tapi kita butuh guru, kalo cuma sekelompok murid saja yang berdiskusi dan tidak mengetahui ilmu kan sama aja boong. paling tidak seorang guru yang membimbing dan tidak mesti selalu hadir sih, setidaknya membetulkan apa yang salah.
Saya coba menanggapi dari sudut pandang saya, setidaknya saya juga seorang pengajar walaupun hanya guru les atau bimbel untuk saat ini.
Bagi saya, kebutuhan sorang Guru [
individu/manusia] itu sebenarnya bersifat opsional [
tidak harus]. Di masa yang serba canggih dan modern seperti saat ini, banyak sumber yang bisa kita gunakan untuk menjadi media dan materi belajar walaupun tanpa seorang guru, contoh mudahnya adalah video youtube.
IMO, video youtube juga bisa diandalkan untuk menjadi media pengganti guru. Video youtube mampu menampilkan simulasi gerak, gambar, sekaligus tulisan yang memungkinkan untuk pemahaman yang lebih mudah. Dalam pandangan saya, cara ini cukup efektif bahkan ada sisi yang lebih unggul dibandingkan dengan seorang guru asli.
Contoh kelebihan video youtube:
1. Bisa diulang-ulang jika dibutuhkan untuk memperdalam pemahaman.
2. Mampu memperjelas hal-hal abstrak dengan penjelasan yang realistik melalui visual gambar, suara, dan gerak bersamaan.
3. Dapat memberikan kualitas penyampaian yang lebih baik dengan kreatifitas audio maupun visual.
4. Dsb....
Ngomong-ngomong, jangan remehkan sekelompok orang yang berdiskusi, bahkan murid sekalipun. Ketika mereka berdiskusi, itu mengindikasikan kalau mereka punya landasan pengetahuan/ilmu untuk dijadikan bahan berdiskusi. Mustahil orang berdiskusi tanpa bekal ilmu [
it's impossible]. Saya tidak pernah meremehkan kemampuan murid apalagi dengan banyaknya sumber yang bisa mendukung proses pembelajaran mandiri mereka. Tidak mustahil malah murid lebih pintar atau lebih mengerti pada hal-hal tertentu daripada gurunya.
Sumber tentang plus/minus video sebagai media pembelajaran:
1.
https://rizcybl.wordpress.com/2011/01/07/kelebihan-dan-kelemahan-media-video-pembelajaran/