Author

Topic: Mengenal Lebih Dalam Tentang Konsep 1% Tekhnikal 99% Psikologis Dalam Trading (Read 330 times)

member
Activity: 228
Merit: 28
TonUp.io | Ultimate Launchpad on TON
Menurut saya pribadi sih,jika dalam suatu perdagangan hanya mengandalkan konsep seperti yang agan terangkan,rasanya agak sedikit kurang pas. Soalnya jika misalkan kita melakukan perdagangan dan menggunakan konsep 1%teknikal dan 99% psikologis,pastinya perdagangan nya akan berakhir kurang maksimal.

Wah, benar ohm, semua lahir dari ilmu, jika hanyan ngandalin konsep 1% teknikal dan 99% psikologis tidak relevan rasanya. Dengan cukup ber pengetahuan dengan lika-liku pasar yang volutatif dengan dapat mudah mendapatkan selah trading yang maksimal dan kemudian berakhir ke tingkat Psikologis yang tenang dan tidak buru-buru. Toh Cuan juga yang dicari. Grin Grin.
sr. member
Activity: 602
Merit: 291
~Snip
Menurut saya pribadi sih,jika dalam suatu perdagangan hanya mengandalkan konsep seperti yang agan terangkan,rasanya agak sedikit kurang pas. Soalnya jika misalkan kita melakukan perdagangan dan menggunakan konsep 1%teknikal dan 99% psikologis,pastinya perdagangan nya akan berakhir kurang maksimal.
Sebab memang benar, psikologis merupakan salah satu aspek penting yang bisa membuat perdagangan menjadi lebih optimal. Tapi meskipun begitu,tetap saja jika keilmuan teknikalnya masih kurang pasti ujung-ujungnya akan kurang baik.

Karena yang saya tahu dan yang sudah saya alami, psikologis yang kuat itu akan terbentuk jika keilmuan seperti teknikal, fundamental,serta sentimental sudah di kaji serta di pahami dengan baik. Baru setelah itu psikologis yang kuat akan tumbuh. Mungkin memang bisa saja,seorang trader berhasil (untung) hanya dengan menggunakan 1% teknikal dan 99% psikologis. Tapi kemungkinan nya tidak akan sebesar trader yang memiliki kemampuan yang merata(50:50/100:100). Jadi menurut saya pribadi,di dalam melakukan perdagangan,lebih baik memiliki konsep kemampuan yang merata.
member
Activity: 492
Merit: 53
Tontogether | Save Smart & Win Big
Rasanya ini mirip-mirip dengan Personal Text salah satu senior kita di sini.  Grin

BTW ini konteksnya untuk trading ya, kalau cuman 1% teknikal saya yakin chance suksesnya kecil. Mungkin dulu pernah populer dan sukses untuk beberapa trader, tapi untuk kondisi market yang sekarang sepertinya sulit untuk diterapkan. Apalagi harus dipahami bahwa tiap trader punya konsep sendiri dan punya style trading masing-masing, cara yang sama sangat mungkin tidak efektif untuk diterapkan ke trader lainnya.

Manajemen risiko atau biasa kita kenal sebagai Money Management (MM) juga merupakan bagian penting dari aspek psikologis. Trader yang baik memahami pentingnya menetapkan stop loss untuk membatasi kerugian dan mengelola ukuran posisi dengan bijaksana agar tidak terjebak dalam perdagangan yang berlebihan. Mereka juga memiliki kesadaran akan risiko dan mengelola ekspektasi mereka dengan realistis.
Perlu ilmu untuk bisa menentukan titik Stop Loss, waktu Entry, dan waktu Exit. Dalam hal ini, tentu berkaitan dengan teknis atau teknikal analisis. Tanpa ilmu, hampir mustahil menerapkan teknikal analisis dengan benar. Sepemahaman saya, Psikologis hanya berkaitan dengan attitude tradernya, sedangkan untuk sukses trading tidak cukup hanya bermodalkan attitude yang bagus. Ilmu dan pengalaman tetap menjadi salah satu faktor penentu sukses dalam trading, dua hal ini tidak tercakup dalam 99% Psikologis tersebut.

Masalah managemen resiko seharusnya akan berkembang seiring dengan bertambahnya pengetahuan dan meningkatnya pengalaman. Begitu juga dengan managemen emosi tradernya, harusnya akan semakin baik jika jam terbang sudah tinggi. Sedangkan masalah target atau ekspektasi, pasti lebih realistis jika ditentukan berdasarkan teknikal analisis.

Dengan pertimbangan-pertimbangan ini, idealnya teknikal punya persentase yang jauh lebih tinggi. Ingat, ini trading bukan gambling!!!


setiap pekerjaan tentu diperlukan analisa dan juga mamastikan psikologi untuk selalu dalam kestabilan, ilmu trader sangat dibutuhkan juga psikologi yang sangat matang, sebelum bertindak dan tanduk dipastikan sudah siap, jangan pula memikirkan profit duluan, capaian tersebut juga harus merujuk dar maksimalnya proses yang kita lakukan, usaha tidak akan mengkhianati hasil. konsep 1 persen tehnikal harus mempunyai banyak referensi seblum aksi
sr. member
Activity: 980
Merit: 364
Benar bahwa psikologi memainkan peranan penting dalam perdagangan karena mau bagaimanapun jagonya anda melakukan analisa teknikal itu akan sia-sia jika tanpa didukung oleh psikologis yang kuat. Namun menyatakan bahwa  99% psikologis dalam trading itu cukup berlebihan, karena biarpun psikologis itu penting namun dalam trading ada banyak variabel yang tidak bisa diabaikan seperti luck, kebijakan pemerintah, kondisi geo-politik global, dan beberapa faktor lainnya, yang dimana harusnya ini tidak bisa diabaikan. Psikologis yang kuat saja tidak bisa menjamin seseorang bisa sukses dalam trading mereka.
member
Activity: 373
Merit: 12
Smart World Global Token
Selamat Malam semuanya, Assalamu alaikum. Ini adalah topik pertama saya dan melihat bahwasannya konsep pada thread yang menekankan tentang psikologis kurang begitu ada. Akhirnya saya mencoba untuk mengulas tentang konsep ini dengan tekhnik yang saya pakai memakai konsep 1% candlestick atau 1% tekhnikal 99% Psikologis.

Konsep ini dikenal pada tahun 2000 an dengan master guru yang memulainya bernama trader Unyil. Mungkin beberapa master disini sempat ada yang mengenal dengan master guru yang satu ini. Pada topik ini saya akan menekankan bahwasannya konsep dasar pada trading bukanlah berpatokan pada Tekhnikal analisa. Namun lebih mendalam tentang konsep psikologis dan Money Management.

1% Tekhnikal

merujuk pada aspek ini, tekhnik yang dipakai pada trading adalah seperti analisis grafik, indikator teknikal, strategi perdagangan, dan pemahaman tentang pasar. Ini mencakup pengetahuan tentang bagaimana membaca grafik harga, mengidentifikasi pola dan sinyal perdagangan, mengatur stop loss dan take profit, serta menerapkan indikator teknikal untuk membantu pengambilan keputusan. Meskipun aspek ini penting, konsep "1%" menggambarkan bahwa itu hanya memiliki dampak kecil pada kesuksesan jangka panjang dibandingkan dengan faktor psikologis.

Di sisi lain, 99% Psikologis menekankan pentingnya aspek psikologis dalam trading. Faktor psikologis mencakup kendali emosi, disiplin, ketekunan, manajemen risiko, dan kepercayaan diri. Trader yang mampu mengendalikan emosi negatif seperti ketakutan dan keserakahan, menjaga disiplin dalam mengikuti rencana perdagangan, dan tetap tenang dalam situasi yang sulit memiliki peluang lebih besar untuk mencapai kesuksesan jangka panjang.

Quote
Kesuksesan dalam trading bergantung pada kemampuan trader untuk mengelola emosi mereka dengan baik. Misalnya, ketika pasar bergerak melawan posisi mereka, trader yang tidak memiliki kendali emosional yang baik mungkin cenderung panik dan keluar dari posisi terlalu cepat, sehingga mencegah mereka mendapatkan potensi keuntungan yang lebih besar jika mereka tetap sabar. Selain itu, keserakahan dapat mendorong trader untuk mengambil risiko yang tidak perlu atau melampaui batas toleransi risiko mereka.

Manajemen risiko atau biasa kita kenal sebagai Money Management (MM) juga merupakan bagian penting dari aspek psikologis. Trader yang baik memahami pentingnya menetapkan stop loss untuk membatasi kerugian dan mengelola ukuran posisi dengan bijaksana agar tidak terjebak dalam perdagangan yang berlebihan. Mereka juga memiliki kesadaran akan risiko dan mengelola ekspektasi mereka dengan realistis.

Selain itu, kepercayaan diri dan ketekunan dalam menghadapi tantangan juga sangat penting. Trader yang memiliki kepercayaan diri yang kuat dalam strategi mereka dan tetap bertekad untuk belajar dan berkembang memiliki peluang lebih besar untuk mencapai kesuksesan jangka panjang dalam trading.

Quote
Dalam konsep "1%" penekanan diberikan pada pentingnya mengembangkan keterampilan psikologis yang diperlukan untuk menghadapi tekanan emosional, mengendalikan impuls perdagangan, dan tetap tenang dalam situasi yang sulit. Meskipun pemahaman tentang aspek teknis perdagangan penting, faktor psikologis memiliki dampak yang jauh lebih besar.



Trader yang sukses tuh pasti ngerti betul pentingnya memasang stop loss buat ngindarin kerugian dan tentu ngatur ukuran posisi biar nggak sampai ruginya terlalu dalem. Tapi semua aktfifitas trading memang gampang-gampang susah, kunci utamanya ada di kontrol emosi dan manajemen risiko kita masing-masing. Jadi terakhir yang paling penting harus realistis dengan hasil. Kadang kita menghindari ekspektasi yang enggak masuk akal alias memperhitungkan bahwa kadang untung, kadang rugi.

Jadi, kalau saya tidak usah terlalu bermimpi untung banyak. Intinya balik ke pertanyaan tadi si OP, Manajemen Risiko atau Money Management (MM) itu adalah hal yang penting banget buat trader yang mau sukses. Dengan MM, kita bisa lebih siap menghadapi segala kondisi pasar. Kalau menurut ane punya mindset realistis itu justru bakal bikin kita kita terlalu kecewa kalau pasar tiba-tiba anjlok.
hero member
Activity: 1400
Merit: 770
Beberapa trader yang saya temui itu rata-rata bimbang antara mau take profit sekarang atau nanti, karena analisa teknisnya masih abu-abu. Jadi, tidak perlu disalahkan kalau mereka loss karena terlambat ambil profit, bukan berarti dia itu serakah atau greedy, tapi memang tidak tahu hitungan teknisnya, sehingga terlambat dan keburu ketinggalan kereta,


Rata-rata seperti itu om, analisis teknikal saat masuk bisa tapi mereka tidak memahami kapan mereka harus out.
Sejauh ini kombinasi trading psikologis dan teknikal dan fundamental adalah hal terbaik yang dilakukan dalam trading. Walapun saya menyoroti 99% dalam tulisan OP adalah manajemen risiko. Bagaimana manajemen resiko ini berjalan tanpa analisi teknikal (mungkin jika stop los melalu prosentasi dana bisa tapi prosentasi teknikal kadang berbeda). Jadi saya cenderung pertama pasti lari ke teknikal kurang setuju rasanya jika teknikal hanya berperan 1% saja. Setelah itu cari ada fundamental apa dan terakhir adalah psikologi. Jadi ada peran besar semua dari konsep teknikal, fundamental dan psikologi trading.  IMO
legendary
Activity: 2352
Merit: 2049
teknikal dan psikologi saling melengkapi ketika seorang trader melakukan trading, jangan sepelekan keduanya, apalagi ketika pasar bergejolak, maka seorang trader wajib memiliki pemikiran yang positif sehingga pengambilan keputusan bisa efektif.
Bergejolaknya pasar dan harga seperti hari ini itu lebih kepada arah psikologis. Karena analisa OP di atas cukup masuk akal diterapkan jika harga sudah terjun bebas. Jadi kalau lebih menerapkan analisa teknikal dari pada psikologis saat ini, tentu akan membuat kerugian besar jika arah yang dipikirkan berlawanan dengan konsep hitungan teknis.

karena keuntungan yang sudah di depan mata jika kita tidak mengambilnya mungkin akan berdampak buruk bagi pikiran kita jika secara tiba tiba keuntungan tersebut berubah menjadi minus.
Beberapa trader yang saya temui itu rata-rata bimbang antara mau take profit sekarang atau nanti, karena analisa teknisnya masih abu-abu. Jadi, tidak perlu disalahkan kalau mereka loss karena terlambat ambil profit, bukan berarti dia itu serakah atau greedy, tapi memang tidak tahu hitungan teknisnya, sehingga terlambat dan keburu ketinggalan kereta,
hero member
Activity: 1736
Merit: 573
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform

Ini adalah poin penting dalam menjaga diri kita untuk tetap konsisten tanpa adanya tekanan yang kuat dalam psikologis kita karena jika hal tersebut terjadi pada diri kita tentu saja kita akan terkena dampak yang kurang baik dari segi ketenangan pikiran atau cepat marah dalam keadaan apapun.

Kontrol emosi cukup di perlukan dalam memutuskan suatu keputusan dalam trading karena akan berdampak baik bagi jalannya proses perdagangan yang kita lakukan. Selain tingkat emosi juga keserakahan mungkin  juga tidak harus ada dalam jiwa trading kita karena keuntungan yang sudah di depan mata jika kita tidak mengambilnya mungkin akan berdampak buruk bagi pikiran kita jika secara tiba tiba keuntungan tersebut berubah menjadi minus.
sr. member
Activity: 2044
Merit: 329
banyak orang yang berpikir konsep ini seperti main judi namun saya tidak setuju karena dalam trading psikologi kita sangat mempengaruhi hasil akhir pengambilan keputusan dari setiap pilihan yang kita ambil saat trading, selain itu psikologi juga melibatkan ke displinan, ketika seorang trader tidak disiplin dalam rencana trading nya maka semuanya akan buyar dan modal trading yang telah di persiapkan perlahan lahan akan habis begitu saja.

teknikal dan psikologi saling melengkapi ketika seorang trader melakukan trading, jangan sepelekan keduanya, apalagi ketika pasar bergejolak, maka seorang trader wajib memiliki pemikiran yang positif sehingga pengambilan keputusan bisa efektif.
sr. member
Activity: 1414
Merit: 435
duelbits.com
Kalau secara teori konsep begini cukup bagus dan relevan diterapkan, namun kalau ane rasakan konsep yang begini cocoknya untuk main poker. Karena di main poker itu kalau psikologis dan metalnya bagus, akan menang walau memegang bad card. Nah ini kalau dalam trading, kurasa sulit juga, apa lagi kita tidak begitu mengenal siapa yang juall dan sell karena banyak sekali market yang masuk saat itu juga. Mungkin psikologis trading di sini cocok untuk market bearish dimana harga-harga lagi pada dump namun yang bersangkutan tetap tenang saja walau loss makin dalam. Ujung-ujung tetap jadi abu, kecuali kalau coin yang dipegang tersebut punya fundamental yang kuat kayak btc, dan eth.
Untuk gambling memang mentalitas yang lebih menentukan daripada skills. Di gambling, skills tidak terlalu penting karena banyak gamesnya yang basisnya luck. Poker salah satu contohnya, untuk menang perlu mental atau psikologis yang kuat. Sedangkan untuk trading, yang paling menentukan adalah skills (ilmu). Kita tidak bisa trading hanya bermodalkan mental yang kuat, kemungkinan besar akan rugi jika trading tanpa skills dan tidak punya perencanaan yang matang. Menentukan Buy (entry), TP (exit) dan CL dalam trading, wajib berdasarkan analisa yang bisa dilakukan jika kita punya ilmu yang memadai. Jika hanya berdasarkan tebakan, sangat beresiko berakhir gagal karena market crypto cukup sulit untuk ditebak arahnya.

legendary
Activity: 1428
Merit: 1022
Top Crypto Casino
Selamat Malam semuanya, Assalamu alaikum. Ini adalah topik pertama saya dan melihat bahwasannya konsep pada thread yang menekankan tentang psikologis kurang begitu ada. Akhirnya saya mencoba untuk mengulas tentang konsep ini dengan tekhnik yang saya pakai memakai konsep 1% candlestick atau 1% tekhnikal 99% Psikologis.
Kalau secara teori konsep begini cukup bagus dan relevan diterapkan, namun kalau ane rasakan konsep yang begini cocoknya untuk main poker. Karena di main poker itu kalau psikologis dan metalnya bagus, akan menang walau memegang bad card. Nah ini kalau dalam trading, kurasa sulit juga, apa lagi kita tidak begitu mengenal siapa yang juall dan sell karena banyak sekali market yang masuk saat itu juga. Mungkin psikologis trading di sini cocok untuk market bearish dimana harga-harga lagi pada dump namun yang bersangkutan tetap tenang saja walau loss makin dalam. Ujung-ujung tetap jadi abu, kecuali kalau coin yang dipegang tersebut punya fundamental yang kuat kayak btc, dan eth.
hero member
Activity: 1442
Merit: 700
- Ya kan kalo penelitian itu apa yang dibahas harus jelas terlebih dahulu, kek misalnya mendefinisikan faktor psikologis dan gimana cara skoring faktor psikologis tersebut.
- Kemudian sekumpulan trader harus menjalankan tes untuk mendapatkan "skor psikologis."
- Performa trader kemudian dianalisis apakah ada korelasinya dengan "skor psikologis," kemudian dilakukan regresi untuk mendapatkan R2 berapa persen "skor psikologis" tersebut menjelaskan performa trader.

Untuk kajian ini ane kira tidak ada soalnya tidak ada standar untuk menentukan apakah seseorang matang secara psikologis atau tidak, alias ga ada cara untuk mendapatkan "skor psikologis."

Hmmm, iya sih om, tidak ada standar pasti yang bisa menjadi acuan seseorang itu adalah orang yang matang secara psikologis atau tidak, sehingga sangat sulit untuk bisa mendapatkan bahkan sampel-nya. Kalau begitu, kesimpulannya segala hal yang mengacu kepada persentase psikologis adalah 0 besar alias bullshit seperti yang om bilang sebelumnya. Kiranya sampai di sini saya mendapatkan poin yang om sampaikan Wink.

Sorry kalau OOT, tapi kenapa saya tidak dapat notifikasi balasan om di Telegram ya? saya kira saya tidak mendapatkan balasan sekalipun di postingan terakhir saya, apa bot-nya lagi gangguan?
copper member
Activity: 2310
Merit: 2133
Slots Enthusiast & Expert
apakah memang menjadi hal yang mustahil untuk mengkaji secara pasti sehingga tidak adanya penelitian kompleks yang bisa kita temukan? atau om @mu_enrico punya artikel penelitian kompleks yang om sebut itu?
- Ya kan kalo penelitian itu apa yang dibahas harus jelas terlebih dahulu, kek misalnya mendefinisikan faktor psikologis dan gimana cara skoring faktor psikologis tersebut.
- Kemudian sekumpulan trader harus menjalankan tes untuk mendapatkan "skor psikologis."
- Performa trader kemudian dianalisis apakah ada korelasinya dengan "skor psikologis," kemudian dilakukan regresi untuk mendapatkan R2 berapa persen "skor psikologis" tersebut menjelaskan performa trader.

Untuk kajian ini ane kira tidak ada soalnya tidak ada standar untuk menentukan apakah seseorang matang secara psikologis atau tidak, alias ga ada cara untuk mendapatkan "skor psikologis."

Lain halnya dengan misalnya penelitian hubungan IQ dan penghasilan, dua-duanya bisa diukur dan database skor IQ sudah banyak dibuat, jadi gampang trackingnya. Nanti jadinya kek gini: https://sci-hub.ru/10.1016/j.intell.2007.02.003
hero member
Activity: 1442
Merit: 700
Sama aja ini 11-12 ama bullshit yang pake persentase, itu kagak bisa diukur tanpa melalui penelitian yang kompleks, biasanya paling gampang dan umum ya pakai skala likert trus diregresi, itu pun gak valid karena ada kata-kata persepsi (pakai survey). Jatohnya paling mentok ya persepsi trader tentang faktor apa yang berpengaruh. Dalam bahasa sehari-hari jadinya faktor yang mereka pikir bakal berpengaruh. Nyatanya yang mereka (trader) pikir belum tentu bener.

Iya sih om, tapi setelah saya cari-cari di internet (lebih kurang 3 jam), saya belum menemukan penelitian kompleks tentang apa yang kita bahas di topik ini, apakah memang menjadi hal yang mustahil untuk mengkaji secara pasti sehingga tidak adanya penelitian kompleks yang bisa kita temukan? atau om @mu_enrico punya artikel penelitian kompleks yang om sebut itu?
copper member
Activity: 2310
Merit: 2133
Slots Enthusiast & Expert
Berdasarkan POEMS dalam artikel yang mereka rilis, faktor psikologi diperkirakan berkontribusi hingga 60% dan rata-rata trader yang gagal adalah trader yang tidak mampu mengendalikan psikologinya dalam berdagang.
Sama aja ini 11-12 ama bullshit yang pake persentase, itu kagak bisa diukur tanpa melalui penelitian yang kompleks, biasanya paling gampang dan umum ya pakai skala likert trus diregresi, itu pun gak valid karena ada kata-kata persepsi (pakai survey). Jatohnya paling mentok ya persepsi trader tentang faktor apa yang berpengaruh. Dalam bahasa sehari-hari jadinya faktor yang mereka pikir bakal berpengaruh. Nyatanya yang mereka (trader) pikir belum tentu bener.

Lain halnya kalo dilakukan analisis psikologi & fisiologi terhadap trader-trader yang sukses, lalu apakah mereka-mereka ini adalah orang-orang yang mampu mengendalikan diri? Psikologinya matang? hmm... Yang ane paling ingat malah yang ini: https://www.cam.ac.uk/news/testosterone-levels-predict-city-traders%E2%80%99-profitability

Makin manly, makin risk taker, malah makin opit... YOLO Grin
legendary
Activity: 2212
Merit: 2228
From Zero to 2 times Self-Made Legendary
Porsi trading ga bisa diterjemahkan dengan perbandingan prosentase analisis dan psikologis karena kedua elemen tersebut harusnya sejalan tapi beriringan. Kalo mau bikin perbandingan ya harusnya seperti 1% teknikal 99% fundamental (atau nilai prosentase lainnya).

Jika diasumsikan 1% teknikal 99% psikologis ya seperti yang diilustrasikan oleh mu enrico, yakni 1% skill dan 99% ngandelin luck a.k.a menganut paham HODL Forever
hero member
Activity: 966
Merit: 548
Saya rasa mustahil dengan konsep 1% tekhnikal dan 99% psikologis bisa berhasil dalam trading, psikologis dan keberuntungan memang salah satu faktor untuk berhasil dalam trading namun tekhnikal juga tidak kalah pentingnya. Mungkin lebih tepatnya 70% tekhnikal dan sisanya 30% psikologis mulai dari keberuntungan hingga bagaimana seorang trader mengendalikan psikologinya terutama saat posisi menguntungkana apakah terus hold atau take profit.

Dengan pemahaman 1% teknikal bagaimana mungkin seorang trader bisa memahami dan menganalisa satu koin yang potensial dan bagus untuk ditrading, jelas - jelas sepertinya sedikit menyesatkan dengan pernyataan seperti ini dan kelihatan remeh dengan teknikal. Apakah seorang trader tidak perlu menganalisa dan mempelajari lebih dalam tentang dasar - dasar trading atau menganalisa terlebih dahulu koin yang akan diinvestasikan?
hero member
Activity: 1442
Merit: 700
Lagi pula, menurut saya, konsepnya terlalu menggenalisir bagian yang mungkin bisa dipisah pada satu tempat, yaitu psikologis. Mungkin money management ini bukan bagian dari psikologi, karena ini adalah hal pasti yang bisa diukur. Untuk itu, ini bisaa masuk pada bagian strategi dan bukan di bagian psikologi.

Secara pasti money management dalam trading memiliki ranahnya tersendiri, terpisah dari trading plan dan juga psikologi itu sendiri. Dan di sini, psikologis bisa bertindak sebagai masukan (input) positif atau keluaran (output) negatif tergantung daripada seorang trader mengeksekusi money management dan trading plan-nya.

Berdasarkan POEMS dalam artikel yang mereka rilis, faktor psikologi diperkirakan berkontribusi hingga 60% dan rata-rata trader yang gagal adalah trader yang tidak mampu mengendalikan psikologinya dalam berdagang.
legendary
Activity: 2198
Merit: 1086
Free Bitcoins Every Hour!
Rasanya ini mirip-mirip dengan Personal Text salah satu senior kita di sini.  Grin

BTW ini konteksnya untuk trading ya, kalau cuman 1% teknikal saya yakin chance suksesnya kecil. Mungkin dulu pernah populer dan sukses untuk beberapa trader, tapi untuk kondisi market yang sekarang sepertinya sulit untuk diterapkan. Apalagi harus dipahami bahwa tiap trader punya konsep sendiri dan punya style trading masing-masing, cara yang sama sangat mungkin tidak efektif untuk diterapkan ke trader lainnya.

Manajemen risiko atau biasa kita kenal sebagai Money Management (MM) juga merupakan bagian penting dari aspek psikologis. Trader yang baik memahami pentingnya menetapkan stop loss untuk membatasi kerugian dan mengelola ukuran posisi dengan bijaksana agar tidak terjebak dalam perdagangan yang berlebihan. Mereka juga memiliki kesadaran akan risiko dan mengelola ekspektasi mereka dengan realistis.
Perlu ilmu untuk bisa menentukan titik Stop Loss, waktu Entry, dan waktu Exit. Dalam hal ini, tentu berkaitan dengan teknis atau teknikal analisis. Tanpa ilmu, hampir mustahil menerapkan teknikal analisis dengan benar. Sepemahaman saya, Psikologis hanya berkaitan dengan attitude tradernya, sedangkan untuk sukses trading tidak cukup hanya bermodalkan attitude yang bagus. Ilmu dan pengalaman tetap menjadi salah satu faktor penentu sukses dalam trading, dua hal ini tidak tercakup dalam 99% Psikologis tersebut.

Masalah managemen resiko seharusnya akan berkembang seiring dengan bertambahnya pengetahuan dan meningkatnya pengalaman. Begitu juga dengan managemen emosi tradernya, harusnya akan semakin baik jika jam terbang sudah tinggi. Sedangkan masalah target atau ekspektasi, pasti lebih realistis jika ditentukan berdasarkan teknikal analisis.

Dengan pertimbangan-pertimbangan ini, idealnya teknikal punya persentase yang jauh lebih tinggi. Ingat, ini trading bukan gambling!!!

copper member
Activity: 2310
Merit: 2133
Slots Enthusiast & Expert
1% candlestick atau 1% tekhnikal 99% Psikologis.


Tapi anyway, faktor psikologis emang salah satu faktor yang berpengaruh.

Lalu apa keluaran (output) dari topik yang om @Ico.best buat ini? apakah om mau menyampaikan secara tersirat kalau analisis teknikal tidak terlalu perlu dan kita sebagai trader harus berpatokan kepada psikologis saja? jika iya, lalu dimana letak analisis fundamentalnya? tidak ada di pesentasenya dari 100% itu?
Kalo yang bener ya banyak faktor, ada:
- fundamental
- trend (teknikal)
- luck
- timing
- insider info (terutama market kripto)
- social engineering (terutama market kripto)
legendary
Activity: 2198
Merit: 1592
hmph..
Kalau mengenai psikologis memiliki peran penting untuk mencapai kesuksesan dalam trading, namun dengan persentase 99% mungkin terlalu berlebihan ga sih? Kalau misalkan persentase ini dibuat berdasarkan olah data dan survey, maka ini akan menguatkan konsep tersebut. Yang membuat saya kurang yakin adalah, dari kepercayaan diri trader yang menjadi bagian dari kesuksesan trading seperti yang disampaikan, terkadang justru mengarahkan pada keputusan yang salah.

Lagi pula, menurut saya, konsepnya terlalu menggenalisir bagian yang mungkin bisa dipisah pada satu tempat, yaitu psikologis. Mungkin money management ini bukan bagian dari psikologi, karena ini adalah hal pasti yang bisa diukur. Untuk itu, ini bisaa masuk pada bagian strategi dan bukan di bagian psikologi.

Silakan dikoreksi jika saya salah.

hero member
Activity: 1442
Merit: 700
Lalu apa keluaran (output) dari topik yang om @Ico.best buat ini? apakah om mau menyampaikan secara tersirat kalau analisis teknikal tidak terlalu perlu dan kita sebagai trader harus berpatokan kepada psikologis saja? jika iya, lalu dimana letak analisis fundamentalnya? tidak ada di pesentasenya dari 100% itu?

Dari POV saya, psikologis memang penting dalam melakukan perdagangan, tapi jika hanya itu saja tidak akan cukup, apalagi sampai persentasenya dibuat sampai 100%, coba dong uraikan apa maksud dari topik yang om buat ini, saya beneran kurang paham Roll Eyes Cheesy
newbie
Activity: 41
Merit: 0
Selamat Malam semuanya, Assalamu alaikum. Ini adalah topik pertama saya dan melihat bahwasannya konsep pada thread yang menekankan tentang psikologis kurang begitu ada. Akhirnya saya mencoba untuk mengulas tentang konsep ini dengan tekhnik yang saya pakai memakai konsep 1% candlestick atau 1% tekhnikal 99% Psikologis.

Konsep ini dikenal pada tahun 2000 an dengan master guru yang memulainya bernama trader Unyil. Mungkin beberapa master disini sempat ada yang mengenal dengan master guru yang satu ini. Pada topik ini saya akan menekankan bahwasannya konsep dasar pada trading bukanlah berpatokan pada Tekhnikal analisa. Namun lebih mendalam tentang konsep psikologis dan Money Management.

1% Tekhnikal

merujuk pada aspek ini, tekhnik yang dipakai pada trading adalah seperti analisis grafik, indikator teknikal, strategi perdagangan, dan pemahaman tentang pasar. Ini mencakup pengetahuan tentang bagaimana membaca grafik harga, mengidentifikasi pola dan sinyal perdagangan, mengatur stop loss dan take profit, serta menerapkan indikator teknikal untuk membantu pengambilan keputusan. Meskipun aspek ini penting, konsep "1%" menggambarkan bahwa itu hanya memiliki dampak kecil pada kesuksesan jangka panjang dibandingkan dengan faktor psikologis.

Di sisi lain, 99% Psikologis menekankan pentingnya aspek psikologis dalam trading. Faktor psikologis mencakup kendali emosi, disiplin, ketekunan, manajemen risiko, dan kepercayaan diri. Trader yang mampu mengendalikan emosi negatif seperti ketakutan dan keserakahan, menjaga disiplin dalam mengikuti rencana perdagangan, dan tetap tenang dalam situasi yang sulit memiliki peluang lebih besar untuk mencapai kesuksesan jangka panjang.

Quote
Kesuksesan dalam trading bergantung pada kemampuan trader untuk mengelola emosi mereka dengan baik. Misalnya, ketika pasar bergerak melawan posisi mereka, trader yang tidak memiliki kendali emosional yang baik mungkin cenderung panik dan keluar dari posisi terlalu cepat, sehingga mencegah mereka mendapatkan potensi keuntungan yang lebih besar jika mereka tetap sabar. Selain itu, keserakahan dapat mendorong trader untuk mengambil risiko yang tidak perlu atau melampaui batas toleransi risiko mereka.

Manajemen risiko atau biasa kita kenal sebagai Money Management (MM) juga merupakan bagian penting dari aspek psikologis. Trader yang baik memahami pentingnya menetapkan stop loss untuk membatasi kerugian dan mengelola ukuran posisi dengan bijaksana agar tidak terjebak dalam perdagangan yang berlebihan. Mereka juga memiliki kesadaran akan risiko dan mengelola ekspektasi mereka dengan realistis.

Selain itu, kepercayaan diri dan ketekunan dalam menghadapi tantangan juga sangat penting. Trader yang memiliki kepercayaan diri yang kuat dalam strategi mereka dan tetap bertekad untuk belajar dan berkembang memiliki peluang lebih besar untuk mencapai kesuksesan jangka panjang dalam trading.

Quote
Dalam konsep "1%" penekanan diberikan pada pentingnya mengembangkan keterampilan psikologis yang diperlukan untuk menghadapi tekanan emosional, mengendalikan impuls perdagangan, dan tetap tenang dalam situasi yang sulit. Meskipun pemahaman tentang aspek teknis perdagangan penting, faktor psikologis memiliki dampak yang jauh lebih besar.



Jump to: