sebenarnya yang namanya wasit adalah bawaslu, yang namanya penyelenggara alias fifa nya adalah KPU.
kalau presiden menurutku sih bukan wasit. posisi nya hampir sama dengan politisi lain nya seperti walikota, gubernur maupun mentri.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240123191519-32-1053435/jk-soal-jokowi-jangan-wasit-jadi-pemain-pula
https://nasional.kompas.com/read/2024/01/26/17265741/jokowi-uu-pemilu-jelas-sampaikan-presiden-wapres-punya-hak-kampanye
Terlepas dari itu, saya pikir keberpikan Jokowi akan terus berlanjut karena Prabowo sendiri menegaskan di beberapa momen saat melakukan kampanye berterus terang bahwa dia adalah tim yang dibangun oleh Jokowi sendiri untuk meneruskan semua program yang telah berjalan. Asumsinya mungkin seperti ini Prabowo mendapatkan dukungan Presiden asalkan menggaet anaknya untuk mendampingi sebagai Calon.
Perpolitikan di Indonesia terkadang sulit dipahami tapi realitanya seperti ini. Bahkan ni yah menurut saya skema 1 putaran atau 2 putaran akan melahirkan sebuah lintas dukungan. Misalnya 01 dan 02 lolos ke putaran kedua atau sebaliknya 02 dan 03 lolos (alasan 02 dianggap lolos karena 02 menjadi sasaran empuk untuk 01 dan 03 sebagaimana bukti sesi deba bahwa ada aliansi dibalik layar antara 01 dan 03 baik saat debat CAPRES maupun CAWAPRES). Jadi jika 02 dan 03 lolos ke putaran 2 maka pendukung 01 mau tidak mau mengalihkan dukungannya ke 03. Suka atau tidak bahkan ketika banyak pendukung 01 dimana ada organisasi yang selama bertahun tahun menjadi musuh partai merah itu jika memang sejak awal memutuskan untuk mendukung 01 diakhir harus tunduk ke musuhnya sendiri.
Saya bukan dari pihak 01,02, atau 03 dan sejauh ini masih belum menentukan pilihan sama sekali. Mungkin masih suka menikmati dan menyaksikan pertarungan diantara semua kandidat bermanuver satu sama lain.
Kembali pada soal keberpihakan presiden selama tidak menggunakan fasilitas negara kecuali pengamanan negara tetap diperbolehkan berkampanye asalkan di luar jadwal dinasnya sebagai presiden itu sah sah saja seperti Undang-Undang yang agan sebutkan di atas. Nah permasalahannya hari ini banyak pihak pihak yang tidak menerima keberpihakan jokowi terutama dari partai yang sudah mengusungnya menjadi presiden kini harus mendapati presidennya berlawanan arah dalam berpolitik.
Di sadari atau tidak politik memecah belah rakyat tergantung pada seberapa kita mampu menjaga demokrasi. Pilihan boleh berbeda tapi soal habis habisan mendukung hingga dengan tetangga pun menjadi tidak harmonis rasanya terlalu berlebihan. Mengapa saya mengatakan demikian? ya setiap 5 tahunan kebiasaan itu sering ditemukan di beberapa daerah temasuk di tempat saya tinggal.