...........................
Hanya saja kalau #KaburAjaDulu itu juga tidak bijak. Persiapkan dengan matang kalau mau merantau ke negeri orang. Jangan sampai nanti malah nggembel, ditangkap, lalu dideportasi.
Terima kasih dan untuk Intermezzo, saya hanya mencoba mengangkat kembali pembahasan ini, karena topik ini memang sudah menjadi isu nasional dan sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat luas. dan terima kasih juga atas tambahannya.
dan tentunya sebelum kita memutuskan untuk pergi ke luar negeri, kita harus mempersiapkan segala sesuatunya, karena terkadang hidup di negeri orang tidak seindah yang dibayangkan. Jangan sampai apa yang kita harapkan adalah kesenangan, ketika kita sudah sampai di sana justru menjadi kesengsaraan.
Fenomena kabur aja ini adalah sebuah pukulan untuk pemerintah agar kebijakan lapangan pekerjaan di permudah. Seperti yang kita tahu persyaratan melamar pekerjaan di Indonesia paling ribet, paling menyebalkan dan juga paling gila soal pungli. Makanya tagar kabur aja sebagai bukti perlawanan warga negara indonesia yang kini sudah hidup enak di luar begeri memberikan jalan kepada orang orang bahwa disini kami tidak butuh dengan omong kosong persayaratan kerja yang rumit.
Dari apa yang pahami tidak ada salahnya mengapa isu ini menjadi perhatian khusus, karena hanya dengan begitu pemerintah sadar dan mau memperbaiki sistem lowongan pekerjaan yang bobrok.
Akan tetapi fenomena kabur aja dulu juga tidak serta merta mudah, semuanya butuh modal untuk bisa hidup di luar sana. Skill menjadi faktor utama agar bisa hidup lebih baik, karena kalau mengandalkan fomo semata malah jadinya bukan merubah nasib jsutru memperburuk nasib.
Bukan hanya soal lapangan kerja saja, tetapi juga soal sistem kerja, serta kebijakan penetapan upah minimum di setiap daerah. Karena memang upah yang didapat oleh para pekerja di setiap bulannya itu tidak sesuai dengan biaya hidup yang harus dikeluarkan di setiap bulannya.
Saya juga berpikir jika saya memiliki kesempatan untuk pindah keluar negeri untuk mendapatkan pekerjaan yang sama dan mendapattkan gaji dengan yang lebih layak itu akan saya ambil karena apa, karena ekonomi kita tidak stabil, biaya hidup dengan pendapatan minimun sangat jauh perbedaannya, dulu dengan gaji 5 jt bisa cukup dan memiliki tabungan dan sekarang tabungan pun tidak ada walaupun gaji menyentuh 6-7 juta hal ini membuat saya pribadi prihatin, ya memang jika berbicara biaya hidup bisa di minimalisir tergantung bagaimana mengelola kebutuhan dan standar kehidupan akan tetapi jika beridir di level menengah sama seperti gaji di dapatkan untuk kebutuhan saja apalagi memiliki beban untuk menghidupi keluarga itu masih kurang menurut saya.
Tag Line ini beredar karena ketidak puasan masyarakat yang memiliki pola pikir tentang ekonomi terhadap pemerintah yang tidak becus dalam mengelola kesejahteraan masayarakat, terutama ini merupakan dampak dari periode kemarin yang tidak tepat sasaran.
Info kerja di luar negeri mas...

Jika anda mendapatkan kesempatan untuk pergi bekerja keluar negeri, maka jangan ragu amblilah kesempatan tersebut. Tetapi perlu digaris bawahi bahwa anda pergi keluar negeri melalui jalur yang jelas, karena perlu di ingat bahwa saat ini juga sedang ramai mengenai perdagangan manusia yang di iming-imingi bekrja di luar negeri dengan upah tinggi.
Saya bisa memaklumi karena memang pada faktanya sangat susah cari kerja di negri kita tercinta ini. Ketika biaya sekolah sampai kuliah itu sangat mahal, tapi ketika mendapat pekerjaan selesai kuliah, gajinya bisa dibilang jauh dari harapan. Wajar jika banyak orang khususnya anak muda berpikiran mending kerja diluar negri dengan gaji yang jauh lebih tinggi, tapi tentunya ini ga bisa sembarangan dilakukan karena tentunya untuk kesana itu butuh modal. Tidak cuma modal uang tapi juga modal mental, karena tidak semudah itu juga bekerja diluar negri karena tentunya butuh adaptasi berbagai macam hal. Kalau tidak siap dan cuma asal berangkat ya bisa jadi malah tambah ruwet hidupnya disana.
Yang bisa kita lakukan saat ini adalah meningkatkan skill yang kita miliki, baik soft skill maupun hard skill, agar ketika kita mendapat kesempatan untuk bekerja baik di luar negeri maupun di dalam negeri, kita dapat mengambilnya. Karena banyak diantaranya anak muda yang ingin mendapatkan pekerjaan, tetapi ketika ditanya kemampuan, itu nol persen.
Cukup menarik untuk dibahas, ini merupakan fenomena yang saat ini sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat, khususnya oleh anak muda. Namun ada satu pernyataan yang cukup mengglitik perut, dimana Menteri ESDM, yakni Bahlil Lahadalia yang mngatakan bahwa "mereka yang kabur ke luar negeri sebagai generasi kabur ke luar negeri sebagai generasi yang tidak memiliki nasionalisme."
Cukup mengelitik perut, karena sebagai seorang menteri yang bertanggungjawab mengenai sumberdaya manusia di negara kita, alih alih mencari solusi dari permasalahan tersebut dengan memperbaiki sitem kerja di indonesia dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, justru ia malah berbicara yang tidak-tidak kepada generasi muda.
Oemrintah Indonesia harus segera mengatasi hal ini, karena jika sumber daya manusia indonesia, terkhusus generasi muda yang memiliki talenta dan me jadi ahli di bidang tertentu terus bertebangan ke luar negeri, apalagi sampai memutuskan untuk berpindah kewarganegaraan, maka jangan harap bahwa Indonesia emas 2045 akan terwujud. Yang ada bukan Indonesia emas, tetapi Indonesia cemas...!!!!! Cemasss Kau dek..!!
Sebagai seorang menteri ESDM, ia adalah orang yang paling bertanggungjawab mengenai hal ini. Sumber daya ungul yang negara kita miliki saat ini harus memiliki tempat di negara, agar bisa berkontribusi dalam pembangunan di negara, dan mendukung Indonesia Emas 2045. Karena jika mereka tidak diberikan diwadahi dan dihargai di negeri ini, maka selalamnya mereka akan bekerja untuk ngeri orang.