Jebakan kalau ada unsur tipu-tipunya gan, tapi kan KPR tidak ada unsur itu, alias semua perhitungannya dibuka di awal. Kalau memilih ambil KPR ya tentu dengan kesadaran sendiri, kalau misalnya tidak mengerti kalau memberatkan ya salahnya sendiri.
Apakah bijak ambil KPR atau tidak, ya tergantung nilai di masa depan dan mau digunakan untuk apa. Apalagi rumah cicilan bisa ditinggali dan budget kontrakan bisa untuk angsuran. Kalau misalnya harga rumah nanti setelah lunas naik lebih tinggi dari nilai total pinjaman, maka ya itungannya tidak rugi. Tapi kalau bicara untung tentu saja harus dikomparasikan ketika total pinjaman dialihkan masuk ke aset lain.
Contohnya:
https://www.rumah.com/kpr/kalkulators/simulasi-kredit-rumahDari kalkulator terlihat agan pinjam 1M bayarnya 1,58M, maka sudah minus 0,58M untuk punya rumah tsb. Tapi kalau nanti rumah tersebut bisa bernilai 2M tentunya tidak rugi dong (asumsi dihilangkan dulu
present value of money). Meskipun demikian, kalau agan bicara keuntungan maka harus dibandingkan dengan hal yang bikin untung kek misalnya investasi pensiun (
retirement plan), dengan perbulan bayar 6,6jt selama 20thn kemungkinan besar nilai aset di investasi pensiun agan sudah jauh lebih besar dari 2M.
Kalau buat ane sih asalkan cicilan KPR hanya memakan paling besar 20% dari penghasilan agan, seharusnya masih rasional. Kalau di tempat lain bilang 30%, tapi ane kira angka itu sudah berasa. Jangan lupa ada biaya perbaikan sana sini kalau punya rumah sendiri.
Kayanya teman ane ini kena yang 30% dari penghasilan per bulan nya deh om, ya memang KPR ini tidak memiliki unsur-unsur tipu om jika memiliki developer nya benar dan jelas, memang pas waktu kita untuk mengajukan nya kita harus hitung secara detailnya perbulannya berapa, pasti pernah denger juga kalau perbulan nya flat selama masa kredit yang dia ajukan.
Contohnya: Ini hanya simulasi price list harga
Sumber:
https://radargroup.id/ekonomi/2023/03/09/simulasi-kpr-bri-2023/Mereka yang melihat dari pricelist tersebut, pasti terhipnotis dengan harga Flatnya, bagi yang sudah masuk kriteria dalam penghasilan. Mungkin tahun ke 1 (pertama) masih mampu waktu mencicil nya, mereka berpikiran khan tiap tahun gaji naik sedangkan harga rumah flat terus sampai 20 tahun kedepannya . Masuk tahap tahun ke-2 sampai 20 thn baru mereka kaget, mungkin sistem bank mulai berubah dalam akumulasi kredit rumahnya dengan masuk floating . Mereka tanpa mengindahkan sistem dari aturan banknya. Mungkin menurut saya tejebaknya di situ ( Terjebak dalam penambahan perbulan kreditnya), ini tergantung dari masing-masing bank nya Setiap perbankan pastinya memiliki perhitungan dan sistem KPR yang berbeda.
Ya kalau sudah masa pengkreditan nya sudah lunas memang untuk ke depannya harga rumah tersebut bisa melampaui harga masa lalunya . Intinya Sebelum mengajukan untuk kredit rumah (KPR) Sebaiknya untuk melihat jenis jenis suku bunga uang terdapat di bank karena bank mengikuti aturan yang sudah di buat oleh Bi rate.
Kalau melihat untuk sekarang ini rata rata bank, memasuki bunga floating di dalam kredit rumah,
Simulasi harga rumah dengan range Rp. 250.000.000 , Dp 10%, jangka waktu kpr 20 thn. Hanya tahun pertama saja dengan suku bunga rendah 3,46% dengan cicilan Rp. 1.300.000 pas masuk tahun ke 2 sampai 20 thn suku bunga naik drastis sebesar 12%. Cicilan selanjutnya sebesar Rp 2.421.015 naik nya hampir 2x lipat dari cicilan pertama.
Sumber:
https://www.rumah123.com/kpr/btn/