Hallo gan, pasti semuanya sudah tahu bahwa kasus ini sedang ramai di perbincangkan dimana mana dan terus di up oleh media televisi. Banyak nelayan yang mengeluh karena pagar ini sangat membatasi pergerakan mata pencaharian mereka. Bayangkan selama 7 bulan pagar itu di bangun dan pemerintah sekitar seakan buta lalu menuduh ulah swadaya masyarakat. Duit dari mana karena 1 bambu itu kalau di pasaran harganya 20-25K berarti 25K dikali berapa tuh bisa sampai 30Km, belum biaya bayar angkut truk, belum bayar upah yang masangnya borong dan harian, dan selama 7 bulan? siapa yang bayar?
Dari pemagaran ini banyak usaha yang menjadi korban, penjual pakan ikan, peternak lobster, peternak kerang ijo, pedagangan bibit bandeng dll harus menjerit karena mata rantai ini akan terputus akibat dibatasi. Para nelayan menyakini bahwa pemasangan pagar ini untuk Program Startegis Nasional PIK 2 (Pantai Indah Kapuk).
Jika ingin lihat dari peta kita bisa lihat pagar ini dengan jelas :
https://earth.google.com/web/search/Pantai+Anom,+Kramat,+Tangerang+Regency,+Banten/@-6.01964085,106.60577534,0.40543367a,5463.93436995d,35y,0h,0t,0r/data=CiwiJgokCSLCHDo-NhjAEZcGC_2pexjAGQoDA5NqwFpAIZrz3fSft1pAQgIIAUICCABKDQj___________8BEAABagikan tanggapannya !
Kata kuncinya:
PIK 2 Pemerintah daerah tidak mengaku dan tidak tahu siapa dalangnyaNelayan menderitasumber:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250111100213-96-1186037/video-melihat-pagar-misterius-sepanjang-30-km-di-laut-tangerangAne beberapa hari ini memang mengikuti berita ini, Ane tertarik dengan berita ini setelah menonton salah satu potongan video di tiktok yang memperlihatkan perdebatan antara nelayan yang dirugikan dengan salah satu perwakilan yang mengatasnamakan mereka sebagai Nelayan Jaringan Rakyat Pantura.
Mereka mengatakan ini sebagai swadaya masyarakat dan ane pikir itu tidak masuk akal, sebab seperti yang agan hitung itu pasti akan memakan biaya yang sangat tinggi untuk membangun pagar laut sepanjang itu. Dan salah satu yang bisa kita curigai memang orang orang yang memiliki kepentingan disana dan kita semua tahu siapa orang dekat sana yang memiliki kepentingan.
Menariknya, orang orang disekitar sana seperti dibungkam, bayangkan saja itu sudah di mulai sejak beberapa bulan yang lalu. Logikanya, masa iya sih tidak ada yang membuka suara, terkecuali mereka dibungkam. Juga pejabat desa yang ada disana pun mengatakan semua baik, sedangkan nelayan yang langsung melaut juga banyak yang mengeluh. Jadi kesimpulan saya adalah memang mereka juga mendapatkan keuntungan dari "proyek" ini.
Jujur setelah melihat beberapa talkshow, salah satunya Indonesia Lawyers Club Karni Ilyas, saya melihat bagaimana nelayan lebih pintar daripada orang orang yang ada di acara tersebut, termasuk salah satu staf desa yang mengatakan pagar laut ini tidak mempengaruhi pemasukan daripada nelayan.