Author

Topic: [DISKUSI] Kesalahan Psikologis Para Trader Pemula (Read 107 times)

copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
full member
Activity: 254
Merit: 110
Latar Belakang

Agar bisa sukses menjadi trader di pasar cryptocurrency sudah selayaknya para trader membekali diri dengan mempelajari metode analisis yang ada, baik itu analisis fundamental maupun teknikal. Mempelajari dan mengaplikasikan metode-metode tersebut akan sangat membantu trader untuk dapat memprediksi arah pergerakan suatu token. Meskipun demikian, masih banyak para trader di market global yang mungkin sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang metode analisis namun tetap saja tidak mudah memperoleh keuntungan di pasar cryptocurrency. Masih banyak yang terpengaruh oleh berita, rumor dan fluktuasi pergerakan harga token atau koin yang kadang-kadang penuh jebakan. Akibatnya, mereka jadi tidak mempercayai analisis yang mereka telah bangun sendiri atau juga mereka menjadi tidak sabar menunggu momentum (baik menjual atau membeli) yang terbaik muncul, jika sudah demikian rugi adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari.

Tujuan
Membantu para pelaku pasar yang baru masuk ke dalam dunia cryptocurrency untuk lebih memahami kondisi psikologisnya dalam melakukan perdagangan cryptocurrency

Local Rules
Sopan, tertib, aman, merit jangan lupa gan.

Isi

Kemampuan yang baik seorang trader tentang analisis fundamental dan teknikal akan menjadi sia-sia jika para pelaku pasar tadi tidak mampu mengelola emosi psikologinya dengan baik. Maka kali ini ijinkan saya menulis tentang beberapa kesalahan psikologis para trader yang mungkin saja bermanfaat bagi kalian di forum ini.

1.   Keras Kepala Mempertahankan Metode Pecundang
Metode pecundang adalah metode yang mungkin saja benar namun metode ini tidak sesuai dengan kondisi karakter psikologis yang menyebabkan para trader mengalami kerugian. Dan anehnya, banyak para trader yang sulit mengubah kebiasaan mereka dalam melakukan trading, mereka sering terjebak pada pola piker yang sama dan berulang. Bisa saja karena memang mereka tidak tau harus menggunakan metode apalagi yang dikarenakan kemalasan membaca dan menambah wawasan tentang trading.
2.   Trading hanya berdasarkan feeling
Masih terkait dengan kesalahan yang pertama, kesalahan kedua ini disebabkan pula oleh ketidakmauan para trader untuk mempelajari metode analisi, terutama analisis teknikal merupakan penyebab utama para trader tipe seperti itu terus menerus melakukan trading hanya dengan menggunakan feeling. Padahal, trading tanpa menggunakan analisis ilmiah sama saja dengan berjudi.
3.   Trading hanya karena pengaruh teman
Terbiasa menerima saran dari teman maka kerugian yang akan dialami bukan hanya secara finansial tetapi juga yang paling merugikan adalah tidak mendapatkan ilmu cara melakukan investasi yang benar. Hal ini banyak dialami oleh para pemula yang biasanya belum memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mantap, oleh karenanya tipikal ini yang banyak dimanfaatkan oleh para scammers untuk meraup keuntungan. Cukup dengan janji-janji manis akan indahnya kemewahan yang didapatkan jika ikut investasi dan akhirnya blop, rugi habis-habisan. Kebetulan traders macam ini yang masih dominan berada di pasar cryptocurrency, mengingat crypto sendiri adalah hal yang baru dalam dunia trading ini.
4.   Membeli ketika harga bergerak naik (Buy High To Sell Higher)
Ketika harga Token bergerak naik, banyak trader yang berpikir seolah-olah harga tersebut akan terus naik, padahal sudah ada resiko yang lebih besar untuk harga tersebut turun. Secara psikologis, hal ini terjadi karena adanya ekspektasi yang berlebihan dari traders bahwa harga akan terus mengalami kenaikan apalagi didukung oleh teori umum yang dikenal “buy high sell higher”. Teori ini memang tidak sepenuhnya salah, namun baiknya digunakan oleh mereka yang telah berpengalaman dan memiliki dasar pengetahuan teknikal yang baik, bukan sebaliknya. Kecenderungan psikologis dari dasar berpikir para traders tersebut adalah karena ketakutan akan ketinggalan “kereta”. Ketika harga koin naik, para traders macam ini berpikir seolah-olah harga akan terus bergerak naik, tidak sadar bahwa mereka telah terlambat untuk masuk. Teori buy high sell higher ini dapat digunakan secara aman jika didukung oleh pengetahuan yang memadai terhadap teori teknikal support dan resistance. Pemahaman sederhana dari teori ini adalah jika harga token naik menembus level resitancenya, maka token tersebut masih layak untuk dibeli, demikian juga sebaliknya, jika harga turun menembus level supportnya, segera jual token tersebut.
5.   Kesalahan Memprediksi Tren
Kesalahan memprediksi tren termasuk kesalahan yang cukup banyak dilakukan traders ketika hendak melakukan investasi jangka panjang. Salah memprediksi tren pergerakan suatu komoditas juga merupakan kesalahan mendasar para investor individu dalam berinvestasi. Kesalahan memprediksi tren ini lebih ditujukan kepada kesalahan investor ketika hendak berinvestasi dalam jangka panjang. Hal ini biasanya terjadi karena sikap reaktif berlebihan dari investor terhadap pergerakan/fluktuasi harga token dalam jangka pendek. Sering ketika suatu token digerakan secara cepat, baik digerakkan naik maupun turun dalam jangka pendek, investor langsung mengambil kesimpulan bahwa pergerakan jangka pendek tersebut akan merepresentasikan tren jangka panjangnya. Pada beberapa kasus, akibat kesalahan ini tidak jarang membuat para traders mengalami kerugian yang cukup besar karena harga token turun secara drastic dan terus stagnan di nilai yang rendah dan dalam jangka waktu yang relatif panjang. Kalaupun ada perubahan tren, harga token tersebut hanya naik sedikit dan tidak kembali lagi ke posisi sewaktu dibeli.
6.   Menjual Terlalu Cepat
Tindakan  yang dapat dikatakan benar dalam melakukan pembelian token adalah membeli token yang berfundamental baik ketika harga tokennya sedang mengalami penurunan. Namun lagi-lagi karena kekurangan pemahaman tentang analisis fundamental dan teknikal banyak sekali para traders yang melakukan jual beli hanya sekedar rasa takut untuk merugi, sehingga ketika sudah untung sedikit saja mereka secara terburu-buru menjual token tersebut. Kondisi terburu-buru menjual token ini biasanya terjadi pada tipe investor jangka pendek yang tidak sabar untuk memperoleh keuntungan dalam jangka waktu yang lebih lama
7.   Berpikir Token yang berharga murah akan memberikan margin keuntungan yang lebih besar.
Alasan pertama mengapa banyak traders yang melakukan hal ini adalah ketakutan mereka menganalisis token-token berharga tinggi karena menurut mereka harganya sudah tidak terjangkau lagi, oleh karena itu mereka hanya main di token-token yang berharga rendah. Namun yang perlu diketahui, token-token yang berharga murah belum tentu bernilai murah. Bisa saja setelah dianalisis secara fundamental ternyata token tersebut sudah mahal. Dari pola pemikiran seperti ini para traders akan memiliki sudut pandang yang sempit, kehilangan momentum ketika token berkapitalisasi besar sedang bergerak naik.
8.   Terlalu Percaya Dengan Rumor
Terdapat perbedaan yang mendalam antara Rumor dan Berita. Berita adalah informasi yang dikeluarkan secara resmi oleh perusahaan atau emiten terkait. Sedangkan Rumor pada hakekatnya adalah informasi yang tidak jelas diumumkan oleh siapa, kebenaran informasi ini perlu dianalisis lebih mendalam. Salah satu kasus yang dikenang dunia akan betapa dasyatnya Rumor merugikan sebuah negara adalah ketika Nathan de Rothschild seketika menjual sahamnya di pasar bursa inggris dalam upayanya menyebar rumor bahwa inggris kalah kepada prancis pada perang waterloo. Namun berkat agennya yang mampu memberikan informasi satu hari lebih cepat daripada pemerintahan inggris sendiri Nathan membuat skenario agar semua orang di inggris dilanda kepanikan dan menjual semua sahamnya waktu itu, dan dibelilah semua saham itu oleh Rothschild.

Demikian dari saya, mungkin ada diantara kalian yang dapat menambahkan kesalahan-kesalahan lain?
Jump to: