✓ Solusinya menurut saya dengan membatasi penggunaan kendaraan pribadi diwilayah DKI. Dan seluruh warga DKI harus menggunakan transportasi umum untuk kegiatan sehari-hari yang hanya untuk sebatas berangkat dan pulang kerja.
✓ Penggunaan kendaraan pribadi hanya boleh untuk yang memiliki ijin seperti para kurir dan juga jasa pengantar makanan dan sebagainya.
✓ Solusi ini bisa mengurangi polusi sekaligus mengatasi kemacetan kendaraan yang sudah menghantui DKI sejak lama.
Sekalipun solusi yang anda katakan cukup bagus tetapi itu belum tentu di sepakati secara keseluruhan.
Alasan ketika sebagian besar orang terutama untuk warga jakarta yang memiliki kendaraan pribadi diantaranya adalah saat ini sekalipun fasilitas jakarta sudah mulai membaik tetapi sepertinya itu masih belum cukup untuk membuat orang beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum, selain itu efisiensi waktu terlebih untuk budaya di kita yang terkesan "ngaret" terkadang ini menjadi patokan karena bisa saja ada beberapa keterlambatan yang tidak di inginkan ketika berada di kendaraan umum di banding pribadi.
Saya tidak akan menyalahkan warga nya dalam hal ini tetapi jika memang usulan seperti yang anda katakan diberlakukan artinya Pemerintah harus siap dengan segala resiko dimana selain menyiapkan infrastruktur yang seusai dan layak untuk menjadi pilihan utama. Selain itu saya rasa ini juga kembali kepada masalah pendapatan karena jika memang mereka menginginkan kendaraan umum menjadi laris artinya harus ada beberapa penyesuaian agar kendaraan pribadi yang masuk bisa dibatasi oleh pemerintah dan mereka harus siap dengan pendapatan dari pajak dll yang menurun.
Ane baca di halaman 1 banyak yang udah kemakan iklan mobil listrik
Kendaraan listrik itu cuma mindahin polusi aja ke pembangkit listrik, ya kecuali kalo di Indo udah punya pembangkit nuklir ya... tentunya minim asap tapi polusinya nanti ganti polusi limbah radioaktif. Btw baterai itu limbahnya juga berbahaya:
https://www.cnnindonesia.com/otomotif/20230227171601-603-918510/bahaya-salah-kelola-daur-ulang-baterai-kendaraan-listrik-di-indonesiaIntinya konversi itu tidak menyelesaikan masalah seluruhnya, tapi cuma "ngakali" agar polusi karbon jadi dikit (tanpa memperhitungkan polusi yang lain) karena yang baru disorot sekarang adalah polusi karbon. Solusi terbaik tetap mengurangi jumlah kendaraan, dan agar jumlah kendaraan sedikit tapi bisa mengakomodasi kebutuhan masyarakat, maka harus dalam skala besar alias transportasi umum.
Secara tidak langsung ini cuman mindahin bahaya dampak polusi kepada bahan radioaktif lain
Ketika mengatakan "ngakali" saya pikir ini cukup pas dengan kondisi yang memang jika diberlakukan dan memang ada beberapa wacana memang saat ini pemerintah ingin memperkenalkan kendaraan listrik lebih luas untuk sekarang terutama di daerah Jakarta yang memang saat ini kondisi polusinya cukup berbahaya.
Adapun ketika berbicara tentang pengurangan kendaraan seperti yang kita bahas sebelumnya dengan hal ini artinya pemerintah harus siap dengan pemasukan yang berkurang, sebenarnya jika itu menjadi solusi saya rasa bukan maslaah tetapi dalam hal ini untuk mereka yang memang haus akan keserakahan kekuasaan dan uang apakah hal ini bisa di realisasikan?
Karena perkembangan berbagai sektor akan terus berkembang dan bertambah lebih banyak. Populasi manusia terus bertambah. Maka jumlah kendaraan pribadipun bertambah. Jumlah industri untuk memenuhi kebutuhan manusiapun bertambah. Sehingga pabrik semakin banyak.
Kalau menurut ane, gembar gembor polusi ini seperti berbau politik, dan ekonomi. Apa lagi dulunya itu jakarta dipimpin oleh seseorang yang sedang nyapres saat ini, tentu pasti berimbas dan berefek pada dia. Ane sempat denger berita beberapa hari lalu kalau penyebab polusi sekarang ini karena gubernur sebelum ini. Sedangkan motif ekonominya, yaitu karena pemerintah sedang gencar-gencarnya menggiatkan kendaraan listrik, mungkin si Opung atau menteri segala urusan tersebut yang membuat heboh saat ini seperti zaman dia saat jadi ketua satgas covid 19.
Politik pasti akan terus digoreng bagaimanapun juga terlebih untuk saat ini kita sudah hampir mendekati pesta politik kembali yang artinya segala bentuk pasti bisa dijadikan amunisi untuk mereka untuk memuluskan aksinya dalam perpolitikan di Indonesia tetapi untuk masalah Polusi ini memang di daerah Jakarta sudah sangat terasa terlebih di beberapa daerah karena saya beberapa pekan lalu berada di Jakarta Barat memang sepintas juga terasa untuk masalah udara disana bermasalah.
Mengurangi aktifitas PLTU juga harusnya menjadi opsi yang dipertimbangkan juga.
Jika kita melihat beberapa pemberitaan di bulan agustus lalu sebenarnya hal seperti ini juga sudah diberlakukan tetapi tampaknya hal ini tidak sesuai dengan harapan karena sudah ada PLTU yang di nonaktifkan tetapi dari segi data polusi di Jakarta tidak berubah. dan saya membaca statement dari Erick Thohir dalam hal ini
"Okelah, PLTU ini disalahkan. Kita matikan Suralaya 1, 2, 3, 4, tetapi apa? data terakhir tidak mengurangi polusi ternyata, tapi tetap kita matikan, karena ini komitmen sama-sama kita menjaga polusi, polusi ini musuh kita bersama, karena ini kesehatan kita sehari-hari yang tinggal di Jakarta,"
Saat ini langkah terbaru pemerintah dalam antisipasi dan sebagai upaya untuk mengatasi polusi udara di Jakarta adalah menggunakan
water mist generator dikabarkan saat ini ada 30 alat yang sudah dipasang di bebreapa gedung tinggi di jakarta. Tetapi masalahnya kembali lagi apakah ini akan bisa mengurangi polusi di Jakarta?
Sumber