Author

Topic: PDIP Sebagai Oposisi (Read 457 times)

legendary
Activity: 2366
Merit: 2054
September 03, 2024, 12:54:07 AM
#34
Justru lebih baik untuk negara ini dengan adanya pdip yang oposisi ada yang mengkritik disaat mereka sudah tidak berjalan diatas jalur, ketika berjalan di atas jalur saja mereka akan dikritik apalagi di luar jalur, dengan adanya partai yang oposisi maka ada yang mengkritik ketika kepala negara mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, yang sangat disayngkan ketika semua partai berkoalisi tidak ada yang oposisi disitulah hancur lebur karna tidak ada yang mengkritik kebijakan yang mereka keluarkan, karna mereka semua ada didalam pemerintahan, itulah maka adanya oposisi untuk melanjutkan demokrasi negara ini agar tidak bablas dalam mengeluarkan kebijakan.
Percuma jadi Oposisi selagi berada di negara konoha ini, karena suaranya sudah pasti tidak didengar, tidak kuat dan malah makin ditekan. Contohnya saja tempo hari kala UU pilkada mau direvisi DPR, padahal MK sudah memutuskan. Saat itu di DPR, hanya PDIP yang tidak setuju RUU Pilkada di revisi, tapi tetap saja dinaikan ke paripurna walau 100% fraksi tidak setuju (PDIP). Beruntung rakyat bersama PDIP demo menolak RUU tersebut, dan hampir chaos, kalau enggak ya bisa kacau kayak tahun 98.

Saya yakin kalau PDIP bener-bener beroposisi, Ketua DPR yang menjadi hak mereka (sebagai partai pemenang pemilu tahun 2024) akan diambil alih oleh KIM, sudah ada bau-baunya partai golkar akan menggeser posisi tersebut dengan merancang draft revisi ruu MD3 tentang pemilihan ketua DPR tidak lagi berhak untuk partai pemenang pemilu, tapi beralih ke suara terbanyak atau koalisi di DPR.

Ya sama, atau sebelas dua belas ketika PDIP memang pemilu tahun 1999 (dimana saat itu yang berhak jadi presiden adalah megawati) namun dijegal oleh koalisi amin rais (sehingga yang jadi presiden adalah Gusdur)
full member
Activity: 1554
Merit: 129
Buzz App - Spin wheel, farm rewards
August 31, 2024, 01:34:30 PM
#33
Biasanya partai besar manapun yang tidak tergabung dalam koalisi di pihak yang memenangkan pemilu akan selalu menjadi oposisi. Jadi, PDIP sebagai oposisi bukan hal yang mengagetkan lagi dan memang pasti terjadi. Kecuali jika tiba-tiba pemimpin atau para elit di PDIP ditarik kedalam kabinet seperti ketika pak Parabowo dijadikan Menhan.

Sekarang tinggal melihat seberapa vokal pihak PDIP dalam mengkritik kebijakan Pak Prabowo sebagai Presiden terpilih nantinya jika sudah memegang jabatan aktif setelah pak Jokowi resmi berakhir masa jabatannya.

Justru lebih baik untuk negara ini dengan adanya pdip yang oposisi ada yang mengkritik disaat mereka sudah tidak berjalan diatas jalur, ketika berjalan di atas jalur saja mereka akan dikritik apalagi di luar jalur, dengan adanya partai yang oposisi maka ada yang mengkritik ketika kepala negara mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, yang sangat disayngkan ketika semua partai berkoalisi tidak ada yang oposisi disitulah hancur lebur karna tidak ada yang mengkritik kebijakan yang mereka keluarkan, karna mereka semua ada didalam pemerintahan, itulah maka adanya oposisi untuk melanjutkan demokrasi negara ini agar tidak bablas dalam mengeluarkan kebijakan.
copper member
Activity: 2156
Merit: 983
Part of AOBT - English Translator to Indonesia
August 30, 2024, 12:19:45 PM
#32
Ini menurut ane pribadi ya ges ya wkwk pak Jokowi dulu waktu menjabat menuru ane kinerjanya lumayan bagus waktu masih di pdip sedangkan waktu sekarang mungkin dia didemo gegara jabatan dan ingin anaknya maju semua mungkin dikit banyak itu gegera partai yg dulu dan mungkin saja pak jokowi ini merasa kueang dihargai waktu masih di dalam partai, makwnya dia sekarang kek gimanw caranya busa lepws beleungu pwrtai dan akhirnya partai memilih menjwdi oposisi untuk saat ini
newbie
Activity: 23
Merit: 0
August 22, 2024, 08:01:43 AM
#31
Biasanya partai besar manapun yang tidak tergabung dalam koalisi di pihak yang memenangkan pemilu akan selalu menjadi oposisi. Jadi, PDIP sebagai oposisi bukan hal yang mengagetkan lagi dan memang pasti terjadi. Kecuali jika tiba-tiba pemimpin atau para elit di PDIP ditarik kedalam kabinet seperti ketika pak Parabowo dijadikan Menhan.

Sekarang tinggal melihat seberapa vokal pihak PDIP dalam mengkritik kebijakan Pak Prabowo sebagai Presiden terpilih nantinya jika sudah memegang jabatan aktif setelah pak Jokowi resmi berakhir masa jabatannya.
sr. member
Activity: 1624
Merit: 339
https://duelbits.com/
August 21, 2024, 12:55:24 PM
#30

Iya sangat menarik untuk melihat permerintahan lima tahun kedepan, karena dengan adanya oposisi yang kuat akan melahirkan keputusan-keputusan yang baik juga karena ada yang mengawasi, ini kalau di lakukan sebagai mestinya. Tapi kalau ada rasa dendam atau ingin menganggu pemerintahan seperti yang anda katakan, jelas ini tidak baik untuk demokrasi kita kedepan.

Ane pikir PDIP dulu juga memiliki kepentingan bisnis sama halnya seperti Nasdem yang memilih bergabung bersama koalisi karena khawatir beberapa "bisnisnya" akan terancam. Tetapi karena sekarang mereka ada di Oposisi justru malah lebih baik karena pasti nanti akan ada yang mengkritik kebijakan pemerintah bila dianggap tidak pro rakyat. Selama ini ane melihat tidak adanya Oposisi yang kuat membuat Pemerintahan bisa semena-mena membuat kebijakan dan keputusan yang kadang tidak masuk di akal. Dengan adanya PDIP sebagai Oposisi ane juga berharap demokrasi-oposisi bisa berjalan dengan baik. Dulu PDIP berada di pemerintahan sehingga kepentingan pemerintahan adalah kepentingan mereka juga.
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
August 17, 2024, 09:05:01 PM
#29
Percuma saja semua partai bergabung bersama Pemerintah sehingga akan membuat koalisi menjadi gemuk, itu bukan sebuah jaminan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tolak ukur keberhasilan Pemerintah terletak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat, mereka seharusnya berpikir bagaimana caranya melaksanakan janji kampanye secara bertahap. Secara pribadi saya terkadang berpikir, mengapa media di Indonesia lebih cenderung menyoroti hal-hal seperti ini, maksudnya tentang pembagian kekuasaan, bukan menyoroti sejauh mana Pemerintah sudah bekerja untuk memastikan masyarakatnya sudah menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Saat ini yang ane lihat, mereka pada memainkan politik praktis dimana semua elemen partai harus direkrut semua biar pemerintahan jalan sesuai keinginan mereka. Padahal itu semua tidak bagus karena akan membuat pemerintahan itu sendiri jalan tanpa ada pengawasan dan legitimasi dari partai yang tidak masuk ke pemerintahan. Contohnya saja di Jokowi periode ke-2 dimana semua partai direkrut masuk ke pemerintahan, cuma PKS saja yang tidak, itu pun suara PKS tidak ada gemanya karena cuma secuil di parlemen. sehingga ketika mengambil keputusan demi melanggengkan UU pemerintah, PKS tidak jadi perhitungan karena suara sudah secara aklamasi menyetujui.
hero member
Activity: 1512
Merit: 874
August 17, 2024, 04:43:49 PM
#28
Tapi memang akan menarik jika PDIP dalam hal ini berada di oposisi karena memang harusnya seperti itu, saat ini koalisi terlihat sangat gemuk dengan banyak sekali partai politik yang berada di dalamnya sehingga jika tidak ada oposisi dalam sebuah kepemimpinan maka ini jelas akan menjadi kacau sehingga harus ada beberapa partai politik yang tentunya harus siap dengan oposisi karena mereka bisa dijadikan sebagai garda terdepan untuk mengkritisi kepemerintahan era Presiden baru walaupun memang tujuan nya adalah elektabilitas pribadi dan menarik simpati dari masyarakat.

Hanya saja dalam hal ini ketika PDIP menjadi oposisi yang saya pikirkan adalah sekutu mereka dalam oposisi nantinya Cheesy Kita tahu selain dari PDIP sebenarnya ada PKS yang memang lebih condong ke oposisi, dan disinilah keraguan saya terjadi karena bagaimanapun juga kita pasti tahu bahwa PKS dan PDIP itu selalu berlawanan sehingga saya rasa akan sulit untuk melihat kekompakan mereka dalam oposisi era pemerintahan yang baru nantinya. Untuk memperkuat suara dalam oposisi idealnya sudah pasti mereka bersatu agar membuat politik tetap hidup tetapi dengan kondisi mereka yang memang selalu bertentangan saya rasa ini asih menjadi sulit jika pada akhirnya PKS dan PDIP menajdi 2 partai yang berada di oposisi karena akan sulit untuk mereka saling mendukung satu sama lain padahal mereka berada untuk tujuan yang sama.
Jika itu terjadi maka akan menjadi hal yang baru bagi dua partai yang selalu berlawanan arah itu. Tapi menurut saya meski PDIP dan PKS memilih menjadi oposisi maka kedua partai tetap akan pada pendirian masing-masing artinya mereka tidak akan pernah menyuarakan pendapat yang sama secara berbarengan kepada publik. Tapi tentu saja politik itu sangat dinamis dan segala kemungkinan itu selalu bisa saja terjadi diluar prediksi para pengamat politik.
Sekarang sepertinya dengan beberapa sikap yang ditunjukan sebenarnya PDIP sudah cenderung menjadi Oposisi dan itu adalah sebuah keharusan dari jalan yang mereka pilih meskipun dalam beberapa artikel atau beberapa pemberitaan dikatakan PDIP masih memiliki sebuah keraguan tetapi ketika tidak ada opsisi dalam sebuah politik maka memang hal itu justru akan mengundang tanda tanya besar untuk masyarakat karena untuk apa ada politik jika para pemimpin kita sudah bersatu dalam sebuah keterkaitan yang pada akhirnya ini akan membuat situasi yang lebih pelik dimana nantinya ketika ada sebuah hal yang tidak sesuai justru masyarakatlah yang akan mengalami dampak terbesar akibat suara dan kritikan yang harusnya ada menjadi terhambat karena tidak ada yang mewadahi hal itu dalam rapat atau apapun itu meskipun kebanyakan sekarang hanya formalitas saja.

Tapi disisi lain saya sepakat dengan anda dalam hal ini karena meskipun PDIP dan PKS akan menjadi oposisi tetapi mereka tidak akan pernah menjadi satu kesatuan karena memang ideologi mereka juga berbeda dan itu tidak akan bisa disatukan meskipun tidak menutup kemungkinan dengan perkataan "dinamis" yang mas nya ucapkan bisa saja ini menjadi berbeda tetapi selama PKS dan PDIP tetap pada ideologi yang mereka junjung saya rasa mereka akan mencoba menjadi oposisi tetapi dengan jalan mereka masing-masing.
Siapapun bisa menjadi oposisi, tetapi tidak ada yang bisa menentang kebijakan Pemerintah secara langsung, kecuali mereka memiliki kursi terbanyak di Parlemen. Dalam satu dekade terakhir, Gerindra dan beberapa partai besar lainnya juga pernah menjadi oposisi, sekarang gilirannya PDIP, namun PKS mungkin sudah terlanjur nyaman berada di luar Pemerintah. Apa yang kita pahami dari dinamika politik Indonesia tidak lebih dari serangkaian drama, hari ini mereka bertikai besok akan makan bersama lagi, itu adalah tontonan yang sudah cukup sering kita lihat. Saya pikir bergabung untuk berkoalisi bersama Pemerintah atau memilih untuk menjadi oposisi bukanlah sebuah masalah besar, yang menjadi soal adalah ketika kader dari semua partai tersebut melakukan Korupsi.

Percuma saja semua partai bergabung bersama Pemerintah sehingga akan membuat koalisi menjadi gemuk, itu bukan sebuah jaminan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tolak ukur keberhasilan Pemerintah terletak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat, mereka seharusnya berpikir bagaimana caranya melaksanakan janji kampanye secara bertahap. Secara pribadi saya terkadang berpikir, mengapa media di Indonesia lebih cenderung menyoroti hal-hal seperti ini, maksudnya tentang pembagian kekuasaan, bukan menyoroti sejauh mana Pemerintah sudah bekerja untuk memastikan masyarakatnya sudah menjadi lebih baik dari sebelumnya.
hero member
Activity: 2282
Merit: 560
_""""Duelbits""""_
August 17, 2024, 04:01:57 PM
#27
Tapi memang akan menarik jika PDIP dalam hal ini berada di oposisi karena memang harusnya seperti itu, saat ini koalisi terlihat sangat gemuk dengan banyak sekali partai politik yang berada di dalamnya sehingga jika tidak ada oposisi dalam sebuah kepemimpinan maka ini jelas akan menjadi kacau sehingga harus ada beberapa partai politik yang tentunya harus siap dengan oposisi karena mereka bisa dijadikan sebagai garda terdepan untuk mengkritisi kepemerintahan era Presiden baru walaupun memang tujuan nya adalah elektabilitas pribadi dan menarik simpati dari masyarakat.

Hanya saja dalam hal ini ketika PDIP menjadi oposisi yang saya pikirkan adalah sekutu mereka dalam oposisi nantinya Cheesy Kita tahu selain dari PDIP sebenarnya ada PKS yang memang lebih condong ke oposisi, dan disinilah keraguan saya terjadi karena bagaimanapun juga kita pasti tahu bahwa PKS dan PDIP itu selalu berlawanan sehingga saya rasa akan sulit untuk melihat kekompakan mereka dalam oposisi era pemerintahan yang baru nantinya. Untuk memperkuat suara dalam oposisi idealnya sudah pasti mereka bersatu agar membuat politik tetap hidup tetapi dengan kondisi mereka yang memang selalu bertentangan saya rasa ini asih menjadi sulit jika pada akhirnya PKS dan PDIP menajdi 2 partai yang berada di oposisi karena akan sulit untuk mereka saling mendukung satu sama lain padahal mereka berada untuk tujuan yang sama.
Jika itu terjadi maka akan menjadi hal yang baru bagi dua partai yang selalu berlawanan arah itu. Tapi menurut saya meski PDIP dan PKS memilih menjadi oposisi maka kedua partai tetap akan pada pendirian masing-masing artinya mereka tidak akan pernah menyuarakan pendapat yang sama secara berbarengan kepada publik. Tapi tentu saja politik itu sangat dinamis dan segala kemungkinan itu selalu bisa saja terjadi diluar prediksi para pengamat politik.
Sekarang sepertinya dengan beberapa sikap yang ditunjukan sebenarnya PDIP sudah cenderung menjadi Oposisi dan itu adalah sebuah keharusan dari jalan yang mereka pilih meskipun dalam beberapa artikel atau beberapa pemberitaan dikatakan PDIP masih memiliki sebuah keraguan tetapi ketika tidak ada opsisi dalam sebuah politik maka memang hal itu justru akan mengundang tanda tanya besar untuk masyarakat karena untuk apa ada politik jika para pemimpin kita sudah bersatu dalam sebuah keterkaitan yang pada akhirnya ini akan membuat situasi yang lebih pelik dimana nantinya ketika ada sebuah hal yang tidak sesuai justru masyarakatlah yang akan mengalami dampak terbesar akibat suara dan kritikan yang harusnya ada menjadi terhambat karena tidak ada yang mewadahi hal itu dalam rapat atau apapun itu meskipun kebanyakan sekarang hanya formalitas saja.

Tapi disisi lain saya sepakat dengan anda dalam hal ini karena meskipun PDIP dan PKS akan menjadi oposisi tetapi mereka tidak akan pernah menjadi satu kesatuan karena memang ideologi mereka juga berbeda dan itu tidak akan bisa disatukan meskipun tidak menutup kemungkinan dengan perkataan "dinamis" yang mas nya ucapkan bisa saja ini menjadi berbeda tetapi selama PKS dan PDIP tetap pada ideologi yang mereka junjung saya rasa mereka akan mencoba menjadi oposisi tetapi dengan jalan mereka masing-masing.
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
August 17, 2024, 03:02:37 AM
#26
Jika itu terjadi maka akan menjadi hal yang baru bagi dua partai yang selalu berlawanan arah itu. Tapi menurut saya meski PDIP dan PKS memilih menjadi oposisi maka kedua partai tetap akan pada pendirian masing-masing artinya mereka tidak akan pernah menyuarakan pendapat yang sama secara berbarengan kepada publik. Tapi tentu saja politik itu sangat dinamis dan segala kemungkinan itu selalu bisa saja terjadi diluar prediksi para pengamat politik.
PDIP dan PKS walau tidak bersatu di pemerintahan pusat, mereka banyak juga bersatu di daerah sebagai pengusung calon gubernur dan bupati bareng. Sudah seharusnya hal ini terwujud juga di pemerintahan pusat. Ane tidak bisa membayangkan kalau partai sekelas ini maju bersama sebagai oposisi, tentunya bisa bikin koalisi ketar ketir juga. Menurut ane hal pertama yang harus mereka coba itu di pilkada jakarta. Kita tahu sendiri saat ini cuma ridwan kamil yang baru maju sebagai calon, tentunya anis masih sendiri setelah nasdem memutuskan bergabung ke koalisi indonesia maju. Kalau PDIP dan PKS mengusung Anies di jakarta ane rasa akan solid, karena kita tahu sendiri anie itu walau bukan kader PKS tapi hati dia itu sangat PKS sekali, jika disatukan dengan PDIP (Andika atau ahok) tentunya ridwan kamil akan kalah.
sr. member
Activity: 1610
Merit: 294
www.licx.io
August 14, 2024, 11:52:11 PM
#25
Tapi memang akan menarik jika PDIP dalam hal ini berada di oposisi karena memang harusnya seperti itu, saat ini koalisi terlihat sangat gemuk dengan banyak sekali partai politik yang berada di dalamnya sehingga jika tidak ada oposisi dalam sebuah kepemimpinan maka ini jelas akan menjadi kacau sehingga harus ada beberapa partai politik yang tentunya harus siap dengan oposisi karena mereka bisa dijadikan sebagai garda terdepan untuk mengkritisi kepemerintahan era Presiden baru walaupun memang tujuan nya adalah elektabilitas pribadi dan menarik simpati dari masyarakat.

Hanya saja dalam hal ini ketika PDIP menjadi oposisi yang saya pikirkan adalah sekutu mereka dalam oposisi nantinya Cheesy Kita tahu selain dari PDIP sebenarnya ada PKS yang memang lebih condong ke oposisi, dan disinilah keraguan saya terjadi karena bagaimanapun juga kita pasti tahu bahwa PKS dan PDIP itu selalu berlawanan sehingga saya rasa akan sulit untuk melihat kekompakan mereka dalam oposisi era pemerintahan yang baru nantinya. Untuk memperkuat suara dalam oposisi idealnya sudah pasti mereka bersatu agar membuat politik tetap hidup tetapi dengan kondisi mereka yang memang selalu bertentangan saya rasa ini asih menjadi sulit jika pada akhirnya PKS dan PDIP menajdi 2 partai yang berada di oposisi karena akan sulit untuk mereka saling mendukung satu sama lain padahal mereka berada untuk tujuan yang sama.
Jika itu terjadi maka akan menjadi hal yang baru bagi dua partai yang selalu berlawanan arah itu. Tapi menurut saya meski PDIP dan PKS memilih menjadi oposisi maka kedua partai tetap akan pada pendirian masing-masing artinya mereka tidak akan pernah menyuarakan pendapat yang sama secara berbarengan kepada publik. Tapi tentu saja politik itu sangat dinamis dan segala kemungkinan itu selalu bisa saja terjadi diluar prediksi para pengamat politik.
hero member
Activity: 2282
Merit: 560
_""""Duelbits""""_
July 17, 2024, 04:01:01 PM
#24
Tapi memang akan menarik jika PDIP dalam hal ini berada di oposisi karena memang harusnya seperti itu, saat ini koalisi terlihat sangat gemuk dengan banyak sekali partai politik yang berada di dalamnya sehingga jika tidak ada oposisi dalam sebuah kepemimpinan maka ini jelas akan menjadi kacau sehingga harus ada beberapa partai politik yang tentunya harus siap dengan oposisi karena mereka bisa dijadikan sebagai garda terdepan untuk mengkritisi kepemerintahan era Presiden baru walaupun memang tujuan nya adalah elektabilitas pribadi dan menarik simpati dari masyarakat.

Hanya saja dalam hal ini ketika PDIP menjadi oposisi yang saya pikirkan adalah sekutu mereka dalam oposisi nantinya Cheesy Kita tahu selain dari PDIP sebenarnya ada PKS yang memang lebih condong ke oposisi, dan disinilah keraguan saya terjadi karena bagaimanapun juga kita pasti tahu bahwa PKS dan PDIP itu selalu berlawanan sehingga saya rasa akan sulit untuk melihat kekompakan mereka dalam oposisi era pemerintahan yang baru nantinya. Untuk memperkuat suara dalam oposisi idealnya sudah pasti mereka bersatu agar membuat politik tetap hidup tetapi dengan kondisi mereka yang memang selalu bertentangan saya rasa ini asih menjadi sulit jika pada akhirnya PKS dan PDIP menajdi 2 partai yang berada di oposisi karena akan sulit untuk mereka saling mendukung satu sama lain padahal mereka berada untuk tujuan yang sama.
sr. member
Activity: 1134
Merit: 406
Duelbits
July 17, 2024, 02:01:58 PM
#23
PDIP menjadi partai penguasa selama 2 periode setelah kesuksesan mereka dalam mengusung Joko Widodo menjadi presiden RI selama 2 periode itu. Mereka memiliki catatan juga sebagai opisisi dan pada saat mereka menjadi oposisi mereka terkenal sangat keras juga. Misalnya saja pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mereka sangat keras dan kritis bahkan sangat sering mengerahkan masa untuk mendemo setiap kebijakan yang bersebrangan dengan mereka.
Seharusnya sih mereka berada di barisan oposisi setelah mereka kalah di pemilu 2024 ini. Pasalnya mereka juga sedang memiliki hubungan yang tidak baik dengan Presiden Jokowo Dodo, karena dianggap atau di cap sebagai pengkhianat oleh mereka dan kita tahu di dalam pemerintahan sekarang adalah Gibran Rakabuming yang menjadi wakil presiden terpilih.
Yang menjadi menarik adalah kita akan melihat barisan oposisi yang kuat, PKS adalah partai konsisten dengan posisi mereka, ya setiap kali mereka kalah dalam pemilu mereka akan berada di barisan oposisi dan itu akan ditambah dengan PDIP. Akan sangat menarik jika 2 partai yang selama ini bersebarangan akan berada di barisan yang sama.
Semakin kuat partai oposisi akan lebih baik bagi pemerintahan karena pemerintahan saat ini tidak bisa mengambil kebijakan semena mena pastinya akan ada banyak penolakan yang akan dilakukan seperti terjadi di era SBY dulunya.
PDIP adalah partai bear dan mereka cukup konsisten dengan penderiannya, ketika mereka kalah maka mereka sudah siap untuk beroposisi, saya cukup menyukai partai yang konsisten seperti PDIP ini, sungguh ini akan cukup menguntungkan bagi rakyat terutama rakyat rkayet kecil.

Sebagai salah satu partai terbesar, memang PDIP cukup kuat menjadi partai oposisi. Dan apakah benar dengan aoa yang anda sampaiakn, bahwa partai PDIP adalah partai yang selalu mengayomi dan memihak pada masyarakat kecil..? Masyarakat mana yang anda maksud..?

Quote
Bukan hanya tidak deat dengan Gibran dan juga JOkowi akan tetapi PDIP merupakan partai yang selalau menjegal Prabowo menjadi presiden selama ini dan kini PRabowo berhasil menang di pemuli, ini sangat menarik kita nantikan apakah Prabowo akan membalaskan dendamnya dengan membuat Partai PDIP semakin meredup ataupun justru Partai PDIP yang terus menggangu pemerintahan Prabowo - Gibran.

Agaknya apa yang anda sampaikan itu sedikit anomali, anda menyebutkan bahwa PDIP adalah partai yang selalu menjegal Prabowo untuk maju menjadi seorang presiden. Jelas hal ini sedikit anomali, karena jika kita tarik mundur kebelakang di PEMILU 2009 lalu, bukan kah yang berhadapan dengan SBY - Yusuf Kala itu adalah pasangan Megawati - Prabowo..? Jadi bagaimana mungkin anda menyebutkan bahwa PDIP meruapakan partai yang selalu menjegal Prabowo.?

Jelas Partai PDIP selalu ingin bersama Gerindra, karena Gerindra juga memiliki masa pendukung yang cukup banyak, hanya saja Partai PDIP tidak  ingin menjadi nomor 2, PDIP selalu ingin menjadi nomor satu, sehingga daripada berkoalisi kembali dengan Prabowo dan menjadi nomor 2, lebih baik mereka memasangkan calon sendiri. PDIP adalah partai yang angkuh juga keras kepala, dan hal inilah yang mengakibatkan kekalahannya pada Pemilu kemarin. Karena jika pada pemilu kemarin PDIP tidak berisi keras untuk mencalonkan Ganjar sebagai presiden, menurunkan sedikit egonya dan memilih untuk berkoalisi dengan Gerindra, dimana Prabowo sebagai calon presiden dan ganjar sebagai wakilnya, maka PDIP akan menjadi salah satu dari partai pemenang di pemilu kemarin.
hero member
Activity: 1736
Merit: 501
July 17, 2024, 06:23:34 AM
#22
Semakin kuat partai oposisi akan lebih baik bagi pemerintahan karena pemerintahan saat ini tidak bisa mengambil kebijakan semena mena pastinya akan ada banyak penolakan yang akan dilakukan seperti terjadi di era SBY dulunya.
PDIP adalah partai bear dan mereka cukup konsisten dengan penderiannya, ketika mereka kalah maka mereka sudah siap untuk beroposisi, saya cukup menyukai partai yang konsisten seperti PDIP ini, sungguh ini akan cukup menguntungkan bagi rakyat terutama rakyat rkayet kecil.
Oposisi itu sebenarnya memiliki peranan yang lebih mulia juga karena memang di dalam demoktrasi oposisi penting untuk menjaga agar pemerintahan tetap sehat. Karena guna oposisi untuk mengkritik semua kebijakan sehingga ini bisa menghindari dan meminimalisir penyalahgunaan kekuasaan yang mengkibatkan kerugian pada masyarakat.

Jadi PDIP sebagai partai besar harus berani menjadi oposisi, ini agar demoktrasi berjalan dengan baik dan lebih sehat. Lagian kalau PDIP bergabung dengan pemerintaj ini akan menjadi bumerang bagi mereka sendiiri karena secara tidak langsung ikut mendukung orang yang sudah melanggar konstitusi/demokrasi. Karena dari awal mereka selalu mengkritik itu begitu juga dengan parti PKB dan PKS. Hanya Nasdesm hingga saat ini yang tidak kuat berada di luar pemerintahan bukan rahasia lagi lah mungkin keputusan yang di ambil karena tekanan yang begitu besar atau untuk menjaga bisnis agar tetap berjalan denagn baik.


Quote
Bukan hanya tidak deat dengan Gibran dan juga JOkowi akan tetapi PDIP merupakan partai yang selalau menjegal Prabowo menjadi presiden selama ini dan kini PRabowo berhasil menang di pemuli, ini sangat menarik kita nantikan apakah Prabowo akan membalaskan dendamnya dengan membuat Partai PDIP semakin meredup ataupun justru Partai PDIP yang terus menggangu pemerintahan Prabowo - Gibran.
Iya sangat menarik untuk melihat permerintahan lima tahun kedepan, karena dengan adanya oposisi yang kuat akan melahirkan keputusan-keputusan yang baik juga karena ada yang mengawasi, ini kalau di lakukan sebagai mestinya. Tapi kalau ada rasa dendam atau ingin menganggu pemerintahan seperti yang anda katakan, jelas ini tidak baik untuk demokrasi kita kedepan.
sr. member
Activity: 1148
Merit: 432
July 17, 2024, 01:45:34 AM
#21
PDIP menjadi partai penguasa selama 2 periode setelah kesuksesan mereka dalam mengusung Joko Widodo menjadi presiden RI selama 2 periode itu. Mereka memiliki catatan juga sebagai opisisi dan pada saat mereka menjadi oposisi mereka terkenal sangat keras juga. Misalnya saja pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mereka sangat keras dan kritis bahkan sangat sering mengerahkan masa untuk mendemo setiap kebijakan yang bersebrangan dengan mereka.
Seharusnya sih mereka berada di barisan oposisi setelah mereka kalah di pemilu 2024 ini. Pasalnya mereka juga sedang memiliki hubungan yang tidak baik dengan Presiden Jokowo Dodo, karena dianggap atau di cap sebagai pengkhianat oleh mereka dan kita tahu di dalam pemerintahan sekarang adalah Gibran Rakabuming yang menjadi wakil presiden terpilih.
Yang menjadi menarik adalah kita akan melihat barisan oposisi yang kuat, PKS adalah partai konsisten dengan posisi mereka, ya setiap kali mereka kalah dalam pemilu mereka akan berada di barisan oposisi dan itu akan ditambah dengan PDIP. Akan sangat menarik jika 2 partai yang selama ini bersebarangan akan berada di barisan yang sama.
Semakin kuat partai oposisi akan lebih baik bagi pemerintahan karena pemerintahan saat ini tidak bisa mengambil kebijakan semena mena pastinya akan ada banyak penolakan yang akan dilakukan seperti terjadi di era SBY dulunya.
PDIP adalah partai bear dan mereka cukup konsisten dengan penderiannya, ketika mereka kalah maka mereka sudah siap untuk beroposisi, saya cukup menyukai partai yang konsisten seperti PDIP ini, sungguh ini akan cukup menguntungkan bagi rakyat terutama rakyat rkayet kecil.

Bukan hanya tidak deat dengan Gibran dan juga JOkowi akan tetapi PDIP merupakan partai yang selalau menjegal Prabowo menjadi presiden selama ini dan kini PRabowo berhasil menang di pemuli, ini sangat menarik kita nantikan apakah Prabowo akan membalaskan dendamnya dengan membuat Partai PDIP semakin meredup ataupun justru Partai PDIP yang terus menggangu pemerintahan Prabowo - Gibran.
member
Activity: 267
Merit: 42
July 14, 2024, 08:55:52 AM
#20
Jika terjadi oposisi pada pdip ada baik nya juga dan mungkin ada juga beberapa persen orang setuju akan hal tersebut,tapi yang saya rasakan tentang hal politik itu seperti banyak gimik nya ya dengan apa yang sering kita saksikan pertama-tamanya kadang kala mereka terlihat baik-baik saja dan akur-akur disaat mereka saling mendukung dan juga mereka diusung untuk menjadi calon anggot mau itu anggota gubernur atau pun apa itu mereka terlihat waw saling mendukung dan juga saling melengkapi,tapi setelah tidak terpilih dan pindah cari pasangan lain pas ke temu lagi saling sindir dan juga saling menjatuhkan,sebegitu rendah kah politik dan oposisi dan bisa di terapkan kapan saja.
hero member
Activity: 1064
Merit: 589
July 14, 2024, 04:34:35 AM
#19
PDIP menjadi partai penguasa selama 2 periode setelah kesuksesan mereka dalam mengusung Joko Widodo menjadi presiden RI selama 2 periode itu. Mereka memiliki catatan juga sebagai opisisi dan pada saat mereka menjadi oposisi mereka terkenal sangat keras juga. Misalnya saja pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mereka sangat keras dan kritis bahkan sangat sering mengerahkan masa untuk mendemo setiap kebijakan yang bersebrangan dengan mereka.
Seharusnya sih mereka berada di barisan oposisi setelah mereka kalah di pemilu 2024 ini. Pasalnya mereka juga sedang memiliki hubungan yang tidak baik dengan Presiden Jokowo Dodo, karena dianggap atau di cap sebagai pengkhianat oleh mereka dan kita tahu di dalam pemerintahan sekarang adalah Gibran Rakabuming yang menjadi wakil presiden terpilih.
Yang menjadi menarik adalah kita akan melihat barisan oposisi yang kuat, PKS adalah partai konsisten dengan posisi mereka, ya setiap kali mereka kalah dalam pemilu mereka akan berada di barisan oposisi dan itu akan ditambah dengan PDIP. Akan sangat menarik jika 2 partai yang selama ini bersebarangan akan berada di barisan yang sama.
jr. member
Activity: 63
Merit: 1
July 13, 2024, 06:52:51 PM
#18
Oposisi menjadi alat pengerem bagi pemerintah agar tidak berkuasa secara absolut dan melindungi kepentingan masyarakat secara menyeluruh, memiliki peran penting dalam memastikan transparansi, akuntabilitas, dan integritas pemerintahan dengan mengawasi kebijakan dan tindakan yang diambil oleh pemerintah, dan oposisi tidak hanya berfungsi sebagai penyeimbang kekuasaan, tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan kekuasaan, meningkatkan akuntabilitas pemerintah, dan memperkuat demokrasi.

member
Activity: 171
Merit: 15
July 13, 2024, 02:34:44 PM
#17
Oposisi dapat bertindak sebagai pengawas terhadap kebijakan dan tindakan pemerintahan, membantu mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi yang berpotensi terjadi, membantu memastikan akuntabilitas pemerintahan terhadap rakyat, karena mereka akan mempertanyakan dan menantang keputusan pemerintah yang dianggap tidak sesuai dengan kepentingan publik. Jadi sebenernya secara tidak langsung adanya PDIP dilingkuran luar pemerintah, sangat menguntungkan buat rakyat
member
Activity: 89
Merit: 11
July 13, 2024, 11:46:01 AM
#16
Kalo soal ini, sebenernya program nya bagus, cuman kurang nya kepercayaan publik sama pemerintahan sekarang, jadi akibat penolakan publik secara serentak. Banyak kok hal serupa yang gagal, contoh jiwasaraya
Kalau yang ane amati tujuannya mulia emang tapi secara praktik hampir mustahil bisa memberikan rumah yang layak kalau hitungannya benar sekalipun. Ane ada di kamp yang merasa program ini ga bisa mencapai tujuannya sih, meskipun masyarakat mendukung sekalipun. Cuma ya itu masalah pengawasan publik yang hampir mustahil ada membuat program kaya gini rentan jadi target korupsi, apalagi ada program pemutaran dana untuk investasi segala. Kalau investasinya gagal pemerintah juga ane rasa bakal mengelak tanggung jawab dan melimpahkan/menyalahkan publik lagi.
Jelas dong gan, pasti kalo ada malinvestasi / kegagalan dalam berinvestasi, pasti yang disalahkan ya orang yang ikut berinvestasi nya itu sendiri. Dengan dalih siapa suruh ikut, padahal mereka sendiri yang menyajikan tempat  Grin Grin
jr. member
Activity: 56
Merit: 3
July 13, 2024, 10:18:58 AM
#15
Politik itu jahat sebenernya, ga ada kata lawan atau lawan, semua berlomba untuk mendapatkan suara. "Sesungguhnya, permainan kekuasaan menjadi fokus utama. Tak jarang prinsip dan integritaspun terabaikan demi memenangkan pertarungan kepentingan pribadi. Namun, di tengah kebisingan itu, masih ada segelintir yang tulus berjuang untuk kebaikan bersama. Mereka adalah harapan bagi sebuah politik yang lebih bersih dan bermartabat."
member
Activity: 246
Merit: 27
July 12, 2024, 06:41:24 PM
#14
Memang seharusnya pdip sadar diri saja udah lah berpisah saja daripada menguntit partai yang sudah ada didepan kita tau hal ini kan jika nama partai yang terdepan yang mengusung seperti nama-nama seperti saat ini ya Prabowo dan gibran jika ada campur tangan pdip entahlah akan seperti apa, karena kita lihat yang sudah-sudah yang mana nama-nama partai yang sering di usung pdip ternyata ada hal-hal yang sudah masyarakat duga terjadi.
Dan juga untuk partai-partai itu sudah biasa ya hari ini jadi cs eh besok nya jadi lawan kadang saya suka senyum-senyum sendiri jika menyaksikan debat para anggota partai yang asal nya cs kok saya lihat sekarang jadi lawan ya😅😅😅,ih saya dalam hati berkata saya tidak mau jadi anggota politik ah soalnya saya orang nya gak enakan wkwkwk.
sr. member
Activity: 1134
Merit: 406
Duelbits
July 12, 2024, 05:09:34 PM
#13
Dengan perolehan suara partai tertinggi, jika memang benar-benar PDIP memutuskan untuk menjadi partai oposisi, maka hal ini menjadikan PDIP sebagai partai opsisi yang cukup kuat. Mereka adalah opsisi yang uat karena merka mampu melakukan kaderisasi hingga akar rumput, dan mereka memiliki sayap partai yang cukup banyak. Selain itu mereka juga memiliki pendukung yang militan.

Dan jika kita melihat sejarah, pada orde baru yang dimana pada saat itu partai golkar berkuasa. PDIP menjadi salah satu diantara dua partai yang menjadi oposisi pada saat itu. Tetapi meskipun begitu, partai PDIP masih bisa bertahan di tengah dominasi partai golkar, hingga akhirnya mereka kembali menjadi bagian dari pemerintahan setelah Ketum mereka berhasil menjadi wakil presiden dan setelahnya menjadi presiden. Namun sepertinya keberuntungan tidak berpihak kepada mereka, karena partai tersebut harus kembali menjadi oposisi setelah kalah pada pemilu 2004. Sepuluh tahun lamanya partai tersebut menjadi oposisi, namun hal itu tidak menjadikan partai tersebut lemah, tetapi sebaliknya. Partai PDIP menjadi semakin kuat, mereka berhasil memenangkan pemilu hingga 2x berturut-turut setelah 10 tahun lamanya menjadi partai opisisi.

Jadi kesimpulannya, menurut hemat saya, dengan kekuatan yang dimiliki oleh partai tersebut, menjadi hal yang cukup mungkin bahwa nantinya PDIP akan menjadi bagian dari partai oposisi.
Kini entah strategi seperti apa yang sedang partai PDIP bangun.... Huh tetapi akankah partai PDIP akan Epik Comeback pada waktunya di Pemilu selajutnnya..? seperti pada pengalaman sebelumnya. 
sr. member
Activity: 1204
Merit: 486
July 12, 2024, 06:45:32 AM
#12
Namanya politik itu pragmatis, di antara partai yang saling serang dahulu kala, akan jadi berkawan saat sekarang jika menguntungkan satu sama lain. Kita lihat saja di pilkada jakarta sekarang, antara pdip dan pks katanya bakal rukun mempersatukan visi dan misi untuk calon gubernur anis, padahal secara historis, kedua partai ini saling serang dan dalam segi ideologi jelas bertentangan dan sulit bersatu. Itulah mengapa banyak anggapan masyarakat kalau partai di indonesia ini banyak sandiwaranya dibanding visi dan misi membangun bangsa, tujuan partai di indonesia ini cuma 1 yaitu kekuasaan, sedangkan yang lain hanyalah akting dan lakon pepesan kosong.

Partai politik hanya mementingkan kepentingan pribadi, makanya jadi rakyat jangan gampang terpancing oleh retorika manis mereka. Lebih baik teliti dan kritis dalam menilai setiap tindakan dan kontribusi para politisi. Jangan biarkan diri terpedaya oleh janji-janji palsu yang seringkali hanya menjadi alat untuk meraih kekuasaan semata. Sebagai rakyat, kita memiliki peran penting dalam menjaga agar kepentingan bersama senantiasa diutamakan.
Saya setuju, dijaman sekarang kita harus semakin kritis terhadap tujuan partai politik yang setiap musimnya selalu memanfaatkan suara rakyat hanya demi memenuhi ambisi mereka di parlemen. Setidaknya harus bisa memfilter akan isu isu yang sering mereka bawakan, kalau emang mau ikut serta dalam perpolitikan jangan tnaggung tanggung, jika setengah-setengah suka ngak jelas ke arah mana alurnya, atau lebih baik tidak terlibat dalam perpolitikan apapun.

Tanpa suara rakyat tidak ada yang bisa mereka lakukan, namun yang namanya masyarakat kan beda beda, ada yang mudah terperdaya, ada yang acuh tak acuh, dan ada juga yang sekedar memanfaatkan bansosnya doang. Tidak masalah sih karena kita juga tidak bisa mendikte pilihan setiap orang. Intinya politik ada di area abu-abu kadang bisa mencapai tujuan yang diingikan rakyat kadang sebaliknya. Contohnya setelah pemilu tahun ini apakah ada keuntungan nyata yang dirasakan oleh masyarakat? setiap priode sama aja kan?

legendary
Activity: 2170
Merit: 1789
July 12, 2024, 01:23:55 AM
#11
Kalo soal ini, sebenernya program nya bagus, cuman kurang nya kepercayaan publik sama pemerintahan sekarang, jadi akibat penolakan publik secara serentak. Banyak kok hal serupa yang gagal, contoh jiwasaraya
Kalau yang ane amati tujuannya mulia emang tapi secara praktik hampir mustahil bisa memberikan rumah yang layak kalau hitungannya benar sekalipun. Ane ada di kamp yang merasa program ini ga bisa mencapai tujuannya sih, meskipun masyarakat mendukung sekalipun. Cuma ya itu masalah pengawasan publik yang hampir mustahil ada membuat program kaya gini rentan jadi target korupsi, apalagi ada program pemutaran dana untuk investasi segala. Kalau investasinya gagal pemerintah juga ane rasa bakal mengelak tanggung jawab dan melimpahkan/menyalahkan publik lagi.
full member
Activity: 532
Merit: 116
July 11, 2024, 12:07:22 PM
#10

Nah iya betul om, kadang heran sama orang yang ( bukan bagian dalam partai ) sampe ngebelala mati matian calon paslon pilihan nya  Grin , banyak loh kejadian di kita tentang hal semacam itu, apa lagi kalo tiap pemilihan presiden. Pasti ada beberapa kelompok orang yang ( entah mereka dibayar atau tidak ) membelanya secara exstream, bahkan di level terkecil sekalipun contoh , di grup keluarga , pasti ada aja itu yang ribut soal siapa pilhannya  Shocked
gausah terlalu dianggap lain kali mah, Kalo ada orang yang terlalu fanatik sama salah satu paslon, iyain aja dari pada jadi cape-cape debat kusir.

Tolak Tapera!
"Tapera Bentuk Penindasan Baru!" statment yang kembali dikeluarkan oleh Hasto. Dulu Pdip Setuju dengan adanya Tapera, kini berbalik arah dengan pemerintah. Padahal, PDIP termasuk salah satu partai politik yang setuju dengan pengesahan UU Nomor 14 Tahun 2016 tentang Tapera. Bahkan, saat itu, ketua Pansus Tapera DPR adalah politikus PDIP, yakni Yoseph Umar Hadi. Hal ini di dasari oleh masyarakat dan pemerintah baru pulih dari pandemi Covid-19 dan pesta demokrasi yang menguras anggaran, tetapi sudah dibebankan dengan kewajiban mengikuti Tapera.
Kalo soal ini, sebenernya program nya bagus, cuman kurang nya kepercayaan publik sama pemerintahan sekarang, jadi akibat penolakan publik secara serentak. Banyak kok hal serupa yang gagal, contoh jiwasaraya
member
Activity: 89
Merit: 11
July 11, 2024, 06:42:49 AM
#9
Masalahnya, yang kebanyakan mulai mereka debatin saat ini tuh hasil dari kerja mereka itu sendiri, tapi yaa politik memang dinamis.
Makanya jangan terlalu percaya sama politik, cukup dilihat dan diawasi aja proses nya. Kejadian kaya gini juga bukan sekali dua kali, bahkan dulu aja bu mega pasangan sama prabowo, seudah nya kan saling serang antar pdip sama gerindra lewat jokowi prabowo, sekarng jokowi prabowo jadi satu.
Namanya politik itu pragmatis, di antara partai yang saling serang dahulu kala, akan jadi berkawan saat sekarang jika menguntungkan satu sama lain. Kita lihat saja di pilkada jakarta sekarang, antara pdip dan pks katanya bakal rukun mempersatukan visi dan misi untuk calon gubernur anis, padahal secara historis, kedua partai ini saling serang dan dalam segi ideologi jelas bertentangan dan sulit bersatu. Itulah mengapa banyak anggapan masyarakat kalau partai di indonesia ini banyak sandiwaranya dibanding visi dan misi membangun bangsa, tujuan partai di indonesia ini cuma 1 yaitu kekuasaan, sedangkan yang lain hanyalah akting dan lakon pepesan kosong.

Partai politik hanya mementingkan kepentingan pribadi, makanya jadi rakyat jangan gampang terpancing oleh retorika manis mereka. Lebih baik teliti dan kritis dalam menilai setiap tindakan dan kontribusi para politisi. Jangan biarkan diri terpedaya oleh janji-janji palsu yang seringkali hanya menjadi alat untuk meraih kekuasaan semata. Sebagai rakyat, kita memiliki peran penting dalam menjaga agar kepentingan bersama senantiasa diutamakan.
Nah iya betul om, kadang heran sama orang yang ( bukan bagian dalam partai ) sampe ngebelala mati matian calon paslon pilihan nya  Grin , banyak loh kejadian di kita tentang hal semacam itu, apa lagi kalo tiap pemilihan presiden. Pasti ada beberapa kelompok orang yang ( entah mereka dibayar atau tidak ) membelanya secara exstream, bahkan di level terkecil sekalipun contoh , di grup keluarga , pasti ada aja itu yang ribut soal siapa pilhannya  Shocked
hero member
Activity: 1148
Merit: 501
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
July 10, 2024, 02:10:40 AM
#8
Masalahnya, yang kebanyakan mulai mereka debatin saat ini tuh hasil dari kerja mereka itu sendiri, tapi yaa politik memang dinamis.
Makanya jangan terlalu percaya sama politik, cukup dilihat dan diawasi aja proses nya. Kejadian kaya gini juga bukan sekali dua kali, bahkan dulu aja bu mega pasangan sama prabowo, seudah nya kan saling serang antar pdip sama gerindra lewat jokowi prabowo, sekarng jokowi prabowo jadi satu.
Namanya politik itu pragmatis, di antara partai yang saling serang dahulu kala, akan jadi berkawan saat sekarang jika menguntungkan satu sama lain. Kita lihat saja di pilkada jakarta sekarang, antara pdip dan pks katanya bakal rukun mempersatukan visi dan misi untuk calon gubernur anis, padahal secara historis, kedua partai ini saling serang dan dalam segi ideologi jelas bertentangan dan sulit bersatu. Itulah mengapa banyak anggapan masyarakat kalau partai di indonesia ini banyak sandiwaranya dibanding visi dan misi membangun bangsa, tujuan partai di indonesia ini cuma 1 yaitu kekuasaan, sedangkan yang lain hanyalah akting dan lakon pepesan kosong.

Partai politik hanya mementingkan kepentingan pribadi, makanya jadi rakyat jangan gampang terpancing oleh retorika manis mereka. Lebih baik teliti dan kritis dalam menilai setiap tindakan dan kontribusi para politisi. Jangan biarkan diri terpedaya oleh janji-janji palsu yang seringkali hanya menjadi alat untuk meraih kekuasaan semata. Sebagai rakyat, kita memiliki peran penting dalam menjaga agar kepentingan bersama senantiasa diutamakan.
legendary
Activity: 2366
Merit: 2054
July 09, 2024, 09:44:25 PM
#7
Masalahnya, yang kebanyakan mulai mereka debatin saat ini tuh hasil dari kerja mereka itu sendiri, tapi yaa politik memang dinamis.
Makanya jangan terlalu percaya sama politik, cukup dilihat dan diawasi aja proses nya. Kejadian kaya gini juga bukan sekali dua kali, bahkan dulu aja bu mega pasangan sama prabowo, seudah nya kan saling serang antar pdip sama gerindra lewat jokowi prabowo, sekarng jokowi prabowo jadi satu.
Namanya politik itu pragmatis, di antara partai yang saling serang dahulu kala, akan jadi berkawan saat sekarang jika menguntungkan satu sama lain. Kita lihat saja di pilkada jakarta sekarang, antara pdip dan pks katanya bakal rukun mempersatukan visi dan misi untuk calon gubernur anis, padahal secara historis, kedua partai ini saling serang dan dalam segi ideologi jelas bertentangan dan sulit bersatu. Itulah mengapa banyak anggapan masyarakat kalau partai di indonesia ini banyak sandiwaranya dibanding visi dan misi membangun bangsa, tujuan partai di indonesia ini cuma 1 yaitu kekuasaan, sedangkan yang lain hanyalah akting dan lakon pepesan kosong.
hero member
Activity: 1148
Merit: 501
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
July 09, 2024, 07:37:01 AM
#6
Masalahnya, yang kebanyakan mulai mereka debatin saat ini tuh hasil dari kerja mereka itu sendiri, tapi yaa politik memang dinamis.
Makanya jangan terlalu percaya sama politik, cukup dilihat dan diawasi aja proses nya. Kejadian kaya gini juga bukan sekali dua kali, bahkan dulu aja bu mega pasangan sama prabowo, seudah nya kan saling serang antar pdip sama gerindra lewat jokowi prabowo, sekarng jokowi prabowo jadi satu.
member
Activity: 89
Merit: 11
July 08, 2024, 07:49:00 PM
#5
Saya akan sangat mendukung kembali PDIP jika memberlakukan/mendukung dan memaksa hukuman mati bagi pelaku korupsi dan gratifikasi yang menjadi dosa terbesar para pejabat, tapi terlihat tidak mungkin. Grin
Sulit om, semua saling terkait. Tidak ada pejabat yang korupsi seorang diri. Jika salah satu tertangkap, dia pasti akan membocorkan semuanya. Mungkin dibalik alasan kenapa orang yang kena OTT dapet hukuman ringan dan fasilitas di dalem sel tujuan nya buat sogokan tutup mulut  Grin Grin . untuk benar-benar memberantas korupsi, kita perlu bekerja sama sebagai masyarakat. Memberikan pendidikan yang berkualitas, memperkuat sistem pengawasan, dan mengedukasi diri sendiri tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara adalah langkah-langkah penting yang harus kita ambil bersama. Sebab, hanya dengan upaya bersama kita dapat menciptakan masyarakat yang bebas dari korupsi.

Jadi harus dimulai sedini mungkin, eeetapi disekolah juga banyak yang korupsi sih  Grin

SETUJU 100%
Saya sangat mendukung PDIP untuk berada dibarisan luar pemerintah, saya penasaran dengan banyak nya polemik yang terjadi saat ini yang sebelumnya bersumber dari hasil keputusan mereka sendiri, gimana cara mereka memutar balikan keadaan. Saya yakin juga hampir semua rakyat negara ini menginginkan PDIP berada di barisan Oposisi  Grin
Mereka gabakalan terlalu pusing buat mikirin itu , Cuci tangan dipolitik itu mudah om  Grin

PDIP lihat ada beberapa isu atau kebijakan yang menurut mereka tidak cocok atau berlawanan dengan visi-misi mereka, jadi mereka pilih posisi oposisi biar bisa lebih kritis dan memberikan alternatif pandangan ke masyarakat. Intinya, di politik itu nggak ada kawan atau lawan yang abadi, yang ada itu kepentingan.
Masalahnya, yang kebanyakan mulai mereka debatin saat ini tuh hasil dari kerja mereka itu sendiri, tapi yaa politik memang dinamis.
jr. member
Activity: 56
Merit: 3
July 08, 2024, 03:53:43 AM
#4
SETUJU 100%
Saya sangat mendukung PDIP untuk berada dibarisan luar pemerintah, saya penasaran dengan banyak nya polemik yang terjadi saat ini yang sebelumnya bersumber dari hasil keputusan mereka sendiri, gimana cara mereka memutar balikan keadaan. Saya yakin juga hampir semua rakyat negara ini menginginkan PDIP berada di barisan Oposisi  Grin
hero member
Activity: 2226
Merit: 610
July 08, 2024, 01:26:09 AM
#3
Saya lebih setuju PDIP jadi Opisisi, karena jika ikutu para penguasa, politik di indonesia tidak akan seimbang dan pemerintah atau partai yang berkuasa akan mendapatkan dukungan penuh untuk melakukan apapun di negara ini, saya pikir dengan jadinya PDIP jadi oposisi itu cukup untuk mengimbangi hal-hal yang bersifat sensitif bisa di up oleh mereka untuk mendapatkan perhatian publik percaya kembali kepada mereka.

Tetapi yang saya takutkan, itu semua hanya gimik di layar saja, dan di belakang mereka baik-baik saja dan tidak ada yang menjadi masalah, komentar-komentar yang hanya menaikan elektabilitas mereka, hanya mencari perhatian publik, bukan untuk memberikan produk kebijakan yang terbaik untuk masyarakat.

Saya akan sangat mendukung kembali PDIP jika memberlakukan/mendukung dan memaksa hukuman mati bagi pelaku korupsi dan gratifikasi yang menjadi dosa terbesar para pejabat, tapi terlihat tidak mungkin. Grin
newbie
Activity: 75
Merit: 0
July 07, 2024, 10:28:16 PM
#2
Kalau soal PDIP jadi oposisi di 2024, sebenarnya politik itu memang dinamis Hari ini bisa jadi temen dekat, besok bisa aja jadi lawan.
sekarang, PDIP mungkin lagi berpikir kalau kepentingan dan pandangan mereka nggak sejalan lagi dengan pemerintah yang akan datang, jadi mereka milih untuk jadi oposisi.
Menurut saya ya itu salah satu contohnya. PDIP lihat ada beberapa isu atau kebijakan yang menurut mereka tidak cocok atau berlawanan dengan visi-misi mereka, jadi mereka pilih posisi oposisi biar bisa lebih kritis dan memberikan alternatif pandangan ke masyarakat. Intinya, di politik itu nggak ada kawan atau lawan yang abadi, yang ada itu kepentingan.
member
Activity: 89
Merit: 11
July 07, 2024, 12:53:26 PM
#1
Thread ini di dasari oleh statment pribadi dan cara penglihatan saya secara pribadi

PDIP, siapa yang tidak kenal dengan partai moncong putih dengan selogan Wong Cilik nya yang sering kita dengar, Banyak sekali elit politik yang dilahirkan dari partai yang diketuai oleh mantan presiden Indonesia ke 5 Indonesia sekaligus Presiden wanita satu-satunya saat ini, yaitu ibu Hj. Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri atau yang lebih dikenal dengan Ibu Megawati Soekarnoputri.

Banyak desas desus dan prokontra terkait dengan siapa Presiden yang akan diturunkan oleh PDIP,Baliho Puan Maharani dengan selogan "Kepak Sayap Kemerdekaan" menjadi titik point masyarakat dalam melihat siapa yang akan melaju menjadi Capres, dan  yang awalnya secara tegas menepis isu naik nya Ganjar sebagai capres karena dianggap kurang kompeten.

Pada pemilu kali ini, akhirnya PDIP menurunkan Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden dan Mahfud MD ( Independen ) sebagai calon wakil Presiden. Berkoalisi dengan empat Partai lain nya, yaitu Partai Perindo, Hanura dan PPP, PDIP dengan berani melaju di medan tempur. Namun sayang hasil yang didapatkan, jauh dari prediksi oleh mereka. Setelah menang secara 2 Periode berturut-turut, calon yang diusung oleh partai Wong cilik dan koalisinya finish di urutan ke-3 dengan prolehan persentase suara sebesar 16,47%.

  • Pasangan Anis Baswedan-Muhaimin Iskandar: 40.971.906 suara (24,95%)
  • Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka: 96.214.691 suara (58.58%)
  • Pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD: 27.040.878 suara (16,47%)


PDIP KRITIKUS TAJAM PEMERINTAH!
Setelah kalahnya PDIP dalam pemilu yang terbaru, kita jadi teringan kembali betapa keras nya PDIP sebagai opisisi di zaman dahulu, Pada zaman pemerintahan bapak SBY, PDIP sering kali memberikan kritikan yang sangat tajam terhadap keputusan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah yang di pimpin oleh bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Tidak hanya kritik secara lisan, PDIP tidak jarang melakukan aksi demo secara nyata di lapangan.

Masih ingatkah dengan aksi demonstrasi menolak kenaikan harga BBM yang sempat dilakukan anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka ? yang sampai dia menangis karena membela rakyat ?. Pada saat itu Rieke dua kali berada di tengah para demonstran guna mendesak SBY membatalkan kebijakan yang disebutnya memberatkan rakyat kecil.
Tidak hanya Rieke, Elit politik PDIP lainnya pun ikut mengeluarkan statment yang kritis terhadap kenaikan bbm tersebut 

"Saya anggap perjuangan ada dua, parlemen dan ekstraparlemen. Kalau di parlemen buntu dan gagal harus gunakan langkah kedua, berjuang bersama rakyat dalam ekstraparlemen," kata Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (17/6/2013).

Setelah pecahnya Jokowi dengan partai PDIP, mereka mulai melancarkan serangan secara langsung kepada pemerintahan jokowi, yang mana sebenarnya Jokowi adalah Presiden yang diusung oleh PDIP itu sendiri. Salah satunya Hasto Kristiyanto selaku sekjen PDIP, yang mundur dari Kepala otorita IKN
"Mundurnya Kepala Otorita dan Wakilnya itu bagian dari suatu perencanaan yang tidak matang," kata Hasto Kristiyanto seusai ikut kuliah umum di Fisip UI, Depok, Senin (3/6/2024).
padahal yang memilih dan menyaring calon kepala otorita IKN itu sendiri adalah PDIP dan Presiden Jokowi
Jadi saya mendengar ada banyak nama yang telah disaring dipertimbangkan oleh bapak presiden dan PDI Perjuangan yang meyakini siapapun yang ditetapkan itu memenuhi kualifikasi yang diharapkan PDIP," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (27/1/2022).


Tolak Tapera!
"Tapera Bentuk Penindasan Baru!" statment yang kembali dikeluarkan oleh Hasto. Dulu Pdip Setuju dengan adanya Tapera, kini berbalik arah dengan pemerintah. Padahal, PDIP termasuk salah satu partai politik yang setuju dengan pengesahan UU Nomor 14 Tahun 2016 tentang Tapera. Bahkan, saat itu, ketua Pansus Tapera DPR adalah politikus PDIP, yakni Yoseph Umar Hadi. Hal ini di dasari oleh masyarakat dan pemerintah baru pulih dari pandemi Covid-19 dan pesta demokrasi yang menguras anggaran, tetapi sudah dibebankan dengan kewajiban mengikuti Tapera.

Utang Membengkak Di Era Jokowi!
Sang ketua partai bertanya bagaimana sikap pemerintah dalam menghadapi hutang negara yang berjumlah Rp. 8.000T .
"Coba kamu itung dengan riil, tidak bohong. Sekarang yang namanya utang negara berapa? Mbok diulas-ulas yang bener gitu," kata Megawati. "Pertanyaan saya, cara bayarnya nanti gimana? Kalau dalam geo politik tadi sama juga, ini saya khawatir krisis ekonomi. Kayak zaman saya nangani berhasil. Nanti kalau saya bilang gitu, Bu Megawati sombong. Buktinya berhasil. Saya dapat award dari CNBC," tuturnya.

Megawati Singgung Pemanasan Global
Menurut pendapat Ibu Megawati, pemerintah harus bisa menyelesaikan isu pemanasan global dengan segala cara.
"Belum lagi yang namanya global warming. Hayo mbok diulas kumaha itu. Boleh tanya sama Ibu Dwikora keadaan gimana? Mbok itu disiapkan. Beliau bilang, 'Ibu ini anomali, sulit diprediksi. Katanya juli itu masih hujan'. Padahal kalau ingat dari zaman dulu tidak hujan. BMKG mengatakan ini yang terjadi namanya musim kering, supaya rakyat tahu, kalau enggak ada air gimana?" ujar Megawati.

Meskipun belum memantapkan diri sebagai oposisi, tapi dari ucapan-ucapan ibu mega atau para elit politik PDIP lainna seperti menunjukan, bahwa PDIP akan berada di luar pemerintahan sebagai Oposisi.
Sebagai warga negara , saya setuju bila PDIP menjadi oposisi, dan menunggu gebrakan gebrakan yang akan dikeluarkan oleh partai yang dijuluki moncong putih tersebut.

Terimakasih telah membaca utas ini, semoga menambahkan wawasan untuk kita semua, mohon maaf jika ada kesalahan penulisan kata atau sumber yang dicantumkan. Kritik dan saran sangat saya nantikan dari para suhu disini.
Jump to: