Bukan Om saja yang merasakannya tapi banyak orang lain juga merasakannya. Saya ingat dengan obrolan saya dengan teman saya yang juga menjadi anggota PPS di komplek perumahannya. Dia bilang kalau semua anggotanya hanya ditunjuk maksudnya hanya ditunjuk yang kira-kira mau dan bersedia untuk menjaga pada saat Pemilu. Banyak dari mereka ini yang kurang memahami tugasnya masing-masing karena kurang diberikan penjelasan oleh ketuanya.
Belum lagi masalah rapat yang bisa sampai tengah malam untuk membahasnya. Teman saya bilang masih banyak yang harus dibenahi terutama untuk masalah kotak suara dan lain-lainnya. Oh ya, campur tangan "Orang Dalam" itu tetap ada dan "serangan fajar" juga masih ada ups. Tapi kata teman saya mungkin kendala lainnya adalah masih kurangnya anggota PPS untuk masing-masing daerah.
Bukan keingingan yang ga ada menurut saya, karena saudara saya enggan mendaftar karena menurutnya "yang jadi pasti itu-itu saja orangnya". Serangan fajar sih bukan tugas panitia mas, itu kecurangan dari pihak luar. Kalau panitia ikut-ikutan, kayanya bakal ada yang ga beres pada hasil pemilu yang mengakibatkan PSU. Kalau di daerah saya sih saya ga tau, cuman sejauh ini ga mau terjadi PSU, walaupun mungkin ada permainan ordal untuk milih anggota, setidaknya tidak sampai ketahuan mengubah suara karena nerima sesuap nasi kertas merah bergambar bung Karno.