Author

Topic: Kabur Aja Dulu : Fenomena Generasi Muda "Pergi Mencari Peluang di Negeri Orang" (Read 129 times)

sr. member
Activity: 1190
Merit: 417
Duelbits
Cukup menarik untuk dibahas, ini merupakan fenomena yang saat ini sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat, khususnya oleh anak muda. Namun ada satu pernyataan yang cukup mengglitik perut, dimana Menteri ESDM, yakni Bahlil Lahadalia yang mngatakan bahwa "mereka yang kabur ke luar negeri sebagai generasi kabur ke luar negeri sebagai generasi yang tidak memiliki nasionalisme."

Cukup mengelitik perut, karena sebagai seorang menteri yang bertanggungjawab mengenai sumberdaya manusia di negara kita, alih alih mencari solusi dari permasalahan tersebut dengan memperbaiki sitem kerja di indonesia dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, justru ia malah berbicara yang tidak-tidak kepada generasi muda.

Oemrintah Indonesia harus segera mengatasi hal ini, karena jika sumber daya manusia indonesia, terkhusus generasi muda yang memiliki talenta dan me jadi ahli di bidang tertentu terus bertebangan ke luar negeri, apalagi sampai memutuskan untuk berpindah kewarganegaraan, maka jangan harap bahwa Indonesia emas 2045 akan terwujud. Yang ada bukan Indonesia emas, tetapi Indonesia cemas...!!!!! Cemasss Kau dek..!!

Blunder ke berapa nih kira2 dari si pak Mentri selama dia sudah menjabat beberapa bulan ini?
Apakah beliaunya ini ga mikir kalo orang2 yang kerja di luar negri itu juga memberikan pemasukan ke negara? Kok bisa2nya bilang nasionalismenya dipertanyakan.
Kalo disini banyak disediakan lapangan kerja yang istilahnya sepadan dengan apa yang dikerjakan, atau istilahnya pekerja itu masih dihargai sesuai skills dan tingkat pendidikannya, ane rasa tagar itu ga akan muncul.
Fakta jelas mengatakan bahwa gaji di wakanda (UMR) ini cuma selisih sedikit dengan biaya hidup, jadi bisa dibilang akan susah buat nabung kalo cuma mengandalkan gaji.



Sumber gambar; https://www.instagram.com/kunci_hukum/p/DGNPfj9yWe3/

Sebegitu tidak pedulikah pemerintah kepada masyarakatnya, terbaru tanggapi isu kabur aja dulu Wamenaker sebut "kabur saja, kalau perlu tidak usah balik lagi." Sebuah ungkapan yang sama sekali tidak pantas untuk dieluarkan.Apalagi ia berposisi sebagi wakil menteri ketenaga kerjaan, salah satu orang yang juga paling bertanggungjawab mengenai sistem ketenagakerjaan di negara kita ini.

Quote
Mungkin orang2 yang pro pemerintah akan bilang "ya kalo susah cari lapangan kerja, jadilah pengusaha dan ciptakanlah lapangan kerja itu", kayak pernah dengar ya itu omongan siapa wkwkwk.

Dan ya mereka yang pro terhadap pemerintah mungkin akan berkata demikian, akan tetapi pada kenyataanya membangun sebuah usaha tidak semudah dengan apa yang dibayangkan. Lihat saja para pelaku UMKM, apakah kehidupan sejahtera..? dan jangankan untuk hidup sejahtera, untuk bisa berdagang dengan nayaman dan aman saja tidak mereka dapatkan.

full member
Activity: 1106
Merit: 112
SSF Games - Redefining Blockchain Gaming
Blunder ke berapa nih kira2 dari si pak Mentri selama dia sudah menjabat beberapa bulan ini?
Apakah beliaunya ini ga mikir kalo orang2 yang kerja di luar negri itu juga memberikan pemasukan ke negara? Kok bisa2nya bilang nasionalismenya dipertanyakan.
Kalo disini banyak disediakan lapangan kerja yang istilahnya sepadan dengan apa yang dikerjakan, atau istilahnya pekerja itu masih dihargai sesuai skills dan tingkat pendidikannya, ane rasa tagar itu ga akan muncul.
Fakta jelas mengatakan bahwa gaji di wakanda (UMR) ini cuma selisih sedikit dengan biaya hidup, jadi bisa dibilang akan susah buat nabung kalo cuma mengandalkan gaji.
Mungkin orang2 yang pro pemerintah akan bilang "ya kalo susah cari lapangan kerja, jadilah pengusaha dan ciptakanlah lapangan kerja itu", kayak pernah dengar ya itu omongan siapa wkwkwk.

Kalau dilihat dari kenyataan yang ada di dalam negeri,sebenarnya pertanyaan pak mentri engga blunder sama sekali.
Negara kita memang butuh banget dengan orang yang punya skill tinggi namun maksudnya pak mentri itu, dia hanya mau menggaji mereka jauh dibawah permintaan pasar.
Jangan sampe orang2 cakap skillnya, dapat kerjaan di luar negeri, seperti dalam kasus hack data nasional.
Salah satunya karena faktor kekurangan SDM, makanya pak mentri bilang "nasionalisme".
legendary
Activity: 2254
Merit: 2253
From Zero to 2 times Self-Made Legendary
Kalau untuk muslim kan tidak boleh hijrah ke negara kafir. Nabi Muhammad bersabda "Aku berlepas diri dari seorang muslim yang menempati tempat tinggal kaum musyrikin". Tinggal di negara kafir bahaya besar bagi iman karena terlalu banyak penyimpangan. Banyak ulama yang mengatakan bahwa meninggalkan indonesia untuk mencari dunia (nafkah atau tambahan materi) di negeri orang akan mendatangkan musibah untuk orang tersebut.

Kalau masalah #kaburajadulu (lapangan kerja yang tersedia gak sebanding dengan kualitas dan kuantitas lulusan) itu menurutku pribadi itu salah dua belah pihak. Salah pemerintah dan warga negara-nya. Sebagai negara berkembang dan memasuki era tahun bonus demografi (2020-2035) Jumlah usia produktif lebih banyak dari usia non produktif. Pemerintah tidak melakukan persiapan matang agar kuantitas angka usia produktif diikuti dengan kualitas peningkatan produktivitas, sehingga mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Sedangkan masyarakatnya juga pasif dan model yang minta disuapi tetapi kurang persiapan untuk self survival mode. Bukankah greedy dan oportunis adalah sifat dasar manusia. Jadi jika ada tawaran lebih menguntungkan khususnya materi, pasti pilih yang lebih menguntungkan.

Sangat manusiawi apalagi di era yang beranggapan bahwa semakin kaya semakin sukses. Orang tua juga terlalu fokus pada prestasi akademik bukan fokus pada mengasah potensi yang dimiliki anak sesuai dengan bakat dan minatnya. Betul anggapan bahwa pendidikan bisa merubah kesejahteraan seseorang (menambah pendapatan) tetapi akademik hanya sebagian kecil dari pendidikan, masih banyak ilmu yang harus dipraktekkan dan dilatih agar semua orang bisa produktif. Tugas permerintah iya tapi lebih besar lagi itu adalah tugas orang tua. Pemerintah kita saat ini memang korup tetapi jangan lupa bahwa kakek nenek kita juga berhutang pada pahlawan negara kita. Pemerintah boleh korup tapi kita juga harus punya prinsip.
sr. member
Activity: 1204
Merit: 486
Saya bisa memaklumi karena memang pada faktanya sangat susah cari kerja di negri kita tercinta ini. Ketika biaya sekolah sampai kuliah itu sangat mahal, tapi ketika mendapat pekerjaan selesai kuliah, gajinya bisa dibilang jauh dari harapan. Wajar jika banyak orang khususnya anak muda berpikiran mending kerja diluar negri dengan gaji yang jauh lebih tinggi, tapi tentunya ini ga bisa sembarangan dilakukan karena tentunya untuk kesana itu butuh modal. Tidak cuma modal uang tapi juga modal mental, karena tidak semudah itu juga bekerja diluar negri karena tentunya butuh adaptasi berbagai macam hal. Kalau tidak siap dan cuma asal berangkat ya bisa jadi malah tambah ruwet hidupnya disana.
Kalau pun ada lowongan pekerjaan syaratnya pun seperti di bawah:
google
-Surat lamaran kerja
-Daftar riwayat hidup (CV)
-Ijazah dan transkrip nilai
-KTP dan Kartu Keluarga (KK)
-Pas foto terbaru
-Sertifikat
-Portofolio (wajib untuk pekerjaan tertentu)
-Surat rekomendasi
-Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)
-Surat Keterangan Sehat
dan masih banyak lagi, makanya mengapa generasi sekarang ogah dan lebih memilih bekerja di luar negeri. Disana mereka yang memang belum mendapatkan skill bisa diarahkan untuk memiliki keterampilan sesuai keinginan. Sedangkan di kita? segala susah kalau gak ada orang dalam, atau paling mentok kerja di pabrik pun harus bayar ke satpam dan preman, ormas di sekitar.
copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
Tambahan lagi, yang harus dipelihara sama Wakanda itu orang yang otaknya gak ada, dan sumbu pendek.
Orang Indonesia yg Berpikir pasti punya niat Hijrah ke luar negeri, karena mereka gak mau dikibulin terus di negeri Konoha.
semua orang punya hak untuk hidup lebih baik, kalo di indonesia hidup melarat yah ngapain bertahan di sini, nyari kerja susah, kebutuhan pokok naik terus , iphone keluaran terbaru muncul terus wkwkwk.

Solusi dari Pemerintah Wakanda: Wajib militer plus mutar lagu Indonesia Raya jam 10.00 biar menambah rasa cinta tanah air Grin
Udah agak laen otak mereka memang, tinggal tingkatkan kesejahteraan aja udah ga usah pakai aneh-aneh dijamin warga jadi cinta ama tanah air.
Sekarang tanah mahal, air juga mahal musti beli galon.
copper member
Activity: 2366
Merit: 2054
https://youtube.com/@chikitobitcointalk
Orang Indonesia yg Berpikir pasti punya niat Hijrah ke luar negeri, karena mereka gak mau dikibulin terus di negeri Konoha.
full member
Activity: 1680
Merit: 169
Buzz App - Spin wheel, farm rewards
Sebagai tambahan, golongan yang paling dipelihara di Wakanda itu yang miskin,
Tambahan lagi, yang harus dipelihara sama Wakanda itu orang yang otaknya gak ada, dan sumbu pendek.
hahah, benar sekali gan!

saudara saya ada beberapa orang yang merantau ke malaysia, ke jepang juga dan alhamdulillah sekarang kehidupan mereka membaik, bisa kirim uang ke keluarga di indonesia, awal mulanya menyesuaikan diri yang sulit dan pasti overthinking takut banyak salah dan lain sebagainya namun ketika sudah di jalani, betah juga ampe sekarang.

semua orang punya hak untuk hidup lebih baik, kalo di indonesia hidup melarat yah ngapain bertahan di sini, nyari kerja susah, kebutuhan pokok naik terus , iphone keluaran terbaru muncul terus wkwkwk.
copper member
Activity: 2366
Merit: 2054
https://youtube.com/@chikitobitcointalk
Sebagai tambahan, golongan yang paling dipelihara di Wakanda itu yang miskin,
Tambahan lagi, yang harus dipelihara sama Wakanda itu orang yang otaknya gak ada, dan sumbu pendek.
legendary
Activity: 3500
Merit: 1354
Cukup menarik untuk dibahas, ini merupakan fenomena yang saat ini sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat, khususnya oleh anak muda. Namun ada satu pernyataan yang cukup mengglitik perut, dimana Menteri ESDM, yakni Bahlil Lahadalia yang mngatakan bahwa "mereka yang kabur ke luar negeri sebagai generasi kabur ke luar negeri sebagai generasi yang tidak memiliki nasionalisme."

Cukup mengelitik perut, karena sebagai seorang menteri yang bertanggungjawab mengenai sumberdaya manusia di negara kita, alih alih mencari solusi dari permasalahan tersebut dengan memperbaiki sitem kerja di indonesia dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, justru ia malah berbicara yang tidak-tidak kepada generasi muda.

Oemrintah Indonesia harus segera mengatasi hal ini, karena jika sumber daya manusia indonesia, terkhusus generasi muda yang memiliki talenta dan me jadi ahli di bidang tertentu terus bertebangan ke luar negeri, apalagi sampai memutuskan untuk berpindah kewarganegaraan, maka jangan harap bahwa Indonesia emas 2045 akan terwujud. Yang ada bukan Indonesia emas, tetapi Indonesia cemas...!!!!! Cemasss Kau dek..!!

Blunder ke berapa nih kira2 dari si pak Mentri selama dia sudah menjabat beberapa bulan ini?
Apakah beliaunya ini ga mikir kalo orang2 yang kerja di luar negri itu juga memberikan pemasukan ke negara? Kok bisa2nya bilang nasionalismenya dipertanyakan.
Kalo disini banyak disediakan lapangan kerja yang istilahnya sepadan dengan apa yang dikerjakan, atau istilahnya pekerja itu masih dihargai sesuai skills dan tingkat pendidikannya, ane rasa tagar itu ga akan muncul.
Fakta jelas mengatakan bahwa gaji di wakanda (UMR) ini cuma selisih sedikit dengan biaya hidup, jadi bisa dibilang akan susah buat nabung kalo cuma mengandalkan gaji.
Mungkin orang2 yang pro pemerintah akan bilang "ya kalo susah cari lapangan kerja, jadilah pengusaha dan ciptakanlah lapangan kerja itu", kayak pernah dengar ya itu omongan siapa wkwkwk.
copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
Yang bisa kita lakukan saat ini adalah meningkatkan skill yang kita miliki, baik soft skill maupun hard skill, agar ketika kita mendapat kesempatan untuk bekerja baik di luar negeri maupun di dalam negeri, kita dapat mengambilnya. Karena banyak diantaranya anak muda yang ingin mendapatkan pekerjaan, tetapi ketika ditanya kemampuan, itu nol persen.
Permasalahannya ini adalah paradox ketika:
- Bekerja butuh skill, tapi
- kalau ga bekerja bagaimana bisa punya skill?

Jadi sulit kalau anak muda dipersalahkan 100% karena ya sekolah kebanyakan gak guna ilmunya, alhasil skill baru didapat (kalau dari pengalaman ane) lebih banyak ketika on-job training. Di Wakanda, dapat kerja di Mc'D dsb aja sulit gan, kalau di luar negeri itu malah jadi meme Grin

Sehingga kalau pejabat bacot-bacot masalah skill dan pendidikan, ane anggap itu tong kosong. Yang penting buka dulu lapangan kerja baru ngomongin masalah pendidikan, skill, dsb. Percuma nantinya the next Elon Musk, Steve Jobs, Bill Gates, dsb versi Indo cuma jadi "sampah masyarakat" karena ga ada lapangan kerja.
full member
Activity: 231
Merit: 116
...........................
Hanya saja kalau #KaburAjaDulu itu juga tidak bijak. Persiapkan dengan matang kalau mau merantau ke negeri orang. Jangan sampai nanti malah nggembel, ditangkap, lalu dideportasi.

Terima kasih dan untuk Intermezzo, saya hanya mencoba mengangkat kembali pembahasan ini, karena topik ini memang sudah menjadi isu nasional dan sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat luas. dan terima kasih juga atas tambahannya.

dan tentunya sebelum kita memutuskan untuk pergi ke luar negeri, kita harus mempersiapkan segala sesuatunya, karena terkadang hidup di negeri orang tidak seindah yang dibayangkan. Jangan sampai apa yang kita harapkan adalah kesenangan, ketika kita sudah sampai di sana justru menjadi kesengsaraan.

Fenomena kabur aja ini adalah sebuah pukulan untuk pemerintah agar kebijakan lapangan pekerjaan di permudah. Seperti yang kita tahu persyaratan melamar pekerjaan di Indonesia paling ribet, paling menyebalkan dan juga paling gila soal pungli. Makanya tagar kabur aja sebagai bukti perlawanan warga negara indonesia yang kini sudah hidup enak di luar begeri memberikan jalan kepada orang orang bahwa disini kami tidak butuh dengan omong kosong persayaratan kerja yang rumit.

Dari apa yang pahami tidak ada salahnya mengapa isu ini menjadi perhatian khusus, karena hanya dengan begitu pemerintah sadar dan mau memperbaiki sistem lowongan pekerjaan yang bobrok.

Akan tetapi fenomena kabur aja dulu juga tidak serta merta mudah, semuanya butuh modal untuk bisa hidup di luar sana. Skill menjadi faktor utama agar bisa hidup lebih baik, karena kalau mengandalkan fomo semata malah jadinya bukan merubah nasib jsutru memperburuk nasib.

Bukan hanya soal lapangan kerja saja, tetapi juga soal sistem kerja, serta kebijakan penetapan upah minimum di setiap daerah. Karena memang upah yang didapat oleh para pekerja di setiap bulannya itu tidak sesuai dengan biaya hidup yang harus dikeluarkan di setiap bulannya.

Saya juga berpikir jika saya memiliki kesempatan untuk pindah keluar negeri untuk mendapatkan pekerjaan yang sama dan mendapattkan gaji dengan yang lebih layak itu akan saya ambil karena apa, karena ekonomi kita tidak stabil, biaya hidup dengan pendapatan minimun sangat jauh perbedaannya, dulu dengan gaji 5 jt bisa cukup dan memiliki tabungan dan sekarang tabungan pun tidak ada walaupun gaji menyentuh 6-7 juta hal ini membuat saya pribadi prihatin, ya memang jika berbicara biaya hidup bisa di minimalisir tergantung bagaimana mengelola kebutuhan dan standar kehidupan akan tetapi jika beridir di level menengah sama seperti gaji di dapatkan untuk kebutuhan saja apalagi memiliki beban untuk menghidupi keluarga itu masih kurang menurut saya.

Tag Line ini beredar karena ketidak puasan masyarakat yang memiliki pola pikir tentang ekonomi terhadap pemerintah yang tidak becus dalam mengelola kesejahteraan masayarakat, terutama ini merupakan dampak dari periode kemarin yang tidak tepat sasaran.

Info kerja di luar negeri mas... Grin

Jika anda mendapatkan kesempatan untuk pergi bekerja keluar negeri, maka jangan ragu amblilah kesempatan tersebut. Tetapi perlu digaris bawahi bahwa anda pergi keluar negeri melalui jalur yang jelas, karena perlu di ingat bahwa saat ini juga sedang ramai mengenai perdagangan manusia yang di iming-imingi bekrja di luar negeri dengan upah tinggi.

Saya bisa memaklumi karena memang pada faktanya sangat susah cari kerja di negri kita tercinta ini. Ketika biaya sekolah sampai kuliah itu sangat mahal, tapi ketika mendapat pekerjaan selesai kuliah, gajinya bisa dibilang jauh dari harapan. Wajar jika banyak orang khususnya anak muda berpikiran mending kerja diluar negri dengan gaji yang jauh lebih tinggi, tapi tentunya ini ga bisa sembarangan dilakukan karena tentunya untuk kesana itu butuh modal. Tidak cuma modal uang tapi juga modal mental, karena tidak semudah itu juga bekerja diluar negri karena tentunya butuh adaptasi berbagai macam hal. Kalau tidak siap dan cuma asal berangkat ya bisa jadi malah tambah ruwet hidupnya disana.

Yang bisa kita lakukan saat ini adalah meningkatkan skill yang kita miliki, baik soft skill maupun hard skill, agar ketika kita mendapat kesempatan untuk bekerja baik di luar negeri maupun di dalam negeri, kita dapat mengambilnya. Karena banyak diantaranya anak muda yang ingin mendapatkan pekerjaan, tetapi ketika ditanya kemampuan, itu nol persen.

Cukup menarik untuk dibahas, ini merupakan fenomena yang saat ini sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat, khususnya oleh anak muda. Namun ada satu pernyataan yang cukup mengglitik perut, dimana Menteri ESDM, yakni Bahlil Lahadalia yang mngatakan bahwa "mereka yang kabur ke luar negeri sebagai generasi kabur ke luar negeri sebagai generasi yang tidak memiliki nasionalisme."

Cukup mengelitik perut, karena sebagai seorang menteri yang bertanggungjawab mengenai sumberdaya manusia di negara kita, alih alih mencari solusi dari permasalahan tersebut dengan memperbaiki sitem kerja di indonesia dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, justru ia malah berbicara yang tidak-tidak kepada generasi muda.

Oemrintah Indonesia harus segera mengatasi hal ini, karena jika sumber daya manusia indonesia, terkhusus generasi muda yang memiliki talenta dan me jadi ahli di bidang tertentu terus bertebangan ke luar negeri, apalagi sampai memutuskan untuk berpindah kewarganegaraan, maka jangan harap bahwa Indonesia emas 2045 akan terwujud. Yang ada bukan Indonesia emas, tetapi Indonesia cemas...!!!!! Cemasss Kau dek..!!

Sebagai seorang menteri ESDM, ia adalah orang yang paling bertanggungjawab mengenai hal ini. Sumber daya ungul yang negara kita miliki saat ini harus memiliki tempat di negara, agar bisa berkontribusi dalam pembangunan di negara, dan mendukung Indonesia Emas 2045. Karena jika mereka tidak diberikan diwadahi dan dihargai di negeri ini, maka selalamnya mereka akan bekerja untuk ngeri orang.
sr. member
Activity: 1190
Merit: 417
Duelbits
Cukup menarik untuk dibahas, ini merupakan fenomena yang saat ini sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat, khususnya oleh anak muda. Namun ada satu pernyataan yang cukup mengglitik perut, dimana Menteri ESDM, yakni Bahlil Lahadalia yang mngatakan bahwa "mereka yang kabur ke luar negeri sebagai generasi kabur ke luar negeri sebagai generasi yang tidak memiliki nasionalisme."

Cukup mengelitik perut, karena sebagai seorang menteri yang bertanggungjawab mengenai sumberdaya manusia di negara kita, alih alih mencari solusi dari permasalahan tersebut dengan memperbaiki sitem kerja di indonesia dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, justru ia malah berbicara yang tidak-tidak kepada generasi muda.

Oemrintah Indonesia harus segera mengatasi hal ini, karena jika sumber daya manusia indonesia, terkhusus generasi muda yang memiliki talenta dan me jadi ahli di bidang tertentu terus bertebangan ke luar negeri, apalagi sampai memutuskan untuk berpindah kewarganegaraan, maka jangan harap bahwa Indonesia emas 2045 akan terwujud. Yang ada bukan Indonesia emas, tetapi Indonesia cemas...!!!!! Cemasss Kau dek..!!
legendary
Activity: 1204
Merit: 1005
Saya bisa memaklumi karena memang pada faktanya sangat susah cari kerja di negri kita tercinta ini. Ketika biaya sekolah sampai kuliah itu sangat mahal, tapi ketika mendapat pekerjaan selesai kuliah, gajinya bisa dibilang jauh dari harapan. Wajar jika banyak orang khususnya anak muda berpikiran mending kerja diluar negri dengan gaji yang jauh lebih tinggi, tapi tentunya ini ga bisa sembarangan dilakukan karena tentunya untuk kesana itu butuh modal. Tidak cuma modal uang tapi juga modal mental, karena tidak semudah itu juga bekerja diluar negri karena tentunya butuh adaptasi berbagai macam hal. Kalau tidak siap dan cuma asal berangkat ya bisa jadi malah tambah ruwet hidupnya disana.
Sebenarnya kita ga peduli berapapun biaya sekolah asalkan kita memiliki pekerjaan yang bisa menutupi seluruh biaya hidup dalam negeri ini, kita bisa ga peduli tentang semua itu, tapi apa? faktanya jangankan untuk menutupi kebutuhan primer, mendapatkan pekerjaannya saja sudah susah, di dalam negeri saja kalo ga punya orang dalem atau ga melalui yayasan atau tidak menggunakan uang suap akan lebih sulit lagi, sangat syulit bagi para pekerjaa yang memiliki skill umum untuk emndapatkan pekerjaan saat ini, dan oleh karenanya lebih baik mencari pekerjaan di luar negeri.

Yap memang itu tidak mudah, akan tetapi jika memiliki kesempatan pasti tidak sedikit orang yang akan mengambil langkah itu untuk menyelamatkan keluarganya mendapatkan penghargaan atas kinerja kita walaupun sebagai tukang petik buah di australi misalnya, berbicara mental itu mungkin adalah sbuah hal yang harus di telan jika berbicara keberanian mengambil risiko.
legendary
Activity: 3066
Merit: 1312
Saya bisa memaklumi karena memang pada faktanya sangat susah cari kerja di negri kita tercinta ini. Ketika biaya sekolah sampai kuliah itu sangat mahal, tapi ketika mendapat pekerjaan selesai kuliah, gajinya bisa dibilang jauh dari harapan. Wajar jika banyak orang khususnya anak muda berpikiran mending kerja diluar negri dengan gaji yang jauh lebih tinggi, tapi tentunya ini ga bisa sembarangan dilakukan karena tentunya untuk kesana itu butuh modal. Tidak cuma modal uang tapi juga modal mental, karena tidak semudah itu juga bekerja diluar negri karena tentunya butuh adaptasi berbagai macam hal. Kalau tidak siap dan cuma asal berangkat ya bisa jadi malah tambah ruwet hidupnya disana.
hero member
Activity: 2226
Merit: 610
Saya juga berpikir jika saya memiliki kesempatan untuk pindah keluar negeri untuk mendapatkan pekerjaan yang sama dan mendapattkan gaji dengan yang lebih layak itu akan saya ambil karena apa, karena ekonomi kita tidak stabil, biaya hidup dengan pendapatan minimun sangat jauh perbedaannya, dulu dengan gaji 5 jt bisa cukup dan memiliki tabungan dan sekarang tabungan pun tidak ada walaupun gaji menyentuh 6-7 juta hal ini membuat saya pribadi prihatin, ya memang jika berbicara biaya hidup bisa di minimalisir tergantung bagaimana mengelola kebutuhan dan standar kehidupan akan tetapi jika beridir di level menengah sama seperti gaji di dapatkan untuk kebutuhan saja apalagi memiliki beban untuk menghidupi keluarga itu masih kurang menurut saya.

Tag Line ini beredar karena ketidak puasan masyarakat yang memiliki pola pikir tentang ekonomi terhadap pemerintah yang tidak becus dalam mengelola kesejahteraan masayarakat, terutama ini merupakan dampak dari periode kemarin yang tidak tepat sasaran.

Info kerja di luar negeri mas... Grin
sr. member
Activity: 1204
Merit: 486
Fenomena kabur aja ini adalah sebuah pukulan untuk pemerintah agar kebijakan lapangan pekerjaan di permudah. Seperti yang kita tahu persyaratan melamar pekerjaan di Indonesia paling ribet, paling menyebalkan dan juga paling gila soal pungli. Makanya tagar kabur aja sebagai bukti perlawanan warga negara indonesia yang kini sudah hidup enak di luar begeri memberikan jalan kepada orang orang bahwa disini kami tidak butuh dengan omong kosong persayaratan kerja yang rumit.

Dari apa yang pahami tidak ada salahnya mengapa isu ini menjadi perhatian khusus, karena hanya dengan begitu pemerintah sadar dan mau memperbaiki sistem lowongan pekerjaan yang bobrok.

Akan tetapi fenomena kabur aja dulu juga tidak serta merta mudah, semuanya butuh modal untuk bisa hidup di luar sana. Skill menjadi faktor utama agar bisa hidup lebih baik, karena kalau mengandalkan fomo semata malah jadinya bukan merubah nasib jsutru memperburuk nasib.
copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
Intermezzo dulu juga ada topik sejenis Smiley

apa yang melatarbelangi mereka rela pindah warga Negara dan meninggalkan tahan leluhurnya Indonesia ?
Lebih sejahtera dan nyaman hidup di sana.

jika diantara teman-teman diforum ini mempunyai peluang dan kesempatan pindah ke Singapura, apakah akan ikut pindah ? atau tetap setia ditanah air Indonesia ? Bagaimana pandangan dan jawaban teman-teman akan hal ini.
Kalau apa yang didapat worth it, ane bakal langsung pindah ga pakai lama. Hanya saja mau dapet privilege itu ngga mudah, ga semudah berkata "kalo kamu ga suka Indonesia angkat kaki aja"
.... helooo kalau bisa sih udah pada berbondong-bondong migrasi, masalahnya seleksinya juga ketat Smiley

Kecuali kalo ane punya share di oligarki, ikut kebagian jatah di sistem Indo ya ane bakal stay di Indo.

Alm. Habibie itu ibarat pemain bola udah kek Ronaldo, jadi mau main di mana aja bisa. Dia dapat kue di era Pak Harto, dipakai Menristek, kemudian Wapres, yang sebetulnya sudah diplot menggantikan Pak Harto jadi presiden nanti kalau lengser. Jadi bukan cuma semata cinta negara saja, tapi juga dapet jatah. Lain cerita dengan mereka-mereka yang pindah karena ga dihargai di negeri sendiri, tp dihargai di negeri orang. Orang-orang ini bukan tidak cinta negara, tapi realistis aja lah, mereka berhak mendapatkan penghidupan yang lebih baik.

Intinya kewarganegaraan itu bukan harga mati, tapi tergantung nilai/value masing-masing lebih cocok mana.

Ternyata sudah terbukti ya bacotan ane hampir 2 tahun yang lalu Wink



Sebagai tambahan, golongan yang paling dipelihara di Wakanda itu yang miskin, dapat bantuan dan gratisan ini itu yang duitnya diambil/didanai dari kantong kelas menengah ke atas. Alhasil duit yang harusnya digunakan untuk mengembangkan masalah yang lebih fundamental dan menyeluruh, malah dipakai buat kegiatan konsumsi golongan miskin. Hasilnya ya ekonomi stuck padahal orangnya nambah terus.

Hanya saja kalau #KaburAjaDulu itu juga tidak bijak. Persiapkan dengan matang kalau mau merantau ke negeri orang. Jangan sampai nanti malah nggembel, ditangkap, lalu dideportasi.
full member
Activity: 231
Merit: 116
Akhi-akhir ini fenomena “kabur aja dulu” cukup ramai menjadi perbincangan publik terutama dikalangan anak muda, baik di media sosial maupun ditempat perkeumpulan-perkumpulan anak muda seperti di warung kopi. “Kabur aja dulu” menjadi sebuah istilah yang menggambarkan kersehana generasai muda pada saat ini yang mengganggap bahwa seperti sudah tidak ada harapan lagi untuk hidup berkarir didlam negeri, dan memilih untuk mencarai kehidupan yang lebih baik di luar negeri. Sebuab keresahan yang berangat dari banyakanya permasalahan di negeri tercinta dini, dimulai dari ketidakpatiaannya ekonomi, sulitnya lapangan pekerjaan, gaji yang rendah, serta ketidakjelasan untuk berkarir didalam negeri.

Disdari atau tidak bahwa pada saat ini Indonesia menghadapi tantangan besar dalam hal ekonomi, dan meskipun pertumbuhan ekonomi terus berjalan akan tetapi pada kenyataanya masih banyak maasyarakat yang belum mendapatkan kesejahteraanya, ketimpangan sosial masih nyata terjadi di negeri tercinta ini. Banyak diantara mereka yang sudah mengemban ilmu tingi-tinggi dan menjadi seorang sarjana, namun masih kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan, dan adapun mereka yang sudah bekerja, upah yang mereka dapat itu tidak sebanding dengan pengeluaran di setiap bulannya, seperti mereka yang bekerja sebagai guru honorer dengan upah antara 150 – 500 ribu per-bulan dan itupun upahnya diterima tidak sesuai tanggal, dimana kadang bisa delay hingga 1-3 bulan. Dan disisi lain, adapun mereka yang bergerak dalam bidang UMKM, yang disebut-sebut sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, namun pada faktanya kehadiran mereka seaka tidak dianggap, dimana pemerinath seringkali mengluarkan sebuah kebijakan yang menyuslitkan para perlaku UMKM sulit untuk bergerak.

Para generasai muda sudah lelah dengan segala drama yang terjadi di negara ini, sehingga pada akhirnya hal ini membuat mereka berfikir lebih realistis, dimana jika peluang dalam negeri cukup terbatas, maka mengambil peluang ke luar negeri menjadi solusi. Jadi… Yuk, kabu aja dulu…

Lebih jauh fenomen seperti ini juga serngkali disebut “Brain Drain” tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini banyak talenta yang cukup berbkat dan menjadi ahli di bidang tertentu, namun mereka lebih memilih bekerja di luar negeri, karena mereka menggap bahwa bekerja di luar negeri itu lebih dihargai dibandingkan di negeri sendiri. Sehingga pada akhirnya tenaga kerja terampil yang seharusnya bisa membangun negeri justru berkontribusi di negara lain, dan lebih ironisnya ini bukan hanya terjadi padda mereka yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu saja, tetapi juga terjadi pada tenaga kerja kasar. Cukup ironis dimana seorang ibu lebih memilih utuk bekerja ke timur Tengah sebagai TKW, dan anak-anaknya bekejr di luar negeri sebagai karyawan. Tetapi itu lebih menjajikan dibandingkan bekerja di negeri sendiri. Jadi buat apa piki-pikir lagi, Yuk, kabur aja dulu….

Sumber;
Jump to: