Activity: 250
Merit: 20
January 07, 2024, 08:13:55 AM
#29

Di kampung ane mulai dari ibu-ibu PKK, kumpulan Bapak-bapak, karang taruna pemuda, kumpulan kepengurusan dusun sudah masuk partai semua. Rasanya kebiasaan yang udah salah ini bakal sulit untuk di benarkan, karena banyak orang tidak memikirkan jangka panjang pemimpin negeri ini.

Mau ngelarang orang buat nerima amplop pun mereka punya hak buat ngambil keputusan sendiri. Padahal keputusannya memilih paslon itu ngaruh buat lingkup yang lebih luas, bahkan nasional.
Apa cuma saya ya bang yang gak ikut timsukses nya partai😅,emang benar di kampung ku juga begitu bang timses nya partai sudah pasang-pasang bendera dan baliho besar di depan rumahnya bendera partai berkibar-kibar.

Iya masing-masing orang punya hak nya sendiri untuk memilih dan menerima.



Ditempat saya sejak pemilu periode yang lalu tahun 2019 alhamdulillah sudah tidak pernah ada serangan fajar, tahun tahun sebelumnya biasanya banyak sekali, dan terkoordinasi, jadi bapak-bapak dan anak muda dikumpulkan kemudian diberi amplop berisi uang dan foto caleg yang memberi uang tersebut. Namun tahun 2019 sudah tidak ada, dan pernah ada sekali sidak panwaslu/bawaslu sekali sekaligus melakukan penyuluhan terkait serangan fajar, agar tidak diterima.

Kalau serangan fajar capres memang dari dulu tidak pernah ada sih.
Emang iya,jika begitu adanya bagus dong bisa jadi contoh buat daerah-daerah lainnya,agar tidak tergiur money politik.
sr. member
Activity: 1400
Merit: 268
Fully Regulated Crypto Casino
January 07, 2024, 08:04:37 AM
#28
Ditempat saya sejak pemilu periode yang lalu tahun 2019 alhamdulillah sudah tidak pernah ada serangan fajar, tahun tahun sebelumnya biasanya banyak sekali, dan terkoordinasi, jadi bapak-bapak dan anak muda dikumpulkan kemudian diberi amplop berisi uang dan foto caleg yang memberi uang tersebut. Namun tahun 2019 sudah tidak ada, dan pernah ada sekali sidak panwaslu/bawaslu sekali sekaligus melakukan penyuluhan terkait serangan fajar, agar tidak diterima.

Kalau serangan fajar capres memang dari dulu tidak pernah ada sih.
member
Activity: 250
Merit: 20
January 07, 2024, 08:00:05 AM
#27
.

Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.
Masalahnya bukan soal miskin dan kaya disaat pesta demokrasi ini,karena menurut saya jika kita tidak mengambil amplop itu,dengan dalil atau alasan karena pilihan kita bukan si A tapi pilihan kita si B (misal),nah di saat pemilhan kita pilih ya si B,terus nih nanti pas menghitungan suara ternyata yang unggul dan menang dapat suara terbanyak si A,terus nih seiring berjalannya waktu si A ini ternya kurang amanah alis meleset dari janji-janjinya keluar dari visi dan misinya.
Singkat cerita yang kebagian dampak dari wacana si A pasti nya semua orang alias seluruh masyarakat termasuk saya juga yang tidak menerima amplok dari si A ini.
Untuk sekarang ini saya punya trik siapa saja yang mau ngasih amplop dllnya saya ambil saja walau itu bukan pilihan saya,toh saya gak minta😁.

Sering banget dibohongin dan jauh dari kata-kata manis nya(korban php para calon-calon pemimpin 😅).

#peringatan jangan tiru cerita saya ya kawan-kawan tidak baik😅😅😅

Money Politik/amplop pemilu merupakan faktor utama yang sangat berguna untuk menaikan/mendongkrak personal/para calon yang mau berpolitik. Itu strategis untuk megendalikan sebuah kepentingan kekuasaan dalam berpolitik. Karena, seseorang yang akan berpolitik itu akan menjadi leluasa untuk mempengaruhi dan memaksakan kepentingan pribadinya, dan money politik inilah sangat penting berperan. Modus money politik dalam bentuk uang sering dilakukan dalam pemilu. Ya, saya juga sependapat dengan Anda Gan  Grin. Jika ada yang memberi amplop politik, terima saja  Cheesy. Urusan memilih dia atau tidak pada saat nanti nya, itu adalah Hak kita. Karena kita sediri juga sering dibohongi oleh janji janji manis mereka sebelum terpilih dan sudah terpilih. Hehe
Iya bener baget tuh setuju saya,kita yang sudah jujur malah kena dampaknya,sedangkan yang berbohong malah hidup enak dan berpoya-poya,tanpa memikirkan rakyat yang sudah memilihnya.
sr. member
Activity: 812
Merit: 257
PredX - AI-Powered Prediction Market
January 07, 2024, 02:26:31 AM
#26
Saya melihat dua kasus:

1. adalah aktifitas menyogok/ membeli suara

Motif nya macem macem [1] ada yang mentah pake amplop, ada yang terselubung dengan bazar bazar apalah Cheesy ada juga yang memberi sarana umum. Jangan salah kan jika awal pemilihanan suara masyarakat mau di sogok dan di beli jika setelah menjabat boomerang tersebut melilit kembali (bantuan di tilep biar balik modal) Cheesy hanya seandainya, kan tidak ada yang tahu di belakang layar seperti apa, bahkan hutang negara aja sampai saat ini saya yakin abu-abu dan seakan di tutup-tutupi. Cheesy toh jika peduli angka penekanan hutang dengan penanggulangan kecil, lebih banyak orang yang ingin di kasih dana Smiley

Trend seperti ini bikin saya bingung, kalau sudah kaya ngapain bagi bagi amplop buat jabatan yang belum tentu dapat, udah aja mengabdi mah mengabdi aja, kalau mau ngelanjutin usaha jangan berkedok jabatan Cheesy

Money politik yang segitu besar nya saat awal kampanye, kalau mau balik modal dalam periode 5 tahun (misal lolos menjabat) apa terkumupul jika mengandalakan gaji dan tunjangan sesuai golongan?

Mungkin jabatan adalah suatu hal yang penting bagi beberapa orang hingga lupa daratan mengejar nya walaupun dengan serangan apapun termasuk amplop, Pemimpin #62 Cheesy .
========================================
2. data data pribadi di minta, termasuk nomer telpon, fc ktc, nama lengkap, alamat bahkan tps no pencoblosan di daerah, mengerikan. Jika sudah pemilu data tersebut untuk apa ya? ngeri juga nerima uang ga seberapa ampe di tandain sampai sebegitu rumit nya.
hero member
Activity: 1834
Merit: 720
January 04, 2024, 04:06:12 PM
#25
Amplop Pemilu..? Berapa sih besaran yang diterima oleh masyarakat dari serangan fajar yang dilakukan oleh para timses dari calon tertentu, paling besarannya itu, kecilnya 50 K sampai 500K untuk satu suaranya. Karena memang untuk serangan fajar ini cukup bervariasi, untuk daerah-daerah terpencil, 50 K itu adalah jumlah yang cukup besar, sementara untuk daerah perkotaan itu bisa mencapai 500 k dan mungkin bisa lebih dari pada itu, namun yang saya temukan dilapangan ada calon yang berani membayar 500 K/suaara.

Ketika kita berbicara tentang money politik, selain daripa pada kita menyalahkan para pelaku/caleg, kita juga seringkali menyalahkan masyarakat yang menerima uang sogokan tersebut yang jumlahnya tidaklah seberapa dan itupun hanya mereka dapatkan dalam jangka 5 tahun satu kali. Semenatara mereka yang merupakan seroang pengusaha yang memilki karyawan banyak, mereka para tokoh maysarakat yang memiliki masa yang banyak, mereka para oraganisatoris yang memiliki anggota yang banyak. Bermain nya itu sudah lagi bukan diangka 500 K, tetapi sudah berbicara tentang sebuah proyek yang nilainya bisa ratusan bahkan miliaran rupiah. Dan proyek tersebut bukan satu kali, tetapi berlangsung selama dewan tersebut masih menjabat. Jadi mana yang lebih berbahaya ketika berbicara tentang money politik, apakah masyarakat yang menerima sogokan yang tidak seberapa atau mereka yang menerima proyek  yang besarannya cukup fantastis.?
sr. member
Activity: 1638
Merit: 339
January 04, 2024, 11:22:22 AM
#24
Anda benar, tentu tiap orang akan mengambilnya jika para caleg memberikan amplop, tapi untuk memilih mereka yang memberikan aplop tersebut sangat tergantung dengan kepribadian tiap orang dan juga ada sebagian orang memilih mereka yang memberikan lebih banyak.

Pada pemilu kali ini saya rasa sangat berbeda dengan pemilu sebelumnya, bahkan baliho para caleg pun masih sanget sedikit yang terpasang tidak seperti pemulu sebelumnya sangat banyak baliho para caleg yang dipasang pada tiap tempat dan juga ada sebagian caleg yang sudah membagikan sembako, mungkin saja bagi para caleg yang memiliki aset kripto mereka masih nunggu harga btc pum agar dapat memerikan lebih banyak sembako yang mereka bagikan.
Sangat lumrah untuk orang orang menerima amplop dari Calge dan hal tersebut sudah dilakukan sejak dulu sehingga masyarakat sudah terbiaa akan hal ini bahkan sebagian masyarakat tidak akan memilih jika tidak menerima amplop, itu semua terjadi karena sejak dulu para Caleg melakukan demikian dan masyarakat berpikir bahwa siapapun yang menang tidak akan mengubah apapun sehingga dari pada tidak ada sama sekali maka mereka menerima amplop sebelum pemilihan berlangsung, toh siapaun yang menang tidak menguntungkan bagi mereka.

Saya pikir sama saja sepert dulu dulu, mungkin di daerah anda saja yang minim akan poster ataupun baliho Caleg, di kota saya sudah penuh di setiap sudutnya.
Tidak ad waktu lagi gan untuk Caleg nunggu harga BTC Pum soalnya waktu berkampanye terbatas dan hanya menisakan beberapa minggu lagi saja  Grin
hero member
Activity: 1400
Merit: 674
January 04, 2024, 10:07:56 AM
#23
~~~~
Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.
Saya pernah mengatakan tidak ada politik yang benar benar bersih. Dan jangan heran lagi kebiasaan suap menyuap akan terjadi di lapangan mendekati pemilihan atau bahkan jauh jauh hari. Oleh sebab itu seperti yang sudah kita ketahui tradisi semacam ini yang perlu kita lakukan ambil uangnya dan pilihan itu terserah anda. Sebagai masyarakat kita tidak bisa menolak apalagi saat dihadapkan pada situasi dan kondisi ekonomi, mungkin untuk sekedar cukup membeli minyak goreng. Grin Tidak masalah ambil saja uang itu karena bisa saja itu hak kita yang memang jalannya dititipkan melalui para kader kader parTai.

Era pemilu dari tahun ke tahun hal ini sudah biasa dan lumrah, saya tahu mungkin agan ingin sedikit kritis terhadap tindakan para kader kader nakal, saya pun kesal hanya saja mengkritik saja tidaklah cukup. Butuh kekuatan, kekuasaan untuk untuk meminimalisir hal itu terjadi di masa depan. Maka opsinya suara yang kita miliki harus jatuh ke pemimpin yang tepat, pemimpin yang sekiranya menurut pandangan agan mewakili apa yang dibutuhkan rakyat. Setidaknya mungkin pasti ada yang sedikit lebih  baik diantara paslon paslon.

Bagi saya sih yaaahhh nikmati saja pesta pemilihannya, karena setelah selesai kita kembali pada realitas kenyataan dimana mau makan berarti harus bekerja keras. Toh jika sudah terpilih tidak akan jauh berbeda dengan yang sudah sudah, kita tetap berjuang sendiri, mengandalkan apa bisa kita lakukan, mencari pekerjaan tetap sulit, harga pokok tetap mahal, gaji UMR yang udah ketinggalan dari negara negara lain.  Begitulah dan  Roll Eyes
Saya sepakat bahwa tidak ada politik yang bersih, jikapun ada yang mengatakan ada, mereka harus berkaca dan berkaca kembali, apalagi berbicara tentang Indonesia. Sejujurnya saya tidak sepakat dengan yang agan sampaikan terkait ambil uangnya dan pilih siapa yang di kehendaki oleh kita, sama saja kita ikut andil meskipun tidak memilih kader yang memberikan kita uang, tetapi itu adalah hak masing-masing untuk mengambil atau tidak.

Saya pikir memiliki kebingungan sendiri, karena kita tidak bisa memproteksi kebaikan dan keburukan suatu paslon, apalagi jika berbicara mereka kedepannya akan seperti apa, kita hanya bisa menilai dari apa yang telah terjadi dan apa yang mereka paparkan kepada masyarakat sebagai alat untuk menilai setiap paslon.

Ya itu benar, dan saya setuju, tetapi meskipun begitu jika di pikirkan uang dan menganggap satu suara itu berharga, kita perlu melihat masa depan bangsa, sedikitnya untuk 5 tahun masa kepemimpinan, buruknya bisa berdampak lama seperti menjual pulau dan kontrak freeport yang tidak bisa di putuskan kontraknya bahkan oleh pemerintahan tertinggi di negara kita, seperti itulah mengapa kita harus lebih sadar dan menganggap satu suara sangat penting untuk menentukan pemimpin yang mementingkan masyarakat daripada organisasi bahkan dirinya sendiri.
hero member
Activity: 2226
Merit: 610
January 03, 2024, 02:57:05 AM
#22
Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.
yang jadi masalahnya adalah bahwa kita belum memiliki perlindungan hukum terhadap pelapor tindak politik uang, atau kecurangan politik lainnya, sehingga hal itu dapat berisiko bagi si pelapor, pada dasarnya ini cukup berisiko menurut saya jika saya melaporkan politik uang yang terjadi di masyarakat, dengan memberikan bukti apapun kemudian pihak yang di laporkan mengetahui si pelapor pastinya akan mendapatkan masalah kedepannya, hal ini lah yang membuat saya pribadi khawatir jika terlalu banyak tingkah, banyak sekali forum KPU dan Bawaslu yang saya ikuti dan mencoba memberikan saran kepada mereka untuk memberikan perlindungan hukum kepada pelapor, tetapi mereka hanya mengatakan "ya, ya dan ya, akan kami pertimbangkan" dan sampai hari ini belum ada pemberithuan apapun tentang saran yang saya ajukan.

Kita sekarang hanya mengandalkan kepribadian masing-masing untuk menolak uang yang di tawarkan oleh pihak manapun untuk memilih mereka dalam kontestasi politik.
full member
Activity: 807
Merit: 150
January 02, 2024, 09:46:05 AM
#21
Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.
Namanya duit, apa lagi gratis, siapa yang tidak tergiur bro, Ane aja kalau ada yang ngasih amplop, ya ane ambil, tapi tentu ane tidak akan pilih orangnya, cuma ambil duitnya untuk ane beliin rokok.

Btw, ane lihat sekarang ini belum banyak yang bage-bage amplop. Apa mungkin belum waktunya ya?, soalnya kan sudah hampir medekati pemilu sekarang ini banyak yang ngetok-ngetok pintu rumah buat bagi sembako, kalau sekarang masih sepi aja, apa caleg ini lagi nunggu harga btc pump dulu?
Anda benar, tentu tiap orang akan mengambilnya jika para caleg memberikan amplop, tapi untuk memilih mereka yang memberikan aplop tersebut sangat tergantung dengan kepribadian tiap orang dan juga ada sebagian orang memilih mereka yang memberikan lebih banyak.

Pada pemilu kali ini saya rasa sangat berbeda dengan pemilu sebelumnya, bahkan baliho para caleg pun masih sanget sedikit yang terpasang tidak seperti pemulu sebelumnya sangat banyak baliho para caleg yang dipasang pada tiap tempat dan juga ada sebagian caleg yang sudah membagikan sembako, mungkin saja bagi para caleg yang memiliki aset kripto mereka masih nunggu harga btc pum agar dapat memerikan lebih banyak sembako yang mereka bagikan.
sr. member
Activity: 1106
Merit: 391
January 01, 2024, 11:12:34 PM
#20
Praktek politik uang sudah menjadi hal yang lumrah di pemilu di Indonesia. Biarpun politik uang sudah dilarang oleh KPU, namun sampai sekarang ini praktek ini masih dijalankan oleh banyak caleg dan timses dari capres, karena menurut mereka hanya ini cara yang paling cepat bagi mereka untuk bisa mendapatkan dukungan dari para calon pemilih. Apalagi jaman sekarang masyarakat membutuhkan uang untuk berbagai kebutuhan mereka, uang dari para caleg ini seperti angin segar untuk mereka karena bisa langsung mereka gunakan untuk berbelanja, bahkan para pemilih ini tidak masalah ketika KTP mereka diambil sebagai bukti dukungan.
Kita tidak bisa menyalahkan mayoritas masyarakat yang sampai sekarang ini masih menerima uang dari timses kampanye, karena pengetahuan mereka minim tentang politik uang dan juga mereka memerlukan uang untuk kebutuhan mereka. Tapi kita sebagai orang yang lebih cerdas harus bertindak jika menemukan adanya politik uang terjadi di lingkungan kita, bisa melaporkannya ke KPU atau membuka thread di twitter/social media lain. Jika ada bukti-bukti yang kuat kemungkinan besar calon tersebut akan di sanksi oleh KPU. Jangan diam saja, kalau kita diam terhadap politik uang itu berarti kita sama saja dengan mereka yang menerima uang dari calon-calon tersebut.
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
January 01, 2024, 06:49:42 PM
#19
Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.
Namanya duit, apa lagi gratis, siapa yang tidak tergiur bro, Ane aja kalau ada yang ngasih amplop, ya ane ambil, tapi tentu ane tidak akan pilih orangnya, cuma ambil duitnya untuk ane beliin rokok.

Btw, ane lihat sekarang ini belum banyak yang bage-bage amplop. Apa mungkin belum waktunya ya?, soalnya kan sudah hampir medekati pemilu sekarang ini banyak yang ngetok-ngetok pintu rumah buat bagi sembako, kalau sekarang masih sepi aja, apa caleg ini lagi nunggu harga btc pump dulu?
sr. member
Activity: 826
Merit: 460
January 01, 2024, 05:25:56 PM
#18
~~~~
Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.
Saya pernah mengatakan tidak ada politik yang benar benar bersih. Dan jangan heran lagi kebiasaan suap menyuap akan terjadi di lapangan mendekati pemilihan atau bahkan jauh jauh hari. Oleh sebab itu seperti yang sudah kita ketahui tradisi semacam ini yang perlu kita lakukan ambil uangnya dan pilihan itu terserah anda. Sebagai masyarakat kita tidak bisa menolak apalagi saat dihadapkan pada situasi dan kondisi ekonomi, mungkin untuk sekedar cukup membeli minyak goreng. Grin Tidak masalah ambil saja uang itu karena bisa saja itu hak kita yang memang jalannya dititipkan melalui para kader kader parTai.

Era pemilu dari tahun ke tahun hal ini sudah biasa dan lumrah, saya tahu mungkin agan ingin sedikit kritis terhadap tindakan para kader kader nakal, saya pun kesal hanya saja mengkritik saja tidaklah cukup. Butuh kekuatan, kekuasaan untuk untuk meminimalisir hal itu terjadi di masa depan. Maka opsinya suara yang kita miliki harus jatuh ke pemimpin yang tepat, pemimpin yang sekiranya menurut pandangan agan mewakili apa yang dibutuhkan rakyat. Setidaknya mungkin pasti ada yang sedikit lebih  baik diantara paslon paslon.

Bagi saya sih yaaahhh nikmati saja pesta pemilihannya, karena setelah selesai kita kembali pada realitas kenyataan dimana mau makan berarti harus bekerja keras. Toh jika sudah terpilih tidak akan jauh berbeda dengan yang sudah sudah, kita tetap berjuang sendiri, mengandalkan apa bisa kita lakukan, mencari pekerjaan tetap sulit, harga pokok tetap mahal, gaji UMR yang udah ketinggalan dari negara negara lain.  Begitulah dan  Roll Eyes





hero member
Activity: 2856
Merit: 644
https://duelbits.com/
January 01, 2024, 12:33:54 PM
#17
Apakah kita sudah bisa mengatakan bahwa ini adalah bagian dari budaya musiman setiap pemilu?

Percaya atau tidak hal seperti ini selalu menjadi rahasia umum ketika pesta pemilu berlangsung sehingga memang kita juga pasti sering mendenga kata "terima uangnya tetapi pilihan tetap berada di kendali kita" sekalipun memang hal ini terdengar cukup monohok tetapi tetap saja itu masih sangat berlaku dan tidak bisa diubah sampai kapanpun.
Pesta Pemilu sudah dimulai sejak beberapa bulan lalu dan saat ini sudah gencar sekali strategi yang dilakukan para calon untuk mendapatkan suara termasuk cara-cara yang seperti ini. Dan bahkan untuk pesta pemilu kali ini tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga dalam bentuk barang atau makanan pokok yang dibagikan. Selain itu ada juga beberapa kunjungan dengan alasan sosialisasi sambil membagi-bagikan dorprize sebagai salah satu cara untuk menggaet para warga untuk bisa diperdaya dan memilih mereka di pemilihan nanti.

Daerah saya bahkan ada hampir tiap hari yang melakukan hal itu dan tadi siang juga ada sebuah kumpulan dengan alasan sosialisasi dari salah satu caleg yang pada akhirnya berakhir dengan meminta dukungan dan pembagian sembako dan tentu saja uang sebagai daya tarik.
hero member
Activity: 1064
Merit: 589
January 01, 2024, 12:04:03 PM
#16
Apakah kita sudah bisa mengatakan bahwa ini adalah bagian dari budaya musiman setiap pemilu?
Kita tidak bisa membenarkan akan hal ini, namun yang menjadi masalah mereka para calon yang seharusnya lebih bisa menjalankan apa yang seharusnya mereka jalankan dan menghindari apa yang terlarang dalam aturan mereka tetap melakukan akan hal ini. Pertanyaannya adalah apakah bisa seorang pemimpin atau seorang wakil rakyat yang benar benar amanah lahir dari sesuatu tindakan yang dilarang dan kecurangan? Saya tidak bisa mengatakan ya akan hal itu.
Dan yang lebih menarik adalah dimana ketika pemilu akan datang disekitar lingkungan saya justru menunggu serangan fajar itu tiba. Dengan situasi seperti itu jelas bahwa ini sudah bisa dikatakan hal yang turun temurun.
Saya tidak bisa menyalahkan masyarakat karena siapa sih yang zaman sekarang tidak mau diberi uang. Namun yang ingin saya sarankan adalah uangnya tetap kita ambil dan mencoblos sesuai dengan hati nurani kita.
sr. member
Activity: 2114
Merit: 309
January 01, 2024, 11:11:41 AM
#15
Tanpa menyebut nama kota, di tempat saya malah sudah booming pada pilkada tahun 2018 dengan identik kota 100k karena salah satu pasangan bupati dan wakil bupati saat itu secara mengejutkan mampu menang mutlak satu putaran dengan trik serangan fajar saat H-1 sebelum pencoblosan. Saat ini seperti hal lumrah dengan serangan fajar atau amplop pemilu cuman sedikit terasa sedih mulai dari pemilu tahun 2014, 2019 hingga pemilu 2024 nominal amplop yang diberikan masih sama dengan maksimal 100k.

Tidak ada toleransi bagi calon legislatif yang melakukan money politik cuman sedikit agak heran saja kenapa nilai amplop masih sama padahal sudah memasuki sampai ke tiga edisi pemilu, di satu sisi masih terlihat minim edukasi dari pemilih yang masih mau menerima 100k untuk 5 tahun masa depan mereka dan kenapa tidak meminta lebih dari itu?  Grin
jr. member
Activity: 47
Merit: 10
LOW FIDELITY - HIGH POTENTIAL
January 01, 2024, 09:51:42 AM
#14

Penyelenggara pemilu hanya mencari kerja bukan bekerja.

Segudang Cerita..  Grin Grin Kira-kira The Endnya gimana nanti..?
sr. member
Activity: 924
Merit: 326
January 01, 2024, 05:21:32 AM
#13
Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.
Darimana aliran dana setan ini masuk ke kandidat setiap musim pesta demokrasi berlangsung. PPATK memperingatkan agar peserta pemilu tidak menggunakan dan membantu untuk menindaklanjuti aliran dana itu, tapi bagi saya itu hanya akan menjadi harapan kosong karena cost untuk kontestasi politik mahal.

Paling sedikit isi amplop mungkin Rp. 50.000,- dikalikan 3.000 jumlah suara yang dibutuhkan untuk mendapati 1 kursi DRPK. 15.000 untuk DPR Provinsi hingga puluhan ribu lain untuk DPR RI.
Belum lagi untuk Calon Presiden yang pasti membutuhkan cost yang lebih besar.
Kalau dipikirkan, uang negara hanya untuk perhelatan politik yang terjadi 5 tahun sekali.

Terus, jika rakyat tidak mengambil amplop dari mereka, maka berharap mereka akan peduli lagi setelah terpilih sulit terjadi, jauh api dari panggang.
Money politik sudah menjadi kebiasaan walau perang dinyatakan untuk memberantasnya tetap akan berlaku.
Penyelenggara pemilu hanya mencari kerja bukan bekerja.
hero member
Activity: 1470
Merit: 558
dont be greedy
January 01, 2024, 04:54:19 AM
#12
Bibit-bibit budaya suap menyuap yang bisa jadi bikin hancur negara kedepannya. Beberapa orang sepertinya mau memberantas kebiasaan yang keliru ini dan kita tahu ini impossible. Seperti tidak ada kemungkinan berhasil sedikitpun. Banyak orang baik akhirnya diam dan tidak membuang-buang energi mereka buat mealawan budaya yang menyimpang ketika momen pra pemilu.

Di kampung ane mulai dari ibu-ibu PKK, kumpulan Bapak-bapak, karang taruna pemuda, kumpulan kepengurusan dusun sudah masuk partai semua. Rasanya kebiasaan yang udah salah ini bakal sulit untuk di benarkan, karena banyak orang tidak memikirkan jangka panjang pemimpin negeri ini.

Mau ngelarang orang buat nerima amplop pun mereka punya hak buat ngambil keputusan sendiri. Padahal keputusannya memilih paslon itu ngaruh buat lingkup yang lebih luas, bahkan nasional.
jr. member
Activity: 96
Merit: 1
December 31, 2023, 09:27:52 PM
#11
.

Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.
Masalahnya bukan soal miskin dan kaya disaat pesta demokrasi ini,karena menurut saya jika kita tidak mengambil amplop itu,dengan dalil atau alasan karena pilihan kita bukan si A tapi pilihan kita si B (misal),nah di saat pemilhan kita pilih ya si B,terus nih nanti pas menghitungan suara ternyata yang unggul dan menang dapat suara terbanyak si A,terus nih seiring berjalannya waktu si A ini ternya kurang amanah alis meleset dari janji-janjinya keluar dari visi dan misinya.
Singkat cerita yang kebagian dampak dari wacana si A pasti nya semua orang alias seluruh masyarakat termasuk saya juga yang tidak menerima amplok dari si A ini.
Untuk sekarang ini saya punya trik siapa saja yang mau ngasih amplop dllnya saya ambil saja walau itu bukan pilihan saya,toh saya gak minta😁.

Sering banget dibohongin dan jauh dari kata-kata manis nya(korban php para calon-calon pemimpin 😅).

#peringatan jangan tiru cerita saya ya kawan-kawan tidak baik😅😅😅

Money Politik/amplop pemilu merupakan faktor utama yang sangat berguna untuk menaikan/mendongkrak personal/para calon yang mau berpolitik. Itu strategis untuk megendalikan sebuah kepentingan kekuasaan dalam berpolitik. Karena, seseorang yang akan berpolitik itu akan menjadi leluasa untuk mempengaruhi dan memaksakan kepentingan pribadinya, dan money politik inilah sangat penting berperan. Modus money politik dalam bentuk uang sering dilakukan dalam pemilu. Ya, saya juga sependapat dengan Anda Gan  Grin. Jika ada yang memberi amplop politik, terima saja  Cheesy. Urusan memilih dia atau tidak pada saat nanti nya, itu adalah Hak kita. Karena kita sediri juga sering dibohongi oleh janji janji manis mereka sebelum terpilih dan sudah terpilih. Hehe
sr. member
Activity: 2016
Merit: 456
December 31, 2023, 05:17:54 PM
#10
Lagi dan lagi Money Politik Cheesy
Tapi memang tidaklah terlalu aneh karena bagaimanpun hal seperti itu sudah menjadi hal yang sangat lumrah terjadi  dan saya rasa hal ini bahkan selalu terjadi di setiap pemilihan atau pesta pemilu sehingga ini seperti sebuah situasi musiman.
Sulit memang untuk menghindari dan meminimalisir hal ini karena bahkan bukan hanya dari DPRD Kabupaten atau Kota saja tetapi hampir semua pemilihan DPR dan bahkan merujuk kepada pemilihan presiden pun hampir sama.
Hal seperti ini juga terjadi di daerah saya karena bahkan ada beberapa orang yang memang ditugaskan untuk hal ini walaupun memang dilakukan secara senyap tetapi pada akhirnya itu juga sudah terbaca dengan janji pembayaran di H-3 pemilu untuk 1 KTP Cheesy
Modus lain yang terjadi adalah ketika pembagian beberapa barang seperti baju atau barang lain yang diberikan seperti kebutuhan untuk bertani dan bahkan sampai KWH (untuk pemilihan lebih besar dan modal lebih banyak) hal ini juga terjadi di daerah saya.

Ini cukup memuakan tetapi memang selalu terjadi dan kita tidak bisa untuk melakukan apapun karena ketika kita mencoba melawan arus justru kita sendiri lah yang akan terkena imbasnya mengingat skema seperti ini seperti usaha tersendiri dan bahkan sudah ada beberapa oknum dari pemerintahan juga yang mengkoordinir hal ini yang membuat ini menjadi sebuah kelicikan dengan skema terbesar dalam politik.
hero member
Activity: 2478
Merit: 512
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
December 31, 2023, 04:38:08 PM
#9
Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.
Alasan yang masuk akal, kemiskinan menjadi celah yang di manfaatkan dengan baik oleh peserta pemilu, dengan memberikan sejumlah uang kepada masyarakat pada saat menjelang hari pemilihan. Ada banyak sekali istilah yang di gunakan terkait peredaran uang yang berkaitan dengan Pemilu, dan juga ada banyak sekali tipu muslihat yang di gunakan oleh timses calon, pada intinya suara masyarakat dibeli dengan nominal yang tidak seberapa, namun kemiskinan lagi-lagi memberikan ruang bagi cara tersebut bekerja dengan mudah. Saya menilai, masyarakat juga tidak bisa disalahkan sepenuhnya, sebab terdiri dari berbagai kalangan dengan latar belakang yang sangat berbeda-beda.

Penyelenggara Pemilu bertanggung jawab penuh dalam hal ini, namun seperti yang anda katakan Money Politic merupakan sebuah tradisi pada setiap Pemilu, sebuah kebiasaan yang sepertinya bukan hal yang asing, pahadal sebenarnya secara hukum itu sangat terlarang untuk di lakukan. Sebab dampak yang di timbulkan akan terasa di kemudian hari, para wakil rakyat hanya memikirkan tentang balik modal, dan tidak sempat memikirkan nasib rakyatnya.

Oleh sebab itu, tidak heran apabila banyak kasus penyimpangan, seperti Kurupsi, Kolusi dan Nepotisme terjadi dalam Penyelenggaraan Negara. Saya pikir latar belakang Money Politic berperan besar dari terjadinya berbagai penyimpangan dari perbuatan tidak bermoral tersebut.
sr. member
Activity: 294
Merit: 433
HODL - BTC
December 31, 2023, 12:27:26 PM
#8
Menjelang pemilihan kurang dua bulan lagi itu akan sangat lumrah dengan serangan fajar nantinya, amplop yang berseliweran bukan rahasia umum lagi karena kita semua tahu bahwa setiap calon pasti mempersiapkan ini untuk serangan fajar nantinya.

Ternyata banyak cerita yang yang hampir sama ane alami dengan agan agan di sini, Grin beberapa hari yang lalu saya pun mengobrol dengan seseorang yang inti tujuan nya adalah untuk beli barang yang penjual nya datang ke rumah ane, setelah cerita panjang lebar mengenai barang tersebut di akhir dia mau pulang dia bilang di sini basis nya apa? Lalu saya katakan partai ini dan calon nya ini, dia membisikan ada calon partai lain yang masuk ke sini dengan isi amplop 100K hanya butuh KTP dan KK berapapun banyak orang yang menyetorkan KTP dan KK nya dia (calon) nya bilang akan sanggup sekalipun itu 100 orang itu kata tim sukses nya.
Ane bilang saja gak tau soal beginian karena belum pernah mengalami dimana harus mengumpulkan banyak KTP dan KK dari warga maka ane tolak saja.

Terus ane juga sering kumpul sama teman teman yang usia di atas nya, ngobrol nya partai terus pada intinya dia cari amplop yang lebih besar maka dia akan ambil gak peduli partai atau calon mana pun, ane hanya mendengarkan saja sih, gak ikut nimbrung obrolan itu. Cheesy

Mungkin kita semua sudah tahu bahwa amplop pemilu pasti ada menjelang pemilihan nanti nya.
sr. member
Activity: 1439
Merit: 380
To Be Or Not To Be
December 31, 2023, 11:41:53 AM
#7
- snip -

2 hari yang lalu ada rombongan Ibu-Ibu datang ke rumah, ternyata caleg DPRD dan timnya.
Di tangannya saya lihat dia pegang kaus dan amplop, saya pikir wah money politik ini.
Si Ibu cerita dengan raut memelas bahwa dia kalah di pemilu sebelumnya dan minta dukungan untuk bisa menang di tahun 2024 ini.

Setelah basa basi tidak penting akhirnya si Ibu pamit dan menyerahkan kaus yang dia pegang dan tiba tiba dia buka amplop yang dipegangnya dari tadi.
Sebelumnya saya sempat berpikir sedikit idealis hehe, saya akan tolak uangnya nanti. Ternyata isi amplop itu bukan uang, hanya kartu nama dia ... hahaha.
Tapi pas dia beri kartu nama itu, si Ibu berkata "nanti kalau saya menang dan sudah menjabat, daerah Bapak ini akan saya kirim sembako gratis 1 truk" wtf .... bagaimana mau beres negara ini kalau caleg calegnya seperti ini.
member
Activity: 63
Merit: 28
December 31, 2023, 08:33:18 AM
#6
Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.

Sangat tersentuh untuk liat aksi Mereka semua pada aksi Last Minute disaat Pemilu akan akan datang.

Pertanyaannya saya.

Apakah sebegitu miskinkah masyarakat kita disaat pesta demokrasi itu dimulai dan Apakah gaya ini mirip dengan Gaya Para Whales di dunia Crypto?


Jumlah penduduk miskin di indonesian 25,90 juta orang data Maret 2023 
sebenarnya tidak hanya orang miskin yang menjadi target para serangan fajar, kelas menengahpun bisa mereka jadikan target.
di daerah banyak orang-orang yang tidak peduli pada politik
di pikiran mereka "siapa yang terpilih keadaan (saya) tetap gini-gini aja" jadi siapa yang terpilih tidak peduli, nah dari pada masukan kertas kosong ke Kotak TPS mereka lebih memilih yang kasih duit.
Hall ini terjadi bukan karena indonesia banyak orang miskin finansial tetapi miskin pemikiran dan pengetahuan mereka.
full member
Activity: 868
Merit: 202
December 31, 2023, 03:57:26 AM
#5
jadi keingat kejadian kemarin, rumah saya didatangi oleh team sukses salah satu caleg DPR, dia meminta dukungan untuk memilih calonnya dan menjanjikan sejumlah uang jika saya bersedia untuk memberikan fotocopy KTP saya, ya saya gak mau dong soalnya kan KTP itu data pribadi saya dan saya juga gak tahu mau mereka apa kan itu KTP saya, bisa aja mereka buat untuk atas nama kepemilikan aset-aset mereka.

dan setelah saya menolak itu, mereka menawarkan untuk menyablon foodstall saya untuk foto calon mereka dengan uang sewa 500rb per bulan, saya juga langsung menolak karena bisa jadi foto calon tersebut membuat pelanggan saya dari partai yang berbeda enggan untuk minum di stall saya, jadi saya pikir-pikir lebih baik untuk menolaknya, dan akhirnya mereka pergi dengan kecewa hahahaha.
member
Activity: 250
Merit: 20
December 31, 2023, 03:38:05 AM
#4
.

Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.
Masalahnya bukan soal miskin dan kaya disaat pesta demokrasi ini,karena menurut saya jika kita tidak mengambil amplop itu,dengan dalil atau alasan karena pilihan kita bukan si A tapi pilihan kita si B (misal),nah di saat pemilhan kita pilih ya si B,terus nih nanti pas menghitungan suara ternyata yang unggul dan menang dapat suara terbanyak si A,terus nih seiring berjalannya waktu si A ini ternya kurang amanah alis meleset dari janji-janjinya keluar dari visi dan misinya.
Singkat cerita yang kebagian dampak dari wacana si A pasti nya semua orang alias seluruh masyarakat termasuk saya juga yang tidak menerima amplok dari si A ini.
Untuk sekarang ini saya punya trik siapa saja yang mau ngasih amplop dllnya saya ambil saja walau itu bukan pilihan saya,toh saya gak minta😁.

Sering banget dibohongin dan jauh dari kata-kata manis nya(korban php para calon-calon pemimpin 😅).

#peringatan jangan tiru cerita saya ya kawan-kawan tidak baik😅😅😅
sr. member
Activity: 1148
Merit: 432
December 31, 2023, 02:37:21 AM
#3
Ini semua tidak terlepas karena sudah terbiasa sejak dulu dan hal buruk yang sudah terbiasa ini seakan menjadi hal yang cukup lumrah sekarang ini, bayangkan saja bagi mereka yang tidak melakukan hal demikian maka bisa di pastikan mereka pada Caleg tidak akan mampu menang.

Saya pikir ini bukan warga negara yang miskin sehingga mereka terlalu mengharapkan uang amplop tersebut, lebih kenapa tidak ada perubahan apapun untuk mereka mereka yang menang nanti sehingga masyarakat Indonesia berpikir bahwa siapapun yang menang sama aja tidak ada perubahan sehingga mereka aan memilih bagi orang orang yang mau memberi mereka amplop, ini untuk para Caleg bukan Capres.

Dan secara pribadi pun saya berpikir demikian, saya akan memilih orang orang yang mau memberi saya uang ataupun orang orang yang menguntungkan bagi saya di masa depan, bukan orang orang cerdas yang mampu di bidang itu, sebab dari apa yang terjadi kita bisa mengambil kesimpulan bahwa secerdas apapun orang yang ada di parlemen tidak akan mengubah apapun bagi kita rakyat raktay kecil, jadi nikmati saja pesta demokrasi ini, in adalah pesta rakyat dan rakyat berhak mendapatkan sedikit uang.
jr. member
Activity: 47
Merit: 10
LOW FIDELITY - HIGH POTENTIAL
December 31, 2023, 02:12:40 AM
#2
Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.

Sangat tersentuh untuk liat aksi Mereka semua pada aksi Last Minute disaat Pemilu akan akan datang.

Pertanyaannya saya.

Apakah sebegitu miskinkah masyarakat kita disaat pesta demokrasi itu dimulai dan Apakah gaya ini mirip dengan Gaya Para Whales di dunia Crypto?

sr. member
Activity: 1204
Merit: 486
December 31, 2023, 12:48:16 AM
#1
Kurang dari 2 bulan lagi kita akan segera melaksanakan pemilihan umum dan kita memiliki hak untuk menentukan pilihan kita. Tepatnya di tanggal 14 Februari 2024, kita akan memilih Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR RI, DPR Provinsi, DPR Kab/Kota dan DPD.

Sebenarnya sudah banyak yang membicarakan hal ini, termasuk menyinggung tentang serangan fajar atau amplop yang selalu kita lihat, dengar ataupun kita terima sendiri dari para calon agar kita memilih mereka. Ya itu adalah amplop pemilu, yang saya maksudkan disini bukan amplop yang biasa ada di TPS yang berisikan C5 misalnya, namun yang saya bicarakan disini adalah amplop yang berisikan uang, dengan nominal yang beragam, mulai dari 20k, 50k atau ada yang lebih besar daripada itu. Ini adalah fenomena yang selalu ada dan menjadi bumbu bumbu politik di negara kita.

Sekarang dilingkungan saya, saya mendengar dan bahkan melihatnya sendiri beberapa relawan dari beberapa calon mulai belusukan untuk mencari suara dan pastinya mereka menjanjikan sejumlah uang di hari sebelum hari pencoblosan tiba. Dan bahkan sekarang saya melihat hal yang tidak lazim, pasalnya mereka meminta dokumen pribadi seperti KTP untuk mereka foto. Mereka mengatakan itu untuk bukti yang akan mereka laporkan kepada si calon bahwa disini ada yang bersedia untuk memilih mereka. Masalahnya itu adalah dokumen pribadi yang seharusnya bisa dijaga sebaik mungkin dan yang menjadi target mereka juga biasanya orang tua yang iya iya aja jika dimintai sesuatu asalkan mereka mendapatkan sejumlah uang.

Money Politic sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang dilarang dalam penyelenggaraan pemilu, namun di negara kita itu sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya terlihat seperti kegiatan yang diperbolehkan. Salah satu faktor kenapa ini bisa terjadi menurut saya adalah tingkat kemiskinan negara kita masih tinggi, jadi masih banyak orang yang tergiur dengan nominal yang kecil dibandingkan dengan gaji mereka jika terpilih nanti.
Jump to: