Author

Topic: [Tips] Manajemen Resiko saat Trading (Cryptocurrency) (Read 909 times)

legendary
Activity: 2296
Merit: 2892
#SWGT CERTIK Audited
sangat menarik apa yang telah didiskusikan dan dibahas disini tentang manajemen resiko saat trading dan  cara melakukan pembagian saat melakukan perdagangan,saya akan mengambil pelajaran dari apa yang dibahas oleh para manula dan para ahli melakukan perdagangan disini, semoga dengan saya membaca dan mempraktekkan apa yang sudah disarankan di sini akan bisa lebih memperbaiki perdagangan saya dan saya bisa mendapatkan keuntungan sesuai dengan keinginan yang saya inginkan.
Jadi intinya agan ini sudah membaca, mempraktekkan atau baru akan memulai?
Bolehlah di share kesimpulan atau bahkan hasil dari pelajaran yang sudah agan ambil pada tips-tips manajemen resiko trading diatas.



Image source: Butuh Tindakan Nyata, Bukan Basa-Basi...Take action

legendary
Activity: 2618
Merit: 1990
1% Skill 99% Luck :v
Risk-Reward Ratio
Rasio yang digunakan untuk membandingkan potensi profit dan resiko loss yang bakal diterima pada saat melakukan kegiatan trading. Sehingga pada manajemen ini seorang trader harus bisa menentukan parameter cut-loss dan target-profit pada saat masuk kedalam market.

Contoh : Seorang trader menentukan Risk-Reward Ratio 1:3, maka pada saat trader tersebut melakukan open position diharga $8000 dan memasang target TP di $8600, parameter cut-loss yang digunakan harusnya adalah $7800.

Sebenarnya ada cara yang lebih mudah dan praktis untuk mentukan dimana harga yang tepat untuk perbandingan ratio yaitu dengan menggunakan tools "Long position dan short position". Kalau melihat contoh yang ada di atas, saya melihat acuan yang digunakan untuk perbandingan adalah sebesar 2.5%, 1:3 berarti pengambilan profit maksimal 7.5% dan untuk loss maksimal 2.5%, bisa sih di hitung manual dengan kalkulator, tapi ada yang lebih mudah lagi  Grin

Kalau yang sudah terbiasa menggunakan teknikal analisi pasti sudah terbiasa mengguakan toosl tersebut. Saya ambil contoh ratio 1:3 dengan menggunakan acuan risk 1% dan buy di harga 8600. Untuk menentukan harga untuk perbandingan ratio tinggal pilih aja posisi Long atau Short, setelah itu pilih acuan risk nya, kemudian tarik position nya keatas 3% untuk take profit dan tarik ke bawah 1% untuk stop loss. Maka akan ketemu harga TP $8858 dan SL %8514

Berikut penampakan dari Binance
hero member
Activity: 2282
Merit: 589

Jadi, IMO trading bukan gambling dan gambling tidak sama dengan trading.

Ketika saya singgung tentang trading pada salah satu thread tapi ada sebagian yang menafsirkan sebagai gambling padahal keduanya sangat berbeda seperti penjelasan agan diatas, pola umum pikiran seseorang yang menafsirkan trading adalah gambling karena high risk seolah mencoba sebuah peruntungan dengan membeli koin yang menghasilkan keuntungan jangka pendek, padahal kerugian dari trading juga dapat diminimalisir dibandingkan kerugian taruhan dari gambling yang bisa amblas
legendary
Activity: 1974
Merit: 1150
Trading high risk itu hampir sama kaya gambling atau beda ?
Trading dalam artian umum adalah jual beli dan high risk adalah resiko tinggi.
Ketika dua kata ini digabungkan maka akan menjadi makna kegiatan jual beli yang beresiko tinggi. Resiko yang ditimbulkan adalah kerugian. Jenis kerugian yang ditimbulkan dari trading adalah kerugian modal saat harga suatu koin atau token yang kita beli turun karena volatilitas pasar cryptocurrency ini cukup tinggi. Fluktuasi pasar cryptocurrency sangat tidak cocok bagi pelaku trading yang masih belum mengetahui bagaimana keadaan pasar crypto sebenarnya dan jelas berbeda dengan gambling.

Gambling adalah taruhan dimana para pemain dapat memilih jenis permainan apa yang disukainya dengan harapan menang dan kegiatan ini adalah judi. Jadi, IMO trading bukan gambling dan gambling tidak sama dengan trading.
newbie
Activity: 28
Merit: 0
Di karenakan saya kurang paham masalah trading jadinya saya mau tanya. Trading high risk itu hampir sama kaya gambling atau beda ?

Mohon pencerahannya yang berpengalaman
hero member
Activity: 994
Merit: 593
aka JAGEND.
-mungkin ada saran darimana saya bisa mulai Manajemen hal2 tersebut.-
Dimulai dari agan membaca thread ini dan kemudian menerapkannya.
legendary
Activity: 2254
Merit: 2253
From Zero to 2 times Self-Made Legendary
Setuju. Strategi diversifikasi Bitcoin dengan altcoin menurut saya bukan diversifikasi yang baik karena pergerakan harga altcoin cenderung terkorelasi dengan harga Bitcoin. Korelasinya dapat dilihat pada dua gambar di bawah. Saya tidak dapat menemukan suatu index altcoin sehingga digunakan data market cap total altcoin tanpa Bitcoin dibandingkan dengan market cap Bitcoin. Perhatikan pergerakan kedua aset cenderung sama. Data yang digunakan adalah data satu tahun kebelakang, tetapi saya lihat akan sama pada rentang waktu manapun.

- snip -

Aset-aset pada portofolio dengan diversifikasi yang baik seharusnya memberikan respon yang berbeda terhadap sentimen pasar, i.e. saat aset A turun, aset B tetapa atau bahkan naik. Untuk saat ini saya lihat hampir semua altcoin cenderung mengikuti pergerakan harga Bitcoin.


Mayoritas altcoin memang akan mengikuti pola pergerakan harga pada Bitcoin, meskipun akhirnya sama-sama memberikan profit pada kegiatan trading yang dilakukan tetapi total profit yang dihasilkan nilainya bisa terpaut jauh karena rentang volatilitas yg terjadi didalam masing-masing market nilai tidak sama. Terlebih lagi jika ada perbedaan selisih harga dari kedua market maka dengan nilai modal yang sama profit yang akan dihasilkan nilainya juga akan berbeda, karna kuantitas coin yang dibeli jumlahnya pasti berbeda.

Menurut saya diversifikasi untuk portofolio trading bisa diterapkan oleh trader yang memang mengincar market dengan volatilitas tinggi atau pair trading yang aktif (terlebih untuk scalper maupun trader harian). Disamping itu ada juga beberapa trader yang melakukan diversifikasi dengan tujuan melakukan spekulasi pada beberapa shitcoin (yang menurut mereka potensial) tetapi biasanya porsinya tidak terlalu besar.
hero member
Activity: 994
Merit: 593
aka JAGEND.
Disclaimer: Masih beginner dalam trading, mohon koreksi kalau ada yang keliru Cheesy
Disclaimernya pake chart Bitmex.  Cheesy Cheesy Cheesy Cheesy Cheesy Cheesy Cheesy
Apalagi pake istilah head & shoulders (kalo saya mah pake sunsilk). hahahahahaha.. Strategi ascend memang cocok banget buat di bitmex oom.

staff
Activity: 2454
Merit: 1617
Crypto Swap Exchange
50% Bitcoin, 20% ETH, 30% BCH, secara logika trading (market bisa berkata lain) apabila BTC mengalami penurunan, otomatis ETH dan BCH juga akan mengalami hal yang sama, karena sumbu utama dari ETH dan BCH merupakan BTC. maka dari itu, melakukan diversifikasi pada altcoin sangat tidak masuk akal jika dianggap sebagai bagian dari manajemen aset.

Dari pengalaman ini, saran diversifikasi untuk altcoin menurut saya tidak dapat dianggap sebagai salah satu manajemen risiko trading. Bagaimana menurut sudut pandang Anda? Apakah diversifikasi pada altcoin non-stable ini termasuk dalam salah satu manajemen risiko dalam trading?
Setuju. Strategi diversifikasi Bitcoin dengan altcoin menurut saya bukan diversifikasi yang baik karena pergerakan harga altcoin cenderung terkorelasi dengan harga Bitcoin. Korelasinya dapat dilihat pada dua gambar di bawah. Saya tidak dapat menemukan suatu index altcoin sehingga digunakan data market cap total altcoin tanpa Bitcoin dibandingkan dengan market cap Bitcoin. Perhatikan pergerakan kedua aset cenderung sama. Data yang digunakan adalah data satu tahun kebelakang, tetapi saya lihat akan sama pada rentang waktu manapun.



Aset-aset pada portofolio dengan diversifikasi yang baik seharusnya memberikan respon yang berbeda terhadap sentimen pasar, i.e. saat aset A turun, aset B tetapa atau bahkan naik. Untuk saat ini saya lihat hampir semua altcoin cenderung mengikuti pergerakan harga Bitcoin.

Terus idealnya risk-reward rationya juga berapa. Preferensi orang beda2, tapi kalau tahu dr yg sudah biasa trading gitu siapa tau bisa jadi pertimbangan.
Untuk trading crypto, saya lebih sering pakai technical analysis sehingga menentukan target dan stop juga berdasarkan TA dari setup yang ada. Misal ingin trade setup inverse head and shoulder ini. Entry setelah right shoulder melewati neckline. Target dihitung dari neckline sama dengan jarak neckline ke dasar head. Stop sedikit di bawah neckline. Dengan setup seperti ini, R:Rnya adalah sekitar 2. Angka ini yang kemudian dapat dijadikan pertimbangan apakah suatu setup menarik untuk diambil atau tidak.



Disclaimer: Masih beginner dalam trading, mohon koreksi kalau ada yang keliru Cheesy
legendary
Activity: 2324
Merit: 1604
hmph..


Ga ada masalah imo, selama kondisi marketnya sesuai. Kalau agan diversifikasi di saat Bitcoin lagi anjlok mau sepotensial apapun altcoin (kecuali fundamentalnya udah sangat kuat dan buy pressure ga datang dari spekulasi publik) bisa malah memperparah modal agan.


Yup bener banget mas Joni, ini yang dulu saya alami, meskipun koin-koin saat itu merupakan koin potensial, pada akhirnya saya harus merelakan penurunan aset yang sangat signifikan. Arah pasar yang tidak sesuai dengan keinginan dan semakin anjloknya bitcoin menjadi awal dari tidak efektifnya pemilihan altcoin non-stable saat itu.

Tapi, ada satu pelajaran penting yang saya dapatkan dari kejadian tersebut, keberanian kita untuk melakukan cutloss juga harus dipertimbangkan. Terlebih lagi jika kita tidak benar-benar menguasai Technical Analysis (TA) maupn Fundamental Analysis. Karena saat itu saya memiliki kesempatan untuk kehilangan 30% dari total aset jika melakukan cut loss, tapi tidak saya lakukan dengan keputusan saat itu hanya berbekal "kali aja/siapa tahu".

Pada akhirnya memang akan kembali pada pernyataan mas abhiseshakana berikut:


Manajemen resiko tidak ada tolok ukur pastinya, karena semuanya memang kembali ke pilihan masing-masing trader pada saat menerapkan manajemen resiko dalam kegiatan trading yang mereka lakukan.

Menurut saya, jika kita melakukan diversifikasi, maka setidaknya tetap menjaga stable coin untuk dijadikan pilihan jika memang tidak ingin menyimpan aset dalam bentuk rupiah. Karena, setidaknya, stable coin masih bisa kita mainkan dengan tingkat risiko yang sedikit lebih rendah daripada non-stable. Dan bisa jadi, kita dapat menuai profit dari sebagian stable coin yang ada pada akun kita tersebut.

legendary
Activity: 2254
Merit: 2253
From Zero to 2 times Self-Made Legendary
50% Bitcoin, 20% ETH, 30% BCH, secara logika trading (market bisa berkata lain) apabila BTC mengalami penurunan, otomatis ETH dan BCH juga akan mengalami hal yang sama, karena sumbu utama dari ETH dan BCH merupakan BTC. maka dari itu, melakukan diversifikasi pada altcoin sangat tidak masuk akal jika dianggap sebagai bagian dari manajemen aset. Mengingat risiko yang ditimbulkan akan sama dengan kita menggunakan 100% dari aset kita pada Bitcoin.

Ingat didalam trading Crypto, pair trading tidak hanya satu jenis. Jadi ketika seorang trader membeli 2 aset yang berbeda pada 2 pair trading yang berbeda pula (misal BTC-USDT dan BNB-BTC), maka pergerakan harga dari kedua market kemungkinan besar tidak akan berjalan dalam satu arah, sehingga baik resiko maupun hasilnya juga belum tentu sama.

Manajemen resiko tidak ada tolok ukur pastinya, karena semuanya memang kembali ke pilihan masing-masing trader pada saat menerapkan manajemen resiko dalam kegiatan trading yang mereka lakukan.
legendary
Activity: 2170
Merit: 1789
Metode seperti ini hanya untuk pemodal besar, pemodal kecil kayanya tetep harus all in, harus lebih pandai memilih koin yang potensial.

IMO tergantung dengan agresivitas agan juga. Walau pemodal kecil tapi sabar dan telaten masih bisa narget untung sedikit-sedikit, walau tentunya lama. Plus tergantung kondisi market juga. Kalau enter di alt season mau koin bapuk juga bisa ngasih untung.

Namun ane pikir akan menjadi bagus jika diversifikasi modal ini digunakan pada 1 jenis altcoin potensial, seperti Ethereum, BNB, LTC dll. Ane pikir langkah ini akan membantu trader untuk mengantisipasi keadaan terburuk di pasar dengan kekuatan modal yang masih dimiliki.

Ga ada masalah imo, selama kondisi marketnya sesuai. Kalau agan diversifikasi di saat Bitcoin lagi anjlok mau sepotensial apapun altcoin (kecuali fundamentalnya udah sangat kuat dan buy pressure ga datang dari spekulasi publik) bisa malah memperparah modal agan.

-snip-

Mantep".
legendary
Activity: 1974
Merit: 1150
~snip
Dari pengalaman ini, saran diversifikasi untuk altcoin menurut saya tidak dapat dianggap sebagai salah satu manajemen risiko trading. Bagaimana menurut sudut pandang Anda? Apakah diversifikasi pada altcoin non-stable ini termasuk dalam salah satu manajemen risiko dalam trading?
Menghabiskan semua modal dengan membeli beberapa jenis altcoin non-stable sepertinya memang bukan management resiko yang cukup efektif. Tetapi langkah ini diharapkan dapat membantu menjaga stabilitas modal yang telah kita lempar ke pasar dan bahkan dapat membawa keuntungan.

Sebut saja kita membeli 3 jenis altcoin potensial saat ini dengan cara membagi modal yang ada, ketika salah satu diantara 3 altcoin yang dibeli turun dan dua altcoin lainnya naik maka itu akan membantu menjaga stabilitas modal menurut saya dan juga kemungkinan mendapatkan keuntungan. Namun kenyataannya mungkin tidak seperti yang dapat kita bicarakan, diversifikasi modal hanya sebagai langkah antisipasi saja.

Namun ane pikir akan menjadi bagus jika diversifikasi modal ini digunakan pada 1 jenis altcoin potensial, seperti Ethereum, BNB, LTC dll. Ane pikir langkah ini akan membantu trader untuk mengantisipasi keadaan terburuk di pasar dengan kekuatan modal yang masih dimiliki.

Bagaimana menurut anda ?
sr. member
Activity: 1918
Merit: 256
Just.bet - Decentralized On-chain Casino
~~~
Saya menyukai model manajemen resiko yang agan gunakan sejauh ini. Membagi modal menjadi 2 atau 3 ataupun 4 bagian sebagai bentuk jaga-jaga disaat harga berbalik arah atau menukik tajam dan menentukan waktu pembelian yang tepat pada setiap fase penurunan.
Metode seperti ini hanya untuk pemodal besar, pemodal kecil kayanya tetep harus all in, harus lebih pandai memilih koin yang potensial.
legendary
Activity: 2324
Merit: 1604
hmph..
Diversifikasi atau memecah modal dalam beberapa aset pernah dianggap sebagai salah satu money manajemen oleh beberapa trader. Namun, apakah benar ini akan benar-benar efektif untuk trading crypto? Di sini saya ingin berdiskusi dan berbagi menurut sudut pandang saya.

Menurut sudut pandang saya:
Diversifikasi, jika kita membeli reksadana, mungkin ini dapat dibilang efektif dalam manajemen aset. Tetapi, dalam kasus penerapan diversifikasi dalam dunia crypto, ini tidak akan bisa dibilang efektif jika yang dipilih merupakan altcoin non-stable. Contoh, dalam diversifikasi yang digunakan seperti:

50% Bitcoin, 20% ETH, 30% BCH, secara logika trading (market bisa berkata lain) apabila BTC mengalami penurunan, otomatis ETH dan BCH juga akan mengalami hal yang sama, karena sumbu utama dari ETH dan BCH merupakan BTC. maka dari itu, melakukan diversifikasi pada altcoin sangat tidak masuk akal jika dianggap sebagai bagian dari manajemen aset. Mengingat risiko yang ditimbulkan akan sama dengan kita menggunakan 100% dari aset kita pada Bitcoin. Hal ini pernah saya alami pada tahun 2017 lalu. Di mana saat saya memilih 5 koin yang ketika semuanya turun, aset justru mengalami penurunan yang lebih tajam dibandingkan ketika saya melakukan diversifikasi dengan stable semacam USDT. Karena, kita tahu pada kahir 2017 pasca ATH bitcin, altcoin megalami penurunan yang sangat signifikan, contoh, saat saya membeli Sia (SC) pada harga 1.000, SC mengalami penurunan yang signifikan waktu itu dan aset saya turun 30%, alih2 bertahan dan berharap naik (saat itu saya belum mengerti cara membaca chart), aset saya pada altcoin pun semuanya hancur lebur dan hingga saat ini sudah turun 98%.

Dari pengalaman ini, saran diversifikasi untuk altcoin menurut saya tidak dapat dianggap sebagai salah satu manajemen risiko trading. Bagaimana menurut sudut pandang Anda? Apakah diversifikasi pada altcoin non-stable ini termasuk dalam salah satu manajemen risiko dalam trading?
legendary
Activity: 2254
Merit: 2253
From Zero to 2 times Self-Made Legendary

kalo saya (khusus di crypto):
Modal : 10jt. Saya halving jadi 2 : 10jt / 2 = 5jt. Bagi lagi jadi 2. Rp 5jt / 2 = Rp. 2,5jt ==> jadi modal trading hanya 2,5jt. sedang 2, 5 jt sisanya untuk jaga2 jika kondisi pasar berbalik.


Menurut saya pembagian modal trading seperti ini masuk kedalam "Resiko total Ekuitas", dimana nilai 2.5Jt adalah sebagai margin (Volume trading yang akan digunakan), sehingga perhitungannya akan seperti ini :

Resiko Total Ekuitas = Volume Trading / Modal Trading * 100%
Resiko Total Ekuitas = 2.500.000 / 10.000.000 * 100%
Resiko Total Ekuitas = 25%

Maka dengan Resiko total ekuitas sebesar 25%, jika dalam proses pelaksanaan kegiatan trading "aset" dalam kondisi yang tidak bisa dijual maka trader masih memiliki 75% modal trading yang bisa dipergunakan sewaktu-waktu.

hero member
Activity: 994
Merit: 593
aka JAGEND.
..- apakah cara ini cukup efektif dan agan mampu mendapatkan keuntungan ?
Metode tersebut merupakan salah satu metode pengaman modal ketika saya melakukan trading. Alhamdulillah dengan metode tersebut, modal terjaga dan bertambah.

legendary
Activity: 2464
Merit: 2094
~~~
Saya menyukai model manajemen resiko yang agan gunakan sejauh ini. Membagi modal menjadi 2 atau 3 ataupun 4 bagian sebagai bentuk jaga-jaga disaat harga berbalik arah atau menukik tajam dan menentukan waktu pembelian yang tepat pada setiap fase penurunan.

Pola yang agan gunakan menurut saya sangat efektif untuk balik modal lebih cepat jika fase penurunan tidak terlalu lama dan semakin dalam. Sejauh yang telah agan lakukan, apakah cara ini cukup efektif dan agan mampu mendapatkan keuntungan ?
hero member
Activity: 994
Merit: 593
aka JAGEND.
Apakah ini ada dasar teoretisnya gan? Apa yang menentukan modal 2,5 hasil bagi dua tadi sudah waktunya dimasukkan ke pasar (misalnya modal awal udah turun 20%) sejauh yang agan lakukan?

Ini model baru yang ane temui. Apakah ada bedanya dengan misalnya bagi tiga/empat?

Boleh tahu pertanyaannya merujuk ke pola umum atau pola saya pribadi?
namun karena agan menunjuk angka 2,5, berarti kemungkinan merujuk kepada pola saya.
Menjawab pertanyaan agan joni, khususnya yang ini :
Quote
Apa yang menentukan modal 2,5 hasil bagi dua tadi sudah waktunya dimasukkan ke pasar (misalnya modal awal udah turun 20%) sejauh yang agan lakukan?
berarti saya harus menerangkan pola trading saya. terutama dalam keputusan entry :
- Saya baru akan melakukan trading jika indikator yang ditunjukkan pada TF mingguan dan daily menunjukkan tren positif. ditambah indikator pada H1 dan H4.
- Strategi entry bisa menggunakan deret fibonacchi atau averaging bahkan bisa full 2,5 jt jika saya yakin dengan pergerakan pasar.
- Harga tentu akan mengalami fluktuasi. Bisa terjadi pada TF H1 ataupun daily.
Untuk uji kasus, kita pake chart yaa.
saya ambil contohnya chart Dash :


Seperti bisa dilihat, bahwa batasan weekly resistance bisa ditembus secara sempurna. saya beli di harga 1 dash = $52 sebesar 2,5jt. pastinya harga akan mengalami fluktuasi, walopun secara trend menunjukkan bullish. 2,5 juta akan saya pergunakan untuk melakukan buyback pada harga 1 dash=$50.

jika modal awal sudah turun 20% dan kita melakukan buy back, itu bisa saja terjadi walaupun tidak akan saya lakukan. Jika hal ini terjadi (modal awal turun 20%), maka kemungkina terbesar adalah salah baca pergerakan harga.



untuk yang ini ;
Quote
Ini model baru yang ane temui. Apakah ada bedanya dengan misalnya bagi tiga/empat?
semua orang pasti memiliki pola money management yang berbeda. dan nggak ada yang salah. bagi 2, 3, atau 4 ataupun 10, nggak ada yang melarang. karena intinya money management adalah menghindarkan trader dari MC. semakin banyak pembagi, semakin bagus. modal trading makin terjaga.

legendary
Activity: 2170
Merit: 1789
Pola umum :
Modal : 10jt. Saya halving jadi 2 : 10jt / 2 = 5jt. ==> jadi modal trading hanya 5jt. sedang 5 jt sisanya untuk jaga2 jika kondisi pasar berbalik.
kalo saya (khusus di crypto):
Modal : 10jt. Saya halving jadi 2 : 10jt / 2 = 5jt. Bagi lagi jadi 2. Rp 5jt / 2 = Rp. 2,5jt ==> jadi modal trading hanya 2,5jt. sedang 2, 5 jt sisanya untuk jaga2 jika kondisi pasar berbalik.

Apakah ini ada dasar teoretisnya gan? Apa yang menentukan modal 2,5 hasil bagi dua tadi sudah waktunya dimasukkan ke pasar (misalnya modal awal udah turun 20%) sejauh yang agan lakukan?

Ini model baru yang ane temui. Apakah ada bedanya dengan misalnya bagi tiga/empat?
hero member
Activity: 994
Merit: 593
aka JAGEND.
Turut urun komentar oom abhie.
Satu hal penting yang terkadang dilupakan adalah Money management.

Berdasar pengalaman, rata2 modal trading yang dikeluarkan sebagian besar trader hampir mendekati 100%.
misal, modal trading 10jt. maka biasanya modal yang dipakai buat trading antara 8jt - 10jt. Sehingga ketika pasar berbalik arah, biasanya akan melakukan cut loss. akibatnya, modal trading ndak bertambaha, malah makin berkurang.

jika saya memiliki modal trading 10jt, maka alokasi dana untuk trading memakai perhitungan sebagai berikut :
Pola umum :
Modal : 10jt. Saya halving jadi 2 : 10jt / 2 = 5jt. ==> jadi modal trading hanya 5jt. sedang 5 jt sisanya untuk jaga2 jika kondisi pasar berbalik.

kalo saya (khusus di crypto):
Modal : 10jt. Saya halving jadi 2 : 10jt / 2 = 5jt. Bagi lagi jadi 2. Rp 5jt / 2 = Rp. 2,5jt ==> jadi modal trading hanya 2,5jt. sedang 2, 5 jt sisanya untuk jaga2 jika kondisi pasar berbalik.



legendary
Activity: 2254
Merit: 2253
From Zero to 2 times Self-Made Legendary
Apakah membuat catatan trading yang isinya tanggal, nama koin harga beli dan harga jual juga termasuk manajemen resiko?
Saya pernah ikut paid signal dan salah satu saran dari si pemilik paid signal adalah dengan membuat catatan sendiri.

Mungkin yang agan maksud adalah Jurnal Trading .... Menurut saya penggunaan Jurnal trading juga termasuk didalam bagian Manajemen Resiko, karena dengan adanya jurnal trading ini trader bisa melakukan evaluasi dan melihat progress dari performa tradingnya (dalam rangka pemenuhan standarisasi skill trader).

Terlebih dengan data-data yang tertulis pada Jurnal Trading tersebut, seorang trader bisa dengan mudah mengetahui sisa modal yang dia miliki dan aset mana saja yang masih dalam kondisi aktif (belum closed order), sehingga dari situ trader bisa merevisi ulang nilai margin (volume trading) yang akan dipergunakan pada kegiatan trading selanjutnya berdasarkan Resiko total ekuitas baru (hasil revisi).

Contoh Jurnal Trading :

Code:
Pair Trading :
Margin (Volume Trading) :
Waktu Open Order :
Harga Open Order :
Target Profit :
Target Cut-loss :
Waktu Closed Order :
Harga Closed Order :
Profit/loss :
legendary
Activity: 2814
Merit: 1112
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
Apakah membuat catatan trading yang isinya tanggal, nama koin harga beli dan harga jual juga termasuk manajemen resiko?
Saya pernah ikut paid signal dan salah satu saran dari si pemilik paid signal adalah dengan membuat catatan sendiri.
member
Activity: 122
Merit: 65
Mantap thread nya tentang memanage resiko dalam trading.

kalo saya, untuk mengingatkan resiko-resiko sebelum trading biasa di tuangkan dalam trading plan.
semua strategi trading saya tulis di trading plan, entah dalam bentuk chart, tulisan, table yg penting nyaman buat saya.
biasanya isinya:
kapan kita buy
kapan harus CL
kapan harus hold
kapan kita average
kapan kita jual
kapan kita wait and see
support and resist krusialnya
trending yg lagi kebentuk
semua hal-hal teknis ada di trading plan

dan yg paling penting saat trading itu kita harus happy, karena menurut sy factor psikologis (disiplin dan sabar) memegang peranan 70% dalam trading.
kalo lagi mumet, ga focus sy lebih baik ga masuk market.

karena target saya, hanya mempertahankan modal trading tidak berkurang, sedangkan profit itu cuma bonus Smiley
legendary
Activity: 2254
Merit: 2253
From Zero to 2 times Self-Made Legendary
Pertamax!

Om, ane bukan trader. Tapi tertarik tahu soal berapa idealnya persentase untuk trading (btc dan alt kalau ada), free money, dan lainnya.
Perbandingannya berapa? Biar enak buy the dipnya.

Mungkin bisa diperjelas prosentase yang dimaksud tentang apa ?? (Prosentase margin yang digunakan dari modal trading yg ada, atau prosentase pembagian pair trading, atau prosentasi lainnya)


Quote
Terus idealnya risk-reward rationya juga berapa. Preferensi orang beda2, tapi kalau tahu dr yg sudah biasa trading gitu siapa tau bisa jadi pertimbangan.

Saya sendiri paling sering menerapkan Risk/Reward Ratio 1:3, tetapi ini bukan harga mati, dalam artian dalam menentukan Risk/Reward Ratio saya selalu melihat kondisi market terlebih dahulu, jika market sedang dalam kondisi liquid dan memiliki tingkat fluktuasi yang tinggi maka saya akan menerapkan Risk/Reward Ratio minimal 1:5. Begitu juga sebaliknya, jika kondisi market kurang liquid dan tingkat fluktuasi rendah maka bisa menerapkan Risk/Reward Ratio 1:1 atau 1:2.

Tetapi dalam menentukan Risk/Reward Ratio juga tergantung pada toleransi cut-loss yang dipilih terhadap tingkat fluktuasi yg ada, karena meskipun menerapkan rasio 1:1 tetapi jika parameter cut-loss pip nya besar (melebihi rentang fluktuasi) maka proses closed order (pada TP maupun CL) bakal membutuhkan waktu yang lama.
sr. member
Activity: 1120
Merit: 438
https://bitcointalk.org/index.php?topic=5274318.0
Pertamax!

Om, ane bukan trader. Tapi tertarik tahu soal berapa idealnya persentase untuk trading (btc dan alt kalau ada), free money, dan lainnya.
Perbandingannya berapa? Biar enak buy the dipnya.

Terus idealnya risk-reward rationya juga berapa. Preferensi orang beda2, tapi kalau tahu dr yg sudah biasa trading gitu siapa tau bisa jadi pertimbangan.
legendary
Activity: 2254
Merit: 2253
From Zero to 2 times Self-Made Legendary

Intro


Tujuan utama dari kegiatan trading ialah untuk mendapatkan profit yang maksimal, oleh karena itu seorang trader dituntut untuk bisa memanfaatkan setiap momen yang ada didalam market dan sebisa mungkin menghindari potensi loss yang juga bisa muncul kapan saja.

Tentunya setiap trader tidak ingin mengalami kerugian pada saat melakukan kegiatan trading, akan tetapi untuk menghindari loss tersebut bukanlah suatu perkara yang mudah. Setidaknya jika pada saat trading dihadapkan pada kondisi yang berpotensi besar menjadi loss, maka seorang trader dituntut untuk bisa menekan potensi loss tersebut seminim mungkin dengan cara menerapkan manajemen resiko didalam kegiatan tradingnya.




Tahapan Manajemen Resiko saat melakukan kegiatan trading (Cryptocurrency) :



1. Manajemen Resiko Dasar

  • Mengetahui karakteristik investasi yang dilakukan.
    Cryptocurrency memiliki potential return yang tinggi sehingga otomatis Level Risk juga akan tinggi, sehingga jika disatu sisi trader memiliki potensi besar untuk bisa menghasilkan profit maka disatu sisi lainnya pelaku trading juga dihadapkan pada potensi kerugian yang nilainya juga besar.
  • Penentuan modal.
    Karena investasi (trading) pada cryptocurrency adalah high-risk/return, maka gunakan modal dari dana yang tidak memiliki beban (bukan dana hasil pinjaman atau dana yang dipergunakan untuk kehidupan sehari-hari).
  • Pahami profil dari diri sendiri.
    Setiap trader pastinya harus memiliki senjata dan tameng pada saat dia terjun ke dalam market, jadi standarisasi skill trading buat trader sangatlah penting (kemampuan trading akan meningkat jika hal tersebut terus diasah). Dan dalam melakukan kegiatan trading seorang trader dituntut juga untuk bisa disiplin, sabar dan memiliki emosi yang stabil.



2. Manajemen Resiko saat bertransaksi

  • Resiko Total Ekuitas
    Setelah modal trading ditentukan, maka seorang trader harus menentukan berapa besar margin yang akan digunakan untuk bertrading. Semakin besar margin (volume trading) yang digunakan maka resikonya juga akan semakin besar.

    Resiko Total Ekuitas = Volume Trading / Modal Trading * 100%
    Sehingga bisa disimpulkan, bahwa semakin tinggi resiko ekuitas yang ditentukan maka kesempatan entry yang bisa dilakukan akan semakin sedikit dan semakin tinggi equitas yang dipilih maka potensi profit/loss pada satu transaksi juga akan tinggi.
  • Risk-Reward Ratio
    Rasio yang digunakan untuk membandingkan potensi profit dan resiko loss yang bakal diterima pada saat melakukan kegiatan trading. Sehingga pada manajemen ini seorang trader harus bisa menentukan parameter cut-loss dan target-profit pada saat masuk kedalam market.

    Contoh : Seorang trader menentukan Risk-Reward Ratio 1:3, maka pada saat trader tersebut melakukan open position diharga $8000 dan memasang target TP di $8600, parameter cut-loss yang digunakan harusnya adalah $7800.



3. Manajemen resiko pada Market

Suatu market tentunya akan selalu mengalami perubahan harga dan memiliki tingkat volatilitas yang naik turun, sehingga hal ini tentunya juga akan menimbulkan potensi munculnya resiko yang bisa berdampak pada aset setiap pelaku market. Resiko ini bisa muncul kapan saja, oleh karena itu untuk mengatasi keadaan tersebut seorang trader harus memiliki strategi yang matang.

  • Analisa market.
    Analisa market bisa dilakukan dengan cara menggunakan parameter-parameter indikator teknikal (Technical Analysis) maupun mengacu pada analisa Fundamental.
  • Pengambilan keputusan.
    Seorang trader harus disiplin menerapkan strategi yang dibuatnya, jadi apapun kondisi yang sedang terjadi didalam market, trader tersebut dituntut untuk bisa menentukan posisi berdasarkan parameter yang telah ditentukan (Cut-loss, buy the dip, asset switch, hodl, etc).



Referensi : https://www.seputarforex.com/artikel/manajemen-resiko-pada-forex-62019-31
Jump to: