Inti dari permasalahan yang pada akhirnya memunculkan pro dan kontra adalah karena salah satu dari calon adalah merupakan anak dari presiden dan juga jalan yang meloloskannya juga merupakan jalan yang banyak dibicarakan, baik itu oleh orang yang memiliki kepentingan, ataupun orang yang tidak memiliki kepentingan apapun dalam pemilu tahun ini.
Saya pribadi tidak ada masalah jika presiden berkampanye atau tidak, toh itu tidak akan mengubah terhadap pilihan saya nantinya. Namun memang hal ini banyak yang menganggap tidak etis, yang pada akhirnya memunculkan masalah baru.
Saya hanya ingin mengatakan jika beliau ingin berkampanye, maka jangan gunakan aset negara, itu saja dan lebih baik beliau cuti untuk mulau mengkampanyekan anaknya.
Masalahnya saat ini Presiden tidak mengambil cuti dan ia berkampanye secara tidak langsung menggunakan fasilitas Negara yang saat ini sedang ia gunakan, contoh kecilnya seperti mobil dinas ataupun dengan ajudan di sekelilingnya.
Memang benar itu tidak akan mengubah pilihan kita nantinya akan tetapi pengaruh dari apa yang dilakukan oleh Presiden sangat besar dan bahkan saya meragukan kalau pemilu nanti tidak ada kecurangan karena secara terang terangan Presiden mengkampenyakan salah satu Paslon dan itu anaknya sendiri.
Dari apa yang dilakukan ketika memloloskan anaknya dalam kriteria saja Presiden melakukan segala cara, bukan tidak mungkin hal tersebut juga dilakukan untuk memenangkannya.
Nah maka dari itu saya menyampaikan sebelumnya alangkah lebih baik presiden cuti, namun sampai saat ini itu tidak dilakukan.
Untuk kecurangan, saya pribadi meyakini setiap pemilu sebelum sebelumnya pun sangat kental dengan kecurangan, baik itu kecurangan kecil atau besar. Dari rangkaian kampanye pun masih banyak yang melanggar aturan. Di debat misalnya, aturannya kan kontestan debat tidak boleh meninggalkan podium debat, namun ada juga yang melanggarnya, bagi saya itu adalah kecurangan.
Masalahnya sekarang banyak elit yang pro seperti tidak memperdulikan kegaduhan yang terjadi di masyarakat, tidak terkecuali presidennya. Saya bukan merupakan orang pro dengan Jokowi, saya juga bukan orang yang kontra dengan Jokowi. Namun saya sangat menyayangkan sikapnya di pemilu sekarang, menurut saya itu tidak mencerminkan presiden yang bijaksana.
Masalahnya saat ini Presiden tidak mengambil cuti dan ia berkampanye secara tidak langsung menggunakan fasilitas Negara yang saat ini sedang ia gunakan, contoh kecilnya seperti mobil dinas ataupun dengan ajudan di sekelilingnya.
Padahal awal-awal dulu memerintah, banyak rakyat yang selalu mencemoohkan jokowi, tidak bisa mengurus negara lah, petugas partai lah, kacung mega lah, dsb. Namun sekarang, Jokowi bak dewa sebagai presiden terbaik bangsa. Ane tidak melihat ini dalam sosok SBY dulu, padahal sebelum dia menyelesaikan tugas sebagai presiden 2 periode, banyak yang menginginkan dia memimpin kembali, tapi dianya gak mau. Kalau sekarang, ane melihat Jokowi ini menjelma begitu rupa jadi sosok yang tidak tergantikan, malah harus diteruskan kepada anaknya. (padahal gibran itu hanya sebagai gimik mereka untuk lanjut merongrong bangsa)
Harus kita akui bahwa manuver politik Jokowi itu luar biasa, beliau seperti ingin mengatakan bahwa beliau bukanlah boneka yang selama ini tersemat kepada beliau, di akhir masa jabatannya dia seperti melawan pimpinan partai yang mengusungnya. Bahkan bukan hanya dilakukan seorang diri, namun anak anaknya pun ikut andil, semua orang pasti tidak menyangka bahwa anaknya akan menjadi pimpinan di salah satu partai, belum lagi anaknya juga ikut dalam kontestansi Pilpres tahun ini.
Untuk memimpin 3 periode, dia bukan tidak mau namun aturan yang mengatakan itu tidak boleh. Saya sangat yakin jika aturan memperbolehkan Presiden bisa menjabat 3 periode dia akan kembali mencalonkan diri sebagai calon presiden.