Author

Topic: Mengapa anak muda millenial kurang menjaga budaya (Read 1405 times)

sr. member
Activity: 1582
Merit: 279
Vave.com - Crypto Casino
Budaya yang seperti apa dulu ya?
Jika budaya yang berdampingan dengan kesenian atau seperti budaya yang sudah ada atau budaya yang sudah turun temurun,menurut saya justru budaya yang seperti ini banyak dihargai kalangan anak muda milenial (khusus nya mereka yang bersekolah di bagian kesenian udah pasti tau tentang apa yang harus dilakukan terhadap budaya), karena mereka tau jika mereka tidak melestarikan nya maka akan hilang budaya itu,yang sudah dibangun beribu-ribu tahun yang lalu sebelum kita lahir,maka sebagai anak muda milenial wajib menjaga budaya itu.
budaya leluhur kita memang harus selalu di lestarikan oleh oleh anak muda millenial,karena budaya tersebut sudah sangat lama di lakukan oleh generasi dulu dan sangat perlu di lestarikan,namun yang jadi masalah anak muda millenial sangat mudah di pengaruhi oleh budaya luar sehingga mereka sudah mencapur aduk dengan budaya leluhur kita,jadi bagi anak muda millenial boleh mengikuti perkembangan zaman namun budaya kita tetap harus di kedepankan.
newbie
Activity: 28
Merit: 2
Karena anak milenial zaman sekarang ini banyak terkontaminasi oleh budaya luar yang masuk ke indonesia, sehingga banyak anak bangsa kita yang mengikuti budaya luar tersebut, contohnya seperti cara berpakaian dan gaya bicara serta sekarang ini banyak kasus seks yang beredar,  yang seharusnya tidak dilakukan oleh anak muda,  maka dari itu marilah kita sama sama memperbaiki diri bersama-sama menjaga budaya kita, budaya Indonesia
member
Activity: 210
Merit: 55
ya memang benar sekarang ini di media sosial bahwa banyaknya anak muda milenial selalu mengikuti gaya trend kebarat baratan,tetapi tidak semua anak muda milenial mengabaikan kelestarian budaya.kalo berpikir anak muda kurang menjaga budaya  ini dari  perhatian orang tua sepertinya tidak juga karena ini bisa jadi pengaruhnya media sosial dan budaya asing.

iya, Generasi muda di Indonesia saat ini semakin kurang peduli dan kurang mencintai budaya bangsanya sendiri, Karena sekarang ini semakin banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, sehingga para generasi muda jauh lebih tertarik untuk mempelajari budaya asing, bagi generasi muda ada beberapa tantangan untuk melestarikan budaya ataupun tradisi lokal, Salah satu tantangan terbesar adalah adanya globalisasi yang membuat interaksi antarmasyarakat makin cepat, dan perubahan sosial, maka bagi generasi muda harus melakukan upaya untuk melestarikan budaya ataupun tradisi lokal,  antara lain, Mempelajari budaya bangsa, memperkenalkan budaya lokal pada orang laen dan negara laen, yang terakhir tidak terpengaruh dengan budaya luar.
newbie
Activity: 8
Merit: 0
ya memang benar sekarang ini di media sosial bahwa banyaknya anak muda milenial selalu mengikuti gaya trend kebarat baratan,tetapi tidak semua anak muda milenial mengabaikan kelestarian budaya.kalo berpikir anak muda kurang menjaga budaya  ini dari  perhatian orang tua sepertinya tidak juga karena ini bisa jadi pengaruhnya media sosial dan budaya asing.
member
Activity: 142
Merit: 26
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.
Kurangnya minat dan banyaknya pengaruh budaya asing sudah mendominasi anak anak muda jaman sekarang hingga sedikit demi sedikit menggeser budaya lokal.

Saya pribadi berpendapat bahwa pentingnya bagi kita untuk tetap menjaga budaya, bukan hanya sebagai warisan leluhur tapi budaya sendiri bisa menjadi cerminan kita di mata dunia bahwa Indonesia itu negri yang kaya akan budaya dan bahasa, sejujurnya ini bisa menjadi daya tarik yang bagus bagi wisatawan wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia dengan memperkenalkan mereka melalui budaya Nasional.

Namun sayang budaya saat ini semakin di tinggalkan karna dinilai ketinggalan zaman/kolot/tidak gaul, sehingga perlahan tapi pasti pandangan seseorang terhadap budaya itu semakin berkurang dan bahkan terkadang di cap kampungan dan perlahan di tinggalkan/lupakan.
hero member
Activity: 700
Merit: 565
Menurut saya karena sudah kebiasaan mendarah daging yang ditularkan dari orang tua ke anak. Dari kecil, anak sudah ditanamkan pemikiran bahwa budaya lokal itu kampungan, kelas rendah, ketinggalan zaman, kuno, nggak keren, bidaah, haram, penuh hal-hal negatif, dan sebagainya. Jadi tidak heran jika generasi muda mereka kurang menjaga budaya sendiri atau bahkan tidak mengenal budaya sendiri karena selama mereka kecil para orang tua mereka terlalu mengajarkan budaya asing. Oleh krena itu, agar anak muda bisa mengenal budaya sendiri dan terus melestarikan di masa depan maka peran orang tua sangat penting dan diajarkan sejak usia dini.

menurutku ga juga seperti itu.
apa ortu mu kayak gitu bilang kampungan ini itu, misal berbicara pakai bahasa daerah di tempatmu tinggal ortu mu jangan ngomong pakai bahasa itu, itu kampungan kelas rendah ga keren aku pikir sih ga.
contoh lah di daerahku jawa, mayoritas hampir semua dari anak kecil ampe orang tua klo ngomong pakai bahasa daerah bahasa jawa, kecuali di kantor tempat kerja ya pakai bahasa indonesia kalau omongan resmi, klo ngobrol santai antar teman ya tetap pakai bahasa jawa
member
Activity: 267
Merit: 42
Budaya yang seperti apa dulu ya?
Jika budaya yang berdampingan dengan kesenian atau seperti budaya yang sudah ada atau budaya yang sudah turun temurun,menurut saya justru budaya yang seperti ini banyak dihargai kalangan anak muda milenial (khusus nya mereka yang bersekolah di bagian kesenian udah pasti tau tentang apa yang harus dilakukan terhadap budaya), karena mereka tau jika mereka tidak melestarikan nya maka akan hilang budaya itu,yang sudah dibangun beribu-ribu tahun yang lalu sebelum kita lahir,maka sebagai anak muda milenial wajib menjaga budaya itu.
full member
Activity: 868
Merit: 202
itu salah satu bentuk dampak negatif dari budaya modernisasi dan westernisasi sekarang ini yang membuat banyak anak muda cenderung untuk berpikiran bahwa budaya barat itu jauh lebih keren dibandingkan dengan budayanya sendiri yang terkesan kuno, jadul, dan tidak perlu untuk dilestarikan. kondisi ini juga semakin parah dengan banyaknya orang tua jaman sekarang yang enggan untuk mengajari anak mereka untuk berbudaya dan melestarikan tradisi mereka, dan lebih memilih untuk acuh tak acuh terhadap anak mereka yang tidak mau berbudaya.

padahal jika tidak anak muda, siapa lagi yang diharapkan untuk melestarikan budaya dan tradisi bangsa indonesia. tidak mungkin orang luar kita suruh untuk mewarisi budaya-budaya bangsa ini, dan itu sangat disayangkan anak muda yang menjadi penerus bangsa tidak mau melestarikan tradisi dan budaya mereka. 
member
Activity: 66
Merit: 18
Tontogether | Save Smart & Win Big
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.
Budaya yang bagaimana dulu nih?, setahu ane rata-rata anak muda sekarang, khususnya di sekitar kampung ane cukup giat berbudaya, misal ikut kesenian keroncong dan wayang kulit. Malah ada temen ane yang memang cukup familiar dengan crypto membuat wayang yang dimodifikasi dengan pakai logo bitcoin di dada bima, tidak bisa tampil sih karena tidak sesuai dengan karakter tokoh perwayangan tersebut, tapi ya menurut ane cukup unik sebagai promosi secara tidak langsung.

ini disebabkan oleh orang tua juga, karna didikan orang tua saat masih sekolah jarang memperkenalkan kepada anak tentang pentingnya menjaga budaya, generasi yang baik yaitu generasi yang bisa menjaga warisan budaya serta sejarah bangsa, karna dalam budaya sudah tercermin sikap dan cinta akan tanah air
full member
Activity: 180
Merit: 121
Menurut saya karena sudah kebiasaan mendarah daging yang ditularkan dari orang tua ke anak. Dari kecil, anak sudah ditanamkan pemikiran bahwa budaya lokal itu kampungan, kelas rendah, ketinggalan zaman, kuno, nggak keren, bidaah, haram, penuh hal-hal negatif, dan sebagainya. Jadi tidak heran jika generasi muda mereka kurang menjaga budaya sendiri atau bahkan tidak mengenal budaya sendiri karena selama mereka kecil para orang tua mereka terlalu mengajarkan budaya asing. Oleh krena itu, agar anak muda bisa mengenal budaya sendiri dan terus melestarikan di masa depan maka peran orang tua sangat penting dan diajarkan sejak usia dini.

Saya tidak setuju bahwa orangtualah yang harus dsalahkan sepenuhnya dalam permasalahan ini. karena bagaimanapun tentunya orangtua ingin yang terbaik untuk anaknya, yang bukan hanya berilmu tinggi namun juga memilki adab yang baik. Orang tua tidak mungkin menamkan hal tersebut, apalagi sampai menyebutkan bahwa bahasa daerahnya itu haram ataupun bid'ah. Orang tua tidak mungkin menamkan sebuah kebencian terhadap daerah yang mereka tinggali. Dan adapun anak yang tidak mengetahui bahasa daerahnya, itu merupakan sebuah ketidakmampuan orangtua tersebut dalam mendidik anaknya.

Dan jelasnya ini merupakan salah satu dampak negatif dari perkembangan zaman dan teknologi, ditambah lagi dengan lingkungan sosial yang memang seperti itu. Dengan gencarnya transformasi teknologi dan budaya, hal ini membuat anak muda lebih bangga dengan bahasa dan budaya orang lain dibandingan dengan bahasa dan budaya yang ada didaerahnya. 

full member
Activity: 1189
Merit: 107
Enterapp Pre-Sale Live - bit.ly/3UrMCWI
Menurut saya karena sudah kebiasaan mendarah daging yang ditularkan dari orang tua ke anak. Dari kecil, anak sudah ditanamkan pemikiran bahwa budaya lokal itu kampungan, kelas rendah, ketinggalan zaman, kuno, nggak keren, bidaah, haram, penuh hal-hal negatif, dan sebagainya. Jadi tidak heran jika generasi muda mereka kurang menjaga budaya sendiri atau bahkan tidak mengenal budaya sendiri karena selama mereka kecil para orang tua mereka terlalu mengajarkan budaya asing. Oleh krena itu, agar anak muda bisa mengenal budaya sendiri dan terus melestarikan di masa depan maka peran orang tua sangat penting dan diajarkan sejak usia dini.
member
Activity: 127
Merit: 33
#SWGT PRE-SALE IS LIVE
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.
Budaya yang bagaimana dulu nih?, setahu ane rata-rata anak muda sekarang, khususnya di sekitar kampung ane cukup giat berbudaya, misal ikut kesenian keroncong dan wayang kulit. Malah ada temen ane yang memang cukup familiar dengan crypto membuat wayang yang dimodifikasi dengan pakai logo bitcoin di dada bima, tidak bisa tampil sih karena tidak sesuai dengan karakter tokoh perwayangan tersebut, tapi ya menurut ane cukup unik sebagai promosi secara tidak langsung.

Pengaruh digitalisasi sebenarnya, dan hal lain yaitu semenjak kecil orang tua tidak memperkenalkan sejarah sejarah kepda si anak, sejarah dan budaya dua yang tidak dipisahkan, hal lain yaitu jalur pendidikan sekolah guru-guru belum mampu menjelaskan secara mendalam tentang budaya sehingga respec kurang bagi anak muda. saat ini pemerintah harus membuat rancangan baru di pendidikan kita biar budaya kita hilang begitu saja,
member
Activity: 267
Merit: 42
Kalo menurut saya budaya yang berhubungan dengan kesenian kebanyakan cenderung dilestarikan dan banyak anak muda/komunitas yang mempelajarinya. Untuk budaya yang tidak terasa mulai terkikis adalah penggunaan bahasa daerah yang makin kesini makin terkikis dan mulai banyak yang tidak bisa bahasa daerah. Kalo di jawa ada bahasa jawa biasa dan jawa halus, nah anak muda sekarang termasuk saya sudah mulai tidak bisa pakai bahasa jawa halus bahkan banyak kata yang sama sekali tidak tahu artinya
Iya untuk yang melestarikan budaya dan berhubungan dengan kesenian pasti anak muda melenial lebih menghargai budaya.
Iya betul, karena seiring berjalannya waktu bahasa daerah emang benar mulai terkikis sih,karena untuk saat ini diperkampungan pun misal sekolah paud,tk bahasa yang dipake gurunya itu bukan bahasa daerah lagi,tapi bahasa Indonesia yang diajarkan ke anak-anak.
sr. member
Activity: 1470
Merit: 256

Sudah menjadi kewajiban sebagai orang tua untuk dapat mendidik dan mengawasi mereka jangan sampai mereka memberi kebebasan pada anak mereka sebelum anak anak tersebut dapat mengetahui mana yang baik dilakukan ataupun yang tidak baik dilakukan, karena jika seorang anak kecil diberi kebebasan dari orang tuanya tentu anak tersebut akan melakukan apapun yang mereka sukai tentu ini akan membuat anak tersebut akan sulit mendengarkan nasehat orang tuanya jika suda dewasa nantinya.

Benar sekali, selain memberi nafkah, kewajiban orang tua juga memberikan didikan akhlak yang baik kepada anak-anaknya, dengan harapan kedepannya mereka akan menjadi anak-anak yang berguna dan bermanfaat bagi orang tuanya dan lingkungan sekitar. Cara mendidik anak sejak dini adalah dengan memberikan nasehat dan pengertian baik dan  buruk secara perlahan lahan agar anak tidak merasa tertekan dan salah memahami maksud dari semua itu. Memberikan kebebasan merupakan suatu tindakan yang perlu diperhatikan secara matang dan hati-hati dari orang tua kepada anaknya. Jika orang tua terlalu memberikan kebebasan maka tidak menutup kemungkinan akan timbul hal-hal yang tidak diinginkan dan orang tua baru akan menyesalinya.
legendary
Activity: 3066
Merit: 1312
Budaya yang seperti apakah yang dimaksud? Kalau untuk budaya seperti kesenian tradisional, ditempat saya masih banyak kok anak2 muda yang berminat. Misalkan kuda lumping, wayang, musik tradisional (gamelan), ketoprak, dll. Dikampung saya kegiatan2 ini masih berjalan sampai sekarang terkhusus kuda lumping dan musik tradisional karena 2 ini yang paling banyak diisi anak muda entah cewek atau cowok.

Mungkin memang benar kalau dikota2 besar sudah tidak begitu kelihatan lagi karena mulai tergerus dengan budaya2 dari luar tapi kalau dikampung2, saya yakin masih banyak kok anak2 muda yang berkegiatan meneruskan budaya. Kalau orang jawa bilang "nguri-uri kabudayan". Disekolah2 pun dari tingkat SD-SMA masih ada kegiatan ekstrakulikuler yang ada unsur budaya termasuk gamelan dan tari2an, tapi ga tau juga kalau di kota2 besar apakah masih ada atau tidak.

Ya mungkin memang semakin lama akan semakin hilang kalau tidak diteruskan dari perkenalan sejak anak2 usia dini. Ini jadi kewajiban orang tua dan juga dinas2 setempat untuk tetap menjada kebudayaan yang ada. Saya sendiri kadang malu kalau lihat orang2 bule pada bisa main gamelan dengan bagus sedangkan saya sendiri tidak bisa sama sekali  Smiley Penumbuhan minat anak2 akan budaya jadi PR kita bersama, mulai dari keluarga-lingkungan sekitar-pemerintahan.

sr. member
Activity: 826
Merit: 460

Setuju, dengan pengawasan ekstra dari orang tua dan perhatian pemerintah dengan membatasi dan menyaring kinerja influencer dengan baik dan sesuai aturan sehingga anak anak tidak mengalami dari dampak negatifnya. Ya, memang benar apa yang kamu katakan. Saat ini banyak influencer yang mengandalkan konten hanya untuk sekedar sensasi saja, artinya mereka sadar dengan perilaku dan aktivitasnya yang banyak dilihat orang bahkan ada yang menirunya, dan banyak penonton yang menyukai influencer sehingga mendapat untung disini dengan banyak orang yang menyukai konten tersebut. mereka menciptakan. . Sehingga menjadi catatan penting bagi para orang tua saat ini, untuk mendidik dan selalu mengawasi anak-anaknya agar berperilaku sebaik-baiknya, karena di era milenial ini sangat memprihatinkan jika melihat anak berperilaku buruk.
Sudah menjadi kewajiban sebagai orang tua untuk dapat mendidik dan mengawasi mereka jangan sampai mereka memberi kebebasan pada anak mereka sebelum anak anak tersebut dapat mengetahui mana yang baik dilakukan ataupun yang tidak baik dilakukan, karena jika seorang anak kecil diberi kebebasan dari orang tuanya tentu anak tersebut akan melakukan apapun yang mereka sukai tentu ini akan membuat anak tersebut akan sulit mendengarkan nasehat orang tuanya jika suda dewasa nantinya.

Tepat sekali gan, memang benar seperti yang anda katakan di atas, kedua orang tua memiliki peranan penting dalam pertumbuhan anak2nya dan apa yang di ajarkan oleh kedua orang tuanya kepada anaknya maka itulah yang akan menentukan masa depan anaknya termasuk sifat dan prilakunya. Kedua orang tua harus benar2 mengajarkan kepada anaknya dalam hal membedakan sesuatu khususnya tentang mana yang baik dan mana yang buruk dan itu sudah menjadi kewajiban bagi semua orang tua. Seorang anak di bawah umur biasanya akan lebih mudah terpengaruh oleh sesuatu yang ada di sekitarnya dan juga mereka memiliki rasa ketertarikan dan penasaran yang relatif tinggi, jadi kalo kedua orang tua lalai dalam mengawasi aktivitas apa saja yang di lakukan oleh anaknya maka beberapa kemungkinan untuk sesuatu yang tidak di inginkan sangat mungkin terjadi.

Maka dari itu tentu saja kita harus lebih berhati - hati dan jangan terlalu membebaskan anak - anak dalam bermain, takutnya mereka terpengaruh oleh sesuatu yang bisa berdampak buruk khususnya pada sifat dan prilakunya dan tentu saja dengan menerapkan kewaspadaan dan perhatian penuh juga dengan menerapkan pemahaman yang tepat maka menurut saya cukup kecil kemungkinannya bagi anak2 untuk memiliki sifat dan prilaku yang tidak kita inginkan ketika mereka sudah tumbuh dewasa nanti seperti suka membangkang nasehat dll.
member
Activity: 728
Merit: 48
Menurut pendapat saya, Tidak semua generasi milenial kurang menjaga budaya sendiri. Masih banyak juga yang menggemari berbagai budaya Indonesia kit bisa lihat dari segi banyak anak muda yang melakukan hobi menjelajah berbagai wilayah di indonesia untuk mempelajari ragam budaya dan tradisi di seluruh indonesia.  Walaupun memang tidak bisa dipungkiri jika banyak kaum muda yang kurang menjaga budaya sendiri dan bahkan lebih cenderung menyukai budaya asing, karena memang mereka menggap kalau budaya asing tersebut lebih mudah diakses dari beragam platform social media seperi youtube, tiktok, dan lain sebagainya yang mereka lihat di handphone mereka, atau lewat film yang sering mereka tonton.
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
Mungkin solusinya harus diadakan festifal musik atau tari tradisional, dan kulineran makanan lokal sesering mungkin harapanya anak muda pada melek sama budaya nasional. Karena kalo kita nggak mulai dari sekarang, bakalan sulit buat generasi selanjutnya buat ngerti nilai dan keunikan budaya kita.
Di kampung ane dulu sering sekali diadakan festival musik yang di adakan sponsor obat seperti procold, namun semenjak panitianya sudah pada nikah dan berkeluarga, sekarang sudah jarang dan hampir tidak pernah diadakan lagi oleh bujang kampung. Tapi kalau kuliner, ane lihat masih, apa lagi kalau sudah memasuki bulan ramadhan dimana setiap sudut jalan akan dipenuhi produk-produk lokal yang berjualan makanan lokal kayak kerak telor, lumpia dan bahkan pempek. Namun ane rasa itu tidak bisa mengubah anak muda kita untuk mencintai budaya kita, karena ane lihat mereka lebih sering belanja di indomaret atau di mall dari pada jajanan pasar tadi.
member
Activity: 382
Merit: 12
Axioma Holding - Axioma Pay Crypto Card
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.
Generasi 90-an dan millennial sekarang memang kalau diliat udah beda, apalagi soal budaya. Makin kesini, anak muda banyak yang nggak peka sama budaya di sekitar. Bukan aja sama budaya tapi sola tata krama juga kurang. Kita tahu jaman sekarang seiring dengan populernya contohnya Tiktok, YT atau medsos yang lain jadi anak muda kurang begitu tahu kalau ditanyain lagu nasional contohnya, apalagi disuruh nyayi.

Jadi, balik lagi ke topik si OP. Budaya nggak cuma soal tarian atau lagu tradisional doang. Bahkan cara kita bicara, makanan lokal favorit kita, sampai gimana kita solve masalah itu semua bagian dari budaya. Mungkin solusinya harus diadakan festifal musik atau tari tradisional, dan kulineran makanan lokal sesering mungkin harapanya anak muda pada melek sama budaya nasional. Karena kalo kita nggak mulai dari sekarang, bakalan sulit buat generasi selanjutnya buat ngerti nilai dan keunikan budaya kita.
member
Activity: 250
Merit: 20
Anak muda milenial mungkin kurang menjaga budaya karena pengaruh globalisasi, teknologi, media sosial, pergeseran nilai, kurangnya pendidikan budaya, dan tantangan ekonomi. Faktor-faktor ini dapat mengarah pada orientasi lebih global daripada lokal, kurangnya pemahaman terhadap nilai budaya, dan fokus pada aspek-aspek lain seperti pekerjaan dan tantangan ekonomi.
Tapi untuk saat ini sangat amat menyayangkan sekali,ketika kita melihat muda mudi yang kurang menghargai budaya itu rasanya gimana gitu,merasa prihatin sekali ya,
Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua anak muda memiliki pendekatan yang sama, dan kesadaran akan pelestarian budaya dapat mendorong partisipasi positif mereka dalam menjaga warisan budaya.
member
Activity: 98
Merit: 21
Tontogether | Save Smart & Win Big
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.
Budaya yang bagaimana dulu nih?, setahu ane rata-rata anak muda sekarang, khususnya di sekitar kampung ane cukup giat berbudaya, misal ikut kesenian keroncong dan wayang kulit. Malah ada temen ane yang memang cukup familiar dengan crypto membuat wayang yang dimodifikasi dengan pakai logo bitcoin di dada bima, tidak bisa tampil sih karena tidak sesuai dengan karakter tokoh perwayangan tersebut, tapi ya menurut ane cukup unik sebagai promosi secara tidak langsung.

Karna pengaruh digitalisasi yang begitu pesat, anak muda sekarang langsung berhadapan dengan yang namanya media digital dan untuk mendapatkan sebuah pekerjaan juga harus belajar dulu yang namanya teknologi sehingga apapun pekerjaan yang akan dikerjakan harus bisa yang namanya pengoperasian komputer, sehingga budaya saat ini dikesampingkan karna dianggap tidak begitu perlu sebab tidak ada masukan uang jika terlalu memperhatikan budaya. seandainya pemerintah mengikuti arus globalisasi membuat budaya itu lewat digitalisasi ane rasa baru anak muda peduli kembali dengan budaya..
member
Activity: 111
Merit: 38
Sebenarnya banyak faktor yang bisa mempengaruhi semua itu,
Bisa jadi karena sebagian besar anak muda di jaman sekarang mudah terpengaruh oleh gaya hidup, biasanya tontonan akan menjadi sebuah tuntutan.
Ada yang disebut "secara tidak sadar" mereka tergiring oleh apa yang mereka tonton.
Namun perlu diingat bahwa masih banyak anak muda yang masih aktif dalam menjaga budaya, mungkin harus ada pendorong agar budaya lokal bisa tetap terjaga, dan dijaga.
Seperti hadiah, prestasi dan lain-lain
newbie
Activity: 12
Merit: 0
Disinilah pentingnya peran orangtua dalam memberikan pemahaman dan kedisiplinan pada anak terkait gadget. Jangan ketika anak masih kecil dan belum mengenal gadget lalu kita sebagai orangtua ngasih gadget ke anak-anak alih alih bermain dengannya. Lalu ketika sudah beranjak remaja dimana sudah memasuki usia puber lalu kita melihat anak kita memiliki perilaku yang buruk lalu baru kita melarang dan membatasi penggunaan gadget untuk mereka. Kita tidak bisa mengatur agar semua influencer di indonesia agar memberikan contoh yang baik, dan juga kita tidak bisa memfilter influencer apa saja yang boleh dan tidak boleh ditonton oleh anak kita karena tentu kita tidaklah 24 jam bersama mereka. Jadi peran orangtua untuk membatasi dan mengawasi penggunaan gadget semenjak kecil sangat diperlukan. Dengan adanya pendampingan dari orangtua maka setidaknya anak akan mempunyai prinsip dan pondasi terkait tontonan apa yang akan dia tonton hingga dia beranjak dewasa.
Saya sangat setuju dengan pernyataan tersebut bahwa memang peran orangtua sangat dibutuhkan dalam hal ini. Kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan influencer terkait postingan yang kurang mendidik, karena mungkin mereka memang dituntut untuk itu. Itu hak mereka yang tidak perlu kita salahkan dalam perkembangan anak. Yang seharusnya lebih menjaga dan lebih peka terhadap perkembangan anak serta yang harus lebih menjaga dari segi pergaulan serta tontonan adalah orang yang ada pada lingkungannya sendiri terutama orangtua. Sebagai orangtua, kita perlu membatasi penggunaan gadget pada anak, sekalipun anak kita sudah remaja atau dewasa mungkin kita bisa lebih memantau anak. Dengan memberikan pendidikan lebih mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang perlu dihindari mungkin  dapat meminimalisir terjadinya hal yang tidak diinginkan termasuk anak bisa lebih menjaga dan mencintai budayanya sendiri. Sedari kecil anak harus diperkenalkan dengan segala macam budaya untuk pendidikannya serta dibentuk untuk mencintai dan menghargai budayanya sendiri.
jr. member
Activity: 96
Merit: 1
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.

Karena banyak anak muda Indonesia sudah melupakan budaya bangsa Indonesia dan menyukai luar negeri, faktor kemajuan teknologi informasi adalah salah satu faktor yang utama membuat kecintaan anak muda akan budaya mereka sendiri mengurang.Bahkan banyak anak muda yang menilai budaya Indonesia adalah budaya yang kuno dan tidak mengikuti zaman, padahal budaya Indonesia memiliki banyak sekali ragam dan sangat keren sekali.Tapi, tidak semua anak milenial seperti itu. Masih banyak anak anak yang senang/menyukai budaya kita. Salah satu contohnya di daerah saya, masih banyak anak anak yang melestarikan kesenian budaya daerah, mereka terjun langsung untuk melestarikan kesenian itu sendiri. Tidak hanya anak anak yang melestarikan budaya itu, tapi warga atau masyarakat sekitar pun masih turut untuk melestarikan budaya kita sendiri. Jadi ya salah satu faktor utama nya bisa dari teknologi informasi (Gadget) yang sangat pesat, sehingga anak lebih menyukai budaya luar dibanding budaya kita sendiri. Bisa juga faktor lingkungan, jika lingkungan tidak mendukung untuk melakukan segala sesuatu tentang kebudayaan, ya anak itu sendiri/anak milenial itu tidak akan berkembang jika faktor lingkungan nya tidak ada dukungan untuk melestarikan kebudayaan.
sr. member
Activity: 1148
Merit: 432
Asumsi ane ini budaya tradisional atau adat ya!

IMO, ini bergantung banget sama lokasi dan lingkungan. Di Jakarta ada budaya betawi, tetapi kita semua tahu kalau budaya betawi seperti Ondel-ondel, makanan kerak telor dan baju sadariah sudah berkurang peminatnya terkikis sama perkembangan teknologi dan juga sirkel-sirkel tongkrongan jaman sekarang.

Kita ambil satu contoh sirkel anak Jaksel (Jakarta Selatan) yang kalau di YouTube atau TikTok terkenal dengan gaya hedon nya. Kalau sudah terbiasa dengan gaya/budaya hedon ini, budaya tradisional mau masuk juga sulit. Pola pikir kebanyakan orang-orang di sirkel ini punya pemahaman bahwa budaya tradisional udah ketinggalan jaman. Paling mentok budaya itu dipake pas nikahan doang sama event-event besar. Ga buruk juga sih kalau masih ada event pentas budaya gini.

Sedangkan kalau di lingkungan ane yang sekarang, tokoh-tokoh masyarakat masih sering melestarikan dan mengajak pemuda buat ikut partisipasi di beberapa budaya jawa, seperti Kenduren (doa bersama), Padusan (mandi sebelum bulan ramadhan), Nyadran (doa untuk leluhur sebelum ramadhan), Ruwatan juga masih sering di desa sebelah, bahkan wayang ada agenda rutin nya di tingkat kelurahan. Bisa dikatakan sih engga sepenuhnya ditinggalin ya, tapi engga se "kental" jaman dulu. Salah satu penyebabnya ya lag-lagi terkikis teknologi, terutama smartphone.

Menurut ane, budaya akan mudah luntur jika kultur hedon makin populer di lingkungan tersebut.
Tidak dapat di pungkiri memang kalau kecanggihan teknologi sudah mempengaruhi generasi muda dengan secara perlahan lebih menyukai budaya budaya luar sehingga tidak ada ketertarikan lagi untuk menjaga ataupun melanjutkan tradisi adat ataupun budaya di daerah sendiri sehingga memang sekarang terlihat jelas bahwa ada penurunan yang signifikan terhadap pelestarian budaya di indonesia dan hal tersebut bukan tidak mungkin akan berkelanjutkan sehingga membuat situasi semakin buruk.
Dalam hal ini memang ada beberapa pihak yang harusnya bisa mencegahnya, seperti pemerintah ataupun para pengajar namun sejauh ini belum ada upaya yang besar yang di lakukan terutama oleh pemerintah untuk mengedukasi generasi milinel terhadap pentinganya menjaga budaya.
Dan influencer saat ini juga malah semakin menjauhkan generasi generasi milinial dengan budaya indonesia, ini yang sangat disayangkan, banyak influenceryang tidak pantas untuk di ikuti namun mereka malah semakin populer di negara ini sehingga dampaknya cukup negatif di kalangan anak anak kecil remeja.
hero member
Activity: 1470
Merit: 558
dont be greedy
Asumsi ane ini budaya tradisional atau adat ya!

IMO, ini bergantung banget sama lokasi dan lingkungan. Di Jakarta ada budaya betawi, tetapi kita semua tahu kalau budaya betawi seperti Ondel-ondel, makanan kerak telor dan baju sadariah sudah berkurang peminatnya terkikis sama perkembangan teknologi dan juga sirkel-sirkel tongkrongan jaman sekarang.

Kita ambil satu contoh sirkel anak Jaksel (Jakarta Selatan) yang kalau di YouTube atau TikTok terkenal dengan gaya hedon nya. Kalau sudah terbiasa dengan gaya/budaya hedon ini, budaya tradisional mau masuk juga sulit. Pola pikir kebanyakan orang-orang di sirkel ini punya pemahaman bahwa budaya tradisional udah ketinggalan jaman. Paling mentok budaya itu dipake pas nikahan doang sama event-event besar. Ga buruk juga sih kalau masih ada event pentas budaya gini.

Sedangkan kalau di lingkungan ane yang sekarang, tokoh-tokoh masyarakat masih sering melestarikan dan mengajak pemuda buat ikut partisipasi di beberapa budaya jawa, seperti Kenduren (doa bersama), Padusan (mandi sebelum bulan ramadhan), Nyadran (doa untuk leluhur sebelum ramadhan), Ruwatan juga masih sering di desa sebelah, bahkan wayang ada agenda rutin nya di tingkat kelurahan. Bisa dikatakan sih engga sepenuhnya ditinggalin ya, tapi engga se "kental" jaman dulu. Salah satu penyebabnya ya lag-lagi terkikis teknologi, terutama smartphone.

Menurut ane, budaya akan mudah luntur jika kultur hedon makin populer di lingkungan tersebut.
full member
Activity: 807
Merit: 150

Di era teknologi seperti sekarang ini memang orang tua perlu penegawsan Extra untuk menjaga anak-anaknya terhadap penggunaan Gadget. Selain itu peran pemarintah juga sangat di perlukan untuk membatasi Influencer-influncer yang membuat konten yang berdampak negatif kepada anak-anak dengan perkaatan yang tidak sopan karena budaya kita sangat beretika. Hal sperti ini perlu di awasi untuk menjaga anak-anak, atau generasi muda bangsa ini agar tidak terkena 'virus' budaya luar, yang paling parah sih virus LGBTQ.

Seharusnya influencer itu sebaiknya memberikan contoh yang baik, memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat, dan memberikan dampak positif, bukan cuma ngandelin konten yang buat rame orang trus ujug-ujung dianggap influencer.
Setuju, dengan pengawasan ekstra dari orang tua dan perhatian pemerintah dengan membatasi dan menyaring kinerja influencer dengan baik dan sesuai aturan sehingga anak anak tidak mengalami dari dampak negatifnya. Ya, memang benar apa yang kamu katakan. Saat ini banyak influencer yang mengandalkan konten hanya untuk sekedar sensasi saja, artinya mereka sadar dengan perilaku dan aktivitasnya yang banyak dilihat orang bahkan ada yang menirunya, dan banyak penonton yang menyukai influencer sehingga mendapat untung disini dengan banyak orang yang menyukai konten tersebut. mereka menciptakan. . Sehingga menjadi catatan penting bagi para orang tua saat ini, untuk mendidik dan selalu mengawasi anak-anaknya agar berperilaku sebaik-baiknya, karena di era milenial ini sangat memprihatinkan jika melihat anak berperilaku buruk.
Sudah menjadi kewajiban sebagai orang tua untuk dapat mendidik dan mengawasi mereka jangan sampai mereka memberi kebebasan pada anak mereka sebelum anak anak tersebut dapat mengetahui mana yang baik dilakukan ataupun yang tidak baik dilakukan, karena jika seorang anak kecil diberi kebebasan dari orang tuanya tentu anak tersebut akan melakukan apapun yang mereka sukai tentu ini akan membuat anak tersebut akan sulit mendengarkan nasehat orang tuanya jika suda dewasa nantinya.
sr. member
Activity: 1470
Merit: 256

Di era teknologi seperti sekarang ini memang orang tua perlu penegawsan Extra untuk menjaga anak-anaknya terhadap penggunaan Gadget. Selain itu peran pemarintah juga sangat di perlukan untuk membatasi Influencer-influncer yang membuat konten yang berdampak negatif kepada anak-anak dengan perkaatan yang tidak sopan karena budaya kita sangat beretika. Hal sperti ini perlu di awasi untuk menjaga anak-anak, atau generasi muda bangsa ini agar tidak terkena 'virus' budaya luar, yang paling parah sih virus LGBTQ.

Seharusnya influencer itu sebaiknya memberikan contoh yang baik, memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat, dan memberikan dampak positif, bukan cuma ngandelin konten yang buat rame orang trus ujug-ujung dianggap influencer.
Setuju, dengan pengawasan ekstra dari orang tua dan perhatian pemerintah dengan membatasi dan menyaring kinerja influencer dengan baik dan sesuai aturan sehingga anak anak tidak mengalami dari dampak negatifnya. Ya, memang benar apa yang kamu katakan. Saat ini banyak influencer yang mengandalkan konten hanya untuk sekedar sensasi saja, artinya mereka sadar dengan perilaku dan aktivitasnya yang banyak dilihat orang bahkan ada yang menirunya, dan banyak penonton yang menyukai influencer sehingga mendapat untung disini dengan banyak orang yang menyukai konten tersebut. mereka menciptakan. . Sehingga menjadi catatan penting bagi para orang tua saat ini, untuk mendidik dan selalu mengawasi anak-anaknya agar berperilaku sebaik-baiknya, karena di era milenial ini sangat memprihatinkan jika melihat anak berperilaku buruk.
sr. member
Activity: 1246
Merit: 262
Disinilah pentingnya peran orangtua dalam memberikan pemahaman dan kedisiplinan pada anak terkait gadget. Jangan ketika anak masih kecil dan belum mengenal gadget lalu kita sebagai orangtua ngasih gadget ke anak-anak alih alih bermain dengannya. Lalu ketika sudah beranjak remaja dimana sudah memasuki usia puber lalu kita melihat anak kita memiliki perilaku yang buruk lalu baru kita melarang dan membatasi penggunaan gadget untuk mereka. Kita tidak bisa mengatur agar semua influencer di indonesia agar memberikan contoh yang baik, dan juga kita tidak bisa memfilter influencer apa saja yang boleh dan tidak boleh ditonton oleh anak kita karena tentu kita tidaklah 24 jam bersama mereka. Jadi peran orangtua untuk membatasi dan mengawasi penggunaan gadget semenjak kecil sangat diperlukan. Dengan adanya pendampingan dari orangtua maka setidaknya anak akan mempunyai prinsip dan pondasi terkait tontonan apa yang akan dia tonton hingga dia beranjak dewasa.
Di era kemajuan teknologi mau tidak mau kita harus beradaptasi dengan baik terutama untuk anak kita lebih mengenal dekat dengan teknologi dan bisa memberikan dampak positif bagi pola pikir mereka kedepannya. Saya kurang setuju dengan sebagian pendapat saat tidak memberikan akses kepada anaknya untuk mengenal kecanggihan dunia teknologi semisal bisa menggunakan mobile phone hingga bisa lancar dalam mengoperasi kompuer atau laptop.  Cuman butuh bimbangan dan pengawasan dari orang tua bagaimana caranya agar anak kita bisa mendapatkan nilai positif saat menggunakan mobile phone dan tidak harus membatasi kegiatan mereka berinteraksi dengan HP.

Saya sependapat dengan agan terutama dalam hal konten mana yang harus ditonton anak kita, saat ini banyak sekali konten yang tidak edukatif bahkan menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak kita sehingga memiliki dampak yang cukup buruk ke depannya.

Pengawasan orang tua sangat penting untuk anak kita apalagi yang masih dibawah umur dan masih dalam proses tumbuh kembang harus menonton konten yang penuh edukasi.
sr. member
Activity: 1204
Merit: 486

Fenomena yang sekarang terjadi pada anak anak dibawah umur akibat dari penggunaan gadget sulit untuk dihentikan, yang bisa kita lakukan adalah mengontrol dengan sebaik baiknya apa yang dilakukan oleh anak anak dari gadgetnya. Mungkin kita sudah tidak asing lagi bahwa sekarang anak anak dibawah umur banyak bermain game, dan mereka banyak mengikuti influencer atau konten kreator yang berkaitan dengan game yang mereka mainkan. Dan bukan sesuatu hal asing juga ketika konten kreator atau influencer selalu mengeluarkan kata kata "mutiara" mereka yang pada akhirnya ditiru oleh anak anak, dan baru baru ini juga heboh tentang konten kreator atau streamer game juga memberikan tempat pada bandar judi online yang pada akhirnya itu juga akan sangat berpengaruh kepada pengikut mereka, sebab yang menonton mereka bukan hanya orang dewasa akan tetapi juga banyak dari kalangan anak anak di bawah umur. Saya tidak mencoba mengatakan semua streamer atau influencer, namun sebagian besar mereka melakukannya.

Memberikan batasan waktu pada anak anak salah satu cara yang bisa dilakukan agar supaya penggunaan mereka terhadap gadget bisa terkendali.
Dengan membatasi waktu yang diberikan kepada anak untuk membatasi bermain gadget, hal ini merupakan langkah awal dalam memantau dan mengontrol cara anak menggunakan gadget dalam kesehariannya, dan secara tidak langsung kita mencegah mereka menjadi kecanduan gadget, apabila anak sudah kecanduan. gadget. , maka sangat sulit untuk memberikan penerapan dan pemahaman yang baik dan benar, sebaliknya anak akan sangat sensitif dan emosional karena menurut mereka sangat nyaman dan tidak akan menjadi masalah, padahal kita sebagai orang tua tidak. yang seperti itu, dan hal ini akan menjadi suatu hal yang saling bertentangan, dan hal ini menjadi suatu hal yang harus menjadi perhatian besar bagi para orang tua dalam mendidik anaknya, agar anaknya menjadi anak yang patuh dan sebisa mungkin tidak terpengaruh oleh kesejahteraan mental dan psikis anak tersebut. .
Namun yang menjadi masalah sekarang, anak anak menjadi kecanduan gadget karena orang tua mereka sendiri. Saya akan memberikan satu contoh ketika seorang anak yang menangis, ketika seorang anak menangis, orang tua mereka akan mencoba untuk membuat tangisannya berhenti dengan memberikannya gadget. Secara tidak langsung, itu akan membentuk prilaku kebiasaan tidak pada seorang anak. Masih banyak cara untuk menghentikan tangisan seorang anak selain daripada memberikan mereka gadget.

Hal hal seperti ini harus dihindari untuk membuat hal seperti ini tidak menjadi kebiasaan. Pasalnya kita semua tahu anak anak adalah usia dimana  mereka sedang mengalami perkembangan, dan jangan sampai perkembangan mereka terhambat karena hal hal seperti ini. Karena cukup mudah bagi anak anak untuk melekatkan sesuatu pada otak mereka, termasuk dalam penggunaan gadget ini.

Pada kasus lain, seperti misalnya orang tua memberikan mereka gadget pribadi dengan dalih "kasihan" karena melihat anak sebayanya sudah memiliki gadget. Nah kata kata "kasihan" seperti ini bagi saya tidak bijak atau layak digunakan untuk hal hal yang cenderung berdampak negatif pada anak anak. Sebab kata kasihan itu harus bisa dipertanggung jawabkan, karena ini termasuk hal hal yang akan mengarahkan pada masa depan anak anak kita nanti.
sr. member
Activity: 1344
Merit: 335
#SWGT PRE-SALE IS LIVE
Seharusnya influencer itu sebaiknya memberikan contoh yang baik, memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat, dan memberikan dampak positif, bukan cuma ngandelin konten yang buat rame orang trus ujug-ujung dianggap influencer.

Disinilah pentingnya peran orangtua dalam memberikan pemahaman dan kedisiplinan pada anak terkait gadget. Jangan ketika anak masih kecil dan belum mengenal gadget lalu kita sebagai orangtua ngasih gadget ke anak-anak alih alih bermain dengannya. Lalu ketika sudah beranjak remaja dimana sudah memasuki usia puber lalu kita melihat anak kita memiliki perilaku yang buruk lalu baru kita melarang dan membatasi penggunaan gadget untuk mereka. Kita tidak bisa mengatur agar semua influencer di indonesia agar memberikan contoh yang baik, dan juga kita tidak bisa memfilter influencer apa saja yang boleh dan tidak boleh ditonton oleh anak kita karena tentu kita tidaklah 24 jam bersama mereka. Jadi peran orangtua untuk membatasi dan mengawasi penggunaan gadget semenjak kecil sangat diperlukan. Dengan adanya pendampingan dari orangtua maka setidaknya anak akan mempunyai prinsip dan pondasi terkait tontonan apa yang akan dia tonton hingga dia beranjak dewasa.
sr. member
Activity: 434
Merit: 272

Memang benar gadget sangat berpengaruh penting dalam kehidupan seseorang baik dikalangan anak kecil sampai orang dewasa, ya ada orang yang bilang gadget akan menjadi setan bagi seseorang jika mereka menggunakannya dengan tidak benar.
Seiring perkembangan jaman budaya dan tradisi secara perlahan lahan akan hilang jika para orang tua tidak memberikan contoh atau pengenalan terhadap anak anaknya, dan pengaruh budaya asing yang masuk kedalam negeri tentunya juga akan menjadi masalah baru karena bisa jadi anak anak akan lebih dominan meniru budaya asing daripada budaya sendiri.

Gadget sangat berpengaruh. Dengan Gadget anak-anak bisa tidak bisa lagi di kontrol apa saja mereka tonton. Selain itu banyak influencer yang yang suka berkata-kata kotor di konten yang mereka buat, dampaknya banyak anak2 kecil yang nonton dan pastinya akan ikut-ikutan. Para influencer ini malah banyak yang mendukung atas perbuatannya tersebut, dan orang yang berlawanan dengan tersebut malah dianggap norak, baperan, dan sebagainya. Normalisasi kata-kata kotor sudah terjadi dilingkungan anak-anak, apalagi banyak orang tua yang tidak memperhatikan perilaku buruk dari anak mereka.
Memang benar, di lingkungan saya hal ini banyak terjadi, dimana anak-anak dengan mudahnya meniru perkataan influencer lewat gadget yang mereka tonton, padahal mereka belum bisa mengartikan kata-katanya, mereka hanya menirunya agar terlihat keren di depan orang lain.
Dan hal ini menjadi kepedulian orang tua untuk mengawasi dan mendidik anaknya agar berperilaku baik, dengan memberikan pemahaman secara bertahap agar anak bisa melakukan apa yang dilarang orang tuanya. Oleh karena itu, sebagai orang tua, di hadapan anak, Anda harus tegas dalam mendidiknya, agar ia menjadi anak yang berakhlak baik.

Di era teknologi seperti sekarang ini memang orang tua perlu penegawsan Extra untuk menjaga anak-anaknya terhadap penggunaan Gadget. Selain itu peran pemarintah juga sangat di perlukan untuk membatasi Influencer-influncer yang membuat konten yang berdampak negatif kepada anak-anak dengan perkaatan yang tidak sopan karena budaya kita sangat beretika. Hal sperti ini perlu di awasi untuk menjaga anak-anak, atau generasi muda bangsa ini agar tidak terkena 'virus' budaya luar, yang paling parah sih virus LGBTQ.

Seharusnya influencer itu sebaiknya memberikan contoh yang baik, memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat, dan memberikan dampak positif, bukan cuma ngandelin konten yang buat rame orang trus ujug-ujung dianggap influencer.
sr. member
Activity: 1470
Merit: 256

Fenomena yang sekarang terjadi pada anak anak dibawah umur akibat dari penggunaan gadget sulit untuk dihentikan, yang bisa kita lakukan adalah mengontrol dengan sebaik baiknya apa yang dilakukan oleh anak anak dari gadgetnya. Mungkin kita sudah tidak asing lagi bahwa sekarang anak anak dibawah umur banyak bermain game, dan mereka banyak mengikuti influencer atau konten kreator yang berkaitan dengan game yang mereka mainkan. Dan bukan sesuatu hal asing juga ketika konten kreator atau influencer selalu mengeluarkan kata kata "mutiara" mereka yang pada akhirnya ditiru oleh anak anak, dan baru baru ini juga heboh tentang konten kreator atau streamer game juga memberikan tempat pada bandar judi online yang pada akhirnya itu juga akan sangat berpengaruh kepada pengikut mereka, sebab yang menonton mereka bukan hanya orang dewasa akan tetapi juga banyak dari kalangan anak anak di bawah umur. Saya tidak mencoba mengatakan semua streamer atau influencer, namun sebagian besar mereka melakukannya.

Memberikan batasan waktu pada anak anak salah satu cara yang bisa dilakukan agar supaya penggunaan mereka terhadap gadget bisa terkendali.
Dengan membatasi waktu yang diberikan kepada anak untuk membatasi bermain gadget, hal ini merupakan langkah awal dalam memantau dan mengontrol cara anak menggunakan gadget dalam kesehariannya, dan secara tidak langsung kita mencegah mereka menjadi kecanduan gadget, apabila anak sudah kecanduan. gadget. , maka sangat sulit untuk memberikan penerapan dan pemahaman yang baik dan benar, sebaliknya anak akan sangat sensitif dan emosional karena menurut mereka sangat nyaman dan tidak akan menjadi masalah, padahal kita sebagai orang tua tidak. yang seperti itu, dan hal ini akan menjadi suatu hal yang saling bertentangan, dan hal ini menjadi suatu hal yang harus menjadi perhatian besar bagi para orang tua dalam mendidik anaknya, agar anaknya menjadi anak yang patuh dan sebisa mungkin tidak terpengaruh oleh kesejahteraan mental dan psikis anak tersebut. .
sr. member
Activity: 1204
Merit: 486

Memang benar gadget sangat berpengaruh penting dalam kehidupan seseorang baik dikalangan anak kecil sampai orang dewasa, ya ada orang yang bilang gadget akan menjadi setan bagi seseorang jika mereka menggunakannya dengan tidak benar.
Seiring perkembangan jaman budaya dan tradisi secara perlahan lahan akan hilang jika para orang tua tidak memberikan contoh atau pengenalan terhadap anak anaknya, dan pengaruh budaya asing yang masuk kedalam negeri tentunya juga akan menjadi masalah baru karena bisa jadi anak anak akan lebih dominan meniru budaya asing daripada budaya sendiri.

Gadget sangat berpengaruh. Dengan Gadget anak-anak bisa tidak bisa lagi di kontrol apa saja mereka tonton. Selain itu banyak influencer yang yang suka berkata-kata kotor di konten yang mereka buat, dampaknya banyak anak2 kecil yang nonton dan pastinya akan ikut-ikutan. Para influencer ini malah banyak yang mendukung atas perbuatannya tersebut, dan orang yang berlawanan dengan tersebut malah dianggap norak, baperan, dan sebagainya. Normalisasi kata-kata kotor sudah terjadi dilingkungan anak-anak, apalagi banyak orang tua yang tidak memperhatikan perilaku buruk dari anak mereka.
Memang benar, di lingkungan saya hal ini banyak terjadi, dimana anak-anak dengan mudahnya meniru perkataan influencer lewat gadget yang mereka tonton, padahal mereka belum bisa mengartikan kata-katanya, mereka hanya menirunya agar terlihat keren di depan orang lain.
Dan hal ini menjadi kepedulian orang tua untuk mengawasi dan mendidik anaknya agar berperilaku baik, dengan memberikan pemahaman secara bertahap agar anak bisa melakukan apa yang dilarang orang tuanya. Oleh karena itu, sebagai orang tua, di hadapan anak, Anda harus tegas dalam mendidiknya, agar ia menjadi anak yang berakhlak baik.
Fenomena yang sekarang terjadi pada anak anak dibawah umur akibat dari penggunaan gadget sulit untuk dihentikan, yang bisa kita lakukan adalah mengontrol dengan sebaik baiknya apa yang dilakukan oleh anak anak dari gadgetnya. Mungkin kita sudah tidak asing lagi bahwa sekarang anak anak dibawah umur banyak bermain game, dan mereka banyak mengikuti influencer atau konten kreator yang berkaitan dengan game yang mereka mainkan. Dan bukan sesuatu hal asing juga ketika konten kreator atau influencer selalu mengeluarkan kata kata "mutiara" mereka yang pada akhirnya ditiru oleh anak anak, dan baru baru ini juga heboh tentang konten kreator atau streamer game juga memberikan tempat pada bandar judi online yang pada akhirnya itu juga akan sangat berpengaruh kepada pengikut mereka, sebab yang menonton mereka bukan hanya orang dewasa akan tetapi juga banyak dari kalangan anak anak di bawah umur. Saya tidak mencoba mengatakan semua streamer atau influencer, namun sebagian besar mereka melakukannya.

Memberikan batasan waktu pada anak anak salah satu cara yang bisa dilakukan agar supaya penggunaan mereka terhadap gadget bisa terkendali.
sr. member
Activity: 1470
Merit: 256

Memang benar gadget sangat berpengaruh penting dalam kehidupan seseorang baik dikalangan anak kecil sampai orang dewasa, ya ada orang yang bilang gadget akan menjadi setan bagi seseorang jika mereka menggunakannya dengan tidak benar.
Seiring perkembangan jaman budaya dan tradisi secara perlahan lahan akan hilang jika para orang tua tidak memberikan contoh atau pengenalan terhadap anak anaknya, dan pengaruh budaya asing yang masuk kedalam negeri tentunya juga akan menjadi masalah baru karena bisa jadi anak anak akan lebih dominan meniru budaya asing daripada budaya sendiri.

Gadget sangat berpengaruh. Dengan Gadget anak-anak bisa tidak bisa lagi di kontrol apa saja mereka tonton. Selain itu banyak influencer yang yang suka berkata-kata kotor di konten yang mereka buat, dampaknya banyak anak2 kecil yang nonton dan pastinya akan ikut-ikutan. Para influencer ini malah banyak yang mendukung atas perbuatannya tersebut, dan orang yang berlawanan dengan tersebut malah dianggap norak, baperan, dan sebagainya. Normalisasi kata-kata kotor sudah terjadi dilingkungan anak-anak, apalagi banyak orang tua yang tidak memperhatikan perilaku buruk dari anak mereka.
Memang benar, di lingkungan saya hal ini banyak terjadi, dimana anak-anak dengan mudahnya meniru perkataan influencer lewat gadget yang mereka tonton, padahal mereka belum bisa mengartikan kata-katanya, mereka hanya menirunya agar terlihat keren di depan orang lain.
Dan hal ini menjadi kepedulian orang tua untuk mengawasi dan mendidik anaknya agar berperilaku baik, dengan memberikan pemahaman secara bertahap agar anak bisa melakukan apa yang dilarang orang tuanya. Oleh karena itu, sebagai orang tua, di hadapan anak, Anda harus tegas dalam mendidiknya, agar ia menjadi anak yang berakhlak baik.
hero member
Activity: 1400
Merit: 674

Cukup miris memang, hanya daerah-daerah yang tidak begitu tersentuh teknologi internet yang membuat generasinya tidak mudah terkontaminasi dengan budaya luar.IMO


Saya rasa Frasa "Hanya" yang anda gunakan kurang tepat, contohnya jogja, Bali, Sumbar dan beberapa daerah lainnya di indonesia.
Jogja dari dulu dikenal sebagai kota Pendidikan yang selalu terbuka dengan kemajuan teknologi tapi tidak pernah kehilangan jati dirinya dan Bali lebih hebat lagi, Bali adalah pionir perkembangan Bitcoin di Indonesia tapi Bali juga terkenal sebagai tempat wisata di dunia karena kearifan lokal yang terus di jaga oleh masyarakatnya.

Anda benar, untuk poinnya,, sebenarnya saya sadar akan keadaan daerah-daerah tersebut, dan mereka masih mempertahankan budayanya juga di antaranya sudah di kenalkan ke seluruh dunia.
Apalagi bali yang setiap generasinya di rawat dengan baik, ini tidak lepas dari dukungan pemerintah setempat mengupayakan supaya masyarakatnya memiliki ketertarikan terhadap budaya yang ada di bali.
Walaupun jika di perhatikan secara seksama di antaranya juga di beberapa daerah yang ada di bali, para generasinya tidak begitu tertarik dengan budayanya yang tergerus oleh budaya luar lainya. tetapi sejauh ini pemerintah dan masyarakatnya cukup kuat dalam mempertahankan budayanya.
hero member
Activity: 1512
Merit: 509
Jogja dari dulu dikenal sebagai kota Pendidikan yang selalu terbuka dengan kemajuan teknologi tapi tidak pernah kehilangan jati dirinya dan Bali lebih hebat lagi, Bali adalah pionir perkembangan Bitcoin di Indonesia tapi Bali juga terkenal sebagai tempat wisata di dunia karena kearifan lokal yang terus di jaga oleh masyarakatnya.
Kedua kota yang ente sebutkan di atas termasuk kedalam kota yang open mind terhadap sesuatu. oleh karena itu mereka cepat berkembang dan maju terhadap perkembangan zaman. Dulu itu ane bercita-cita mau sekolah di jogja karena banyak mendengar cerita teman yang bahagia dan senang bersekolah di sana, namun karena orang tua ane tidak mampu untuk itu, ane terpaksa bersekolah di daerah ane sendiri. Satu hal yang membuat budaya mereka tidak lekang oleh perkembangan zaman adalah budaya tidak malu untuk menggunakan bidaya mereka sendiri. Beda kalau di daerah ane, justru malu sendiri jika memakai pakaian adat dan menerapkan budaya lokal, padahal dari situ kita bisa memaksimalkan untuk mencintai budaya dari leluhur kita.

Ada peran dimana pemerintah dan terutama orang tua yang menanamkan cinta akan budaya mereka, terlebih di kota yang agan sebutkan budayanya juga menjadi tulang pungguh ekonomi mereka, jadi dengan adanya peran itu maka anak muda pun menjadi ada rasa tanggung jawab lebih untuk tetap selalu melestarikan budayanya.
Jujur di daerah tempat saya tinggal juga sekarang anak mudanya tidak begitu memperhatikan budayanya, bahkan jika mereka ditanya makanan khas daerah tempat saya tinggal ini mungkin mereka sudah tidak bisa menjawab.
Selain daripada itu saya melihat fenomena dimana ketika anak muda yang masih melestarikan budaya dianggap katro atau ketinggalan zaman oleh sebagian teman sebayanya, itu juga menjadikan sesuatu dimana secara perlahan kebudayaan itu akan hilang. Sangat miris.
Di kita perlu ada seuatu kejadian untuk membuat anak muda memerhatikan budaya, salah satunya adalah ketika budaya kita di klaim negara lain, nah ketika itu terjadi maka anak muda akan mulai speak up.
Aneh memang, ketika budaya di klaim negara lain seolah olah mereka selalu melestarikan budaya padahal kenyataannya tidak.
hero member
Activity: 1050
Merit: 844
Mungkin yang di maksud OP, budaya bukan hanya tentang kesenian. Budaya kita buadaya timur penuh dengan saling menghomati dan ramah. Tapi sekarang banyak anak-anak muda seperti sudah malu dengan budaya sendiri malah mereka sering membanangga-banggakan budaya luar negri. Contoh kecilnya seperti berpakaian, tidak lagi saling peduli dengan orang sekitar dan masih banyak lagi lainnya.
Sekarang coba kita lihat dari sisi yang lebih logis seperti pada cara orang tua mereka dalam menjaga anaknya masing-masing, karena kita juga tidak boleh secara langsung menyalahkan anak-anak muda yang sudah membangga-banggakan budaya luar negeri dengan berpakaian yang mungkin tidak indah ketika om melihatnya. Kita harus melihat seberapa banyak pihak orang tua mereka menegur dan melarang mereka untuk berbuat semacam itu didalam hidupnya, karena budaya itu harus dijaga secara bersama-sama bukan hanya dijaga oleh para pemuda yang mungkin mereka belum tahu banyak tentang budaya di lingkungannya sendiri.

Quote
Pada akhinya budaya anak muda sekarang, banyak yang tidak punya Akhlak kepada orang tua, Mudah stress, Mudah terjebak ke hal negatif, Apapun dilakukan demi mengejar lifestyle. Itulah yang saya perhatikan di anak-anak zaman sekarang.
Para anak muda yang tidak punya akhlak dan mudah stres serta mudah terjebak oleh hal-hal yang negatif adalah karena tidak ada pengontrolan yang baik dari orang tua mereka sendiri sehingga mereka mudah melakukan apapun yang seharusnya tidak bolah mereka lakukan dalam kehidupan. Jadi om juga harus melihat peran orang tua mereka sampai sejauh mana dalam mendidik dan menjaga anaknya, supaya kita tidak langsung menyalahkan para pemuda yang sudah berbuat demikian.

Quote
Gadget sangat berpengaruh. Dengan Gadget anak-anak bisa tidak bisa lagi di kontrol apa saja mereka tonton. Selain itu banyak influencer yang yang suka berkata-kata kotor di konten yang mereka buat, dampaknya banyak anak2 kecil yang nonton dan pastinya akan ikut-ikutan. Para influencer ini malah banyak yang mendukung atas perbuatannya tersebut, dan orang yang berlawanan dengan tersebut malah dianggap norak, baperan, dan sebagainya. Normalisasi kata-kata kotor sudah terjadi dilingkungan anak-anak, apalagi banyak orang tua yang tidak memperhatikan perilaku buruk dari anak mereka.
Pertanyaannya siapa yang pertama kalinya memberikan mereka (anak-anak) Gadget ? Karena anak-anak yang belum bisa mencari uang sendiri pasti akan meminta uang pada orang tuanya untuk membeli apapun yang dia suka, sehingga peran orang tua harus benar-benar ada dalam hal tersebut karena kalau orang tuanya langsung mau mengabulkan permintaan anaknya itu tanpa menganalisa untuk apa hal tersebut, maka akan sangat mudah bagi si anak untuk menerima budaya orang lain melalui jalur Gadget tersebut. Jadi pertimbangannya ada pada orang tua mereka sendiri, karena kalau belum waktunya bagi si anak untuk memakai sebuah Gadget, sebaiknya jangan langsung diberikan.
full member
Activity: 548
Merit: 168
Play Bitcoin PVP Prediction Game
Anak muda zaman sekarang banyak yang lupa dan apatis karena mata mereka sekarang tertuju pada gadget. memang ane akui zaman sudah sangat berubah 360 derajat dibanding ane kecil dulu. ketika ane kecil, senior-senior ane di kampung mengarahkan kita untuk melakukan giat gotong royong kala ada acara 17an, namun sekarang, boro-boro membantu, junior-junior ane di desa, malah gak peduli lagi kebersihan kampung dan sibuk nge-push rank ML.

Mungkin yang di maksud OP, budaya bukan hanya tentang kesenian. Budaya kita buadaya timur penuh dengan saling menghomati dan ramah. Tapi sekarang banyak anak-anak muda seperti sudah malu dengan budaya sendiri malah mereka sering membanangga-banggakan budaya luar negri. Contoh kecilnya seperti berpakaian, tidak lagi saling peduli dengan orang sekitar dan masih banyak lagi lainnya.

Pada akhinya budaya anak muda sekarang, banyak yang tidak punya Akhlak kepada orang tua, Mudah stress, Mudah terjebak ke hal negatif, Apapun dilakukan demi mengejar lifestyle. Itulah yang saya perhatikan di anak-anak zaman sekarang.

Memang benar gadget sangat berpengaruh penting dalam kehidupan seseorang baik dikalangan anak kecil sampai orang dewasa, ya ada orang yang bilang gadget akan menjadi setan bagi seseorang jika mereka menggunakannya dengan tidak benar.
Seiring perkembangan jaman budaya dan tradisi secara perlahan lahan akan hilang jika para orang tua tidak memberikan contoh atau pengenalan terhadap anak anaknya, dan pengaruh budaya asing yang masuk kedalam negeri tentunya juga akan menjadi masalah baru karena bisa jadi anak anak akan lebih dominan meniru budaya asing daripada budaya sendiri.

Gadget sangat berpengaruh. Dengan Gadget anak-anak bisa tidak bisa lagi di kontrol apa saja mereka tonton. Selain itu banyak influencer yang yang suka berkata-kata kotor di konten yang mereka buat, dampaknya banyak anak2 kecil yang nonton dan pastinya akan ikut-ikutan. Para influencer ini malah banyak yang mendukung atas perbuatannya tersebut, dan orang yang berlawanan dengan tersebut malah dianggap norak, baperan, dan sebagainya. Normalisasi kata-kata kotor sudah terjadi dilingkungan anak-anak, apalagi banyak orang tua yang tidak memperhatikan perilaku buruk dari anak mereka.
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
Jogja dari dulu dikenal sebagai kota Pendidikan yang selalu terbuka dengan kemajuan teknologi tapi tidak pernah kehilangan jati dirinya dan Bali lebih hebat lagi, Bali adalah pionir perkembangan Bitcoin di Indonesia tapi Bali juga terkenal sebagai tempat wisata di dunia karena kearifan lokal yang terus di jaga oleh masyarakatnya.
Kedua kota yang ente sebutkan di atas termasuk kedalam kota yang open mind terhadap sesuatu. oleh karena itu mereka cepat berkembang dan maju terhadap perkembangan zaman. Dulu itu ane bercita-cita mau sekolah di jogja karena banyak mendengar cerita teman yang bahagia dan senang bersekolah di sana, namun karena orang tua ane tidak mampu untuk itu, ane terpaksa bersekolah di daerah ane sendiri. Satu hal yang membuat budaya mereka tidak lekang oleh perkembangan zaman adalah budaya tidak malu untuk menggunakan bidaya mereka sendiri. Beda kalau di daerah ane, justru malu sendiri jika memakai pakaian adat dan menerapkan budaya lokal, padahal dari situ kita bisa memaksimalkan untuk mencintai budaya dari leluhur kita.
sr. member
Activity: 2422
Merit: 264
20BET - Premium Casino & Sportsbook

Cukup miris memang, hanya daerah-daerah yang tidak begitu tersentuh teknologi internet yang membuat generasinya tidak mudah terkontaminasi dengan budaya luar.IMO


Saya rasa Frasa "Hanya" yang anda gunakan kurang tepat, contohnya jogja, Bali, Sumbar dan beberapa daerah lainnya di indonesia.
Jogja dari dulu dikenal sebagai kota Pendidikan yang selalu terbuka dengan kemajuan teknologi tapi tidak pernah kehilangan jati dirinya dan Bali lebih hebat lagi, Bali adalah pionir perkembangan Bitcoin di Indonesia tapi Bali juga terkenal sebagai tempat wisata di dunia karena kearifan lokal yang terus di jaga oleh masyarakatnya.

Kebudayaan yang kita miliki adalah harta karun terpendam yang belum di maksimalkan secara optimal.
Anak muda yang memilki kompetensi dalam bidang teknologi akan mampu membuat budaya lokal terlihat lebih menarik dengan kemasan yang lebih kekinian.
Dan Industri kreatif akan menyediakan banyak lapangan pekerjaan untuk anak muda yang melek teknologi.
Kesadaran ini yang mungkin perlu di kumandangkan secara terus menerus terutama di kalangan anak muda.
sr. member
Activity: 2520
Merit: 366
Catalog Websites
Sebenarnya sangat kompleks permasalahan apabila terkait dengan kebudayaan, jika di tarik benang merah permasalahannya terletak pada kurangnya perhatian anak muda saja. Perlu kita garis bawahi bahwa, kekurangan penghargaan anak muda pada budaya sendiri adalah akibat kurangnya dorongan dan pengawasan dari orang tua. Sebenarnya hal ini menjadi kontrol sosial bersama dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaganya, namun jika budaya dirincikan lebih lanjut terkait dengan adat istiadat, maka yang paling bertanggung jawab atas kemunduran ini adalah pemangku adatnya sendiri.

Bahasa, wilayah geografis, dan adat adalah bagian yang disebut dengan Budaya. jika salah satu dari tiga hal tersebut hilang maka otomatis akan di sebut dengan kemunduran berbudaya.

seperti hal yang telah di utarakan agan blue snow di postingan sebelumnya, bahwa budaya di generasi sekarang itu sedikit mundur karena orang tua malas untuk mengajarkannya.
sebenarnya budaya terbagi 2 sih menurut saya (budaya barat dan budaya timur) lalu budaya mencakup adat dan budaya yang mencakup kebiasaan, di indonesia ada budaya kejawen, musik gamelan, tor tor dan sebagainya. sedangkan budaya mencakup kebiasaan seperti hormat kepada orang tua, ritual, seni, dan spiritual.

Mungkin salah satu faktor penyebab anak milenial tidak tertarik dengan budaya disebabkan oleh semakin mudah nya anak milenial mengakses teknologi dan informasi.
kalau anak milenia sih setahu ane sangat paham budaya, karena anak milenia itu kelahiran tahun 80-an, jadi ane dapat pastikan ada warisan regenerasi dari orang tua sebelumnya. Beda kalau anak gen-z atau anaknya dari kaum milenia, yang lahir di tahun 2000-an ke atas, nah mereka ini yang masih setengah-setengah, ane lihat dari mereka ini masih dikenalkan budaya dari orang tua mereka (kaum milenia), dan selebihnya tidak sam sekali karena kesibukan mereka yang masih beradaptasi dari perubahan manual ke digital.

yang saya perhatikan tidak semuanya sih gan, hanya beberapa saja karena masih cukup banyak pengguna sosial media terutama tiktokers yang sopan kepada orang tua, yang menjalankan ibadah atau ritual, menjaga seni dan menjaga salam sapaan.
hero member
Activity: 1834
Merit: 720
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.
Anak muda yang seperti apa ya om? seharusnya jangan dipukul rata. Tidak semua anak millenial tidak tahu tentang budaya, pasti mereka di didik dirumah dan disekolah mendapat pelajaran (pengetahuan) tentang kebudayaan itu sendiri.

Memang tidak semua, akan tetapi jika berbicara keseluruhan sepertinya memang harus kita akui bahwa anak muda atau milenial pada saat ini memang tidak begitu mengenal akan budaya nya sedniri. Adapun pembelajaran budaya yang ada disekolah ini hanyalah seremonial saja karena apa yang mereka ajarkan terkait dengan budaya nampaknya apa yang menjadi nilai-nilai dalam sebuah budaya tidak dapat tertanam kepada para siswa. Dan faktanya kita sering menjumpai ataupun mendengan kabar bahwa ada sebuah kejadian dimana seorang guru melecehkan muridnya, seorang siswa yang membuli siswa lainnya, maupun sebuah kejadian dimana seorang murid yang menganiaya gurunya. Yang dimana hal-hal tersebut sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai budaya yang ada di negara maupun di daerah kita.

Quote from: baenschi78
Mungkin salah satu faktor penyebab anak milenial tidak tertarik dengan budaya disebabkan oleh semakin mudah nya anak milenial mengakses teknologi dan informasi.

Seharusnya dengan kemajuan teknologi yang ada termasuk internet dan yang lainnya, maka hal ini dapat mendongkrak suatu budaya agar bisa lebih populer lagi dan bisa dikenal oleh setiap orang. Namun memang pada kenyataannya tidak demikian, yang dimana justru dengan kehadiran teknologi ini membuat sebagian orang lupa akan budaya mereka sendiri.
hero member
Activity: 1400
Merit: 674
Mungkin salah satu faktor penyebab anak milenial tidak tertarik dengan budaya disebabkan oleh semakin mudah nya anak milenial mengakses teknologi dan informasi.
kalau anak milenia sih setahu ane sangat paham budaya, karena anak milenia itu kelahiran tahun 80-an, jadi ane dapat pastikan ada warisan regenerasi dari orang tua sebelumnya. Beda kalau anak gen-z atau anaknya dari kaum milenia, yang lahir di tahun 2000-an ke atas, nah mereka ini yang masih setengah-setengah, ane lihat dari mereka ini masih dikenalkan budaya dari orang tua mereka (kaum milenia), dan selebihnya tidak sam sekali karena kesibukan mereka yang masih beradaptasi dari perubahan manual ke digital.
Dari rata-rata yang ane lihat memang anak millenial memiliki warisan pemahaman tentang budaya dari orang tua mereka dan lingkungannya, tapi kita perlu melihat mengapa hal itu bisa terjadi kepada anak milenial, pertama menurut saya pribadi pada jaman perkembangan pertumbuhan generasi milenial mereka tidak terlalu open dengan media sosial jadi saya memiliki waktu untuk bersosialisasi dengan lingkungan dan berpartisipasi di berbagai macam acara budaya atau adat, artinya tidak mengonsumsi informasi sebebas sekarang dari media sosial, dulu paling keren hanyalah sebatas TV untuk melihat perkembangan dunia dari apa yang saya tonton. Dan juga hal ini perlu memasukan aspek daerah, beberapa milenial yang dekat perkotaan mereka sudah mengonsumsi budaya-budaya luar dari pergaulannya.

Sementara hari ini generasi Z pada masa perkembangan pertumbuhannya mereka sudah di suguhkan banyak kemudahan melalui teknologi, dan mereka bisa mendapatkan akses lebih modern dengan mengoperasikan perkembangan teknologi internet, apa yang mereka tonton dan perhatikan dari dunia maya mereka mengonsumsinya dan menganggap budaya-budaya yang mereka lihat di media sosial sebagai trendy dan menganggap bahwa budaya di lingkungannya "kampungan", di lihat dari rata-rata kebiasaan manusia ingin terlihat lebih baik dari orang lain, jadi menurut saya wajar bahwa generasi Z kesini tidak begitu paham dengan budayanya, karena apa yang mereka tonton, perhatikan dan praktekan adalah budaya luar di media sosial.

Cukup miris memang, hanya daerah-daerah yang tidak begitu tersentuh teknologi internet yang membuat generasinya tidak mudah terkontaminasi dengan budaya luar.IMO
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
Mungkin salah satu faktor penyebab anak milenial tidak tertarik dengan budaya disebabkan oleh semakin mudah nya anak milenial mengakses teknologi dan informasi.
kalau anak milenia sih setahu ane sangat paham budaya, karena anak milenia itu kelahiran tahun 80-an, jadi ane dapat pastikan ada warisan regenerasi dari orang tua sebelumnya. Beda kalau anak gen-z atau anaknya dari kaum milenia, yang lahir di tahun 2000-an ke atas, nah mereka ini yang masih setengah-setengah, ane lihat dari mereka ini masih dikenalkan budaya dari orang tua mereka (kaum milenia), dan selebihnya tidak sam sekali karena kesibukan mereka yang masih beradaptasi dari perubahan manual ke digital.

Budaya yang mana? kan semua budaya secara universal. satu hal yang ingin saya coba perjelas, dalam hal ini pandangan yang mungkin seharusnya kita ambil lebih luas dengan menggali suatu hal mengenai kata "mengapa", bukan berarti semua anak muda sama rata mengenai pandangannya terhadap budaya 'kan?
Ente itu legend yg nyamar jadi newbie, harusnya sudah paham atas ane yg ane maksud.
newbie
Activity: 14
Merit: 0
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.
Budaya yang bagaimana dulu nih?, setahu ane rata-rata anak muda sekarang, khususnya di sekitar kampung ane cukup giat berbudaya, misal ikut kesenian keroncong dan wayang kulit. Malah ada temen ane yang memang cukup familiar dengan crypto membuat wayang yang dimodifikasi dengan pakai logo bitcoin di dada bima, tidak bisa tampil sih karena tidak sesuai dengan karakter tokoh perwayangan tersebut, tapi ya menurut ane cukup unik sebagai promosi secara tidak langsung.

Budaya yang mana? kan semua budaya secara universal. satu hal yang ingin saya coba perjelas, dalam hal ini pandangan yang mungkin seharusnya kita ambil lebih luas dengan menggali suatu hal mengenai kata "mengapa", bukan berarti semua anak muda sama rata mengenai pandangannya terhadap budaya 'kan?

Saya mencoba memposisikan diri sebagai anak muda yang kebetulan juga usia millenial bahwasannya anak muda merasa sedikit malu akan budayanya sendiri karenakan di sangkut pautkan dengan hal-hal ndeso atau ketinggalan jaman. di sisi lain, apa yang di lakukan oleh kawan anda memang luar biasa keren dan patut di apresiasi karena telah membawa salah satu budaya wayang kedalam dunia cryto. tapi kembali saya tanyakan. esensi dari pada budaya yang coba kawan anda kembangkan itu apa? maaf-maaf, boleh saya katakan untuk wayang ini mungkin bisa di promosikan dengan cara modern seperti itu, namun di sisi lain, budaya juga bukan sekedar gambar, kata, atau perhiasan. tetapi, budaya itu berupa suatu hal yang dilakukan, wayang mungkin akan dikelan oleh orang lain dengan promosi digital. tapi apakah mereka tahu wayang itu apa, seperti apa, dan bagaimana?

Maka perihal budaya ini mungkin saya rasa anak muda malu akan melakukannya, bukan malu akan mempromosikannya. jika seperti ini terus kemungkinan budaya-budaya kita yang kaya ini akan selalu di klaim oleh sebrang dan menghilang perlahan.
member
Activity: 89
Merit: 38
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.

Anak muda yang seperti apa ya om? seharusnya jangan dipukul rata. Tidak semua anak millenial tidak tahu tentang budaya, pasti mereka di didik dirumah dan disekolah mendapat pelajaran (pengetahuan) tentang kebudayaan itu sendiri.

Mungkin salah satu faktor penyebab anak milenial tidak tertarik dengan budaya disebabkan oleh semakin mudah nya anak milenial mengakses teknologi dan informasi.

Salah satu Contoh banyak tersedia game-game online yang mudah didapatkan dan dimainkan oleh kaum milenial melalui smartphone.
Justru bukan kaum milenial saja yang menikmati game tsb bahkan bapak-bapak pun menikmati game (ML/PUBG/COC) tersebut yang tersedia di aplikasi smartphone.
Mungkin bagi segelintir anak muda game ini berefek addict.

Mengikuti kemajuan teknologi memang lah penting namun ada hal yang lebih penting dari sekedar itu semua yakni dengan mengajar kan dan menjaga anak akan akhlak dan sikap yang baik serta sopan santun kepada orang lain.

Maka pembentukan seperti itu mesti terus diajarkan kepada generasi-generasi bangsa, budaya peduli dan saling menghormati mesti di ajarkan kembali.
full member
Activity: 1022
Merit: 152
Memang benar gadget sangat berpengaruh penting dalam kehidupan seseorang baik dikalangan anak kecil sampai orang dewasa, ya ada orang yang bilang gadget akan menjadi setan bagi seseorang jika mereka menggunakannya dengan tidak benar.
Seiring perkembangan jaman budaya dan tradisi secara perlahan lahan akan hilang jika para orang tua tidak memberikan contoh atau pengenalan terhadap anak anaknya, dan pengaruh budaya asing yang masuk kedalam negeri tentunya juga akan menjadi masalah baru karena bisa jadi anak anak akan lebih dominan meniru budaya asing daripada budaya sendiri.

Ya, mungkin terkait masalah gadget atau kebiasaan kaum merunduk bakalan jadi budaya atau kebiasaan baru. Mungkin saat ini kita tidak suka melihat orang yang selalu memandangi hape saat nongkrong bareng, dan menganggap ansos orang yang hanya berkutat dengan hape tanpa berkomunikasi dengan orang sekitar. Tetapi bisa jadi di masa depan malah sebaliknya, akan aneh jika ada orang yang tidak punya hape

Tetapi bagaimanapun kebudaan pasti akan berubah sesuai dengan perkembangan zaman, nilai nilai kebaikan akan tetap sama meskipun banyak cara yang berubah
sr. member
Activity: 1148
Merit: 409
Duelbits
Ini bukan masalah yang baru sebenarnya karena memang melihat dari catatan sejarah yang bisa kita lihat saat ini perkembangan zaman yang semakin maju justru mengikiskan keinginan atau minat anak muda kepada budaya atau adat tradisional mereka. Bisa kita lihat, hampir semua anak muda saat ini lebih tertarik kepada budaya asing daripada budaya asli dari negara atau daerah mereka sendiri dan itu sangat terlihat jelas bagaimana perkembangan dari segi fashion, musik atau bahkan mungkin dari cara bicara saja saat ini sudah sangat terlihat bagaimana pengikisan budaya ini seperti telah di tinggalkan.
Contoh kecil saja mungkin dalam hal ini adalah ondel-ondel yang sering kita jumpai di beberapa pesta rakyat atau beberapa perayaan untuk sebuah peringatan karena dulu masih banyak orang yang menganggap bahwa ini adalah sebuah ciri khas dari sebuah kota (Jakarta) selain itu ondel-ondel juga memiliki arti yang sangat dalam yang mana dulu begitu di agungkan dan tidak lengkap rasanya sebuah pesta tanpa ondel-ondel tetapi sekarang ketika pengikisan itu terjadi membuat nilai dari ondel-ondel jatuh karena jangankan ada untuk sebuah pesta atau perayaan besar, ketika peminatan anak muda menurun saat ini bahkan ondel-ondel banyak dijadikan sebagai alat untuk ngamen dan itu menjadi sebuah kondisi dimana adat dan budaya yang ditinggalkan dan tidak terlalu di minati.
Kiblat kita sekarang sudah sangat berbeda dan bahkan terkadang anak muda zaman sekarang bahkan saya cukup yakin mereka tidak tahu ciri khas dari daerah mereka seperti tarian atau pakaian budaya sebagai lambang daerah mereka.

Kita tidak bisa melawan akan perkembangan zaman yang ada dan yang semakin canggih ini. Karena jika kita akan melawan arus yang deras ini maka yang terjadi kita hanya akan mati konyol. Namun jangan juga kita mengalir seperti air untuk terus mengikuti perkembangan jaman, karena nanti yang ada kita akan hanyut oleh perkembangan zaman yang deras ini. Akan tetapi yang oerlu kita lakukan adalah berselancar diatas derasnya perkembangan zaman agar kita juga bisa menikmati perkembangan dan kemajuan pada zaman ini.
Terkadang sebuah budaya yang mati ditelan zaman, hal ini dikarenakan orang-orang yang ikut serta dalam pelestarian budaya ini tidak mampu untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang ada ataupun tidak mampu untuk memadukan antara budaya dan kecanggihan teknologi yang ada, karena yang terpenting dari sebuah budaya itu adalah nilai-nilai kebaikan yang ada didalamnya, bukan wujud atau rupanya. Jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia memeliki bermacam-macam budaya disetiap daerahnya akan tetapi dalam hal pelestarian masihlah kurang maksimal sehingga keanekaragaman ini tidak begitu populer dan perlahan mulai terkikis oleh perkembangan zaman yang ada. Yang dimana hal ini  berbeda dengan negara lain yang mungkin dalam satu negara tersebut hanya memiliki satu sampai dua budaya asli negara mereka, akan tetapi karena budaya tersebut dilestarikan dengan baik dan mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang ada, yang dimana pada akhirnya budaya tersebut bukan hanya begitu populer akan tetapi budaya mereka juga banyak diadopsi oleh negara lain.
hero member
Activity: 1008
Merit: 724
Ini bukan masalah yang baru sebenarnya karena memang melihat dari catatan sejarah yang bisa kita lihat saat ini perkembangan zaman yang semakin maju justru mengikiskan keinginan atau minat anak muda kepada budaya atau adat tradisional mereka. Bisa kita lihat, hampir semua anak muda saat ini lebih tertarik kepada budaya asing daripada budaya asli dari negara atau daerah mereka sendiri dan itu sangat terlihat jelas bagaimana perkembangan dari segi fashion, musik atau bahkan mungkin dari cara bicara saja saat ini sudah sangat terlihat bagaimana pengikisan budaya ini seperti telah di tinggalkan.
Contoh kecil saja mungkin dalam hal ini adalah ondel-ondel yang sering kita jumpai di beberapa pesta rakyat atau beberapa perayaan untuk sebuah peringatan karena dulu masih banyak orang yang menganggap bahwa ini adalah sebuah ciri khas dari sebuah kota (Jakarta) selain itu ondel-ondel juga memiliki arti yang sangat dalam yang mana dulu begitu di agungkan dan tidak lengkap rasanya sebuah pesta tanpa ondel-ondel tetapi sekarang ketika pengikisan itu terjadi membuat nilai dari ondel-ondel jatuh karena jangankan ada untuk sebuah pesta atau perayaan besar, ketika peminatan anak muda menurun saat ini bahkan ondel-ondel banyak dijadikan sebagai alat untuk ngamen dan itu menjadi sebuah kondisi dimana adat dan budaya yang ditinggalkan dan tidak terlalu di minati.
Kiblat kita sekarang sudah sangat berbeda dan bahkan terkadang anak muda zaman sekarang bahkan saya cukup yakin mereka tidak tahu ciri khas dari daerah mereka seperti tarian atau pakaian budaya sebagai lambang daerah mereka.
newbie
Activity: 16
Merit: 0

Kegiatan sosial juga sudah sangat minim sekarang ini selama sudah adanya dana dari pihak pemerintah yang dikucurkan kedalam desa-desa, sehingga hal-hal seperti gotong royong sudah mulai jarang terjadi di desa-desa. Kalaupun masih ada, mungkin hanya dua kali dalam setahun yang mana hal tersebut lebih banyak diikuti oleh para orang tua saja, namun saya sama sekali tidak menganggap hal tersebut sebagai sebuah masalah selama lingkungan kehidupan sekitar kita masih cukup tenteram serta nyaman untuk semua orang.

Walaupun dianggap sebagai lelucon tapi kenyataan nya nilai nilai kebangsaan baru tumbuh jika ada jabatan-jabatan polis yang di embat atau berkeinginan menjadi ASN.
Pola perilaku seperti ini sebenarnya sangat menyimpang dari norma norma cinta tanah air, namun apa mau dikata keadaanya sekarang berkata demikian.

sr. member
Activity: 1470
Merit: 256
Seiring perkembangan jaman, memang sebagian para anak muda sudah lupa akan budaya dan tradisi yang ada di desanya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap lingkungan dan generasi selanjutnya, dan menjadi pusat perhatian bagi orang tua khususnya untuk mendidik anaknya agar tidak meninggalkan budaya dan tradisi, mungkin dengan cara memberikan pemahaman dan memberikan contoh budaya yang sudah berjalan di lingkungan sekitarnya.
Misalnya di desa saya ada budaya atau tradisi yang tidak boleh ditinggalkan yaitu setiap setahun sekali mengadakan kegiatan bersih desa yang dilakukan secara merata dari anak anak sampai orang tua, kegiatan tersebut dengan mengadakan pentas hiburan kesenian daerah.
Anak muda zaman sekarang banyak yang lupa dan apatis karena mata mereka sekarang tertuju pada gadget. memang ane akui zaman sudah sangat berubah 360 derajat dibanding ane kecil dulu. ketika ane kecil, senior-senior ane di kampung mengarahkan kita untuk melakukan giat gotong royong kala ada acara 17an, namun sekarang, boro-boro membantu, junior-junior ane di desa, malah gak peduli lagi kebersihan kampung dan sibuk nge-push rank ML.

Memang benar gadget sangat berpengaruh penting dalam kehidupan seseorang baik dikalangan anak kecil sampai orang dewasa, ya ada orang yang bilang gadget akan menjadi setan bagi seseorang jika mereka menggunakannya dengan tidak benar.
Seiring perkembangan jaman budaya dan tradisi secara perlahan lahan akan hilang jika para orang tua tidak memberikan contoh atau pengenalan terhadap anak anaknya, dan pengaruh budaya asing yang masuk kedalam negeri tentunya juga akan menjadi masalah baru karena bisa jadi anak anak akan lebih dominan meniru budaya asing daripada budaya sendiri.
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
Seiring perkembangan jaman, memang sebagian para anak muda sudah lupa akan budaya dan tradisi yang ada di desanya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap lingkungan dan generasi selanjutnya, dan menjadi pusat perhatian bagi orang tua khususnya untuk mendidik anaknya agar tidak meninggalkan budaya dan tradisi, mungkin dengan cara memberikan pemahaman dan memberikan contoh budaya yang sudah berjalan di lingkungan sekitarnya.
Misalnya di desa saya ada budaya atau tradisi yang tidak boleh ditinggalkan yaitu setiap setahun sekali mengadakan kegiatan bersih desa yang dilakukan secara merata dari anak anak sampai orang tua, kegiatan tersebut dengan mengadakan pentas hiburan kesenian daerah.
Anak muda zaman sekarang banyak yang lupa dan apatis karena mata mereka sekarang tertuju pada gadget. memang ane akui zaman sudah sangat berubah 360 derajat dibanding ane kecil dulu. ketika ane kecil, senior-senior ane di kampung mengarahkan kita untuk melakukan giat gotong royong kala ada acara 17an, namun sekarang, boro-boro membantu, junior-junior ane di desa, malah gak peduli lagi kebersihan kampung dan sibuk nge-push rank ML.
sr. member
Activity: 1624
Merit: 339
https://duelbits.com/
Karena kalau kulihat, mempelajari budaya luar itu lebih menjanjikan dari pada mempelajari budaya sendiri. Misal yang kamu contoh di atas, para anak muda memamerkan pakaian-pakaian ala Amerika di Citayam, nyatanya masyarakat suka, dan jadi viral, kalau saja saat itu dibiarkan saja tanpa ada yang peduli, pasti nasib fashion week tersebut akan sama seperti batik fashion. Jadi di sini, peran masyarakat juga diperlukan, dalam hal ini Tokoh-tokoh bangsa juga tidak perlu mengomentari hal yang berada di luar dari budaya bangsa karena akan menyebabkan budaya luar makin berkembang dan menggerus budaya lokal yang tertanam sejak zaman kerajaan dulu.

Hal ini menunjukkan bahwa apa yang terjadi di hari ini adalah efek domino atau efek kupu-kupu dari kebiasaan umum di masyarakat kita yang menganggap budaya barat itu lebih superior. Seperti yang dikatakan bahwa kalaulah ada namanya citayam fashion week terus ada lagi batik fashion week misalnya, maka sudah barang tentu yang banyak digandrungi oleh anak muda ya citayam fashion week. Yang kedua adalah kurangnya edukasi dan pendidikan terkait cinta budaya semenjak kecil. Di bangku sekolah kita tidak ada namanya pelajaran cinta budaya atau setidaknya satu mata pelajaran yang membahas budaya kita. Ane pikir tidak perlu semua budaya mesti diajarkan. Utamakan dulu budaya yang memang relate dengan zaman modern sekarang ini kayak semisal pakaian batik, budaya sopan santun, menghargai yang tua, menyayangi yang muda, dan lainnya.

Adapun untuk budaya yang dirasanya sudah ketinggalan zaman, itu cukup di kasih tahu saja bahwa itu adalah budaya kita, tanpa perlu diterapkannya dalam sehari-harinya kita. Seperti budaya tarian, pakaian adat maupun rumah adat. Nanti jika memang ada orang yang tertarik untuk melestarikannya orang tersebut bisa ikut dalam lembaga pelestarian dan pengembangan budaya tersebut. Ane pikir itu adalah win-win solusyen terkait problematika ini.
sr. member
Activity: 1470
Merit: 256
Seiring perkembangan jaman, memang sebagian para anak muda sudah lupa akan budaya dan tradisi yang ada di desanya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap lingkungan dan generasi selanjutnya, dan menjadi pusat perhatian bagi orang tua khususnya untuk mendidik anaknya agar tidak meninggalkan budaya dan tradisi, mungkin dengan cara memberikan pemahaman dan memberikan contoh budaya yang sudah berjalan di lingkungan sekitarnya.
Misalnya di desa saya ada budaya atau tradisi yang tidak boleh ditinggalkan yaitu setiap setahun sekali mengadakan kegiatan bersih desa yang dilakukan secara merata dari anak anak sampai orang tua, kegiatan tersebut dengan mengadakan pentas hiburan kesenian daerah.
member
Activity: 533
Merit: 60
#SWGT PRE-SALE IS LIVE
Kalo di desaku budaya masih baik-baik saja, masih banyak budaya yang berjalan, justru malah budaya yang cendrerung negatif mulai ditinggalkna, seperti kalo dulu pass hajatan banyak orang "lek-lekan" (begadang ditempat hajatan) sambil berjudi kartu, sekarang sudah tidak ada.
Begadang sambil bermain judi ditempat hajatan tidak bisa dibilang budaya, itu lebih condrong pada kebiasaan atau kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak ada hubungannya dengan adat atau budaya di suatu daerah. Budaya terbentuk dari beberapa unsur diantaranya adat istiadat, bahasa, karya seni dan agama, unsur-unsur ini telah melekat dan diwariskan secara turun menurut dari generasi ke generasi.

Budaya dibentuk dan dikembangkan oleh suatu kelompok masyarakat dengan kesepakatan bersama, artinya sesuatu yang dilakukan oleh sekelompok individual seperti begadang sambil bermain judi ditempat hajatan tidak mengandung unsur-unsur karya seni dan adat-istiadat di sebuah daerah. Budaya merupakan sebuah simbol dari suatu daerah, ketika sekelompok tertentu memainkan karya seni yang ada didaerahnya, masyarakat dari wilayah lain langsung mengetahui dari daerah mana budaya itu berasal.

Jika begadang ditempat hajatan sambil berjudi kartu dikatakan sebagai budaya, lalu bagaimana dengan berita yang diangkat situs ini Judi di Tempat Hajatan, Taruhan Uang Jutaan Rupiah, berarti pihak berwenang tidak menghargai budaya di sebuah daerah.



Sebenarnya bukan kurang menjaga budaya akan tetapi nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam budaya tersbut belum sepenuhnya diajarkan oleh guru-guru saat disekolah yang kedua pengaruh mesuknya budaya luar lewat  digitalisasi, di era sekrang pengaruh teknologi makin pesat kita dipacu oleh jaman dalam segala bidang.  Dalam hal ini pemerintah harus membuat sebuah konsep baru untuk masyarakat sehingga karya dan pola pikir bisa menjadi  bahan bacaan untuk anak-anak muda jaman sekarang
copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
Mungkin maksud agan adalah mayoritas anak muda di perkotaan yang dimana sudah terpapar paham liberal, budaya konsumtif, westernisasi, dan denial terhadap kebudayaan mereka sendiri.
Jadi bisa disimpulkan kalau definisi budaya yang dimaksud OP adalah Budaya terkait nilai-nilai tatakrama dan moral ketimuran. Seperti gotong royong (yang bertolakbelakang dengan budaya individualis barat), menghormati orangtua meskipun kita udah dewasa (bertolak belakang dengan budaya liberalisme), bertutur kata sopan, dan menghargai nilai-nilai leluhur dengan mencintai identitas diri sebagai orang Indonesia. Sangat di sayangkan ketika anak muda millenial lebih bangga karena bisa meniru budaya barat, seperti pengadaan Citayam Fashion Week misalnya.
Banyak orang masih sering berpikir kalau "budaya ketimuran" atau "budaya Indonesia" yang agan-agan mention adalah superior dari "budaya barat" padahal semua itu ada plus minusnya, dan setiap orang berhak memilih "-isme" yang dia anut. Generasi sekarang ini lebih bebas dalam menentukan pilihan, bahkan disuruh nyoblos dengan pilihan yang sama dengan ortunya pun sudah tidak mau, lain dengan jaman dulu yang semuanya nurut. Makanya ketika berbicara tentang budaya dan -isme yang mereka anut, ya tergantung yang mana yang menurut mereka paling sesuai/cocok dengan situasi yang ada. Kalau kemudian budaya yang mereka anut itu tidak sesuai, ya jangan salahkan mereka... Kenapa kok tidak jadi pilihan utama di mata mereka? Apa karena tidak bermanfaat? Atau tidak relevan dengan perkembangan jaman? dsb. Inilah konsekuensi dari kemerdekaan dan IMO ini sangat bagus dibandingkan dengan misalnya agan-agan hidup di Korut/China... Jangan sampai ga ikut ronda / kerja bakti di kampung terus besoknya ilang.
sr. member
Activity: 686
Merit: 407
rollbit.com/trading
Mungkin maksud agan adalah mayoritas anak muda di perkotaan yang dimana sudah terpapar paham liberal, budaya konsumtif, westernisasi, dan denial terhadap kebudayaan mereka sendiri.
Jadi bisa disimpulkan kalau definisi budaya yang dimaksud OP adalah Budaya terkait nilai-nilai tatakrama dan moral ketimuran. Seperti gotong royong (yang bertolakbelakang dengan budaya individualis barat), menghormati orangtua meskipun kita udah dewasa (bertolak belakang dengan budaya liberalisme), bertutur kata sopan, dan menghargai nilai-nilai leluhur dengan mencintai identitas diri sebagai orang Indonesia. Sangat di sayangkan ketika anak muda millenial lebih bangga karena bisa meniru budaya barat, seperti pengadaan Citayam Fashion Week misalnya.

Pertanyaannya adalah kenapa budaya harus dilestarikan? Apakah semua budaya itu baik dan relevan dengan perkembangan jaman?
Kalau menurut ane jawabannya adalah tidak, makanya tidak semua budaya perlu dilestarikan Smiley
Definisi budaya: https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
Di sisi lain, saya juga setuju dengan Om Erico ini. Tapi biasanya budaya yang seperti ini bukan budaya di sisi moral dan tatakrama. Lebih kepada adat istiadat atau istilah lainnya "kata orangtua dulu". Memang ada beberapa kepercayaan orang dulu yang sudah tidak relevan dengan zaman sekarang. Tapi itupun dengan catatan ada alasan logis di baliknya. Contohnya adalah kepercayaan orang dulu sama Takhayul dan Mitos yang satu per satu sudah dibantah oleh zaman. Dulu di Indonesia (atau mungkin di beberapa daerah, termasuk daerah saya) ada banyak sekali mitos-mitos, Tahayul dan Khurafat di banyak hal. Seperti Kupu-Kupu Masuk Rumah, Burung Pipit Berkicau, Menabrak Kucing, Anak Gadis Duduk di Depan Pintu Makan di Depan Rumah, Menikah di Bulan Suro, Mandi Malam Hari, Ibu Hamil Wajib Membawa Gunting Menyapu Malam hari, dan banyak lagi.

Jadi sebagai Generasi di era digitalisasi ini kita sudah bisa lebih bijak memilah dan memilih sertai menghargai budaya yang mempunyai keunikannya tersendiri.

Note: Saya pikir tidak ada negara lain yang memiliki ragam kebudayaan sebanyak Indonesia. Karena kita mempunyai banyak sekali suku-suku yang menghasilkan ragam budaya, bahasa, adat dan kepercayaan yang patut kita lestarikan.

member
Activity: 120
Merit: 74
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.
Jika menurut saya,semua itu bisa terjadi akibat adanya budaya-budaya dari luar yang masuk ke Indonesia, seperti contohnya budaya barat yang paling mendominasi. oleh sebab itu anak-anak muda terutama yang pendidikan tentang budayanya sangat kurang,pasti akan gampang terpengaruh oleh budaya luar. Karena untuk saat ini dengan memiliki HP saja,kita sudah bisa menjelajahi seisi dunia dan bisa melihat tren dan budaya di negara lain. Tapi yang jadi permasalahannya anak-anak muda banyak yang menganggap tidak menarik akan budaya di daerahnya masing-masing.

Terus faktor yang menjadikan budaya-budaya yang ada di Indonesia semakin tidak terjaga,itu disebabkan karena terkadang budaya tersebut ada yang bertentangan dengan suatu agama,dan terkadang ada juga budaya yang memang bisa dibilang jahiliah/atau kurang senonoh untuk terus di pertahankan. Tapi itu sisi negatifnya, menurut saya budaya yang bersifat negatif,jika tidak dipertahankan juga tidak masalah. Tapi jika budaya tersebut memang berdampak positi,maka budaya tersebut wajib untuk dilestarikan.
hero member
Activity: 2478
Merit: 512
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
Sebenarnya sangat kompleks permasalahan apabila terkait dengan kebudayaan, jika di tarik benang merah permasalahannya terletak pada kurangnya perhatian anak muda saja. Perlu kita garis bawahi bahwa, kekurangan penghargaan anak muda pada budaya sendiri adalah akibat kurangnya dorongan dan pengawasan dari orang tua. Sebenarnya hal ini menjadi kontrol sosial bersama dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaganya, namun jika budaya dirincikan lebih lanjut terkait dengan adat istiadat, maka yang paling bertanggung jawab atas kemunduran ini adalah pemangku adatnya sendiri.

Bahasa, wilayah geografis, dan adat adalah bagian yang disebut dengan Budaya. jika salah satu dari tiga hal tersebut hilang maka otomatis akan di sebut dengan kemunduran berbudaya.

sr. member
Activity: 1204
Merit: 486
Sekarang perang bukan lagi dalam bentuk membawa senjata atau pun yang melibatkan perang atau invansi yang meluluh lantahkan sebuah wilayah atau pun negara, sekarang adalah zaman dimana budaya juga bisa menjadi alat perang yang digunakan untuk mendoktrin pemikiran anak muda dan perlahan melupakan atau bahkan meninggalkan kebudayaan warisan dari nenek moyang. Ya  hal ini pastinya anak muda yang akan menjadi target sasaran bagi mereka. Sebenarnya tidak masalah ketika menyukai budaya orang lain, asalkan kita tidak melupakan dan tetap melestarikan kebudayaan yang kita miliki.

Kita juga tidak bisa menyalahkan sepenuhnya budaya asing yang masuk, karena memang itu adalah bentuk invasi modern mereka. Justru kitalah yang seharusnya menjadi kuat dan bisa memperkenalkan budaya kita ke negara luar.

Kita lihat saja Jepang misalnya, mereka bangkit begitu cepat setelah Hiroshima Nagasaki, namun apakah setelah itu mereka balas dendam dengan kembali melakukan hal yang sama? tidak, mereka membalasnya dengan hal lain dan salah satunya dengan budaya dan kreativitas mereka. Jadi seperti yang saya katakan di awal, ini seperti perang dalam bentuk lain.
hero member
Activity: 1834
Merit: 720
Selain itu karena memang tidak ditanamkannya tentang nilai-nilai kebudayaan terhadap generasi muda, hal ini membuat budaya luar sangat mudah mempengaruhi para generasi muda.
dan kita bisa lihat sendiri dari selera seni dan musik dari kebanyakan generasi muda, mereka lebih memilih untuk menonton konser Gril Band & Boy Band dan rela membeli tiket yang relatif mahal dibandingkan melihat tarian jaipong yang padahal gratis tanpa tiket.

Tidak adanya rasa bangga terhadap budaya lokal hal yang menjadi masalahnya sehingga mereka lebih memilih budaya asing untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Yang terpenting itu adalah isi bukan cangkangnya jadi terkait budaya lokal perlu di kemas kembali kedalam bentuk yang lebih menarik agar bisa dinikmati oleh semua kalangan.

Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.

Anak muda sebagai generasi selanjutnya menjadi hal yang sangat penting akan kesadaran budaya dan norma, kenapa anak muda sekarang seperti tidak peduli dengan budaya? Ya karena dengan adanya teknologi informasi yang begitu cepat maka budaya menjadi luntur di kalangan pemuda kita, lalu apa yang harus di lakukan? yang bisa di lakukan adalah mengkombinasikan antara budaya den teknologi modern, sehingga generasi muda minat dan mau menjaga budaya, sebab budaya bagian dari kehidupan manusia, bisa jadi hal-hal kebaikan berasal dari budaya leluhur.
Anak muda sekarang sudah enggan untuk mempelajari tentang kebudayaan yang ada di negeri ini dan hal ini tidak terlepas dari kurangnya informasi terkait kekayaan budaya indonesia padahal seperti yang kita tau bahwa indonesia memilki 5 warisan budaya dunia yang berada di indonesia yaitu candi borobudur, candi prambanan, cultural landscape subak bali, warisan penambangan batu bara dan situs manusia purba sangiran. Yang dimana hal ini tidak kalah oleh kebudayaan asing hanya saja jarang dipopulerkan sehingga anak muda lebih mengetahui budaya asing dibandingkan budaya lokal.

Tentunya dengan bukti-bukti peninggalan dan budaya tersebut dapat menunjukan bahwa leluhur kita memanglah arang yang cerdas. dan jika saja hal ini terus dipopulerkan mungkin anak muda akan tertarik untuk mempelajarinya dan meiliki rasa bangga akan budaya yang kita milki.

newbie
Activity: 10
Merit: 0
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.

Anak muda sebagai generasi selanjutnya menjadi hal yang sangat penting akan kesadaran budaya dan norma, kenapa anak muda sekarang seperti tidak peduli dengan budaya? Ya karena dengan adanya teknologi informasi yang begitu cepat maka budaya menjadi luntur di kalangan pemuda kita, lalu apa yang harus di lakukan? yang bisa di lakukan adalah mengkombinasikan antara budaya den teknologi modern, sehingga generasi muda minat dan mau menjaga budaya, sebab budaya bagian dari kehidupan manusia, bisa jadi hal-hal kebaikan berasal dari budaya leluhur.
sr. member
Activity: 1148
Merit: 409
Duelbits
.
Terutama tontonan sih utamanya, apa yang kita konsumsi sejak era digitalisasi adalah budaya orang-orang barat, dan hari ini tidak ada seperti gendang penca di media TV besar, atau hal-hal berbau kearifan lokal di pertontonkan, utamanya media TV dan media sosial (lebih tepatnya sangat jarang).

Kebanyakan Channel TV dan acara di dalamnya pada saat ini sepertinya mereka sudah enggan untuk menampilkan kearifan lokal dan budaya karena sepi penontonnya, mereka sudah tidak fokus lagi pada pelestarian budaya tetapi sudah pada profit, mereka cenderung menampilkan hal-hal yang sedang viral yang hampir pada keseluharannya tidak memberikan kesan apapun ataupun pembelajaran kepada yang menontonnya. Sekiranya tontonan yang dapat menghasilkan banyak uang maka hal itulah yang akan mereka tayangkan terlepas dari manfaat atau tidaknya,

Tayangan-tayangan tentang kearifan lokal hanya bertahan pada chanel-chanel kecil dan itupun sudah sepi peminatnya, yang bila diperhatikan hanya orang tua yang menontonnya. tapi saya cukup bersyukur karena masih ada orang yang mau mempertahankan budaya lokal.
Dan apakah kita harus menunggu tua dulu untuk bisa mencintai budaya kita sendiri.?

Selain itu karena memang tidak ditanamkannya tentang nilai-nilai kebudayaan terhadap generasi muda, hal ini membuat budaya luar sangat mudah mempengaruhi para generasi muda.
dan kita bisa lihat sendiri dari selera seni dan musik dari kebanyakan generasi muda, mereka lebih memilih untuk menonton konser Gril Band & Boy Band dan rela membeli tiket yang relatif mahal dibandingkan melihat tarian jaipong yang padahal gratis tanpa tiket.


hero member
Activity: 2226
Merit: 610
Hal pelestarian budaya adalah bisa sulit dan bisa mudah, sulitnya adalah karena anak muda sekarang lebih tertarik dengan budaya luar yang lebih trend, yang lebih modis dan lebih banyak di gunakan, dan yang paling utama adalah mereka mengikuti gaya idol-idol mereka di belahan dunia sana, dan banyak sekali yang menganggap bahwa menggunakan pakaian tradisi di katakan orang kampung, dan stigma itu melekat di beberapa jajaran kota yang sudah beralih ke sytle modern.
Mudahnya adalah, jika ada inisiator dari pemerintah atau swasta untuk terus menggaungkan festival budaya dan mengadakan lomba yang memiliki hadiah besar, akan mudah juga di akses oleh setiap orang karena kemajuan teknologi, dan juga bisa membuat framing batik atau pakaian adat lainnya menjadi harga mahal yang perlu di perdagangkan di dalam lingkup kerja, pastinya kreator batik akan menjadikannya lebih modis untuk di pakai sehari-hari dan semua orang dari berbagai belahan indonesia bisa mendapatkan informasinya dan membelinya.

Tetapi apa daya, indonesia itu memiliki banyak budaya sehingga sangat sulit untuk mana yang perlu di pertahankan, karena hal ini tidak bisa di tangani secara langsung oleh pemerintah, begitupun anak muda yang semakin jauh dari budayanya karena mereka menganggap bahwa itu tidak keren dan jadul.

Terutama tontonan sih utamanya, apa yang kita konsumsi sejak era digitalisasi adalah budaya orang-orang barat, dan hari ini tidak ada seperti gendang penca di media TV besar, atau hal-hal berbau kearifan lokal di pertontonkan, utamanya media TV dan media sosial (lebih tepatnya sangat jarang).
hero member
Activity: 868
Merit: 737
Dari sini kita melihat muda mudi milenial ini lebih mempelajari budaya luar daripada budaya negara mereka sendiri
Karena kalau kulihat, mempelajari budaya luar itu lebih menjanjikan dari pada mempelajari budaya sendiri. Misal yang kamu contoh di atas, para anak muda memamerkan pakaian-pakaian ala Amerika di Citayam, nyatanya masyarakat suka, dan jadi viral, kalau saja saat itu dibiarkan saja tanpa ada yang peduli, pasti nasib fashion week tersebut akan sama seperti batik fashion. Jadi di sini, peran masyarakat juga diperlukan, dalam hal ini Tokoh-tokoh bangsa juga tidak perlu mengomentari hal yang berada di luar dari budaya bangsa karena akan menyebabkan budaya luar makin berkembang dan menggerus budaya lokal yang tertanam sejak zaman kerajaan dulu.
hero member
Activity: 952
Merit: 541
- Fashion week Citayam hehe, dlu pernah tenar di masanya , kita bisa lihat dari sini akibat perkembangan teknologi dan budaya asing masuk ke minset mereka , muda mudi memamerkan baju yang lain trend atau model di masa itu, (Batik) malah tidak di pertunjukan. Dari sini kita melihat muda mudi milenial ini lebih mempelajari budaya luar daripada budaya negara mereka sendiri
Sifat latah sangat sulit dihilangkan dari generasi milenial yang lebih mencintai budaya luar daripada budaya sendiri, Fashion week Citayam salah satu contohnya. Seiring masuknya budaya luar/barat ke Indonesia, anak muda milenial semakin kurang peduli dan kurang mencintai budayanya sendiri, mereka pun semakin jarang melestarikan adat dan kebudayaannya sendiri.

Fenomena ini tidak lepas dari beberapa hal yang semakin luntur di pikiran anak muda milenial untuk melestarikan budayanya sendiri. Kurangnya minat dan tingkat kesadaran merupakan satu hal yang paling menonjol, ketika minat dan tingkat kesadaran ingin melestarikan kebudayaan mulai luntur akan sulit dimengerti jika terlalu dipaksakan untuk mempelajari sesuatu.

Perlu kepedulian dari pihak terkait terutama dari pemerintah daerah untuk mengadopsi budaya dalam sanggar seni kemudian dikasih panggung pentas seni dengan tawaran hadiah yang menarik bagi peserta atau tim yang tampil memukau diatas panggung. Tingkat kepedulian terhadap budaya dapat ditingkatkan dengan cara di kasih panggung di acara formal maupun non formal, dengan cara seperti ini dapat meningkatkan kepedulian generasi muda milenial untuk menjaga warisan budayanya sendiri.
sr. member
Activity: 616
Merit: 274
Di Zaman modern atau globalisasi seperti sekarang ini penyebab generasi muda atau milenial ini kurang bersemangat dalam melestarikan budaya Indonesia di karena kan masuknya budaya luar (asing) atau trend di berbagai negara. Masyarakat Indonesia kurang melestarikan adat dan Kebudayaan mereka sendiri. Contohnya:
 - Wayang mungkin ya, anak anak muda melihat nya seperti ketinggalan zaman atau kuno, di saat pertunjukan dalam wayang  mereka harus  menguasai jalan cerita dalam dunia perwayangan dan butuh waktu yang sangat lama dalam pertunjukan itu. Mungkin di situ mengapa anak muda melihat seperti terlihat membosankan dan mengapa mereka sekarang tidak mau melanjutkan atau melestarikan mereka sendiri ya  karena kurang nya kesadaran dari Mereka sendiri.

- Fashion week Citayam hehe, dlu pernah tenar di masanya , kita bisa lihat dari sini akibat perkembangan teknologi dan budaya asing masuk ke minset mereka , muda mudi memamerkan baju yang lain trend atau model di masa itu, (Batik) malah tidak di pertunjukan. Dari sini kita melihat muda mudi milenial ini lebih mempelajari budaya luar daripada budaya negara mereka sendiri



legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
Jika melestarikan disini berarti mempertahankan bentuk asli kebudayaan, saya ragu jika ide pelestarian budaya itu sendiri akan berhasil dikarenakan sifat budaya itu yang dinamis.
Sebenarnya melestarikan budaya itu bisa asal konsisten dilakukan tiap individu langsung. Sekarang ini ane lihat orang-orang tua bahkan tidak mengajrkan budaya lama yang mereka pakai ke generasi muda sekarang ini. dan itu menjadi polemik bangsa ketika ada benturan pendapat antara mereka, sehingga ada keraguan anak muda untuk menerapkan budaya yang telah diadopsi oleh orang tua dulu.
member
Activity: 85
Merit: 48
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.
Sebelum saya menjawab permasalahan ini, mari kita definisikan apa itu budaya.
Menurut KBBI, budaya adalah 1 pikiran; akal budi: hasil --; 2 adat istiadat: menyelidiki bahasa dan --; 3 sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab, maju): jiwa yang --; 4 cak sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah;

Mengacu kepada pengertian yang ketiga, budaya itu sendiri dinamis, dalam arti berubah, dengan demikian perubahan yang terjadi sekarang tidak bisa dihindari. Saya sendiri berpendapat, budaya yang dulu kita miliki juga merupakan hasil dari penggabungan berbagai budaya asing, jadi sudah sewajarnya seiring perkembangan zaman, budaya memang akan berubah dan pertanyaan ini akan selalu muncul di berbagai generasi berbeda.

Jika melestarikan disini berarti mempertahankan bentuk asli kebudayaan, saya ragu jika ide pelestarian budaya itu sendiri akan berhasil dikarenakan sifat budaya itu yang dinamis. Maka dari itu kita perlu memodernisasi budaya kita, dalam hal membawa unsur budaya tradisional ke dalam sifat yang modern. seperti contoh, cerita rakyat yang dianimasikan, dan banyak bentuk lainnya ke dunia Internasional,seperti Agnes Mo yang mengenakan batik dalam video klip lagu Coke Bottle nya hal ini juga guna memberi kesan modern yang lebih disukai anak muda sehingga meemantik sedikit rasa bangga dan memiliki budaya kita sendiri alih-alih menganggap budaya negara lain lebih keren daripada budaya sendiri (red: kpop, jejepangan, dll)
newbie
Activity: 22
Merit: 2
tidak semua anak muda millenial kurang menjaga budaya di Indonesia khususnya, ada banyak anak muda yang sangat menyadari pentingnya melestarikan budaya dan berusaha untuk menjaganya dengan bangga. Namun, beberapa faktor dapat memberikan penjelasan mengapa terkadang ada persepsi bahwa anak muda millenial kurang menjaga budaya di Indonesia contohnya seperti Perkembangan teknologi dan kemajuan globalisasi telah membawa perubahan besar dalam gaya hidup dan nilai-nilai masyarakat, Anak muda saat ini terpapar pada budaya luar yang kadang-kadang lebih menarik bagi mereka dari pada budaya tradisional Indonesia.

Namun peran orang tua, pendidik, dan pemerintah sangat penting dalam melestarikan budaya dan mendorong anak muda untuk menghargai dan menjaganya, Membangun kesadaran, pendidikan, dan memperkuat nilai-nilai budaya dalam pendidikan formal dan informal dapat membantu memotivasi anak muda untuk lebih terlibat dalam melestarikan dan menghormati budaya Indonesia.
Jadi ini akan menjadi tanggung jawab semua pihak bukan hanya anak muda ataupun generasi penerus saja yang bertanggung jawab.

Quote from: Namun peran orang tua, pendidik, dan pemerintah sangat penting dalam melestarikan budaya
Intervensi yang berlebihan dari orang tua atau sesepuh biasanya membuat kaum milenial merasa bosen, karena mereka para orang tua biasanya tidak membiarkan anak-anak muda memodifikasi budaya dengan zaman yang ada saat ini. Mereka terlalu intervensi dengan berbagai macam historis dari budaya tersebut sehingga kaum milenial merasa bosan dengan kejadian yang itu-itu saja.
sr. member
Activity: 616
Merit: 442
Forum Only For Fun
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.
Anggapan budaya merupakan tindakan orang tua menurut saya salah karena kegiatan budaya merupakan sebuah representasi nilai yang perlu dilakukan juga oleh anak muda.
Saya akan mengangkat sebuah perumpamaan tentang pelaksanaan kegiatan budaya yaitu gotong royong. Di banyak desa didaerah saya menilai gotong royong adalah pelaksanaan bersama dalam membersihkan tempat ibadah dan dilakukan setiap ada penyambutan hari besar agama. Nyatanya banyak tempat lain disekitar desa tersebut terdapat tumpukan sampah. Atau itu sengaja dibiarkan karena ada pola pikir bahwa sudah ada petugas yang dibayar. Bukankah melakukan pembersihan sampah dilingkungan merupakan sebuah budaya, budaya hidup bersih.
Ini saya sampaikan pandangan klasik seakan saya bukan generasi Z yang ketergantungan pada gadget.

Tidak ada yang perlu disalahkan antara yang muda atau yang tua. Ini tentang sebuah kesadaran dan kebiasaan.
Budaya bukan hanya sejarah masa lampau yang perlu dimesiumkan.
sr. member
Activity: 1106
Merit: 391
Mungkin maksud agan adalah mayoritas anak muda di perkotaan yang dimana sudah terpapar paham liberal, budaya konsumtif, westernisasi, dan denial terhadap kebudayaan mereka sendiri, itulah anak muda yang kurang menjaga kebudayaan mereka dan menganggap bahwa budaya adalah sesuatu yang kuno, tidak modern, mengekang, bahkan terkesan merendahkan diri mereka (budaya patriarki di beberapa suku). Padahal sebenarnya budaya merupakan suatu identitas dari individu yang perlu dibanggakan dan dilestarikan kepada anak-cucu mereka.
Saya sendiri adalah generasi Z yang dimana sangat menjungjung tinggi kebudayaan suku saya. Biarpun saya hanya sedikit bisa berbahasa suku saya, namun saya paham bagaimana adat-istiadat suku saya sendiri. Saya pribadi tidak menganggap bahwa itu adalah suatu yang kuno, bahkan itu adalah suatu yang menarik untuk dipelajari. Dari kebudayaan ini saya bisa mempelajari bagaimana kakek moyang saya dahulu bertahan hidup dan meneruskan nilai-nilai baik kepada generasi mereka.
Bahkan saya pikir saya beruntung mempunyai kebudayaan sendiri, karena banyak orang luar yang ingin mempunyai budaya mereka sendiri namun tidak bisa, karena memang tidak ada. Apalagi jika dibilang bahwa kebudayaan tidak bisa bersanding dengan masyarakat modern itu salah besar, budaya dan masyarakat modern bisa berdampingan dan memberikan suatu yang indah dan saling melengkapi, bahkan itu bisa menjaga nilai-nilai moral dari suatu masyarakat bersama dengan peran Agama sebagai keyakinan.
sr. member
Activity: 1148
Merit: 409
Duelbits

Nilai-nilai budaya perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, peran orang tua sangat penting dalam mengajari anak-anaknya cara berbahasa agar budayanya tidak terkikis. Tingkat kepedulian pada budaya perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, ketika mereka sudah dewasa tidak asing dengan bahasa yang digunakan orang lain karena sebelumnya mereka pernah berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Mempertahankan budaya lama yang masih baik dan mengadopsi budaya baru yang lebih baik lagi.
 
Tentunya budaya yang berlangsung sejak zaman dulu dan bisa bertahan sampai zaman sekarang hal ini tidak lepas dari pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya secara turun temurun. Budaya memiliki peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat yang dimana budaya dijadikan sebagai pedoman untuk menjalani kehidupan social masyarakat dan ini perlu dipertahankan dan ditanamkan terutama kepada generasi muda sebagai penerusnya.

Banyak sekali fenomena yang terjadi dimana para pemuda sulit untuk berbaur dengan masyarakat dan cenderung kaku diakarenakan mereka tidak mengetahui dan memahami karakteristik suatu daerah. Nilai-nilai kebudayaan perlu ditanamkan kepada para generasi muda karena bagaimanpun nantinya kita akan menjalani kehidupan social, begitupun dengan bahasa yang perlu kita kuasai agar kita mampu berkomunikasi dengan masyarakat lokal disekitar.

Selain itu kita perlu juga mengadopsi budaya luar seperti teknologi dan bahasa inggris yang dijadikan  bahasa internasional yang dapat memberikan kemanfaatan lebih terhadap diri kita terutama dalam pengembangan karir, usaha dan bisnis. Serapan teknologi inilah yang perlu kita pelajari tetapi jangan sampai lupa dengan identitas/budaya anda sendiri
sr. member
Activity: 1274
Merit: 338
Enterapp Pre-Sale Live
Kalo menurut saya budaya yang berhubungan dengan kesenian kebanyakan cenderung dilestarikan dan banyak anak muda/komunitas yang mempelajarinya. Untuk budaya yang tidak terasa mulai terkikis adalah penggunaan bahasa daerah yang makin kesini makin terkikis dan mulai banyak yang tidak bisa bahasa daerah. Kalo di jawa ada bahasa jawa biasa dan jawa halus, nah anak muda sekarang termasuk saya sudah mulai tidak bisa pakai bahasa jawa halus bahkan banyak kata yang sama sekali tidak tahu artinya
Bahasa adalah identitas satu suku yang diwariskan turun menurun dari nenek moyang kita, sebenarnya ini yang perlu dilestarikan kalau bisa dipertahankan jangan sampai hilang. Sebenarnya tergantung pada orang tua dalam mendidik anak-anaknya untuk selalu berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa halus agar tetap dilestarikan dan dimengerti oleh anak-anaknya.

Nilai-nilai budaya perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, peran orang tua sangat penting dalam mengajari anak-anaknya cara berbahasa agar budayanya tidak terkikis. Tingkat kepedulian pada budaya perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, ketika mereka sudah dewasa tidak asing dengan bahasa yang digunakan orang lain karena sebelumnya mereka pernah berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
full member
Activity: 1022
Merit: 152
Kalo menurut saya budaya yang berhubungan dengan kesenian kebanyakan cenderung dilestarikan dan banyak anak muda/komunitas yang mempelajarinya. Untuk budaya yang tidak terasa mulai terkikis adalah penggunaan bahasa daerah yang makin kesini makin terkikis dan mulai banyak yang tidak bisa bahasa daerah. Kalo di jawa ada bahasa jawa biasa dan jawa halus, nah anak muda sekarang termasuk saya sudah mulai tidak bisa pakai bahasa jawa halus bahkan banyak kata yang sama sekali tidak tahu artinya
sr. member
Activity: 1148
Merit: 409
Duelbits
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.
Kemajuan teknologi dan zaman sudah tidak bisa terbendung lagi berikut dengan pertukaran budaya dan masuknya budaya luar yang mengalir begitu derasnya terhadap negara kita ini sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa anak muda sekarang terutama generasi milenial, merka tidak mengetahui akan budayanya sendiri bahkan lebih ironisnya mereka enggan untuk mengenal budayanya sendiri karena mereka menggap bahwa itu adalah sesuatu yang jadul, kuno dan nora. Dan mereka lebih pd ketika memakai budaya luar dan mereka menganggap bahwa itu adalah sesuatu hal yang luar biasa keren.

Kegiatan sosial juga sudah sangat minim sekarang ini selama sudah adanya dana dari pihak pemerintah yang dikucurkan kedalam desa-desa, sehingga hal-hal seperti gotong royong sudah mulai jarang terjadi di desa-desa. Kalaupun masih ada, mungkin hanya dua kali dalam setahun yang mana hal tersebut lebih banyak diikuti oleh para orang tua saja, namun saya sama sekali tidak menganggap hal tersebut sebagai sebuah masalah selama lingkungan kehidupan sekitar kita masih cukup tenteram serta nyaman untuk semua orang.
Selain dari pemerintah diperlukan juga akan kesadaran dari masyarakat itu sendiri, program-program tentang kebudayaan menurut saya sudah luar biasa apalagi di era presiden Jokowi yang terus memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia begitu pula dengan mentri parawisata yang terus mendorong budaya-budaya Indonesia dan kementrian pendidikan yang terus menanamkan nilai-niali kebudayaan terhadap pelajar/mahasiswa. Tetapi kembali lagi kepada masyarakatnya kalua mereka cinta akan budayanya tentu pemerintah tidak akan menerbitkan peraturan daerah terhadap masyarakatnya kalau di Jawa Barat ada “Rebo Nyunda” yang dimana masyarakat dan pemerintah diwajibkan untuk berbahasa sunda. Kalau toh mereka cinta akan budaya dan bahasanya maka mereka akan dengan sukarela untuk memakai bahasanya dan memakai ciri khas dari budayanya tersebut tanpa ada peraturan sekalipun.

Tolongalah hargai mereka yang diatas dan para pendahulu kita. Mereka berjuang mati-matian untuk mempertahankan dan mengenalkan budaya kita kedunia luas sementara kita sendiri tidak bangga akan budaya yang kita miliki. Kita boleh mengadopsi budaya luar tetapi jangan sampaii kita melupakan budaya yang kita miliki.
full member
Activity: 1190
Merit: 212
★Bitvest.io★ Play Plinko or Invest!
tidak semua anak muda millenial kurang menjaga budaya di Indonesia khususnya, ada banyak anak muda yang sangat menyadari pentingnya melestarikan budaya dan berusaha untuk menjaganya dengan bangga. Namun, beberapa faktor dapat memberikan penjelasan mengapa terkadang ada persepsi bahwa anak muda millenial kurang menjaga budaya di Indonesia contohnya seperti Perkembangan teknologi dan kemajuan globalisasi telah membawa perubahan besar dalam gaya hidup dan nilai-nilai masyarakat, Anak muda saat ini terpapar pada budaya luar yang kadang-kadang lebih menarik bagi mereka dari pada budaya tradisional Indonesia.

Namun peran orang tua, pendidik, dan pemerintah sangat penting dalam melestarikan budaya dan mendorong anak muda untuk menghargai dan menjaganya, Membangun kesadaran, pendidikan, dan memperkuat nilai-nilai budaya dalam pendidikan formal dan informal dapat membantu memotivasi anak muda untuk lebih terlibat dalam melestarikan dan menghormati budaya Indonesia.
Jadi ini akan menjadi tanggung jawab semua pihak bukan hanya anak muda ataupun generasi penerus saja yang bertanggung jawab.
legendary
Activity: 2366
Merit: 2054
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Kegiatan sosial yang biasanya sering diadakan di desa atau perkampungan itu sudah jarang diterapkan, contoh gotong royong. Di perkotaan khususnya kota besar, budaya gotong royong yang dulu pernah saya ikuti, saya lihat sudah jarang dilakukan masyarakat perkotaan, terlebih komplek-komplek atau perumahan yang memadai, karena biasanya mereka-mereka akan menyuruh atau membayar orang lain misal untuk membersihkan gorong-gorong, atau sekedar memangkas rumput. Malah untuk acara-acara 17an agustus, saya denger ada yang pakai EO, ya karena masyarakat sekitar sudah malas untuk sekedar membantu pasang tenda, ngerapiin sekitaran kampung, mempersiapkan lomba dan pasang bendera.
hero member
Activity: 1820
Merit: 747
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Budaya seperti apa yang anda maksud, apakah berhubungan dengan seni, tarian, tindakan sosial atau kegiatan seperti apa yang anda maksud karena bicara budaya sifatnya umum dan banyak sekali. Melestarikan budaya merupakan bentuk sebagai kecintaan terhadap tanah air karena kita memiliki beragam budaya dan ada banyak komunitas yang terus menjaga nilai budaya Indonesia meskipun ruang lingkupnya masih cukup kecil.

Ada banyak lembaga sosial di negara kita dan mereka bergerak di bidang kemanusiaan dan tidak mungkin juga banyak anak muda yang terlibat karena ini bicara naluri seseorang terhadap kepekaan sosial terhadap orang di sekitar maupun orang yang tidak dikenalnya. Orang yang suka dengan kegiatan sosial biasanya memiliki kepekaan lebih besar dan memiliki tanggung jawab moral untuk membantu siapapun yang membutuhkan.

Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.
Edukasi mengenai budaya memang semakin rendah karena hal ini tidak dimulai sejak dini di sekolah dasar, anak-anak tidak di ajarkan mengenai kebudayaan Indonesia yang penuh dengan keberagaman dan orang tua lebih suka mengikuti budaya kebarat-baratan yang membuat anak semakin lupa dengan budaya sendiri. Edukasi mengenai kebudayaan harus di kurikulum di sekolah agar minat anak semakin besar dan peka dengan kebudayaan sendiri dan harus ada festival atau kegiatan sosial yang terus di adakan minimal satu tahun 3 atau 5 kali.
copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
Pertanyaannya adalah kenapa budaya harus dilestarikan? Apakah semua budaya itu baik dan relevan dengan perkembangan jaman?
Kalau menurut ane jawabannya adalah tidak, makanya tidak semua budaya perlu dilestarikan Smiley

Definisi budaya: https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

Kalau mengacu pada definisi wiki, disebut kalau budaya itu cara hidup. Cara hidup manusia itu selalu berubah mengikuti perkembangan jaman. Dulu jaman peradaban kuno, ada itu budaya memberikan korban persembahan manusia (kadang harus gadis perawan) ke dewa-dewa yang mereka percaya, tapi sekarang untungnya udah ga ada.

Sama halnya dengan budaya selalu nurut orang yang lebih tua, tunduk, ada jarak, itu tidak baik IMO (kalau di teori, power distance tinggi). Ane lebih suka tidak ada jarak berdasarkan umur atau kekuasaan. Ane sendiri sudah termasuk tua, tapi sama bocil sering dipanggil bro.

Sebetulnya bukan "kita" yang harus menjaga kebudayaan itu, tapi pihak yang punya kepentingan didalamnya. Sebagai contoh misalnya kalau agan suka nonton anime, itu ada banyak banget budaya Jepang yang dikemas di sana. Jadinya kita penasaran pengen ke Jepang masuk ke pemandian air panas, makan sushi, minum sake, pengen lihat bunga sakura, samurai, ninja, dsb. -> cuan masuk ke negara mereka via wisata dll. yang diuntungkan ya pihak yang berada di industri tsb.
member
Activity: 248
Merit: 37
hallo world ^_^
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Biasanya acaranya ngebosein gan, terlalu template, minim inovasi, kurang menarik. ada yang seru kek wayang bahasanya kebanyakan eksklusif, kamii yang dari luar pulau jawa gak bisa menikmati karena gak ngerti sama bahasanya. cuma ngerti yo, ora, mangan, turu  Sad

Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
semoga ada pelaku kebudayaan disini, contohlah gimana kpop , anime, gaya barat masuk ke indo bisa mempengaruhi segitu besar anak muda diindonesia. bayangkan saja kita berhasil ngelakuin starategi  itu ke budaya indo, bisa bisa batik, blankon, kebaya jadi pusat trend baru dunia, reog jadi mainan sehari hari anak - anak eropa, kroncong jadi lagu trend 1 di amerika, mantab kan. bayangkan aja dulu.





sr. member
Activity: 1400
Merit: 268
Fully Regulated Crypto Casino
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.
Budaya yang bagaimana dulu nih?, setahu ane rata-rata anak muda sekarang, khususnya di sekitar kampung ane cukup giat berbudaya, misal ikut kesenian keroncong dan wayang kulit. Malah ada temen ane yang memang cukup familiar dengan crypto membuat wayang yang dimodifikasi dengan pakai logo bitcoin di dada bima, tidak bisa tampil sih karena tidak sesuai dengan karakter tokoh perwayangan tersebut, tapi ya menurut ane cukup unik sebagai promosi secara tidak langsung.


Nah setuju ini, budaya yang seperti apa dulu sebaiknya didefinisikan secara lebih rinci. Kalau budaya yang berkaitan dengan kesenian sepertinya malah anak muda sangat giat, setidaknya disekitaran kabupaten tempat saya tinggal sangat banyak kegiatan seni budaya tradisional. Kegiatan sosial pun walaupun sudah tidak seramai dulu, tapi masih banyak apalagi kalau ada event seperti Agustusan maupun hari-hari besar lain, anak-anak muda nya sangat berminat untuk menyelenggarakan kegiatan kegiatan yang bermanfaat.
hero member
Activity: 2114
Merit: 740
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
Kalo di desaku budaya masih baik-baik saja, masih banyak budaya yang berjalan, justru malah budaya yang cendrerung negatif mulai ditinggalkna, seperti kalo dulu pass hajatan banyak orang "lek-lekan" (begadang ditempat hajatan) sambil berjudi kartu, sekarang sudah tidak ada.
Begadang sambil bermain judi ditempat hajatan tidak bisa dibilang budaya, itu lebih condrong pada kebiasaan atau kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak ada hubungannya dengan adat atau budaya di suatu daerah. Budaya terbentuk dari beberapa unsur diantaranya adat istiadat, bahasa, karya seni dan agama, unsur-unsur ini telah melekat dan diwariskan secara turun menurut dari generasi ke generasi.

Budaya dibentuk dan dikembangkan oleh suatu kelompok masyarakat dengan kesepakatan bersama, artinya sesuatu yang dilakukan oleh sekelompok individual seperti begadang sambil bermain judi ditempat hajatan tidak mengandung unsur-unsur karya seni dan adat-istiadat di sebuah daerah. Budaya merupakan sebuah simbol dari suatu daerah, ketika sekelompok tertentu memainkan karya seni yang ada didaerahnya, masyarakat dari wilayah lain langsung mengetahui dari daerah mana budaya itu berasal.

Jika begadang ditempat hajatan sambil berjudi kartu dikatakan sebagai budaya, lalu bagaimana dengan berita yang diangkat situs ini Judi di Tempat Hajatan, Taruhan Uang Jutaan Rupiah, berarti pihak berwenang tidak menghargai budaya di sebuah daerah.

hero member
Activity: 2086
Merit: 553
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Ini maksudnya culture setempat atau budaya lokal kita?
Untuk masalah ini, harusnya menjadi tanggung jawab orang tua. Ketika generasi muda saat ini yang tidak kenal budayanya, berarti orang tuanya kurang mengenalkan mereka tentang nilai-nilai budaya. Di tempat saya, ada etika khusus dalam berpakaian saat ada acara tertentu yang kental akan nilai-nilai budaya (misalnya pernikahan). Dulu, semua pihak keluarga laki-laki di wajibkan menggunakan sarung seperti kebudayaan melayu. Tapi saat ini sudah banyak yang hanya menggunakan celana kain tanpa sarung karena tidak tau seperti apa etika berpakaian yang seharusnya. Jika ini makin dibiarkan, lama-lama orang hanya menggunakan pakaian yang dianggap paling simple.

Orang tua milenial terlalu fokus ke masalah keilmuan, lupa bahwa nilai-nilai budaya juga penting. Jika tidak ada didikan khusus dari para orang tua terkait nilai-nilai budaya, maka di masa depan kebudayaan kita bisa hilang satu persatu. Meskipun masih bisa bertahan tapi sisi originalitasnya tidak mampu dipertahankan.

Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Kegiatan sosial seperti apa? Ada kegiatan sosial yang tidak terlalu berkaitan dengan budaya, yang demikian umumnya hanya kebiasaan setempat. Misalnya gotong royong atau kerja bakti di hari minggu. Di banyak tempat daerah perkotaan, hal semacam ini sudah jarang diadakan. Karena di hari minggu banyak yang lebih memilih untuk rekreasi. Jikapun ada, biasanya hanya diadakan untuk event-event besar saja, contoh untuk persiapan Agustusan. Hal-hal seperti ini tergantung seperti apa kepengurusan di tingkat RT-RW. Jika mereka menggalakan para pemuda, biasanya yang muda pun ikut serta. Tapi ada juga yang hanya diperuntukkan untuk bapak-bapak saja. Karena gaya kepengurusan bisa saja berbeda, sulit untuk menyelaraskan komitmen dalam melestarikan kegiatan sosial oleh anak muda.

sr. member
Activity: 882
Merit: 457
Saya sama seperti agan @blue snow, budanya yang seperti apa gan? kecuali kalo di kota besar mungkin sudah mulai meninggalkan budaya, karena mereka kaum urban. Tetapi bagi penduduk asli jakarta (betawi) saya pikir masih ada budaya yang dilestarikan.

Kalo di desaku budaya masih baik-baik saja, masih banyak budaya yang berjalan, justru malah budaya yang cendrerung negatif mulai ditinggalkna, seperti kalo dulu pass hajatan banyak orang "lek-lekan" (begadang ditempat hajatan) sambil berjudi kartu, sekarang sudah tidak ada. Kesenian ebeg yang dulu identik dengan mistik sekarang mulai engga pakai mistik (meski yang pakai masih ada juga si)

Saya pikir dari dulu budaya memang berubah, sesuai dengan kultur sosial setempat. Tetapi memang tetap ada budaya yang perlu di lestarikan karena memang peninggalan khas, seperti wayang, gendingan, begalan dalam mantenan, dll

Saya pikir kita tidak perlu khawatir berlebih, selain di kota besar sepertinya budaya masih baik-baik saja, meski sedikit terkikis tetapi tidak serta merta kita meninggalkan begitu saja
sr. member
Activity: 1274
Merit: 338
Enterapp Pre-Sale Live
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Perlu data atau sumber valid untuk menguatkan asumsi anda ini.
didaerah tertentu masih dijaga atau dilestarikan budaya agar tidak musnah dengan merekrut beberapa remaja untu melestarikan budaya nilai-nilai tradisi supaya tetap dipertahankan. Jika maksud anda berdasarkan yang anda lihat di beberapa kota-kota besar yang kehidupannya lebih mengarah ke pemahaman global, itu tidak bisa dibantahkan. Pesatnya perkembangan globalisasi telah merubah pola pikir anak muda sekarang, globalisasi telah menawarkan gaya hidup yang konsumtif yang bisa menghilangkan nilai-nilai budaya dalam diri mereka.

Tetapi masih ada upaya dari pemerintah daerah yang membentuk generasi muda yang berbudaya, tidak jarang terlihat anak-anak muda yang sangat lihai dalam melakukan Tari Kecak khas Bali, lagu kicir-kicir dari Jakarta dengan khas logat betawinya dan ada juga anak muda yang memainkan Alat musik Gamelan dari Jawa, meniup Suling dan Keroncong khas Sunda.
Salah satu minat turis asing datang ke Indonesia karena budayanya yang masih sangat kental, Indonesia yang luas sangat kaya dengan budaya atau tradisi dari berbagai daerah, kekayaan ini masih dijaga dengan baik di berbagai daerah sebagai wujud dari mempertahankan identitas dari suatu wilayah.
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.
Budaya yang bagaimana dulu nih?, setahu ane rata-rata anak muda sekarang, khususnya di sekitar kampung ane cukup giat berbudaya, misal ikut kesenian keroncong dan wayang kulit. Malah ada temen ane yang memang cukup familiar dengan crypto membuat wayang yang dimodifikasi dengan pakai logo bitcoin di dada bima, tidak bisa tampil sih karena tidak sesuai dengan karakter tokoh perwayangan tersebut, tapi ya menurut ane cukup unik sebagai promosi secara tidak langsung.
hero member
Activity: 1050
Merit: 844
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.

Jika saya menanggapi tentang pertanyaan yang ada didalam judul topik om ini, jawaban yang sangat singkat dan juga sangat sederhana adalah karena anak muda sekarang sudah tidak begitu mencintai budaya dari orang tuanya sendiri sehingga mereka terlihat kurang peduli terhadap budayanya sendiri, kecuali ada benih uang yang bisa mereka petik dari hal itu. Jadi tidak perlu merasa heran akan hal itu sekarang karena penyebab para anak muda yang kurang menjaga kebudayaannya sendiri juga ada kaitannya dengan kurangnya pendidikan dalam menjaga kebudayaan yang seharusnya hal itu mereka dapatkan dari orang tua mereka sendiri sejak kecil.

Kegiatan sosial juga sudah sangat minim sekarang ini selama sudah adanya dana dari pihak pemerintah yang dikucurkan kedalam desa-desa, sehingga hal-hal seperti gotong royong sudah mulai jarang terjadi di desa-desa. Kalaupun masih ada, mungkin hanya dua kali dalam setahun yang mana hal tersebut lebih banyak diikuti oleh para orang tua saja, namun saya sama sekali tidak menganggap hal tersebut sebagai sebuah masalah selama lingkungan kehidupan sekitar kita masih cukup tenteram serta nyaman untuk semua orang.
newbie
Activity: 18
Merit: 2
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.
Jump to: