Topic: Pengaruh Krypto Terhadap Bank (Read 468 times)

Btw, ini mau dibuka sampai ketemu konklusi apaan? Karena sudah mulai terlihat pembahasan/komentar yang skip halaman 1 dan langsung komen post terakhir, sehingga mengulang-ngulang lagi.

Lebih baik dikunci saja kalau sudah begitu. Eh lupa, OP aja sehari setelah bikin thread gak online lagi. Hmm.

Ini sudah dibahas di post #2 om


Yang mempengaruhi harga tukar dari bitcoin ya komunitas nya....
Dan karena bitcoin itu sendiri belum sepenuhnya digunakan untuk semua pembayaran, maka kecenderungan untuk menjual dan menukarnya ke fiat dan menyimpan atau mencairkannya melalui bank masih berlaku. Tentu hal ini sedikit banyak memberikan keuntungan sendiri bagi bank yang diantara nasabahnya ada pengguna bitcoin.

yang diprioritaskan oleh bank ya nasabah bukan crypto dan tidak ada hubungannya dengan crypto ,nilai tukar crypto ke fiat tidak ditentukan oleh bank dan oleh siapapun jadi tidak berpengaruh sama sekali
pemegang crypto yang diuntungkan gan dan mengenai bank tidak ada keuntungan atau kerugian terhadapnya dan sama sekali tidak berpengaruh mengenai harga tukar ,kecuali hasil penjualan setiap orang kan dikirim ke rekening bank itu yah walaupun kecil itu menguntungkan untuk bank (fee) yah gan maksud saya

Alternatifnya ada sih, lewat P2P. Kecuali maksud tutup di sini adalah bank sentral dan segala yang lain (alias sistem finansial fiat) runtuh, yang sepertinya gak mungkin.

Kalau masalah kantor bank tutup mah tinggal dibuka sendiri gan.

hahaha, kita tidak akan bisa menukarkan Bitcoin dan menarik uang hasil penjualan Bitcoin tanpa Bank. di thread english pun ini sudah dibahas, bahwa Bank akan terus ada bersama dengan mata uang kripto karena Bank adalah tempat perputaran uang fiat. Bank tidak akan tutup kecuali hari libur 

Fungsi bank kan macam-macam ya sesuai dengan yang sudah ane sebutkan. Apabila Bitcoin bisa menjadi mainstream, maka Bitcoin bisa menggantikan fungsi bank yang sebagai perantara transfer.

Bisa jadi juga nanti Bank Komersial/Umum tradisional akan berubah menjadi "Bitcoin bank" yang mengumpulkan Bitcoin dari nasabah lalu memberikan kredit ke masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk Bitcoin. Demand akan kredit akan selalu ada, baik itu menggunakan Bitcoin atau fiat. Lalu keuntungan dari kredit tersebut diberikan untuk nasabah tabungan Bitcoin dalam bentuk bunga Bitcoin. Lah sama aja dongs...

Yah, bedanya nanti transfer internasional atau antar "Bitcoin Bank" biayanya murah. Nasabah juga tidak perlu khawatir dengan penurunan nilai (debase).

Mari berandai-andai, asal jangan lalu mengklaim opini sebagai fakta, karena tidak ada yang bisa meramalkan masa depan.
(kecuali raja trading @roycilik)

Jika dari sisi tujuan utama Satoshi, saya melihat crypto justru seperti bertolak belakang dengan bank. Terutama dengan bank central di mana mereka yang mengendalikan peredaran mata uang. Sedangkan bank konvensional sebagai pengelola dari mata uang yang dikeluarkan oleh bank sentral yang kemudian disebut dengan aset tunai oleh penggunanya. Crypto tujuan utamanya adalah untuk memudahkan seseorang dalam menyimpan mata uang tanpa harus ada ikut campur dari perbankan dan pemerintah, mottonya adalah "Semua orang dapat membuat rekeningnya sendiri, tanpa harus buka akun/rekening ke bank". Awal mula crypto hadir pun tanpa adanya perintah KYC untuk memiliki crypto yang berdalih pada upaya menghindari Anti Money Laundering (AML). Karena ketika sudah tersentuh hal-hal tersebut, sifat desentralisasi crypto menjadi dipertanyakan.

Nah dari perbedaan tersebut, jelas sangat bertolak belakang bukan berdampingan. Saya lebih setuju dengan apa yang dikatakan oleh mas Krislaw, kalau crypto tidak diciptakan untuk dijadikan sebagai fiat (awalnya). Tetapi, karena suatu negara memiliki peraturan masing-masing, yang salah satu diantaranya tidak menerima mata uang crypto untuk alat transaksi, maka mau tidak mau kita harus merupiahkan atau mengubah pada fiat.  Jika merujuk pada contoh ini peran Bank Central sudah tidak bersedia untuk mendampingkan uang fiat dan crypto.

Yang dikatakan tidak bisa dirupiahkan, ini tidak ada sangkut pautnya dengan bank. Karena, kita yang ingin mengubah crypto pada fiat melalui bank pasti tidak menerima. Tetapi kita bisa mengubahnya sebelum masuk ke bank melalui exchanger. Exchanger inilah yang berperan untuk mengganti posisi bank dalam mengubah crypto menjadi fiat. Bank hanya bisa menjadi penyimpanan fiat setelah diproses sebelumnya.

Menurut saya 'tidak juga', dalam artian masing-masing bisa berdiri sendiri.
Sebelum Bitcoin diperkenalkan pertama kali (2009) bank-bank di dunia toh bisa beroperasi. Dan meskipun bank sebagai media penyimpanan atau perantara transfer uang fiat tidak ada, bitcoin masih bisa difungsikan sebagai mata uang digital dan tentunya desentralized tidak menggunakan bank atau lembaga lainnya sebagai perantara transaksi.

Benar sekali, tidak ada efeknya.
Dan tentu pointnya di sini, Bitcoin tercipta tidak untuk dirupiahkan, di-dolarkan, di-eurokan.
Bitcoin dibuat sebagai electronic cash p2p yang berbeda 180 derajat dengan Fiat. Kalau pun Bitcoin dijadikan aset digital sebagai simpanan, boleh saja.
mari kita pahami dengan seksama di sini : https://bitcoin.org/bitcoin.pdf

mana bisa bank tutup gara2 bitcoin tentu tidak bank dan aset digital tentunya berdampingan
mana bisa dirupiahin kalau banknya tutup jadi tidak ada efeknya gan

haha mungkin hanya spekulasi saja gan, bitcoin dan bank akan selalu berdampingan

Ini tiba-tiba bilang bank akan tutup dasarnya darimana ya? Keren banget gara-gara Bitcoin bank sak ndunyo tutup kabeh.

Bank kemungkinan akan tutup dan banyak nasabah akan beralih menyimpan uang dalam bentuk bitcoin, ini menjadi pertanda yang bagus bagi bitcoin namun sulit jika bank tutup kita harus melakukan withdraw bitcoin dengan transaksi yang lain, namun pemerintah tidak ada kemungkinan untuk melegalkan transaksi bitcoin.

Sepakat soal pertanyaan yang tidak spesifik

Selain itu soal pengaruh kita akan berbicara soal jangka pendek dan jangka panjang. Kemudian berbicara soal pengaruh langsung dan tidak langsung

Kalau dari cara berbagai negara menghadapi crypto, saya yakin. Perkembangan Crypto ada pengaruh pada perekonomian bank secara umum. Baik langsung atau tidak langsung, baik jangka pendek atau jangka panjang

Margin transaksi seperti apa yang maksudkan? Jual beli yang terjadi pada exchange hanya terjadi pada exchange itu sendiri dan tidak masuk pada catatan rekening bank. Ini pun juga tidak masuk dalam pembagian keuntungan terhadap bank. Fee taker dan maker itu masuk ke rekening exchange, tidak masuk ke rekening bank. Lalu di mana letak margin transaksi yang diperoleh oleh bank?

Saya sangat bingung dengan opini mas ini. rekening koran bertambah, iya kalau sering WD/Depo, kalau ga di WD dan ga depo ya ga akan ada catatan rekening koran meskipun transaksi di exchange tiap detik. mohon diperjelas lagi, agar saya lebih paham dengan komentarnya.

^^ Kredit digunakan untuk perluasan usaha atau membangun usaha baru dalam rangka meningkatkan supply. Ini akibat meningkatnya demand bukan? Kalau ga ada demand dari konsumsi, agak gila produsen apabila mau menambah supply.

Kembali kepada contoh tukang bakso dan tukang sate di atas. Bertambahnya permintaan akan bakso dan sate menimbulkan permintaan akan daging sapi meningkat. Akibatnya Haji Slamet yang adalah seorang peternak sapi, kemudian memiliki lebih banyak excess return (ingat kalau demand meningkat sedangkan supply tetap, harga akan naik) yang bersama-sama dengan kredit bank, digunakan untuk memperluas peternakan yang sudah lama.

Tentu saja apabila masyarakat memiliki tabungan, Haji Slamet tidak akan kesulitan memperoleh kredit bank di kampungnya.

Kesalahan dari sistem fiat saat ini adalah pemerintah berasumsi kalau jumlah uang ditingkatkan, konsumsi akan meningkat, sehingga menimbulkan efek seperti yang ane sebutkan.
Kenyataannya:
- Sebagian (besar) terserap tidak ke konsumsi, tapi malah untuk menggelembungkan aset-aset seperti saham, properti, emas, dll.
- Demand meningkat, tapi malah kemudian impor (daging sapinya impor).

Berlaku efek domino berarti ya mas.

Dan saya kira bukan hanya dari tindakan konsumsi saja, tapi dari menabung (saving) di bank juga kayanya berpengaruh juga dalam pergerakan ekonomi, mengingat (setahu saya) Tabungan Nasabah suatu bank adalah salah satu sumber keuangan bank (Dana Pihak Ke 3) yang mana Keuangan bank tersebut salah satunya digunakan untuk kepentingan penyaluran kredit misalnya kredit/pinjaman usaha mikro. Dan dengan adanya kredit pinjaman dari Bank idealnya suatu usaha menjadi lebih maju, dengan usaha kreditur yang lebih maju, lapangan pekerjaan dan kegiatan ekonomi juga idealnya lebih lancar (meskipun pada kenyataanya emang banyak kredit macet juga sih)

Username ente sangar betul gan, dapet dari mana?
https://bitcointalksearch.org/topic/m.43318005

Ya karena pertanyaannya tidak spesifik jawabannya juga bisa dicocoklogi. Begini misalnya:

Mata uang kripto itu berpengaruh positif sekali pada perekonomian Indonesia apabila digunakan untuk perdagangan barang atau jasa internasional. Misalnya agan jualan desain gambar dan dibayar pakai BTC. Tiap bulan bisa mendapatkan katakanlah 10 juta dalam bentuk BTC. Ada dua hal di sini: (1) Pekerjaan yang seharusnya jatah agan bisa diberikan ke orang lain yang lebih membutuhkan (mengurangi pengangguran) dan (2) agan dapat penghasilan yang dapat digunakan untuk konsumsi.

Karena penghasilan agan lebih besar dari sebelumnya yang cuma UMR, maka agan akan lebih banyak melakukan kegiatan konsumsi dan saving. Katakanlah konsumsi 8 juta dan saving 1 juta (+HODL 1 juta dalam bentuk BTC). << saving ini berguna untuk fungsi bank umum yang sudah ane cantumkan di atas.

Konsumsi 8 juta berarti agan lebih banyak membeli bakso dan sate di warung sebelah, akibatnya penghasilan mamang tukang bakso dan sate di kampung agan meningkat, penghasilan tukang daging dan micin meningkat << lebih banyak konsumsi dan saving lagi di lingkungan sekitar agan

Inilah yang ane maksud dengan:

Ini masih bersambung ke makro ekonomi. Apabila ada cukup banyak orang yang seperti agan (dibayar pakai BTC dari luar negeri), maka konsumsi akan bertumbuh, supply akan bertumbuh karena ada pertumbuhan demand. << Inilah pertumbuhan ekonomi, akibatnya BI semakin mudah dalam menjaga stabilitas sistem keuangan, lebih leluasa memainkan kebijakan moneter, akhirnya rupiah bisa lebih stabil.

Tidak ada atau sejauh ini belum ada, karena kaitan antara crypto dan Bank itu sendiri belum ada baik itu Bank Komersial maupun Bank Sentral (BI). keterkaitannya hanya sebatas pengguna crypto mencair dana hasil dari crypto melalui Bank yaitu Bank Komersial.


Keuntungannya kalau harga crypto naik maka akan ada kenaikan transaksi di Bank Komersial karena seperti yang saya sebutkan di atas Bank Komsersial sebagai tempat pencairan dana.

Apanya yang di prioritaskan Bank, Nasabah atau pengguna Crypto, Nasabah dan pengguna Crypto juga sama2 nasabah di Bank tersebut otomatis akan sama kedudukannya sesama nasabah.
Kalau maksud pertanyaannya adalah apa yang akan di prioritaskan oleh Bank, Bank atau Crypto jelas Bank lah kenapa harus memprioritaskan Crypto sedangkan mereka tidak menggunakan Crypto, terkecuali Bank menggunakan salah satu Crypto atau beberapa Crypto (sekalipun untuk saat ini masih mustahil) pasti mereka akan memilih mana yang akan menjadi prioritas.

Kenapa pengguna Crypto masih menggunakan Bank sebagai sarana pencairan dana karena crypto sendiri belum banyak di gunakan sebagai alat pembayaran secara langsung.

bank tidak ada hubungannya dengan crypto . bank lebih ke main currency kita yaitu $ , dan $ pun juga tidak ada pengaruhnya sama sekali sama crypto . bahkan trump aja kemarin sampe nyentil komunitas bitcoin dan di twitter dia kan . dia bilang crypto itu gila dan pemerintah usa ga mendukung bitcoin sama sekali dan jadi itu ga ada hubungannya sama sekali. pasar crypto sangat berbeda dengan stock market.

Tergantung di negara mana bank itu berada, kalau di Indonesia ya tentunya tidak akan berpengaruh, kalaupun ada itupun saya rasa hanya sedikit dan itupun hanya dalam arus perputaran uang yang beredar di masyarakat yang dikarenakan oleh faktor semeri yang agan mu_enrico sampaikan pada point ini


Kalau bank tersebut berada di negara yang melegalkan transaksi dengan crypto tentunya akan memiliki dampak yang cukup terasa bagi pihak perbankan itu sendiri. Contoh sederhananya bank akan kehilangan pemasukan dari pendapatan non-bunga [seperti biaya administrasi bank, fee transaksi, dll] yang kalau dengan menggunakan cypto tentunya fee transaksi masuk ke miner bukan ke pihak perbankan.

Contoh kasus pada perbankan swiss seperti yang dikutip di CNBCINDONESIA

Meningkat atau menurunnya harga tukar/nilai tukar/rate (saya asumsikan ini rate mata uang kripto terhadap IDR) saya kira tidak ada untung atau ruginya bagi pihak Bank, karena setahu saya kalau tidak salah untung rugi dari sebuah bank faktor utamanya adalah nasabah.
Keuntungan yang diperoleh Bank misalnya dari "Admin Bank", bunga pinjaman atau bagi hasil dari nasabah, Aset sitaan, reksadana, dll
Kerugian Bank yang disebabkan nasabah misalnya karena kredit macet.


Dalam Hal Apa? Kalau antara mata uang kripto dengan IDR. Tentunya pihak bank akan lebih memprioritaskan IDR, karena merupakan "alat" yang memiliki kekuatan hukum (ada undang-undang nya).

Edited: _{Salah Quote Pertanyaan} 

Bank (umum) di Indonesia memang memiliki peran didalam market Crypto, tetapi hanya sebatas hubungan dengan nasabahnya. Dalam hal pihak penyelenggara market (exchanger) maupun model-model layanan sejenis lainnya adalah pihak yang menjadi nasabah suatu Bank. Jadi pengaruh cryptocurrency terhadap Bank (umum) di Indonesia hanyalah memberikan pendapatan terhadap bank sebagai bentuk beban biaya terhadap layanan yang telah diberikan Bank kepada layaknya nasabah-nasabah pada umumnya.

Selama pemerintahan Indonesia belum mengesahkan Cryptocurrency sebagai alat pembayaran yang sah, maka yang didapatkan oleh Bank (umum) hanyalah berupa "Fee Based Income". Padahal jika disahkan, pemerintahan Indonesia sendiri akan bisa menghasilkan Tax Revenue maupun pendapatan Devisa dari keberadaan Cryptocurrency di Indonesia.

Bank yang mana dulu nih? Bank sentral (BI) atau Bank komersial/umum (Bank Mandiri, Bank Udin, Bank Slamet, dll.)?
Jangan lupa kalau bank komersial itu fungsinya banyak.

Sumur: https://accounting.binus.ac.id/2017/06/17/5-lima-pengertian-fungsi-tugas-dan-jenis-bank-umum/

Kalok bank sentral

Sumur: https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/fungsi-bi/tujuan/Contents/Default.aspx

Pengaruhnya bagus kalau mata uang kripto digunakan untuk mengirim uang dari luar lalu ditukar di dalam negeri jadi rupiah, bukan sebaliknya. Makanya eksporlah keahlian agan biar dibayar pakek mata uang kripto, lalu tukar saja ke rupiah buat belanja sehari-hari.

Kalau ada sisa bolehlah ditabung HODL.

-Sekedar saran, boleh diikuti boleh tidak-

PS: Sudah ada junk thread serupa.
https://bitcointalksearch.org/topic/bank-konvensional-2320986
https://bitcointalksearch.org/topic/kemajuan-money-crypto-bisa-berdampak-negatif-bagi-bank-sentral-2977227

Kalau dilihat dari skala yang lebih luas, sebenarnya kripto cukup berpengaruh pada bank dalam hal inovasi atau perkembangan mereka untuk memiliki sistem transaksi dan dokumentasi yang lebih baik. Lho, tapi kan itu blockchainnya? Iya bener, tapi hal itu ga akan ada kalau ga ada proyek yang muncul dengan inisiatif PoS, dPoS dst yang pada akhirnya 'ditiru' oleh bank (seperti JPMorgan dengan IIN).

Buat yang mau baca-baca bisa dilihat di sini[1] atau [2]. Dan jangan lupa, bahwa Ripple juga sedang kompetisi sama SWIFT[3], yang tentunya bisa berpengaruh buat bank di tengah gempuran fintech yang ingin serba cepat. Berpengaruh di sini secara tidak langsung, dalam arti kalau SWIFT udah dirasa cukup cepat, ya mungkin ga bakal make Ripple. Dan, SWIFT GPI itu juga katanya sebuah blockchain[4]. Kalau mau baca-baca lagi mungkin bisa nemu seperti ini[5] atau kayak beginian[6].

Sumur: https://www.zdnet.com/article/swift-uses-blockchain-for-cross-border-payments-gateway-trial/

Kayak ada bau-bau bank yang pake SWIFT bakal mendukung penyimpanan dan transfer mata uang kripto ke depannya.

---

[1] https://www.jpmorgan.com/jpmpdf/1320745566550.pdf
[2] https://www.rtpsummit.com/sydney/wp-content/uploads/2018/05/12.30-JP-Morgan.pdf
[3] https://cointelegraph.com/news/watch-out-ripple-swift-says-its-fastest-remittance-is-down-to-13-secs
[4] https://www.zdnet.com/article/swift-uses-blockchain-for-cross-border-payments-gateway-trial/
[5] https://www.americanexpress.com/us/foreign-exchange/articles/us-banks-support-cryptocurrency-payments/
[6] https://www.forbes.com/sites/michaeldelcastillo/2019/08/27/alibaba-tencent-five-others-to-recieve-first-chinese-government-cryptocurrency/#c3c0c531a516

1. Bank konvesional seperti saat ini tidak terpengaruh oleh crypto sama sekali karena dari sistemnya aja beda, bank sentralisasi sedangkan cryptocurrency (bitcoin) desentralisasi. Dari situ aja sudah dapat dilihat kalau crypto tiada yang mengatur nilai seperti layaknya bank.

2. Dan tiada keuntungan bagi bank bila harga bitcoin naik atau turun, kecuali bank tersebut berinvestasi pada bitcoin.

3. Bank musti memprioritaskan teknologi di belakang crypto yaitu blockchain, mereka tidak bisa begitu saja beralih mata uang ke bitcoin, karena berlaku aturan dari bank sentral.

4. Kecuali bank of bitcoin
Bank pertama bitcoin https://kabarcoin.com/mengharukan-bank-bitcoin-pertama-telah-dibuka-di-dunia/
Bisa jadi akan berdampak dari naik turunnya harga cryptocurrency seperti bitcoin

Sampai saat ini dan beberapa tahun kedepan saya rasa tidak belum akan berpengaruh terhadap bank, karena toh aset Crypto akhirnya nanti juga dicairkan ke uang transfer ke rekening bank, dan bila ingin membeli aset crypto juga butuh uang.

Ada beberapa alasan yang menurut saya crypto tidak akan mempengaruhi kinerja bank di Indonesia

• Bank merupakan otoritas untuk dijadikan tempat investasi terpercaya bagi mereka yang tidak percaya pada crypto
• Sistem gaji di Indonesia hanya ada dua yaitu gaji dengan rupiah secara tunai dan gaji melalui transfer rekening bank. artinya Bank masih tidak terpengaruhi dengan bitcoin dari segi layanan payroll
• Negara kita menggunakan rupiah seperti yang disebutkan oleh mas pandukelana2712, artinya selama masyarakat Indonesia diwajibkan membayar segala macam pembelian (transaksi jual beli) maka Bank tidak akan terpengaruh dengan crypto
• Bank dianggap sebagai tempat penyimpanan aset paling aman menurut mayoritas masyarakat Indonesia, meskipun sebagian lagi tidak percaya pada bank dengan berbagai alasan
• Bank berdiri dengan kekuatan hukum yang lebih kuat daripada crypto, jadi bank di Indonesia akan tetap kokoh. Sekali pun pada suatu saat bank di Indonesia menerima investasi terhadap crypto, hal ini tidak akan melemahkan posisi bank. Justru kesediaan bank dalam menerima penyimpanan aset crypto atau investasi crypto akan semakin menguatkan posisi bank
• Sekali pun nasabah bermain investasi di crypto, withdraw uang berupa fiat akan tetap melalui bank. kecuali punya teman sultan yang bisa bantu WD uang secara tunai secara face to face

Naik turunnya nilai tukar crypto pun juga tidak akan berpengaruh terhadap bank. Tetapi, jika itu menjadi sebuah keuntungan, tentu akan ada banyak keuntungan yang didapat oleh bank dengan posisi seperti ini. Diantaranya:

• Jika nilai tukar crypto turun, kemungkinan investor yang tidak hanya bermain di crypto akan mulai mencari alternatif investasi. artinya, bisa jadi sebagian dari aset crypto yang dimiliki di pecah untuk berinvestasi pada bank seperti berupa deposito dan lain sebagainya
• Bank, akan menjadi media bagi para FUD dan FOMO. Mengapa, saat turun berbondong-bondong cari aman dengan menarik rupiahnya dan pindah ke investasi FIAT seperti poin di atas. Kemudian saat terjadi FOMO, mereka akan berbondong-bondong cepat-cepat deposito fiat. Proses ini tetap membutuhkan bank dan bisa jadi akan menjadi keuntungan bagi mereka
• Bank bermain pada fiat, naik turunnya crypto tidak akan diperhatikan oleh mereka

Mana yang diprioritaskan oleh bank, dari sudut pandang saya adalah

• Investasi real seperti simpan/pinjam
• Deposito
• Aset rupiah nasabah

Kesimpulan:
Apapun yang terjadi pada crypto, bank tidak akan terpengaruh dengan masalah tersebut. Andai ada kasus peretasan pada crypto, bank akan tetap santai. Jika ada fomo, bank juga tetap santai. Jika diibaratkan sebuah dunia, bank dan crypto memiliki dunia berbeda yang saat ini tidak memberikan pengaruh apapun. Yang mempengaruhi bank adalah ekonomi dan politik suatu negara. Jika di Indonesia, pengaruh terbesar akan terjadi pada keputusan dan kebijakan pemerintah. Sedangkan crypto, pemerintah Indonesia mau apapun, tidak akan mempengaruhi harga. kecuali, negara ini merupakan negara yang memiliki volume perdagangan crypto tertinggi, mungkin kebijakan pemerintah akan memberikan efek seperti yang terjadi pada RRC.

Menurut saya crypto tidak ada kaitannya dengan bank tetapi semakin banyak orang yang tertarik dengan crypto sedikit banyak mempengaruhi kinerja bank.
tentunya bank akan sulit memantau pergerakan uang dan stabilitas perbankan karena transaksi bitcoin bersifat anonim.
mungkin dengan berbagai pertimbangan Bank  pada akhirnya membuat aturan ttg penggunaan crypto seperti di beberapa negara Bank central melarang transaksi dengan bitcoin.

menurut saya pengaruh crypto terhadapat cukup banyak sekali , contoh saja pengiriman yang biasanya harus lewat bank kemudian setelah orang mengenak dan menggunakan crypto mereka beralih ke crypto . dan tentunya jika terus menerus seperti itu bank bisa saja kalah karena di crypto tidak perlu membayar anak buah seperti di bank . Boleh dibilang crypto termasuk bencana bagi bank sehingga mereka akan terus memberikan statement buruk .

Bank di Indonesia tidak akan terpengaruh oleh pergerakan mata uang kripto.
Karena nasabah bank menyimpan rupiah, bukan menyimpan kripto di bank yang bersangkutan.

Saya tanya pada anda, apakah anda menyimpan bitcoin di bank Anda?

Bagaimana pengaruhnya mata uang krypto terhadap Bank?
Apa keuntungan terhadap Bank jika seandainya harga tukar meningkat dan apa kerugiannya jika harga tukar menurun?
Mana yg lebih di prioritaskan oleh Bank?