Mungkin untuk orang-orang yang tinggal dipedesaan meraka tidak akan terlalu khwatir akan hal ini karena pekerjaan mereka tidak bergantung pada sebuah kantor ataupun perusahaan, akan pekerjaan mereka tergantung pada kondidi sumber daya alam dan perubahan iklim. Namun memang benar bahwa mereka yang tinggal diperkotaan sangatlah terpukul dengan kondisi pada saat ini karena harga pangan terus mengalami kenaikan dan sementara upah tetap saja rendah.
Kita perlu melihat kondisi alam di desa tersebut juga mas. Bagi warga pedesaan di tempat saya tinggal, kenaikan harga akan membuat warga lebih menjerit daripada warga kota. Karena, dari segi geografis, desa ini berada di daerah non produktif untuk pertanian pangan (sayur, jagung, padi dan sebagainya) karena posisi berada di daerah minim air. Artinya, menanam jagung di musim kemarau sama dengan buang bibit.
Mayarakat dengan kondisi alam yang serupa dengan kondisi alam di desa saya ini pasti akan kesulitan untuk bertani dan mencari pekerjaan. Karena, tidak ada penghasilan dari hasil tani yang bisa mereka dapatkan. Solusinya adalah mencari pekerjaan ke kota atau berdagang keliling. Bekerja ke kota sama dengan menghidupi dua dapur, dengan pemasukan dari yang bekerja mungkin tidak cukup memenuhi kebutuhan keluarga di rumah. Berdagang keliling, daya beli kecil karena faktor minimnya lapangan kerja di desa. jadi, ketika Anda mengatakan kalau masyarakat di pedesaan tidak khawatir dan tidak bergantung pada pekerjaan kantor, Anda lupa bahwa di pedesaan banyak orang yang lebih banyak nganggurnya daripada kerjanya.
Ditempat saya, ongkos buruh tani 1 hari full 75K, sedangkan di kota buruh bangunan berkisar 100K. yang nmembedakan adalah, kebanyakan buruh tani di desa sini hanya bekerja setengah hari. Dan buruh tani pun hanya dibutuhkan mulai 1 bulan sebelum musin hujan atau ketika ada hujan turun, baru ada orang yang butuh tenaga buruh. selama itu tidak ada, ya tidak ada pekerjaan bagi buruh tani.
Kalau menanam sayur dari ASN, itu memang hanya simbolis saya sepakat, karena tidak mungkin itu dilakukan berkelanjutan. Masyarakat kita saat ini banyak yang tidak berminat pada pertanian dan peternakan, itu fakta. Karena bagi mereka pekerjaan kantor adalah impian untuk hidup mapan. Sedangkan bertani, capek, lama dapat uangnya dan sebagainya. Alasan ini pun banyak ditemui di desa saya. Jadi, saya pikir sulit mengubah pola pikir pemuda sekarang. Saya tidak mengatakan semuanya, tapi dari contoh di desa saya saja, sudah banyak yang malas bertani apalagi di kota, pasti sebagian besar berpikir yang sama.