Jika ane menyajikan data berdasarkan news atau penelitian pihak tertentu pasti ada yang tak setuju lagi. misalnya mengklaim teknik sampling datanya tidak akurat
Sepertinya ane harus nimbrung lagi... Tolong dibedakan penelitian valid, yang telah menjalani
peer review dan kemudian dipublikasikan di jurnal internasional, dengan penelitian yang tidak/belum menjalani proses-proses tersebut. Apa yang ane sampaikan merupakan
peer review, kritik dan komentar tentang penelitian luno tersebut, plus kesimpulan yang media buat berdasarkan riset tersebut.
Pernyataan ane masih belum gugur saat ini dengan menyatakan bahwa penelitian luno tersebut tidak bisa menggeneralisasi populasi, maka dengan menyebut
di Indonesia, Malaysia dan Afrika Selatan memiliki tingkat pengguna crypto lebih besar dari pada Eropa.
yang hanya didasarkan pada survei tersebut, maka itu sudah salah. Teknik analisis yang digunakan harus dapat menguji perbedaan mean dari dua (atau lebih) sampel yang merepresentasikan populasi, dan hasilnya harus signifikan.
Apabila ada yang ingin menyanggah kritik ane, maka silahkan dibantah tapi dengan teori dan argumen yang relevan. Tanyakan kepada ahli statistik, dan silahkan gugurkan argumen ane.
No hard feeling, karena kita sama-sama belajar berargumen berdasarkan teori secara ilmiah, bukan dengan
smiley.
Data/berita/penelitian sudah selayaknya diuji kebenarannya, salah satunya dengan mengomentari/mengkritisi. Tidak ada salahnya dengan hal ini, malah hal ini sangat dianjurkan. Penelitian yang sudah "dihajar" dengan komentar dan kritik, tetapi masih dapat bertahan, maka penelitian tersebut memiliki nilai yang sangat tinggi.
Lalu jika bang Ali menyebutkan top country kok ambil datanya di ICOBench
(tak senyumin tok bang) . Platform tersebut loh bisa dimanipulasi (tergantung bikinan dan terkadang expert disana minta bayaran untuk respon ico) coba saja bikin akun disana. Hanya bikin ICO dengan sewa kantor singapura lalu daftar di platform tersebut sebagai pewakilan dari negara yang didaftarkan (misal singapura) lalu semua akan ter-record ICO berasal dari singapura
dan sebagian besar ICO yang sudah berjalan jika dicari kantornya disana sudah berpindah lokasi. Ini artinya bahwa data sudah cacat sebagai data yang harusnya bersifat tetap (kecuali icobench menerapkan detail up to date lokasi negara).
Nah data agan @Alizaind ini juga tidak tepat, data-data dari website-website komersial umumnya tidak bisa dipertahankan validitasnya ketika
peer review, kalau dari website dulu ketika kuliah sudah diajarkan menggunakan data dari BPS, BI, IMF, UN, OECD, CIA, dan badan-badan bereputasi (unbiased) lain bukan?
Ane menemukan data ini:
EYPwCData-data di atas lebih kuat dipakai karena merupakan riset dari Big4 Consulting. Silahkan digunakan kalau memang tidak ada data yang lebih valid, paling tidak dengan menggunakan data-data tersebut, ada
scholar yang sudah cukup puas.
Sarannya jangan gunakan data yang berfokus pada platform yang sifatnya profit. Jika Exchange masih boleh digunakan sebagai analisa data karena mereka menerapkan KYC biasanya lebih akurat data mereka. (Luno juga bikin cabang diberbagai negara, datanya bisa dipakai).
Sama saja, data akan bias pada kepentingan tertentu. Data-data tersebut hanya dapat digunakan untuk hal-hal terbatas, biasanya untuk riset pasar (marketing), bukan untuk menggeneralisasi populasi. Misalnya: (1) tingkat kepuasan pengguna luno akan platform luno, (2) persepsi pengguna luno terhadap mata uang kripto. Perhatikan kata "pengguna luno" merupakan kelompok sampel, bukan populasi negara keseluruhan.
Akhir kata silahkan beradu argumen/opini/cocoklogi tapi kalau bisa didukung dengan sumber-sumber yang bermutu apabila ingin menegaskan adanya unsur fakta dari argumen/opini/cocoklogi agan.