Author

Topic: Dollar melemah apakah itu berarti Rupiah menguat? (Read 764 times)

member
Activity: 267
Merit: 42
Ya,menurut saya ketika dolar melemah maka itu bisa berarti bahwa mata uang lain,termasuk rupiah,menguat relatif terhadap dolar, dalam hubungan antar dua mata uang,ketika suatu mata uang melemah,yang lainnya cenderung menguat,Namun,pergerakan mata uang sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan geopolitik,oleh karena itu, hubungan antara dolar dan rupiah juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kebijakan moneter,data ekonomi,dan berita global,jadi meski pun dolar melemah dapat mendukung penguatan rupiah,tetapi menurut saya tidak ada jaminan bahwa pergerakan mata uang akan selalu sesuai dengan logika ini.
Ketika dolar melemah, ini berarti bahwa dolar AS tidak sekuat sebelumnya terhadap mata uang lain. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penurunan suku bunga, ketidakpastian ekonomi, atau perubahan dalam kebijakan moneter AS. Ketika dolar melemah, mata uang lainnya dapat tampak lebih kuat karena dibandingkan dengan dolar AS, mereka memiliki daya beli yang lebih besar.
Ini dapat memiliki beberapa efek, terutama dalam perdagangan internasional. Misalnya, barang-barang yang dihargai dalam dolar dapat menjadi lebih murah bagi negara-negara yang mata uangnya menguat terhadap dolar, yang dapat mendukung ekspor. Namun, juga penting untuk diingat bahwa pergerakan mata uang tidak selalu merata, dan mata uang mungkin berepaluasi karena berbagai faktor. Sebagai hasilnya, pergerakan mata uang tidak selalu mudah diprediksi dan perlu dilakukan analisis yang cermat.
hero member
Activity: 1540
Merit: 772
Jika dolar melemah dan rupiah juga tidak naik itu berarti rupiah juga mengalami penurunan, yang artinya nilai rupiah memiliki inflasi lebih tinggi atau sama daripada dollar, karena jika  nilai tukar rupiah stabil, ketika dollar melemah maka akan ada peningkatan pada rupiah dari kurs dollar. CMIIW
Dikala nilai tukar mata uang kita mengalami peningkatkan hingga Rp. 15.700, ada penyebab terjadi pada mata uang dolar yang mengalami penurunan atau terkoreksi.
Karena kita selalu berhubungan dengan pasar kripto. Coba perhatikan harga salah satu mata uang stabil kripto yaitu USDT yang pair dengan IDR. Saat saya menulis, harga tukar ke Rupiah sebesar Rp. 15.728.

Menurut artikel katadata, mata uang kita diperkirakan akan bergerak pada 15.650-15.750.
Didalam artikel tersebut, terdapat grafik pergerakan suku bunga BI rate Januari 2018 hingga September 2023.
hero member
Activity: 2226
Merit: 610
Melemahnya dolar belum tentu naik atau mencuatnya nilai tukar rupiah, malah jika kita lihat barang-barang ekspor makin naik. sebab setiap negara pasti ada acuan tersendiri untuk manaikan suku bunganya supaya dampak pertumbuhan ekonomi tidak bergejolak dan terjadi inflasi
Jika dolar melemah dan rupiah juga tidak naik itu berarti rupiah juga mengalami penurunan, yang artinya nilai rupiah memiliki inflasi lebih tinggi atau sama daripada dollar, karena jika  nilai tukar rupiah stabil, ketika dollar melemah maka akan ada peningkatan pada rupiah dari kurs dollar. CMIIW
member
Activity: 533
Merit: 60
#SWGT PRE-SALE IS LIVE
- Apakah itu tergantung pada tingkat kemajuan perekonomian suatu negara atau bukan?
IMO, iya, kemajuan perekonomian sangat berpengaruh. Menguat atau melemahnya mata uang itu juga bisa dilihat dari sudut pandang investor dan politik pemerintahan. Sebagai contoh mata uang NKRI yang resmi adalah Rupiah.

Ketika Indonesia mampu memberikan supply barang (ekspor) ke luar negeri dengan skala yang lebih besar dibandingkan impor, maka akan banyak investor yang tertarik untuk memiliki Rupiah (IDR), karena bisa saja untuk membeli barang dari Indonesia pembeli harus menggunakan Rupiah (IDR) meskipun mata uang dunia adalah USD. Disini tingkat permintaan akan Rupiah akan meningkat, sehingga banyak orang mencari Rupiah dan menyebabkan nilainya menguat.

Kalau dari sisi politik, kita bisa melihatnya dari segi kepercayaan masyarakat terhadap politik yang ada di sebuah negara, misalnya di Indonesia, apakah kondisi politiknya sedang sehat-sehat saja atau tidak? Apakah masyarakat masih mempercayai pemerintah atau tidak? Jika kondisi politik sangat stabil dan terpercaya, maka investor asing tidak akan ragu untuk invest banyak di Indonesia. Datangnya investor asing menurut saya sangat berpengaruh sekali terhadap penguatan Rupiah.
Melemahnya dolar belum tentu naik atau mencuatnya nilai tukar rupiah, malah jika kita lihat barang-barang ekspor makin naik. sebab setiap negara pasti ada acuan tersendiri untuk manaikan suku bunganya supaya dampak pertumbuhan ekonomi tidak bergejolak dan terjadi inflasi. Tahun ini keadaan ekonomi kita makin kacau lebih parah seperti krisis moneter tahun 1998 dimana semua kebutuhan pokok seperti beras naik sangat tajam dan masyarakat sulit mendapatkan pekerjaan
sr. member
Activity: 1148
Merit: 409
Duelbits

- Apakah itu tergantung pada tingkat kemajuan perekonomian suatu negara atau bukan?


Tentu saja tingkat kemajuan perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang di negara tersebut.

Perlu diketahui berikut adalah hal-hal yang memungkinkan US Dollar bisa melemah.
-Perekonomian AS mengalami penurunan. Sehingga hal ini memungkinkan AS mengalami krisis keungan yang mengakibatkan US Dollar melemah.
-Melemahnya pengaruh politik AS. Hal ini sangat memungkinkan US Dollar dapat melamah karena dengan lemahnya sistem perpolitikan AS maka beberapa kebijakan ekonomi tidak dapat diberlakukan. Sehingga memungkinkan beberapa negara beralih kemata uang lain, Seperti yang akan dilakukan oleh negara Brazil, Rusia, India, China dan Afrika selatan yang akan meluncurkan mata uang baru yaitu BRICS sebagai alat tukar negara tersebut.

Maka selama perekonomian AS meningkat dan pengaruhnya masih kuat maka US Dollar akan tetap menguat.

Jika kembali ke topik awal "Dollar melemah apakah itu berarti Rupiah menguat"
Hal ini bisa saja terjadi jika Indonesia dapat memanfaatkan situasi tersebut dengan terus meningkatkan perekonomian untuk menguatkan Rupiah selag Dollar melemah. Adapun beberapa hal yang dapat menguatkan Rupiah.
-Pertama, naiknya harga komoditas ekspor. seperti yang kita ketahui bahwa indonesia merupakan salah satu negara yang menggantungkan ekonominya dari ekspor komoditas, jika harga komoditas mengalami kenaikan maka neraca perdagangan akan terus naik sehingga rupiah dapat menguat.
-Kedua, menurunnya niali impor, jika Indonesia mampu memenuhi kebutuhan didalam negri tanpa melalui impor selain perputaran rupiah cepat tetapi rupiah juga akan menguat. Namun hal ini masih sulit untuk dilakukan yang dimana masyarakatnya lebih memlih produk impor daripada lokal selain itu masih tingginya impor BBM ditengah naiknya harga minyak duni sehingga subsidi yang diberikan pemerintah terus meninglkat. Dengan besarnya impor untuk memenuhi kebutuhan didalam negeri maka kebutuhan terhadap Dollarpun kian meningkat dan hal tersebut dapat menyebabkan melemahnya nilai Rupiah.

Maka selama perekonomian Indonesia tidak mengalami peningkatan dan harga komoditas tidak mengalami kenaikan serta kebutuhan impor semakin tinggi maka Rupiah akan terus melemah.
hero member
Activity: 630
Merit: 611
menurut pendapat saya negara indonesia ini sebenarnya tidak terlalu bergantung ke pada USD, nilai ekspor impor di asean saja kita masih tergolong rendah setidaknya itulah yang saya baca di buku "Ekspor itu mudah". Pengaruh nilai mata uang satu terhadap mata uang lain tentu bergantung pada aktifitas transaksi internasional pada negara-negara tersebut.
Kalau menurut saya, Indonesia itu sangat bergantung dengan USD, karena AS [1] merupakan pemberi utang terbesar no.1 (US$ 21,082 miliar) Indonesia. Selain itu, ketika Indonesia bayar utang, standar currency-nya bukan kepada mata uang si negara penghutang, tapi pakai US Dollar. Misal, ketika Indonesia bayar utang kepada negara penghutang No.2 dan No.3, Jepang dan Jerman, Indonesia akan bayar berstandar pada nila USD saat itu.

Kalau dihitung-hitung tiap tahun indonesia bayar utang sekitar 1000 trilun rupiah [2]. tentu transaksi sebesar itu bukan receh atau kecil kalau mau sampeyan compare dengan nilai ekspor impor tadi.

[1]. https://www.cnbcindonesia.com/news/20230414155401-4-430057/bukan-china-ini-negara-pemberi-utang-terbesar-ke-ri
[2]. https://www.cnbcindonesia.com/research/20230523141657-128-439818/kata-jk-ri-bayar-utang-rp-1000-triliun-cek-faktanya

Apa yang Om Chikito sampaikan sepertinya memang sangat benar. tapi dari sini sekarang menjadi lebih faham kenapa negara seperti China dari sejak beberapa tahun silam begitu aktif memberikan pinjaman kepada negara-negara lain. Dan jawabannya tahun ini kita lihat bahwa China sepertinya ingin membuat mata uangnya menjadi menyaingi dollar. Bahkan China dan beberapa negara yang tergabung dalam BRICS telah secara terang-terangan tentang Dedollarisasi.

Dan beberapa negara bahkan telah membuat transaksi antar negara dengan menggunakan yuan China.

Setelah membaca penjelasan dari Om Chikito tentang hutang negara maka sekarang saya menjadi faham apa yang sebenarnya direncanakan oleh China.
hero member
Activity: 1834
Merit: 720
Saya setuju dengan yang agan sampaikan. Tetapi pemikiran nyeleneh saya. Dengan kata lain jika dollar itu terus melemah dan rupiah terus menguat, maka pembayaran hutang akan lebih murah, karena standar nilai pembayarannya adalah dollar (layaknya saya melakukan peminjaman BTC harus di bayar dengan jumlah BTC yang sama), maka jika demikian dedolarisasi akan sangat banyak sekali yang mendukung, seperti halnya indonesia dengan china bertransaksi menggunakan mata uangnya di dalam perdagangan luar negeri.
Apakah jika dollar melemah maka secara otomatis rupiah akan menguat, itu juga belum pasti dapat di jamin? karena jika dipelajari mengenai masalah pertumbuhan ekonomi khususnya penguatan rupiah di pengaruhi oleh suku bunga, akan tetapi ketika negara maju mencoba menaikan suku bunga katakanlah seperti Fed maka nilai mata uang kita akan melemah, sehingga ada banyak faktor pendukung lain yang mungkin dapat membawa kondisi menguat atau melemahnya rupiah.

Sisi keuntungannya mungkin benar ketika rupiah menguat dan dollar melemah maka untuk membayar hutang akan jauh lebih murah dari biasanya. Menurut saya kebijakan mengenai hutang yang mengikuti pembayaran menggunakan mata mata USD sangat merugikan negara kita, akan tetapi apa dayanya negara kita yang mengikuti sistem mereka dan mau atau tidak itu sudah menjadi keputusan.
Saya curiga bahwa ketika The Fed menaikan suku bunga disana menandakan bahwa dollar akan naik harganya, maka dari itu akan banyak yang membeli dollar, yang bisa di katakan bahwa di pasar dollar akan mendapatkan banyak permintaan karena indikator menaikan suku bunga.
Tetapi memang untuk naik dan turunnya nilai tukar tidak bisa di lihat dari hanya satu atau dua indikator, pasti ada banyak sektor lain juga yang mempengaruhi nilai tukar.


Setidaknya jika kita pelajari ada empat sektor yang membuat rupiah menguat atau melemah dan banyak teori yang kita temukan yang telah dibahas oleh para ahli. Inflasi dan resesi juga dapat mempengaruhi rupiah melemah yang di sebabkan oleh tidak adanya stabilitas keuangan secara nasional dan mungkin ada banyak hal lainnya juga berpengaruh.
Tentu Inflasi dan Resesi sudah pasti akan menurunkan nilai pada rupiah, seperti halnya pada tahun 1963 dan 1998 nilai rupiah kian merosot secara masif.
hero member
Activity: 1540
Merit: 812
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
Saya setuju dengan yang agan sampaikan. Tetapi pemikiran nyeleneh saya. Dengan kata lain jika dollar itu terus melemah dan rupiah terus menguat, maka pembayaran hutang akan lebih murah, karena standar nilai pembayarannya adalah dollar (layaknya saya melakukan peminjaman BTC harus di bayar dengan jumlah BTC yang sama), maka jika demikian dedolarisasi akan sangat banyak sekali yang mendukung, seperti halnya indonesia dengan china bertransaksi menggunakan mata uangnya di dalam perdagangan luar negeri.
Apakah jika dollar melemah maka secara otomatis rupiah akan menguat, itu juga belum pasti dapat di jamin? karena jika dipelajari mengenai masalah pertumbuhan ekonomi khususnya penguatan rupiah di pengaruhi oleh suku bunga, akan tetapi ketika negara maju mencoba menaikan suku bunga katakanlah seperti Fed maka nilai mata uang kita akan melemah, sehingga ada banyak faktor pendukung lain yang mungkin dapat membawa kondisi menguat atau melemahnya rupiah.

Sisi keuntungannya mungkin benar ketika rupiah menguat dan dollar melemah maka untuk membayar hutang akan jauh lebih murah dari biasanya. Menurut saya kebijakan mengenai hutang yang mengikuti pembayaran menggunakan mata mata USD sangat merugikan negara kita, akan tetapi apa dayanya negara kita yang mengikuti sistem mereka dan mau atau tidak itu sudah menjadi keputusan.

Saya pikir taraf memperhitungkan bukan hanya pada aktivitas transaksi internasional saja seperti ekspor dan impor, yang mendepresiasi pada harga nilai tukar, tetapi pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan atau peningkatan PDB dari aktivitas ekonomi domestik lebih dominan, sehingga investor membeli rupiah, yang membuat permintaan meningkat pada rupiah yang berdampak pada nilai tukar.
Setidaknya jika kita pelajari ada empat sektor yang membuat rupiah menguat atau melemah dan banyak teori yang kita temukan yang telah dibahas oleh para ahli. Inflasi dan resesi juga dapat mempengaruhi rupiah melemah yang di sebabkan oleh tidak adanya stabilitas keuangan secara nasional dan mungkin ada banyak hal lainnya juga berpengaruh.
hero member
Activity: 1834
Merit: 720
menurut pendapat saya negara indonesia ini sebenarnya tidak terlalu bergantung ke pada USD, nilai ekspor impor di asean saja kita masih tergolong rendah setidaknya itulah yang saya baca di buku "Ekspor itu mudah". Pengaruh nilai mata uang satu terhadap mata uang lain tentu bergantung pada aktifitas transaksi internasional pada negara-negara tersebut.
Kalau menurut saya, Indonesia itu sangat bergantung dengan USD, karena AS [1] merupakan pemberi utang terbesar no.1 (US$ 21,082 miliar) Indonesia. Selain itu, ketika Indonesia bayar utang, standar currency-nya bukan kepada mata uang si negara penghutang, tapi pakai US Dollar. Misal, ketika Indonesia bayar utang kepada negara penghutang No.2 dan No.3, Jepang dan Jerman, Indonesia akan bayar berstandar pada nila USD saat itu.

Kalau dihitung-hitung tiap tahun indonesia bayar utang sekitar 1000 trilun rupiah [2]. tentu transaksi sebesar itu bukan receh atau kecil kalau mau sampeyan compare dengan nilai ekspor impor tadi.

[1]. https://www.cnbcindonesia.com/news/20230414155401-4-430057/bukan-china-ini-negara-pemberi-utang-terbesar-ke-ri
[2]. https://www.cnbcindonesia.com/research/20230523141657-128-439818/kata-jk-ri-bayar-utang-rp-1000-triliun-cek-faktanya

Saya setuju dengan yang agan sampaikan. Tetapi pemikiran nyeleneh saya. Dengan kata lain jika dollar itu terus melemah dan rupiah terus menguat, maka pembayaran hutang akan lebih murah, karena standar nilai pembayarannya adalah dollar (layaknya saya melakukan peminjaman BTC harus di bayar dengan jumlah BTC yang sama), maka jika demikian dedolarisasi akan sangat banyak sekali yang mendukung, seperti halnya indonesia dengan china bertransaksi menggunakan mata uangnya di dalam perdagangan luar negeri.

Saya pikir taraf memperhitungkan bukan hanya pada aktivitas transaksi internasional saja seperti ekspor dan impor, yang mendepresiasi pada harga nilai tukar, tetapi pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan atau peningkatan PDB dari aktivitas ekonomi domestik lebih dominan, sehingga investor membeli rupiah, yang membuat permintaan meningkat pada rupiah yang berdampak pada nilai tukar.
sr. member
Activity: 882
Merit: 457
menurut pendapat saya negara indonesia ini sebenarnya tidak terlalu bergantung ke pada USD, nilai ekspor impor di asean saja kita masih tergolong rendah setidaknya itulah yang saya baca di buku "Ekspor itu mudah". Pengaruh nilai mata uang satu terhadap mata uang lain tentu bergantung pada aktifitas transaksi internasional pada negara-negara tersebut.

Saya sependapat dengan bang chikito, dengan estimasi hutang yang besar ke US maka Indonesia memerlukan banyak USD untuk membayar bunga/pengembalian utang. Selain itu, semua transaksi internasional juga menggunakan USD sebagai mata uang dunia. Saya pikir hampir seluruh negara untuk saat ini masih memerlukan USD, itulah mengapa meski Amerika ugal-ugalan dalam mencetak uang tapi nilai mata uang mereka tetap kuat.

Berbicara hutang juga saya pikir tidak seserhana yang banyak di bicarakan orang. Utang RI memang besar secara jumlah, tetapi secara rasio masih baik, bahkan Amerika dan jepang memiliki hutang dengan rasio yang buruk. Hutang RI juga dibagi menjadi 2, yakitu hutang Negara dan hutang Swasta. Jadi negara itu tidak bisa "nyauri" semua hutangnya kalo hutang tsb dilakukan oleh pihak swasta.

Lebih lanjut, Apakah hutang itu boleh dilunasi? Saya termasuk orang yang "agak" percaya bahwa hutang ke luar negeri itu "jangan-jangan dipaksakan" atau "jangan-jangan tidak boleh dilunasi". Ibaratnya begini, Jika agan punya banyak uang kan maunya invest ke orang, nah jika invest anda memiliki keuntungan maka ada kemungkinan yang anda investasikan tidak mau dikembalikan karena jika dikembalikan maka anda tidak akan mendapatkan keuntungan lagi. Dalam praktiknya ketika RI hutang ke negara lain, pasti ada deal-deal khusus, misal "ya dikasih hutang, tapi kilang minyak itu digarap perusahaan negara kami"

Ah tapi itu rumit, Saya pikir kebanyakan negara tidak bisa untuk benar-benar berdikari, selalu ada tekanan dan intimidasi dari pihak-pihak luar, mungkin itu yang tidak pernah disampaikan ke publik. Apalagi Amerika yang jika sedang punya kepentingan akan "mendekatkan" kapal-kapal induknya untuk membuat intimidasi agar apa yang mereka mau bisa mudah terjadi "deal"
legendary
Activity: 2366
Merit: 2054
menurut pendapat saya negara indonesia ini sebenarnya tidak terlalu bergantung ke pada USD, nilai ekspor impor di asean saja kita masih tergolong rendah setidaknya itulah yang saya baca di buku "Ekspor itu mudah". Pengaruh nilai mata uang satu terhadap mata uang lain tentu bergantung pada aktifitas transaksi internasional pada negara-negara tersebut.
Kalau menurut saya, Indonesia itu sangat bergantung dengan USD, karena AS [1] merupakan pemberi utang terbesar no.1 (US$ 21,082 miliar) Indonesia. Selain itu, ketika Indonesia bayar utang, standar currency-nya bukan kepada mata uang si negara penghutang, tapi pakai US Dollar. Misal, ketika Indonesia bayar utang kepada negara penghutang No.2 dan No.3, Jepang dan Jerman, Indonesia akan bayar berstandar pada nila USD saat itu.

Kalau dihitung-hitung tiap tahun indonesia bayar utang sekitar 1000 trilun rupiah [2]. tentu transaksi sebesar itu bukan receh atau kecil kalau mau sampeyan compare dengan nilai ekspor impor tadi.

[1]. https://www.cnbcindonesia.com/news/20230414155401-4-430057/bukan-china-ini-negara-pemberi-utang-terbesar-ke-ri
[2]. https://www.cnbcindonesia.com/research/20230523141657-128-439818/kata-jk-ri-bayar-utang-rp-1000-triliun-cek-faktanya
full member
Activity: 840
Merit: 188
menurut pendapat saya negara indonesia ini sebenarnya tidak terlalu bergantung ke pada USD, nilai ekspor impor di asean saja kita masih tergolong rendah setidaknya itulah yang saya baca di buku "Ekspor itu mudah". Pengaruh nilai mata uang satu terhadap mata uang lain tentu bergantung pada aktifitas transaksi internasional pada negara-negara tersebut. Saat ini yang paling sedih kalau mata uang USD turun adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dalam bentuk USD, kalau YEN turun tentu pekerja indonesia yang kerja di Jepang yang sedih. Begitu juga dengan kita yang mendapatkan gaji dalam bentuk BTC jika btc naik ya senang kalau turun ya sedih. kalau masalah rupiah menguat atau menurun mungkin lebih ke seberapa rupiah itu di butuhkan. jika ekspor impor di asean pakai mata uang lokal maka faktor penguat mata uang rupiah adalah seberapa banyak negara asean butuh barang indonesia. inilah hukum permintaan dan penawaran, itu sebabnya pemerintah punya kebijakan yang disebut fiskal. walaupun nilai rupiah menguat kalau barang juga makin mahal ya menurut saya percuma saja.
sr. member
Activity: 882
Merit: 457
Yang dipelajari di bangku sekolah itu kan Monetarist & Keynesian... ya itu dulu sih (mungkin agan belom lahir), ga tau sekarang.

Bau bau anak ekonom nih, maaf om kita beda haluan, saya eksakta soalnya.. pas dulu di sekolah juga ga sempet makan bangku sekolahan jadi otak masih pentium 4 intel celeron...  Gara-gara bosman mardigu jadi saya sempat baca keynesian.

Quote
Ya "mencetak" karena tidak dalam wujud fisik, tapi ya tiba-tiba punya uang buat beli SBN.
Jadi kan Pemerintah butuh duit banyak nih yang katanya buat menangani COVID, dapat duitnya dari mana? Ya pemerintah jual obligasi (surat utang, kek pinjol, dikasih duit di awal, mbalikin nyicil). Tapi jual obligasi belum tentu ada yang mau beli (belum tentu ada yang mau ngutangin). Dalam kasus ini, BI mau beli dengan jumlah yang besar, sedangkan duit yang ada di BI yg real = cadangan devisa yang jumlahnya hanya 145 milyar dollar ~ 2175 trilyun IDR, dan hanya berkurang sedikit. Lalu duitnya dari mana?

Kalau pembahasan ini udah next level yak om. SBN Obligasi udah masuknya uang di tier M3 ya? Sebenernya sistem keuangan juga ga jelas. Uang M1 jumlahnya ga seberapa, tetapi bisa jadi banyak kalo sudah masuk M2, apalagi kalo dihitung di tier M3, terlebih lagi di M4 yang tidak ada data resminya. Termasuk para pemegang asset crypto ini juga masuk di tier M4 kayaknya. Ah uang emang rumit... tapi tidak apa-apa, kemiskinan di Indonesia berhasil menurun, ya... menurun ke anak cucu Cool


Yang mau baca ulasan M1 M2 bisa lihat referensi
jangan tanya saya sudah baca apa belum, karena pasti belum.. referesi cuma buat gagah-gagahan aja... wwwkwkw
copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
Anjay baday... Ini orang tau kenysian juga dong. Aku udah lupa, tapi pernah baca keneysian dan itu rumit,
Yang dipelajari di bangku sekolah itu kan Monetarist & Keynesian... ya itu dulu sih (mungkin agan belom lahir), ga tau sekarang.

Waduh  link yang kata data tidak bisa di akses, mungkin server down. Ada artikel yang mirip di kompas : https://money.kompas.com/read/2022/11/22/131000726/selama-3-tahun-bi-beli-sbn-di-pasar-perdana-rp-1.144-triliun.
Bisa diakses kalo di PC ane, tapi sama aja intinya.

Tapi saya ga mudeng tentang SBN. tapi mungkin ini bisa dibilang cetak uang juga ya bos @mu_erico? cuma dengan model yang lebih halus..
Ya "mencetak" karena tidak dalam wujud fisik, tapi ya tiba-tiba punya uang buat beli SBN.
Jadi kan Pemerintah butuh duit banyak nih yang katanya buat menangani COVID, dapat duitnya dari mana? Ya pemerintah jual obligasi (surat utang, kek pinjol, dikasih duit di awal, mbalikin nyicil). Tapi jual obligasi belum tentu ada yang mau beli (belum tentu ada yang mau ngutangin). Dalam kasus ini, BI mau beli dengan jumlah yang besar, sedangkan duit yang ada di BI yg real = cadangan devisa yang jumlahnya hanya 145 milyar dollar ~ 2175 trilyun IDR, dan hanya berkurang sedikit. Lalu duitnya dari mana?

Efeknya dengerin bapak ini: https://www.youtube.com/watch?v=1ZA6lbbW6C0
sr. member
Activity: 882
Merit: 457
Tetap ada dong, materinya di "Keseimbangan Pasar Uang" meskipun ini juga membahas bunga (interest) karena Keynesian. Kalau mau lebih direct, kek Austrian, maka hubungannya direct juga, semakin banyak supply uang maka harga barang naik / nilai uang turun (ceteris paribus).

Memang pemerintah bisa saja (kalau udah ga waras) "mencetak uang" seenaknya, tapi ujung-ujungnya bakal kayak Zimbabwe yang hiperinflasi. Terkait AS yang "mencetak uang" gila-gilaan, saat ini mereka juga mengalami masalah inflasi, makanya suku bunga dinaikkan.

Jadi ya tetap hukumnya berlaku.

Tapi kok nilai tukarnya segitu-gitu aja dibandingkan dengan rupiah, ya kita "cetak uang" juga...

Anjay baday... Ini orang tau kenysian juga dong. Aku udah lupa, tapi pernah baca keneysian dan itu rumit, bukan konsep yang mudah. Padahal udah males balesin si om @mu_erico karena terlalu banyak meng-quote komentar ini orang. Tapi kok pengetauhannya warr biyasahhhh... Angkat aku jadi muridmu mastahhh...

Sepakat, pencetakan dolar secara gila-gilaan tanpa mempertimbangkan supply cadangan emas akan membuat amerika lama-lama jatuh, fase itu sudah di prediksi jauh-jauh hari oleh para pengamat. Hanya karena dollar US adalah mata uang dunia sehingga kejatuhannya tidak instant seperti yang terjadi di zimbahwe. Selain itu, mata uang dollar yang tersebar di setiap negara juga menjadi penghambat kejatuhannya, karena dollar tidak berderas semuanya di satu tempat (amerika). Kemungkinan gagal bayar utang amerika sudah semakin dekat dan suku bunga sudah di naikan, itu bukan pertanda bagus untuk stabilitas perekonomian. Belum lagi Dominasi Chinna, rusia, yang mulai terlihat dan sepertinya tinggal tunggu waktu saja untuk bersitegang langsung dengan amerika.

Waduh  link yang kata data tidak bisa di akses, mungkin server down. Ada artikel yang mirip di kompas : https://money.kompas.com/read/2022/11/22/131000726/selama-3-tahun-bi-beli-sbn-di-pasar-perdana-rp-1.144-triliun. Tapi saya ga mudeng tentang SBN. tapi mungkin ini bisa dibilang cetak uang juga ya bos @mu_erico? cuma dengan model yang lebih halus..
copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
Kalau dalam fiat ya, tidak ada hukum dasar ekonomi (demand dan supply)* karena supply fiat itu unlimited atau tanpa batas. Pada event covid-19 kemaren, justru supply (fiat) Dollar melimpah ruah karena mereka mencetak atau ngeprint dollar seenak udel mereka demi stimulus. Jadi bukan karena dollar itu sebagai safe haven currency tapi karena banyak yang menukar Dollar AS untuk beli vaksin, masker, hand sintiser, obat, senjata dll dari Amerika dan bahkan dari luar Amerika pun sebagian bayarnya pakai Dollar AS.

*demand dan supply itu berlaku pada produk terbatas kayak emas dan bitcoin. Karena menyangkut real atau perdagangan secara nyata, permintaannya juga terdesentralisasi antara penjual dan pembeli.
Tetap ada dong, materinya di "Keseimbangan Pasar Uang" meskipun ini juga membahas bunga (interest) karena Keynesian. Kalau mau lebih direct, kek Austrian, maka hubungannya direct juga, semakin banyak supply uang maka harga barang naik / nilai uang turun (ceteris paribus).

Memang pemerintah bisa saja (kalau udah ga waras) "mencetak uang" seenaknya, tapi ujung-ujungnya bakal kayak Zimbabwe yang hiperinflasi. Terkait AS yang "mencetak uang" gila-gilaan, saat ini mereka juga mengalami masalah inflasi, makanya suku bunga dinaikkan.

Jadi ya tetap hukumnya berlaku.

Tapi kok nilai tukarnya segitu-gitu aja dibandingkan dengan rupiah, ya kita "cetak uang" juga...
legendary
Activity: 2366
Merit: 2054
Sesuai hukum demand dan supply Akibatnya mata uang dollar naik atau menguat.
Kalau dalam fiat ya, tidak ada hukum dasar ekonomi (demand dan supply)* karena supply fiat itu unlimited atau tanpa batas. Pada event covid-19 kemaren, justru supply (fiat) Dollar melimpah ruah karena mereka mencetak atau ngeprint dollar seenak udel mereka demi stimulus. Jadi bukan karena dollar itu sebagai safe haven currency tapi karena banyak yang menukar Dollar AS untuk beli vaksin, masker, hand sintiser, obat, senjata dll dari Amerika dan bahkan dari luar Amerika pun sebagian bayarnya pakai Dollar AS.

*demand dan supply itu berlaku pada produk terbatas kayak emas dan bitcoin. Karena menyangkut real atau perdagangan secara nyata, permintaannya juga terdesentralisasi antara penjual dan pembeli.
full member
Activity: 644
Merit: 202
- Dan fokus utama dalam topik ini adalah apakah jika dollar melemah berarti Rupiah menguat?
Iya tentunya begitu kalau dollar menguat rupiah akan melemah begitu juga sebaliknya. Karena mata uang berbagai negara itu kan diperjual belikan. Misalnya, dalam konteks rupiah dan dolar Ada yang mau nukar rupiah menjad jadi dollar, begitu pula sebaliknya, kegiatan tukar menukar mata uang itulah, yang akhirnya tuh menentukan menguat atau melemah.

Itu karena konsep klasik ekonomi demand dan supply. Misalnya nih, ada banyak banget orang yang mau nuker Rupiah mereka ke Dollar Otomatis permintaan dollar jadi tinggi. Dollar akan terapresiasi terhadap rupiah Simpelnya, dollar akan  menguat. kalau orang yang pegang rupiah berbondong-bondong pengen nukerin rupiah yang mereka punya jadi dollar.  Kalau pemilik dollar pengen nuker dollar mereka jadi rupiah,  rupiah yang akan menguat terhadap dollar jadi turun. Hal ini tidak berlaku cuma buat rupiah dan dollar aja, tapi juga berlaku untuk semua transaksi jual-beli mata uang negara-negara lainnya juga.

Quote
- Dan apakah alasan di balik penguatan dan pelemahan suatu mata uang?
Alasannya ada tiga
1. prospek investasi, yang mana itu mencakup kestabilan ekonomi dan tingkat suku bunga.
2. perdagangan ekspor-impor antar negara.
3. konsensus bersama, di mana banyak pihak yang beralih ke safe haven currency, Terutama saat kondisi ekonomi sedang tidak stabil. Contoh kenapa bikin nilai tukar dollar Amerika melambung tinggi beberapa tahun terkahir. ini karena penyebaran virus corona Seperti yang kita tahu pada awal tahun 2020 Wabah Corona meraja-lela dan dampak ekonomi yang diakibatkan corona besar. Sehingga  mengakibatkan gejolak ekonomi di berbagai negara dalam kondisi tersebut Banyak investor, yang milih untuk nyimpen dollar ketimbang mata uang lainnya. Karena dollar Amerika dianggap sebagai safe haven currency yang relatif aman terhadap gejolak ekonomi. karena banyak pihak yang nuker mata uangnya ke dollar Tak terkecuali di Indonesia Maka permintaan dollar meningkat. Sesuai hukum demand dan supply Akibatnya mata uang dollar naik atau menguat.

Quote
- Apakah itu tergantung pada tingkat kemajuan perekonomian suatu negara atau bukan?
Tentu saja kemajuan perekonomian suatu negara sangat berpengaruh dalam menguatkan mata uang.

Sumber : https://bincangfinansial.com/kenapa-nilai-tukar-sebuah-mata-uang-tuh-bisa-naik-turun/
full member
Activity: 840
Merit: 117
Haduh maaf nih om saya agak kurang bisa menjelaskan maksud yang saya ungkapkan diatas.
Tapi intinya maksud saya diatas itu yang seperti ini om. Tapi ini hanya contoh bukan diambil dari harga asli. Ini hanya harga contoh saja.
Contoh :
1. Ketika kurs Dollar ke Rupiah masih 1 usd = Rp.15.500,-
Maka saat itu 1 Btc = 26000USD = Rp.403.000.000,-

Nah kemudian kurs Dollar kan melemah terhadap Rupiah menjadi 1 usd = 15.000
Tapi Ternyata saat itu nilai 1 BTC tetap di 26000USD.
(1 BTC = 26000USD = Rp.390.000.000,-)

Dalam bayangan saya ketika USD melemah maka nilai BTC seharusnya menguat terhadap dollar yang asalnya 26000USD per BTC akan sedikit bertambah menjadi
1 Btc = 26.866USD = Rp.403.000.000,-

Tapi mungkin saya keliru saat itu. Karena ternyata harganya memang ikut bergerak melemah dan menguat mengikuti kurs masing-masing mata uang hanya saja tidak terlalu saya perhatikan. Jadi contoh saya diatas mungkin hanya kekeliruan saya saat itu menganggap ketika dollar turun tapi kurs BTc ke USd dirasa masih tidak ada perubahan. Padahal setelah saya perhatikan lagi mungkin sebenarnya ikut berubah juga.
Jangan mikir terlalu jauh om, coba ambil poinnya.

Pernyataan&pertanyaan yang perlu diurainkan,

apakah BTC/USD ?? atau lebih tepatnya BTC/USDT, BTC/USDC, BTC/BUSD, dan seterusnya??
apakah USD=USDT/USDC/BUSD/... adalah 1 banding 1??

Pertanyaannya berapa total supply semua stablecoin tersebut?
Dari banyaknya stable coin tersebut terkadang ada namanya lag perbedaan harga USD asli dengan USD stablecoin.

Jadi mereka sebenarnya bilang 1 USD = 1 USDT,,, eh bentar dulu buktinya mana? Grin Grin
copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
1 Btc = 26000USD = Rp.403.000.000,-
1 BTC = 26000USD = Rp.390.000.000,-
1 Btc = 26.866USD = Rp.403.000.000,-
Perlu dipahami kalau harga BTC yang di coinmarketcap itu adalah harga aggregat, yang sebenarnya berbeda-beda di masing-masing market, contohnya harga denominasi USD misalnya ngambil dari Binance, dan kemudian harga denominasi IDR ngambil dari Indodax, dan sebagainya. Kurs USD/IDR pun berbeda-beda tergantung market dan ada spread jual-beli, sehingga asumsi harga 1 USD = 15.500 atau 15.000 itu pada praktiknya akan berbeda.

Dalam kasus di atas IDR menguat terhadap USD, ini tidak akan memengaruhi pasar BTC denominasi USD. Harganya ya tetep di ~26.000 USD di Binance, tapi harga BTC di Indodax akan turun karena arbit dan sebagainya. Nilainya ya tidak bisa dihitung IDR 15.000 x USD 26.000 karena pada praktiknya di pasar harganya berfluktuasi. Tp yang bisa dilihat jelas adalah harga di Indodax umumnya akan turun, nah turunnya seberapa ya tergantung pedagang yang di sana. Semakin efisien pasar tersebut, semakin akurat nanti harganya.

Kalau liat di coinmarketcap ya ga gerak karena aggregat.
hero member
Activity: 630
Merit: 611
Saya menanyakan ini juga karena saya melihat ketika nilai dollar melemah tapi ternyata nilai bitcoin tetap senilai dengan dollar itu sendiri.
Bagaimana sampeyan tahu kalau bitcoin itu senilai dengan Dollar (ketika melemah)?, Dibandingkannya dengan apa?, Rupiah?.
Haduh maaf nih om saya agak kurang bisa menjelaskan maksud yang saya ungkapkan diatas.
Tapi intinya maksud saya diatas itu yang seperti ini om. Tapi ini hanya contoh bukan diambil dari harga asli. Ini hanya harga contoh saja.
Contoh :
1. Ketika kurs Dollar ke Rupiah masih 1 usd = Rp.15.500,-
Maka saat itu 1 Btc = 26000USD = Rp.403.000.000,-

Nah kemudian kurs Dollar kan melemah terhadap Rupiah menjadi 1 usd = 15.000
Tapi Ternyata saat itu nilai 1 BTC tetap di 26000USD.
(1 BTC = 26000USD = Rp.390.000.000,-)

Dalam bayangan saya ketika USD melemah maka nilai BTC seharusnya menguat terhadap dollar yang asalnya 26000USD per BTC akan sedikit bertambah menjadi
1 Btc = 26.866USD = Rp.403.000.000,-

Tapi mungkin saya keliru saat itu. Karena ternyata harganya memang ikut bergerak melemah dan menguat mengikuti kurs masing-masing mata uang hanya saja tidak terlalu saya perhatikan. Jadi contoh saya diatas mungkin hanya kekeliruan saya saat itu menganggap ketika dollar turun tapi kurs BTc ke USd dirasa masih tidak ada perubahan. Padahal setelah saya perhatikan lagi mungkin sebenarnya ikut berubah juga.
legendary
Activity: 2366
Merit: 2054
Saya menanyakan ini juga karena saya melihat ketika nilai dollar melemah tapi ternyata nilai bitcoin tetap senilai dengan dollar itu sendiri.
Bagaimana sampeyan tahu kalau bitcoin itu senilai dengan Dollar (ketika melemah)?, Dibandingkannya dengan apa?, Rupiah?.

Saya awalnya berpikir bahwa jika dollar melemah maka tentu Bitcoin akan menguat seperti halnya Rupiah yang menjadi menguat ketika Dollar melemah.
Bitcoin menguat ketika Dollar melemah itu pernah terjadi beberapa tahun lalu (tepatnya saya lupa), Hal ini kalau tidak salah seiring dengan Amerika yang membuat stimulus perekonomian di tengah covid-19. Kala itu mereka nge-print Dollar buat menyelamatkan perekonomian mereka. Dan Saat bersamaan bitcoin naik drastis, mungkin berkisar 700-an juta (kalau gak salah), mungkin kala itu ada ketidak percayaan masayarakat terhadap dollar sehingga ramai-ramai meng-uang-kan Dollar mereka ke Bitcoin.

Pounsterling yang dahulu memiliki nilai sangat tinggi sekarang sudah melemah, kalau tidak salah, Pound dulu memiliki nilai sekitar $3 USD di tahun 1940n, sekarang sudah melemah menjadi hampir hanya sepertiganya saja.
Kalau bukan ulah Soros, yang menyebabkan GBP crash di 1992, Pound pasti bakal melebih Dollar sampai sekarang.

Tetapi melihat dari kondisi grafik dalam beberapa bulan terakhir, ini menjukan hasil penguatan yang sebenarnya cukup signifikan.
Tidak begitu signifikan kalau dibanding zaman Habibie, kala itu Rupiah menguat 34,1% dari semula Rp.16.800 menjadi Rp.7380, tidak ada presiden yang mampu selain Teknokrat tersebut menguatkan Rupiah dalam waktu setahun.
full member
Activity: 1050
Merit: 109
1xBit.. recovered their reputation
dari yang saya tahu sih, penguatan nilai tukar antar negara (kali ini kita membahas rupiah ke dollar) sebenarnya cukup kompleks, ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi itu, bisa saja karena ekonomi amerika serikat yang melemah atau ekonomi indonesia yang menguat

selain itu salah satu hal yang mempengaruhi nilai tukar mata uang sebuah negara terhadap dollar adalah kebijakan moneter di negara tersebut berbeda beda meskipun intervensi amerika terhadap ekonomi global sangat besar
full member
Activity: 840
Merit: 117
Bagi sebagian orang mungkin akan menganggap pertanyaan saya adalah pertanyaan yang mudah untuk dijawab. Tapi secara pribadi saya belum mengetahui alasan dibalik kenapa setiap negara memiliki nilai mata uang yang berbeda-beda.
karena sebagian besar negara memiliki situasi ekonomi yang unik/berbeda-beda dan pemerintah ingin membuat keputusan moneter berdasarkan minat dan kebutuhan khusus mereka(masyarakat).
Sehingga dapat memudahkan negara atau BI (Bank Indonesia) untuk memutuskan keputusan moneter contohnya mengatur tingkat inflasi.

Quote
- Dan fokus utama dalam topik ini adalah apakah jika dollar melemah berarti Rupiah menguat?

- Dan apakah alasan di balik penguatan dan pelemahan suatu mata uang?

- Apakah itu tergantung pada tingkat kemajuan perekonomian suatu negara atau bukan
- dollar vs rupiah
- Belum tentu tapi mungkin besar iya, Ekonomi bisa dianalogikan sebuah roda yang berputar. Semakin kencang putarannya semakin kuat mata uang tersebut. Jika dollar(USD) melemah itu artinya rodanya berputar lebih pelan dari sebelumnya. lalu roda yang lain juga memiliki kecepatan dan level yang berbeda

- alasan dari penguatan dan pelemahan mata uang
- kalo penguatan mata uang = harga barang/jasa terasa lebih murah sehingga masyarakat cenderung mampu membeli barang yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan kalo pelemahan mata uang  = harga barang/jasa cenderung lebih mahal sehingga masyarakat cenderung tidak mampu membeli barang yang mereka butuhkan

- Majunya perekonomian?
-iya, bergantung pada Produk domestik bruto (PDB) adalah ukuran moneter dari nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dan dijual dalam periode waktu tertentu oleh suatu negara atau beberapa negara. jika PBD menurun, itu akan menaikkan peluang nilai mata uang menurun lebih cepat
copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
Bagi sebagian orang mungkin akan menganggap pertanyaan saya adalah pertanyaan yang mudah untuk dijawab. Tapi secara pribadi saya belum mengetahui alasan dibalik kenapa setiap negara memiliki nilai mata uang yang berbeda-beda.
Semuanya tergantung mekanisme pasar... supply dan demand. Kan ada tuh pasar mata uang asing, nah di situ terjadi price discovery mirip kek yang ada di pasar kripto.

- Dan fokus utama dalam topik ini adalah apakah jika dollar melemah berarti Rupiah menguat?
Melemah terhadap apa? Melemah tidak harus terhadap rupiah... misalnya USD melemah terhadap EUR, brarti IDR tidak masuk hitungan.
Lain cerita kalau dollar melemah terhadap rupiah, maka otomatis rupiah menguat terhadap dollar.

- Dan apakah alasan di balik penguatan dan pelemahan suatu mata uang?
Supply dan demand, yang digerakkan oleh berbagai faktor, berita, fomo, dsb.

- Apakah itu tergantung pada tingkat kemajuan perekonomian suatu negara atau bukan?
Kondisi perekonomian adalah salah satu faktor yang menggerakkan supply dan demand. Tidak serta merta nilai mata uang naik kalau kondisi ekonomi baik, dan sebaliknya.

Saya menanyakan ini juga karena saya melihat ketika nilai dollar melemah tapi ternyata nilai bitcoin tetap senilai dengan dollar itu sendiri. Saya awalnya berpikir bahwa jika dollar melemah maka tentu Bitcoin akan menguat seperti halnya Rupiah yang menjadi menguat ketika Dollar melemah.
Pernyataan menguat atau melemah itu ada acuannya, terhadap apa... mungkin ini dulu dipahami agar tidak bingung.
legendary
Activity: 2254
Merit: 2253
From Zero to 2 times Self-Made Legendary
- Dan apakah alasan di balik penguatan dan pelemahan suatu mata uang?
Alasan utamanya adalah inflasi perekonomian dan keuangan  sehingga beberapa negara yang berpengaruh terhadap perdagangan akan menaikkan suku bunga mereka yang membuat beberapa nilai mata uang lain mengalami pelemahan.
Selain inflasi, tingkat suku bunga dan rasio perbandingan ekspor-impor juga turut memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Tingkat suku bunga memiliki kaitan yang kuat dengan inflasi, dan memiliki sifat berbanding terbalik, atau dengan kata lain sebagai kontrol untuk mengendalikan laju inflasi. Disamping faktor-faktor tersebut, ada juga suatu kondisi yang bisa mempengaruhi nilai tukar, yakni currency war.
hero member
Activity: 1708
Merit: 522
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
- Dan fokus utama dalam topik ini adalah apakah jika dollar melemah berarti Rupiah menguat?
Menurut sepengetahuan saya dengan melemahnya dollar karena adanya inflasi AS maka secara otomatis pemerintah AS akan meningkatkan suku bunga negaranya yang membuat nilai Dollar menguat dan pada akhirnya nilai Rupiah akan melemah.
Namun dengan melemahnya nilai dollar untuk saat ini mungkin Rupiah mengalami penguatan namun tidak begitu signifikan itupun juga hanya sementara karena jika pemerintah AS mengambil tindakan mengenai suku bunga mata uang mereka maka sangat berpengaruh terhadap perdagangan dan dapat di pastikan Rupiah bisa kembali melemah.

Quote
- Dan apakah alasan di balik penguatan dan pelemahan suatu mata uang?
Alasan utamanya adalah inflasi perekonomian dan keuangan  sehingga beberapa negara yang berpengaruh terhadap perdagangan akan menaikkan suku bunga mereka yang membuat beberapa nilai mata uang lain mengalami pelemahan.

Quote
- Apakah itu tergantung pada tingkat kemajuan perekonomian suatu negara atau bukan?
Tentu saja sangat tergantung pada tingkat kemajuan perekonomian kawan karena dengan meningkatnya perekonomian akan membuat nilai mata uang menjadi lebih stabil bahkan dapat menguat dengan pesat.
Sebenarnya ada banyak sekali cara agar nilai mata uang di sebuah negara agar mengalami penguatan tapi ini melibatkan semuanya tidak hanya faktor dari pemerintah namun warga negara juga harus bisa terlibat agar suatu nilai mata uang dapat benar-benar mengalami penguatan.
hero member
Activity: 1050
Merit: 844
- Dan fokus utama dalam topik ini adalah apakah jika dollar melemah berarti Rupiah menguat?
Saya tidak melihat Rupiah menjadi kuat ketika Dolar mulai melemah om, karena Rupiah adalah mata uang negara Indonesia yang hanya dipakai di negara Indonesia saja sehingga tingkat kekuatannya tidak akan begitu terlihat kalau dibandingkan dengan mata uang Dolar yang sering dipakai oleh sebagian negara maju pada umumnya (meskipun setiap negara memiliki mata uangnya masing-masing). Tetapi untuk kelemahannya saya kira akan sangat terlihat om apabila kita bandingkan dengan Dolar yang pada umumnya sudah sangat terkenal di seluruh dunia, jadi ketika Dolar melemah bukan berarti Rupiah akan menjadi lebih kuat karena ada banyak mata uang lain didunia yang mampu menyayingi Rupiah dalam hal kekuatannya. 


Quote
- Dan apakah alasan di balik penguatan dan pelemahan suatu mata uang?
Kekuatan dan kelemahan sebuah mata uang itu sangatlah tergantung pada tingkat penggunaan mata uang itu sendiri dalam kancah global om, misalnya seperti dalam perdagangan internasional yang memang mencakup sektor perekonomian secara global sehingga kekuatannya akan sangat terlihat dari hal tersebut. Contohnya ketika seorang pebisnis atau investor yang ingin membeli minyak mentah di negara-negara bagian timur tengah atau di negara-negara yang ada di dekat Arab Saudi, tentu mereka pasti mau menerima pembayaran melalui Dolar (walaupun bisa juga melalui mata uang negara itu sendiri). Artinya mata uang Dolar sudah jauh lebih terkenal dan diterima oleh masyarakat dunia di berbagai belahan dunia sehingga kekuatannya terlihat jelas, sedangkan untuk mata uang lain seperti Rupiah yang ada di negara kita sendiri, itu akan terlihat lemah kalau kita bandingkan kedalam ruang lingkup yang global seperti yang saya ceritakan diatas om.


Quote
- Apakah itu tergantung pada tingkat kemajuan perekonomian suatu negara atau bukan?
Saya pikir Ya, hal itu sangatlah tergantung pada tingkat kemajuan perekonomian suatu negara, karena ketika sebuah negara sudah sangat maju dalam hal perekonomian dan membuka celah untuk para investor dari negara lain untuk berbelanja didalam negara tersebut, pihak negara tentu harus mempertimbangkan untuk menerima mata uang lain seperti Dolar agar bisa terus mempermudah kelancaran perdagangan yang lebih luas itu serta akan terus membuat perekonomiannya menjadi lebih maju. Hanya itu saja om pendapat dari saya secara pribadi. 
sr. member
Activity: 434
Merit: 272
Tentu saja, kemajuan perekonomian dan kondisi politik suatu negara dapat memengaruhi nilai mata uangnya, termasuk dalam hal kekuatan atau kelemahan mata uang rupiah. Selain itu, faktor-faktor lain seperti inflasi, suku bunga, stabilitas keuangan, dan permintaan pasar juga dapat memengaruhi nilai mata uang rupiah.

Sebagai contoh, jika inflasi di Indonesia tinggi dan stabil atau meningkat, maka nilai Rupiah cenderung melemah karena nilai tukar Rupiah akan turun dan harga barang akan naik. Hal ini akan membuat investor kurang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia, sehingga permintaan Rupiah juga turun. Demikian juga, tingkat suku bunga yang tinggi dapat menarik investor untuk berinvestasi di indonesia, sehingga permintaan Rupiah akan meningkat dan nilai tukarnya akan menguat. Stabilitas keuangan dan politik juga penting dalam menarik investor untuk berinvestasi di Indonesia. Jika stabilitas keuangan dan politik negara Indonesia terjaga dengan baik, maka investor akan merasa lebih percaya dan cenderung akan menanamkan modalnya di negara Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan permintaan Rupiah meningkat dan nilai tukarnya menguat.

Meskipun investor asing dapat berkontribusi terhadap penguatan Rupiah, peran pemerintah pak Jokowi dalam menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan juga sangat penting. Pemerintah perlu menerapkan kebijakan ekonomi yang tepat untuk menjaga inflasi tetap rendah, mengurangi defisit anggaran, dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional, sehingga dengan begitu nilai Rupiah dapat terus diperkuat.
sr. member
Activity: 882
Merit: 457
- Dan fokus utama dalam topik ini adalah apakah jika dollar melemah berarti Rupiah menguat?
Jika sedang dibahas antara pair USD vs IDR maka tentu maksud dari melemahnya USD tentu menguatnya IDR. Tetapi jika ada sebuah berita yang menyampaikan pair USD dan RUB. bisa jadi dollar melemah terhadap rubel tetapi rupiah melemah terhdap keduanya.

- Dan apakah alasan di balik penguatan dan pelemahan suatu mata uang?

Penguatan sebuah mata uang tentu dipengarusi oleh banyak faktor tetapi menurut hemat saya titik utama kenaikan mata uang adalah keinginan banyak orang untuk memiliki mata uang tersebut. Sebuah mata uang akan menguat jika memiliki banyak memiliki peminat dan melemah jika peminatnya mulai menjual mata uang tersebut secara masal. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti Geopol, stabilitas keamanan, Investasi, dan laiinya. Termasuk utang.

Jika gopolitik bagus, stabilitas kemanan baik, maka akan banyak investor masuk dan pertumbuhan ekonomi suatu negara meningkat. selain itu jika negara memberikan banyak utang ke negara lain juga akan menguatkan mata uangnya, karena saat terutang membayarkan utangnya tentu dengan mata uang negara tersebut, jika tidak punya maka harus membelinya di market. semakin banyaknya penggunaan mata uang suatu negara maka makin banyak peminatnya dan nilainyan pasti tinggi.

Dollar memiliki nilai tukar tinggi dikarenakan dollar dijadikan mata uang utama global. lalu kenapa dollar yang jadi mata uang global? karena amerika yang menang dalam PD II, Jika jerman yang menang bisa jadi mata uangnya MARK atau EURO. Pounsterling yang dahulu memiliki nilai sangat tinggi sekarang sudah melemah, kalau tidak salah, Pound dulu memiliki nilai sekitar $3 USD di tahun 1940n, sekarang sudah melemah menjadi hampir hanya sepertiganya saja.

Tetapi dalam kondisi tertentu, mata uang lemah akan menarik para investor. Ini kondisi dimana banyak perusahaan LN yang membuka cabang di negara dengan mata uang yang cukup rendah seperti Indonesia, dimana Indonesia yang memiliki upah buruh lebih murah bisa menekan biaya produksi dan Indonesia sebagai negara besar bisa menjadi supply untuk kawasan di ASIA terutama ASEAN.... (Yah ini mungkin bisa sangat panjang pembahasannya, sy hanya kasih sedikit gambaran saja)

- Apakah itu tergantung pada tingkat kemajuan perekonomian suatu negara atau bukan?
Yap, itu salah satu tolok ukur sebuah perekonomian negara, meskipun tidak menjadi acuan kesejahteraan finansial setiap manusianya.
hero member
Activity: 1008
Merit: 724
Dalam beberapa bulan terakhir ini Rupiah semakin menguat seirng dengan melemahnya USD yang memang masih bermasalah terlebih ketika pasar juga masih menunggu kebijakan moneter dari The Fed yang memang masih belum memberikan tindakan apakah masih akan menaikan suku bunga ditengah kondisi saat ini AS yang memang masih  krisis dalam segi ekonomi.
Kemungkinan jika mereka masih bertahan maka kondisi nya masih berlanjut tetapi disisi lain jika The fed menaikan suku bunga kemungkinan Dollar menguat bisa terjadi tetapi memang dalam hal ini resiko mereka juga cukup besar karena bisa memberikan tekanan yang besar terhadap ekonomi AS secara keseluruhan.
Berbicara tentang Rupiah saat ini mereka masih berada di harga 14,674.80/USD saat ini.
Tetapi melihat dari kondisi grafik dalam beberapa bulan terakhir, ini menjukan hasil penguatan yang sebenarnya cukup signifikan.

hero member
Activity: 2226
Merit: 610
- Apakah itu tergantung pada tingkat kemajuan perekonomian suatu negara atau bukan?
IMO, iya, kemajuan perekonomian sangat berpengaruh. Menguat atau melemahnya mata uang itu juga bisa dilihat dari sudut pandang investor dan politik pemerintahan. Sebagai contoh mata uang NKRI yang resmi adalah Rupiah.

Ketika Indonesia mampu memberikan supply barang (ekspor) ke luar negeri dengan skala yang lebih besar dibandingkan impor, maka akan banyak investor yang tertarik untuk memiliki Rupiah (IDR), karena bisa saja untuk membeli barang dari Indonesia pembeli harus menggunakan Rupiah (IDR) meskipun mata uang dunia adalah USD. Disini tingkat permintaan akan Rupiah akan meningkat, sehingga banyak orang mencari Rupiah dan menyebabkan nilainya menguat.

Kalau dari sisi politik, kita bisa melihatnya dari segi kepercayaan masyarakat terhadap politik yang ada di sebuah negara, misalnya di Indonesia, apakah kondisi politiknya sedang sehat-sehat saja atau tidak? Apakah masyarakat masih mempercayai pemerintah atau tidak? Jika kondisi politik sangat stabil dan terpercaya, maka investor asing tidak akan ragu untuk invest banyak di Indonesia. Datangnya investor asing menurut saya sangat berpengaruh sekali terhadap penguatan Rupiah.
Oh berarti mendatangkan investor dari luar negeri memang berperan penting ya Om. Sekarang saya menjadi faham kenapa Presiden Jokowi terus membangun relasi dengan lebih banyak negara untuk menarik investor yang lebih banyak untuk masuk ke indonesia.
 

Tapi untungnya indonesia bahkan tanpa berbuat banyak pun sebenarnya selalu banyak investor asing yang tertarik dengan indonesia. Karena kita memang memiliki kekayaan alam yang menjadi daya tarik para investor dari negara lain. Sehingga hal inilah yang membuat indonesia bahkan dikatakan sebagai negara dengan tingkat ekonomi yang kuat. Bahkan saat ini Amerika masih terancam Resesi tapi Indonesia bahkan dikatakan sebagai salah satu negara yang sebenarnya tidak terancam resesi.

Dan saat ini ketika Harga dollat melemah atas rupiah berarti menandakan tingkat ekonomi kita memang sedang naik ya om.

Tentu mendatangkan investor merupakan tujuan yang penting supaya aktivitas ekonomi di masyarakat berputar cepat, utamanya adalah untuk membuka lowongan pekerjaan supaya masyarakat mendapatkan penghasilan yang pada akhirnya penghasilan mereka yang dari pekerjaan bisa membeli barang kebutuhan mereka.
Selain dari penghasilan pajak perusahaan, negara memiliki perputaran uang di masyarakat cukup tinggi, dan demand terhadap rupiah meningkat karna aktivitas rupiah berjalan sangat baik yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara dan skalabilitas mata uangnya.

Kita tahu bahwa memang indonesia menjadi daya tarik para investor asing baik di indusrty pariwisata, pertanian ataupun industri pertambangan karena indonesia memiliki kekayaan bumi yang melimpah dan terbilang kompleks.
Tetapi dengan menarik investor tidak cukup jika hanya terpaku pada SDA, mereka juga memperhatikan SDM pekerja sebagai pelaksana lapangan perusahaan yang akan mempengaruhi kualitas produk yang di hasilkan, merupakan catatan penting juga pemerintah untuk meningkatkan SDM masyarakat untuk meningkatkan perekonomian.


Quote
Dan berbicara tentang ekonomi negara lain seperti di El salvador saya sekarang menjadi faham kenapa presiden Nayib Bukele mencabut pajak di beberapa bidang disana yang berhubungan dengan teknologi inovasi atau semacamnya. Dan dikatakan dalam berita bahwa hal tersebut juga salah satu langkah dalam menarik investor asing supaya datang ke El salvador.
Kebijakan moneter sangat berpengaruh dalam prilaku ekonomi, apa yang di lakukan presiden El Salvador adalah sebuah strategi untuk meningkatkan minat Investor asing untuk melakukan kegiatan ekonomi di El Salvador karena tidak memilik pajak, dan yang kedua tujuan dia untuk meningkatkan kemajuan inovasi teknologi negaranya, mungkin untuk mempercepat kota bitcoin yang canggih.

Quote
Dan saat ini ketika Harga dollat melemah atas rupiah berarti menandakan tingkat ekonomi kita memang sedang naik ya om.
Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (5 Mei 2023)
Laporan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Kuat
Ada beberapa alasan yang di sebutkan pada laporan itu tentang mengapa kurs rupiah naik belakangan ini, selain karena dollar melemah tetapi karena aktivitas ekonomi makro dan mikro di berbagai sektor mengalami peningkatan.
Mungkin ini karena efek indonesia sebagai ketua KTT G20, dan juga efek hari raya idul fitri kemarin, karena kita tahu pada hari persiapan itu banyak sekali permintaan barang domestik yang secara besar-besaran untuk kebutuhan lebaran.
hero member
Activity: 630
Merit: 611
- Apakah itu tergantung pada tingkat kemajuan perekonomian suatu negara atau bukan?
IMO, iya, kemajuan perekonomian sangat berpengaruh. Menguat atau melemahnya mata uang itu juga bisa dilihat dari sudut pandang investor dan politik pemerintahan. Sebagai contoh mata uang NKRI yang resmi adalah Rupiah.

Ketika Indonesia mampu memberikan supply barang (ekspor) ke luar negeri dengan skala yang lebih besar dibandingkan impor, maka akan banyak investor yang tertarik untuk memiliki Rupiah (IDR), karena bisa saja untuk membeli barang dari Indonesia pembeli harus menggunakan Rupiah (IDR) meskipun mata uang dunia adalah USD. Disini tingkat permintaan akan Rupiah akan meningkat, sehingga banyak orang mencari Rupiah dan menyebabkan nilainya menguat.

Kalau dari sisi politik, kita bisa melihatnya dari segi kepercayaan masyarakat terhadap politik yang ada di sebuah negara, misalnya di Indonesia, apakah kondisi politiknya sedang sehat-sehat saja atau tidak? Apakah masyarakat masih mempercayai pemerintah atau tidak? Jika kondisi politik sangat stabil dan terpercaya, maka investor asing tidak akan ragu untuk invest banyak di Indonesia. Datangnya investor asing menurut saya sangat berpengaruh sekali terhadap penguatan Rupiah.
Oh berarti mendatangkan investor dari luar negeri memang berperan penting ya Om. Sekarang saya menjadi faham kenapa Presiden Jokowi terus membangun relasi dengan lebih banyak negara untuk menarik investor yang lebih banyak untuk masuk ke indonesia.

Dan berbicara tentang ekonomi negara lain seperti di El salvador saya sekarang menjadi faham kenapa presiden Nayib Bukele mencabut pajak dibeberapa bidang disana yang berhubungan dengan tekhnologi inovasi atau semacamnya. Dan dikatakan dalam berita bahwa hal tersebut juga salah satu langkah dalam menarik investor asing supaya datang ke El salvador.

Tapi untungnya indonesia bahkan tanpa berbuat banyak pun sebenarnya selalu banyak investor asing yang tertarik dengan indonesia. Karena kita memang memiliki kekayaan alam yang menjadi daya tarik para investor dari negara lain. Sehingga hal inilah yang membuat indonesia bahkan dikatakan sebagai negara dengan tingkat ekonomi yang kuat. Bahkan saat ini Amerika masih terancam Resesi tapi Indonesia bahkan dikatakan sebagai salah satu negara yang sebenarnya tidak terancam resesi.

Dan saat ini ketika Harga dollat melemah atas rupiah berarti menandakan tingkat ekonomi kita memang sedang naik ya om.

Berarti saya harus lebih bangga dengan indonesia Grin

Tapi jujur saja kemarin-kemarin saya rada menyesalkan penurunan nilai dollar atas rupiah. Karena bayaran dari siganture jadi menurun akibat kurs dollar ke rupiah yang berkurang.  Huh
hero member
Activity: 1470
Merit: 558
dont be greedy
- Apakah itu tergantung pada tingkat kemajuan perekonomian suatu negara atau bukan?
IMO, iya, kemajuan perekonomian sangat berpengaruh. Menguat atau melemahnya mata uang itu juga bisa dilihat dari sudut pandang investor dan politik pemerintahan. Sebagai contoh mata uang NKRI yang resmi adalah Rupiah.

Ketika Indonesia mampu memberikan supply barang (ekspor) ke luar negeri dengan skala yang lebih besar dibandingkan impor, maka akan banyak investor yang tertarik untuk memiliki Rupiah (IDR), karena bisa saja untuk membeli barang dari Indonesia pembeli harus menggunakan Rupiah (IDR) meskipun mata uang dunia adalah USD. Disini tingkat permintaan akan Rupiah akan meningkat, sehingga banyak orang mencari Rupiah dan menyebabkan nilainya menguat.

Kalau dari sisi politik, kita bisa melihatnya dari segi kepercayaan masyarakat terhadap politik yang ada di sebuah negara, misalnya di Indonesia, apakah kondisi politiknya sedang sehat-sehat saja atau tidak? Apakah masyarakat masih mempercayai pemerintah atau tidak? Jika kondisi politik sangat stabil dan terpercaya, maka investor asing tidak akan ragu untuk invest banyak di Indonesia. Datangnya investor asing menurut saya sangat berpengaruh sekali terhadap penguatan Rupiah.
hero member
Activity: 630
Merit: 611

Sumber Gambar: capital.comDengan judul: USD/IDR forecast: Indonesian rupiah on back foot as BI struggles to keep pace with aggressive Fed (Photo: Shutterstock; KeongDaGreat  )

Bagi sebagian orang mungkin akan menganggap pertanyaan saya adalah pertanyaan yang mudah untuk dijawab. Tapi secara pribadi saya belum mengetahui alasan dibalik kenapa setiap negara memiliki nilai mata uang yang berbeda-beda.

- Dan fokus utama dalam topik ini adalah apakah jika dollar melemah berarti Rupiah menguat?

- Dan apakah alasan di balik penguatan dan pelemahan suatu mata uang?

- Apakah itu tergantung pada tingkat kemajuan perekonomian suatu negara atau bukan?

Mungkin ada yang tahu pengetahuan tentang hal ini dan mau berbagi wawasan disini.
Saya menanyakan ini juga karena saya melihat ketika nilai dollar melemah tapi ternyata nilai bitcoin tetap senilai dengan dollar itu sendiri. Saya awalnya berpikir bahwa jika dollar melemah maka tentu Bitcoin akan menguat seperti halnya Rupiah yang menjadi menguat ketika Dollar melemah.
Jump to: