Thread ini di dasari oleh statment pribadi dan cara penglihatan saya secara pribadiPDIP, siapa yang tidak kenal dengan partai moncong putih dengan selogan
Wong Cilik nya yang sering kita dengar, Banyak sekali elit politik yang dilahirkan dari partai yang diketuai oleh mantan presiden Indonesia ke 5 Indonesia sekaligus Presiden wanita satu-satunya saat ini, yaitu ibu Hj. Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri atau yang lebih dikenal dengan Ibu Megawati Soekarnoputri.
Banyak desas desus dan prokontra terkait dengan siapa Presiden yang akan diturunkan oleh PDIP,Baliho Puan Maharani dengan selogan
"Kepak Sayap Kemerdekaan" menjadi titik point masyarakat dalam melihat siapa yang akan melaju menjadi Capres, dan yang awalnya secara tegas menepis isu naik nya Ganjar sebagai capres karena dianggap kurang kompeten.
Pada pemilu kali ini, akhirnya PDIP menurunkan Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden dan Mahfud MD ( Independen ) sebagai calon wakil Presiden. Berkoalisi dengan empat Partai lain nya, yaitu Partai Perindo, Hanura dan PPP, PDIP dengan berani melaju di medan tempur. Namun sayang hasil yang didapatkan, jauh dari prediksi oleh mereka. Setelah menang secara 2 Periode berturut-turut, calon yang diusung oleh partai Wong cilik dan koalisinya finish di urutan ke-3 dengan prolehan persentase suara sebesar 16,47%.
- Pasangan Anis Baswedan-Muhaimin Iskandar: 40.971.906 suara (24,95%)
- Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka: 96.214.691 suara (58.58%)
- Pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD: 27.040.878 suara (16,47%)
PDIP KRITIKUS TAJAM PEMERINTAH!Setelah kalahnya PDIP dalam pemilu yang terbaru, kita jadi teringan kembali betapa keras nya PDIP sebagai opisisi di zaman dahulu, Pada zaman pemerintahan bapak SBY, PDIP sering kali memberikan kritikan yang sangat tajam terhadap keputusan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah yang di pimpin oleh bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Tidak hanya kritik secara lisan, PDIP tidak jarang melakukan aksi demo secara nyata di lapangan.
Masih ingatkah dengan aksi demonstrasi menolak kenaikan harga BBM yang sempat dilakukan anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka ? yang sampai dia menangis karena membela rakyat ?. Pada saat itu Rieke dua kali berada di tengah para demonstran guna mendesak SBY membatalkan kebijakan yang disebutnya memberatkan rakyat kecil.
Tidak hanya Rieke, Elit politik PDIP lainnya pun ikut mengeluarkan statment yang kritis terhadap kenaikan bbm tersebut
"Saya anggap perjuangan ada dua, parlemen dan ekstraparlemen. Kalau di parlemen buntu dan gagal harus gunakan langkah kedua, berjuang bersama rakyat dalam ekstraparlemen," kata Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (17/6/2013).
Setelah pecahnya Jokowi dengan partai PDIP, mereka mulai melancarkan serangan secara langsung kepada pemerintahan jokowi, yang mana sebenarnya Jokowi adalah Presiden yang diusung oleh PDIP itu sendiri. Salah satunya Hasto Kristiyanto selaku sekjen PDIP, yang mundur dari Kepala otorita IKN
"Mundurnya Kepala Otorita dan Wakilnya itu bagian dari suatu perencanaan yang tidak matang," kata Hasto Kristiyanto seusai ikut kuliah umum di Fisip UI, Depok, Senin (3/6/2024).
padahal yang memilih dan menyaring calon kepala otorita IKN itu sendiri adalah PDIP dan Presiden Jokowi
Jadi saya mendengar ada banyak nama yang telah disaring dipertimbangkan oleh bapak presiden dan PDI Perjuangan yang meyakini siapapun yang ditetapkan itu memenuhi kualifikasi yang diharapkan PDIP," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (27/1/2022).
Tolak Tapera!"Tapera Bentuk Penindasan Baru!" statment yang kembali dikeluarkan oleh Hasto. Dulu Pdip Setuju dengan adanya Tapera, kini berbalik arah dengan pemerintah. Padahal, PDIP termasuk salah satu partai politik yang setuju dengan pengesahan UU Nomor 14 Tahun 2016 tentang Tapera. Bahkan, saat itu, ketua Pansus Tapera DPR adalah politikus PDIP, yakni Yoseph Umar Hadi. Hal ini di dasari oleh masyarakat dan pemerintah baru pulih dari pandemi Covid-19 dan pesta demokrasi yang menguras anggaran, tetapi sudah dibebankan dengan kewajiban mengikuti Tapera.
Utang Membengkak Di Era Jokowi! Sang ketua partai bertanya bagaimana sikap pemerintah dalam menghadapi hutang negara yang berjumlah Rp. 8.000T .
"Coba kamu itung dengan riil, tidak bohong. Sekarang yang namanya utang negara berapa? Mbok diulas-ulas yang bener gitu," kata Megawati. "Pertanyaan saya, cara bayarnya nanti gimana? Kalau dalam geo politik tadi sama juga, ini saya khawatir krisis ekonomi. Kayak zaman saya nangani berhasil. Nanti kalau saya bilang gitu, Bu Megawati sombong. Buktinya berhasil. Saya dapat award dari CNBC," tuturnya.
Megawati Singgung Pemanasan GlobalMenurut pendapat Ibu Megawati, pemerintah harus bisa menyelesaikan isu pemanasan global dengan segala cara.
"Belum lagi yang namanya global warming. Hayo mbok diulas kumaha itu. Boleh tanya sama Ibu Dwikora keadaan gimana? Mbok itu disiapkan. Beliau bilang, 'Ibu ini anomali, sulit diprediksi. Katanya juli itu masih hujan'. Padahal kalau ingat dari zaman dulu tidak hujan. BMKG mengatakan ini yang terjadi namanya musim kering, supaya rakyat tahu, kalau enggak ada air gimana?" ujar Megawati.
Meskipun belum memantapkan diri sebagai oposisi, tapi dari ucapan-ucapan ibu mega atau para elit politik PDIP lainna seperti menunjukan, bahwa PDIP akan berada di luar pemerintahan sebagai Oposisi.
Sebagai warga negara , saya setuju bila PDIP menjadi oposisi, dan menunggu gebrakan gebrakan yang akan dikeluarkan oleh partai yang dijuluki moncong putih tersebut.
Terimakasih telah membaca utas ini, semoga menambahkan wawasan untuk kita semua, mohon maaf jika ada kesalahan penulisan kata atau sumber yang dicantumkan. Kritik dan saran sangat saya nantikan dari para suhu disini.