yang lebih dikenal dengan sebutan Gusdur beliau mengutarakan bahwa Indoneisa tidak mungkin bisa berperan dalam perdamaian Palestina dan Israel, jika indonesia tidak menjadi hubungan diplomatik dengan keduanya.
Paling penting memang "menjinakkan" pikiran orang Indonesia terlebih dahulu.
Namun perlu dicatat, hampir seluruh rakyat Indonesia secara umum menolak hubungan diplomatik tersebut.
dan Gus Dur selalu optimis dalam hal ini, oleh karena itulah karena pemikirannya terlalu "baik" ini sehingga
dihianati oleh koleganya sendiri.
Rakyat Indonesia sudah punya feeling buruk terhadap israel maka hampir semua menolak hubungan toxic tersebut.
Kalau bicara perundingan, negara sekelas AS dan dan badan PBB saja tidak dihiraukan, apalagi Indonesia (jika memang mau membuka hubungan bilateral).
Karena mereka itu kaum sombong sejak zaman nabi, mereka cuma tunduk pada satu orang (dajjal). Kalau pun nurut, itu hanya kepentingan mereka untuk mempersiapkan singgasana untuk mesiasnya.
Apa yang anda sampaikan nampaknya hal ini terlalu didadasari oleh asumsi dan pikiran yang kurang mendasar, dan ini hanya akan menimbulkan sentimen berlebih terhadap isu diplomatik. Karena perlu diapahami bahwa perasaan masyarakat terhadap Israel sangat beragam, yang memang seringkali terpengaruh oleh faktor sejarah maupun konflik yang sedang berlangsung antara Israel-Palestina. Akan tetapi tidak secara keseluruhan masyarakat Indonesia itu secara mutlak menolak dimplomasi dengan negara manapun termasuk israel. Karena perlu diketahui bersama bahwa apa yang menjadi tujuan dari diplomasi itu adalah untuk membuka pintu dialog dan bekerja sama untuk tujuan yang lebih besar, termasuk mengenai perdamaian, bukan hanya soal tentang menjalin hubungan "toxic"
Dan mengenai apa yang disampaikan oleh Gus Dur, mengenai sebuah langkah mejalin sebuah hubungan diplomasi, ini tidak hanya didadasarkan pada pemikiran yang "terlalu baik" lebih daripada itu, ini adalah sebuah pandangan strategis mengenai peran negara Indonesia dalam mendukung kemerdekaan palestina bisa menjadi lebih signifikan, jika negara kita memiliki hubungan dengan kedua belah pihak.
Satu hal lagi, menghubungkan seluruh bangsa dengan stereotip yang dalam artian "kaum sembong" yang hanya mengutamakan "singgasana messias", ini adalah pemikiran yang terlalu liar, yang tidak hanya berbahaya akan tetapi juga tidak mendasar. Dalam sebuah hubungan internasional, setiap negara itu berinteraksi atas dasar sebuah kepentingan yang lebih nyata, seperti stbilitas keamanan da kesejahteraan. Dan tanpa adanya sebuah pendekatan yang rasional, dan kurang berdasarkan asumsi negatif, maka akan cukup sulit melangkah menuju perdamaian yang selama ini diharapakan.
Karena mereka itu kaum sombong sejak zaman nabi, mereka cuma tunduk pada satu orang (dajjal)
Satu hal yang ingin saya tanyakan kepada OP mengenai hal tersebut..!!
Apakah tuhan itu lebih lemah dari mahluknya.? sehingga mereka itu hanya akan tunduk kepada dajjal saja..?
dalam balasan sebelumnya saya menyampaikan bahwa cukup mudah bagi Allah SWT untuk bisa membolak-balikan hati manusia, sekalipun ia adalah orang yahudi. Sehingga ketika allah menghendaki bahwa bangsa israel menjadi bangsa yang baik, maka israel akan menjadi bangsa yang baik.