Pages:
Author

Topic: Apakah boleh mengunakan agama untuk politik di Indonesia ? - page 4. (Read 1778 times)

sr. member
Activity: 1339
Merit: 379
Bitcoin Casino Est. 2013
yang di khwatirkan jadi pecah belah misal di pilgub dki ada statement ga milih calon ini jenazah ga di sholatkan itu salah satu contoh.
yang lebiih menghwatirkan kayak komentar di atas itu jadi perang agama dan suku contoh di poso ambon
Yang harus disadari disini adalah cara pandang tentang politik karena bagaimanapun juga agama pasti akan menjadi salah satu referensi untuk terbentuknya sebuah politik yang baik tetapi yang terjadi saat ini di Indonesia agama selalu dijadikan sebagai senjata untuk menjatuhkan seseorang karena memang cara pandang masyarakat kita yang salah dan selalu terprofokasi dengan pemberitaan atau hal lainnya yang justru ini membuat kisruh dalam perpolitikan.
Di Indonesia ini, agama merupakan komoditas politik, bukan jadi keyakinan untuk disadari setiap individu, oleh karena itu banyak orang-orang pintar memanfaatkan itu demi tujuan kekuasaan. Padahal bapak bangsa sukarno menerapkan bhineka tunggal ika sejak dulu karena kemajemukan agama di idnonesia ini akan sangat mudah dimanfaatkan oleh bangsa lain untuk merebut kekayaan bangsa. Eh sekarang malah calon pemimpin indonesia sendiri yang melemahkan kita, iya sih mereka akan menang, akan tetapi setelahnya, akan ada perpecahan bangsa yang tidak mereka sadari.

Bener sekali ini, sebutan kadrun sama kecebong mungkin sudah jarang terdengar pada saat ini tapi bukannya sudah benar benar hilang dan dilupakan masyarakat.
Jangka panjangnya, efek dari kadrun sama kecebong ini jadi seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja.
Dan mungkin saja itu akan ramai lagi nanti di putaran ke 2 pilpres (jika ada) antara pendukung Prabowo dan Anies.
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
#SWGT CERTIK Audited
yang di khwatirkan jadi pecah belah misal di pilgub dki ada statement ga milih calon ini jenazah ga di sholatkan itu salah satu contoh.
yang lebiih menghwatirkan kayak komentar di atas itu jadi perang agama dan suku contoh di poso ambon
Yang harus disadari disini adalah cara pandang tentang politik karena bagaimanapun juga agama pasti akan menjadi salah satu referensi untuk terbentuknya sebuah politik yang baik tetapi yang terjadi saat ini di Indonesia agama selalu dijadikan sebagai senjata untuk menjatuhkan seseorang karena memang cara pandang masyarakat kita yang salah dan selalu terprofokasi dengan pemberitaan atau hal lainnya yang justru ini membuat kisruh dalam perpolitikan.
Di Indonesia ini, agama merupakan komoditas politik, bukan jadi keyakinan untuk disadari setiap individu, oleh karena itu banyak orang-orang pintar memanfaatkan itu demi tujuan kekuasaan. Padahal bapak bangsa sukarno menerapkan bhineka tunggal ika sejak dulu karena kemajemukan agama di idnonesia ini akan sangat mudah dimanfaatkan oleh bangsa lain untuk merebut kekayaan bangsa. Eh sekarang malah calon pemimpin indonesia sendiri yang melemahkan kita, iya sih mereka akan menang, akan tetapi setelahnya, akan ada perpecahan bangsa yang tidak mereka sadari.
sr. member
Activity: 1316
Merit: 436

yang di khawatirkan bukan masalah itu.
yang di khwatirkan jadi pecah belah misal di pilgub dki ada statement ga milih calon ini jenazah ga di sholatkan itu salah satu contoh.
yang lebiih menghwatirkan kayak komentar di atas itu jadi perang agama dan suku contoh di poso ambon

Inilah pentingya untuk mengetahui dan mencerna agar kita tidak salah kaprah dalam melakukan tindakan karena pada akhirnya politik dan agama akan memiliki satu keterikatan tetapi pada akhirnya itu juga menjadi bumerang karena selalu dijadikan sebagai sebuah alasan untuk kepentingan sebuah kelompok.
Yang harus disadari disini adalah cara pandang tentang politik karena bagaimanapun juga agama pasti akan menjadi salah satu referensi untuk terbentuknya sebuah politik yang baik tetapi yang terjadi saat ini di Indonesia agama selalu dijadikan sebagai senjata untuk menjatuhkan seseorang karena memang cara pandang masyarakat kita yang salah dan selalu terprofokasi dengan pemberitaan atau hal lainnya yang justru ini membuat kisruh dalam perpolitikan.
Padahal sejatinya agama adalah sebauh wadah yang suci dan sakral sehingga hukum atau bahkan perpolitikan dan segala tindakan yang kita lakukan agar bertujuan mengarah kepada hal yang baik tetapi pemikiran kita lah yang salah dengan menjadikan agama sebagai senjata untuk menguntungkan diri kita sendiri atau kelompok yang kita bela.
hero member
Activity: 714
Merit: 516
#SWGT PRE-SALE IS LIVE
Menurut pendapat saya karna sudah mendekati "Pemilu" penggunaan agama untuk berpolitik sesuai jalur nya tidak jadi masalah, yang jadi masalah itu kalau berpolitik didalam lingkup ke agamaan karna regulasi pemilu telah mengatur bahwa rumah ibadah dilarang dipakai sebagai sarana politik praktis.
Jadi sah - sah saja seseorang memperjuangkan tujuan partai nya karena pada fakta nya politik butuh agama untuk mendulang suara. Semoga saja ya gan bangsa ini kedepan nya diberikan pemimpin yang jujur, adil dan amanah.


Saya setuju dengan pendapat masnya,memang politik dan agama gak bisa dipisahkan,menurut saya juga jika berpolitik menggunakan agama selagi itu gak keluar dari sariat agamanya sah-sah saja,yang di kawatirkan itu yang berpolitik menggunakan agama tapi keluar dari sariat agamanya(menyimpang).
Ya kita doakan saja,amin yaroballallamin

yang di khawatirkan bukan masalah itu.
yang di khwatirkan jadi pecah belah misal di pilgub dki ada statement ga milih calon ini jenazah ga di sholatkan itu salah satu contoh.
yang lebiih menghwatirkan kayak komentar di atas itu jadi perang agama dan suku contoh di poso ambon

https://www.cnnindonesia.com/kursipanasdki1/20170313131903-516-199702/anies-nilai-spanduk-penolakan-jenazah-respons-balik-warga
https://www.liputan6.com/news/read/2882270/jenazah-nenek-hindun-ditelantarkan-warga-setelah-pilih-ahok
hero member
Activity: 868
Merit: 737
hal paling heboh dalam politik menggunakan agama itu terjadi ketika pilgub jakarta.
Kupikir untuk kali ini tidak gan, karena suara pemilih di 2017 di jakarta lalu sudah terpecah di 2 kubu Prabowo dan Anies. Kalau pun bentrok, justru akan menguntungkan calon lain (yang tampak aman) yaitu Ganjar. Politik Agama itu sudah usang untuk dipakai di Pilpres kali ini, masyarakat sudah cerdas untuk tidak mau diadu domba oleh segelintir kepentingan politisi untuk mencapai kekuasaan. Kalau pun masih dipakai justru akan jadi bumerang sendiri buat timses mereka, karena akan dibenci oleh masyarakat yang paham kalau politik identitas itu hanya untuk memecah belah bangsa.

Kan mereka juga sudah menanda tangani perjanjian untuk tidak menggunakan gaya politik pecah belah bangsa. kalau pun ada salah satu yang mengingkari, pasti masyarakat sendiri yang akan menjudge mereka dan tidak memilih mereka di piplres 2024.
hero member
Activity: 602
Merit: 501
Undeads.com - P2E Runner Game
hal paling heboh dalam politik menggunakan agama itu terjadi ketika pilgub jakarta.
waktu itu pertarungan antara ahok vs anis baswedan, semoga ketegangan pilgub jakarta 2017 dan pilpres 2019 yang terjadi polarisasi yang ribut ga ada selesai nya antara kedua kubu tidak terjadi di pilpres 2024
full member
Activity: 769
Merit: 108
Kalau di Indonesia yang ada malah partai-partai itu memakai agama untuk melancarkan maksud keinginannnya, bukan karena mereka berpaham seperti itu. Kalau di negara seperti Amerika atau Australia kita bisa melihat bahwa partai mereka memang mengusung ideologi yang seperti itu. Tapi coba lihat di negara kita. Ada tidak satu partai yang benar-benar menonjol ideologi apa yang mereka pake? Jawabannya tidak. Disini kita bisa melihat saat musim kampanye seperti ini banyak partai yang mengusung tema agama atau tema nasionalisme. Bukan karena mereka memiliki ideologi itu. Tapi hanya semata-mata agar mendapatkan simpati dari rakyat sehingga akan memperoleh suara.
Memang benar sebagian orang yang ingin mencapai tujuan mereka untuk dapat memiliki kekuasaan tentu akan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkannya dan juga banyak kita melihat ketika akan berlangsungnya pemilu maka banyak kita melihat setiap caleg akan sering melakukan kunjugan pada tempat tempat pengajian yang memiliki jumlah jamaah yang banyak untuk menarik perhatian dari mereka untuk bisa mendapatkan suara dalam pemilu dan setelah mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan sebagian dari mereka bahkan tidak lagi menampakkan diri mereka pada tempat tersebut, tentu ini hal yang sangat buruk yang pernah saya liat setelah pemilu tahun 2019.

Saya setuju dengan anda, ketika musim kampanye berlangsung sangat banyak kita melihat para caleg maupun partai mereka mengusung tema agama dan nasionalisme, namun mereka hanya untuk mendapat simpati dari masyarakat agar mereka memperoleh suara dalam pemilu dan sangat jarang mereka menjalankan apa yang mereka janjikan sebelum pemilihan.
member
Activity: 106
Merit: 52
You have 0 sendable merit (sMerit)

Yang membut pemanfaatan agama sebagai komoditas politik di Indonesia lebih mengkhawatirkan adalah tidak adanya kejelasan ideologi partai politik. Di Amerika, sudah jelas Republican Party adalah pengawal nilai-nilai konservatif. Atau Liberal Party of Australia yang cenderung liberal. Di Indonesia hal ini bisa dibilang tidak terjadi, partai-partai tidak memiliki ideologi yang jelas. Akibatnya, selama menggunakan agama dapat memajukan agenda politik partai-partai politik lokal, maka agama akan mereka gunakan tanpa malu-malu demi mendapatkan banyak suara.

Kalau di Indonesia yang ada malah partai-partai itu memakai agama untuk melancarkan maksud keinginannnya, bukan karena mereka berpaham seperti itu. Kalau di negara seperti Amerika atau Australia kita bisa melihat bahwa partai mereka memang mengusung ideologi yang seperti itu. Tapi coba lihat di negara kita. Ada tidak satu partai yang benar-benar menonjol ideologi apa yang mereka pake? Jawabannya tidak. Disini kita bisa melihat saat musim kampanye seperti ini banyak partai yang mengusung tema agama atau tema nasionalisme. Bukan karena mereka memiliki ideologi itu. Tapi hanya semata-mata agar mendapatkan simpati dari rakyat sehingga akan memperoleh suara.
hero member
Activity: 2394
Merit: 512
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
Politik Identitas, ya itulah definisi lain dari individu yang menggunakan Agama sebagai salah satu cara mendapatkan suara masyarakat. Boleh atau tidaknya melibatkan Agama dalam berpolitik sangat bergantung pada individu, maksud saya secara sistem hukum di Negara kita Indonesia itu tidak dilarang. Selama dipakai cara yang benar dan bukan untuk mengadu domba masyarakat hal tersebut tidak menjadi masalah sama sekali, Agama di pakai sebagai kontrol sosial dalam etika berpolitik.

Namun dalam perjalanannya, kita sering mendapatkan penyalahgunaannya, banyak ormas yang terlalu fanatik dan mentokohkan seseorang, sehingga menciptakan gap dalam masyarakat. Parahnya, banyak dari politisi yang melegitimasi tokoh agama sebagai pendukungnya, dalam arti lain memanfaatkan tokoh agama demi kepentingannya. Di sinilah letak kesenjangannya, bagi politisi cara ini sangat efektif untuk memangkas biaya kampanye, sebab kebanyakan tokoh agama memiliki pengikut dalam skala yang besar.

Agama melekat dengan politisi, untuk saat ini sudah menjadi rahasia umum bahwa kebanyakan politisi memperalat Agama demi kepentingannya. Sebuah ironi memang, sebelum adanya aturan terkait larangannya, maka Agama hampir selalu dijadikan alat untuk kampanye.
hero member
Activity: 812
Merit: 626
Mayoritas warga negara kita adalah muslim dan ketika pemilu terjadi tidak jarang banyak sekali para kandidat calon yang berada (berkumpul) bersama ustad atau dalam ruang lingkup agama tetapi hanya bersifat sementara karena tujuannya hanya semata untuk mencari suara.
Ini yang harus di hindari karena sekalipun politik dan agama tidak dapat dipisahkan tetapi ketika cara seperti ini dilakukan justru hal inilah yang mencoreng tentang politik dan agama itu sendiri.
Agama memang jadi jurus jitu untuk mendulang suara, namun banyak politisi yang menggunakan cara yang tidak etis dengan cara mengadu domba para partisipannya. Nah ini yang tidak boleh dilakukan, karena jika dilakukan secara masive dapat membuat negara terpecah belah dan mengganggu stabilitas politik di Indonesia. Di daerahku ini banyak ulama dan uztad yang didatangi calon legislatif hanya untuk minta doa restu, tiap minggu kadang rame antri mobil yang didatangi politis lokal. Ini cukup memberi rezeki pemuda yang mengatur kendaraan mereka. Namun ada juga perlakuan tidak etis dari para timses yang memberikan selebaran untuk mendukung calon dia karena didukung uztad. Padahal uztad/ulama tersebut belum ada rekomendasi apa pun untuk mendukung dia.

Artinya akan ada perpecahan juga kedepan jika para timses ini memaksakan kehendaknya kepada orang lain melalui jalur agama dan uztad kami.
Hal seperti ini selalu dianggap wajar karena sekalipun ini tentunya melenceng dari norma yang ada karena secara tidak langsung menempatkan agama sebagai bentuk promosi agar para pemilih nantinya menaruh respect karena calon-calonnya dirasa dekat dengan para pemuka agama tetapi tetap saja ini tidak bisa dibenarkan jika memang tujuannya mendekati para pemuka agama hanya untuk suara saja.
Tetapi disisi lain inilah bentuk dari keserakahan manusia dimana mereka akan selalu menghalalkan segala cara agar tujuannya tercapai terlebih ini adalah kekuasaan yang mereka incar. Sekalipun ini tidak terlalu etis tetapi sekali lagi kita juga tidak bisa mencegah hal seperti ini karena di negara kita hal ini sudah menjadi sesuatu yang sangat lumrah dilakukan yang membuat ini menjadi seperti kebiasaan.
Meskipun memang tidak semua calon yang datang ke pemuka agama niatnya sama tetapi pada akhirnya saya masih merasa bahwa rata-rata yang datang di kondisi seperti ini niatnya sama.
Sulit memang untuk memisahkan niat dan kepentingan seperti ini karena pada akhirnya seperti yang saya katakan sebelumnya, sekalipun memang ada beberapa situasi yang salah semua bisa menjadi benar dimata mereka yang memiliki niat terselubung jika memang mengedepankan ambisi untuk mendapatkan kekuasaan dan ini masih sangat sulit untuk dicegah apalagi untuk warga biasa seperti kita.
hero member
Activity: 994
Merit: 518
Undeads.com - P2E Runner Gamem
salah satu capres malah ngiklan and muncul di acara adzan rcti ini juga yang dinamakan membawa agama, tapi sekarang sudah ga muncul adzan lagi karena banyak yang komplain
maksudnya adzan nya yang di hilangin di ganti iklan lagi karena sebelum muncul kampanye adzan rcti atau lebih luas lagi mnc group ga ada adzan nya selalu kalau waktu adzan muncul nya iklan
hero member
Activity: 868
Merit: 737
Mayoritas warga negara kita adalah muslim dan ketika pemilu terjadi tidak jarang banyak sekali para kandidat calon yang berada (berkumpul) bersama ustad atau dalam ruang lingkup agama tetapi hanya bersifat sementara karena tujuannya hanya semata untuk mencari suara.
Ini yang harus di hindari karena sekalipun politik dan agama tidak dapat dipisahkan tetapi ketika cara seperti ini dilakukan justru hal inilah yang mencoreng tentang politik dan agama itu sendiri.
Agama memang jadi jurus jitu untuk mendulang suara, namun banyak politisi yang menggunakan cara yang tidak etis dengan cara mengadu domba para partisipannya. Nah ini yang tidak boleh dilakukan, karena jika dilakukan secara masive dapat membuat negara terpecah belah dan mengganggu stabilitas politik di Indonesia. Di daerahku ini banyak ulama dan uztad yang didatangi calon legislatif hanya untuk minta doa restu, tiap minggu kadang rame antri mobil yang didatangi politis lokal. Ini cukup memberi rezeki pemuda yang mengatur kendaraan mereka. Namun ada juga perlakuan tidak etis dari para timses yang memberikan selebaran untuk mendukung calon dia karena didukung uztad. Padahal uztad/ulama tersebut belum ada rekomendasi apa pun untuk mendukung dia.

Artinya akan ada perpecahan juga kedepan jika para timses ini memaksakan kehendaknya kepada orang lain melalui jalur agama dan uztad kami.
hero member
Activity: 812
Merit: 626
Menurut pendapat saya karna sudah mendekati "Pemilu" penggunaan agama untuk berpolitik sesuai jalur nya tidak jadi masalah, yang jadi masalah itu kalau berpolitik didalam lingkup ke agamaan karna regulasi pemilu telah mengatur bahwa rumah ibadah dilarang dipakai sebagai sarana politik praktis.
Jadi sah - sah saja seseorang memperjuangkan tujuan partai nya karena pada fakta nya politik butuh agama untuk mendulang suara. Semoga saja ya gan bangsa ini kedepan nya diberikan pemimpin yang jujur, adil dan amanah.


Saya setuju dengan pendapat masnya,memang politik dan agama gak bisa dipisahkan,menurut saya juga jika berpolitik menggunakan agama selagi itu gak keluar dari sariat agamanya sah-sah saja,yang di kawatirkan itu yang berpolitik menggunakan agama tapi keluar dari sariat agamanya(menyimpang).
Ya kita doakan saja,amin yaroballallamin
Masalah yang dibahas saat ini sebenarnya saya rasa harus di klasifikasikan berbeda karena bagaimanapun konsep politik memang tidak akan bisa dipisahkan dari agama karena memang patokan politik masih mengarah kepada agama hanya saja penempatan di kita itu terkesan menjadi salah (sebagian besar). karena jika melihat situasi saat ini agama justru akan dianggap besar ketika fase pemilu seperti sekarang tetapi ketika politik sudah dilaksakanan / digelar dalam artian sudah ada orang yang memiliki tugas dan fungsi dalam perpolitikan, agama justru di sepelekan tidak seperti ketika awal diadakannya pemilu yang memang selalu menggembor-gemborkan agama sebagai kiasan agar terkesan menjadi seseorang yang agamis.
Sehingga sampai saat ini kita bisa melihat banyak sekali agama yang disalah gunakan karena hanya menginginkan suara dari masyarakat agar seseorang menjadi terpilih sebagai pemimpin.
Mayoritas warga negara kita adalah muslim dan ketika pemilu terjadi tidak jarang banyak sekali para kandidat calon yang berada (berkumpul) bersama ustad atau dalam ruang lingkup agama tetapi hanya bersifat sementara karena tujuannya hanya semata untuk mencari suara.
Ini yang harus di hindari karena sekalipun politik dan agama tidak dapat dipisahkan tetapi ketika cara seperti ini dilakukan justru hal inilah yang mencoreng tentang politik dan agama itu sendiri.
full member
Activity: 1189
Merit: 107
Enterapp Pre-Sale Live - bit.ly/3UrMCWI
Bukan cuma di Indonesia, tapi di banyak negara di seluruh dunia, bahkan di negara maju seperti Amerika dan Australia sering menggunakan agama sebagai alat politik.

Ada benang merah dari kelompok masyarakat yang cenderung condong ke nilai-nilai agama di sebuah demokrasi. Biasanya mereka berasal dari kelompok konservatif yang merasa jengah dengan sekulerisme, liberalisme, dan berbagai efek buruk yang mungkin muncul. Dan bagi mereka, cara paling mudah menangkal terkikisnya nilai-nilai konservatif adalah dengan menegakkan kembali norma-norma tradisional, di mana agama menjadi yang paling menonjol.

Yang membut pemanfaatan agama sebagai komoditas politik di Indonesia lebih mengkhawatirkan adalah tidak adanya kejelasan ideologi partai politik. Di Amerika, sudah jelas Republican Party adalah pengawal nilai-nilai konservatif. Atau Liberal Party of Australia yang cenderung liberal. Di Indonesia hal ini bisa dibilang tidak terjadi, partai-partai tidak memiliki ideologi yang jelas. Akibatnya, selama menggunakan agama dapat memajukan agenda politik partai-partai politik lokal, maka agama akan mereka gunakan tanpa malu-malu demi mendapatkan banyak suara.
member
Activity: 154
Merit: 17
Menurut pendapat saya karna sudah mendekati "Pemilu" penggunaan agama untuk berpolitik sesuai jalur nya tidak jadi masalah, yang jadi masalah itu kalau berpolitik didalam lingkup ke agamaan karna regulasi pemilu telah mengatur bahwa rumah ibadah dilarang dipakai sebagai sarana politik praktis.
Jadi sah - sah saja seseorang memperjuangkan tujuan partai nya karena pada fakta nya politik butuh agama untuk mendulang suara. Semoga saja ya gan bangsa ini kedepan nya diberikan pemimpin yang jujur, adil dan amanah.


Saya setuju dengan pendapat masnya,memang politik dan agama gak bisa dipisahkan,menurut saya juga jika berpolitik menggunakan agama selagi itu gak keluar dari sariat agamanya sah-sah saja,yang di kawatirkan itu yang berpolitik menggunakan agama tapi keluar dari sariat agamanya(menyimpang).
Ya kita doakan saja,amin yaroballallamin
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
#SWGT CERTIK Audited
Ane juga setuju politik identitas itu boleh-boleh saja. Dan tidak ada undang-undang yang melarang seseorang melakukan politik identitas juga. Sisi positifnya adalah politik identitas sangat berpeluang memenangkan hati orang yang seprinsip dengannya. Mereka merasa ada keterwakilan mereka di dalam pemerintahan. Tapi negatifnya adalah adanya kekhawatiran misalnya calon pemimpin dengan identitas A menang, bagaimana sikapnya nanti terhadap oposisi atau mereka dengan identirtas B? Disitulah ane merasa politik identitas itu boleh asal sesuai dengan kadar porsinya. Jangan sampai politik identitas menimbulkan sikap fanatik dan anti oposisi di negara kita yang majemuk ini.
Bahaya terbesar dari politik identitas itu adalah perpecahan bangsa, kalau cuma fanatik dan oposisi menurut ane tidak berbahaya, artinya cuma sebatas itu doang dan tidak mengganggu stabilitas nasional, nah yang bahaya itu: perpecahan bangsa, sudah banyak contohnya bagaimana sebuah agama menjadi perperangan besar di suatu daerah seperti poso dan ambon. Karena para pemimpin mereka saling hasut supaya terjadi perang, padahal dari dulu itu mereka damai-damai saja, cuma dipicu sumbu api sedikit saja, maka akan banyak pertumpahan darah yang terjadi di suatu daerah yang menganut politik identitas kebablasan.
hero member
Activity: 1652
Merit: 690
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
~
Dalam pandangan saya Sah-sah saja, asalnya beretika tidak merugikan peserta pemilu lainnya, dalam agama juga yaitu siasat untuk mencapai tujuannya. yang tidak boleh yaitu bermain curang secara terang terangan sampai terjadinya saling melapor. Indonesia negara majemuk mempunyai ratusan suku dan budaya dan juga mempunyai banyak kepercayaan atau agama. saat ini apapun agama sah saja dalam politik asal tidak melanggar norma dalam perpolitikan dan semua diatur dalam pkpu

Yang namanya bermain curang, mau itu terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi, tetap saja hal itu tidak boleh dilakukan. Karena dengan adanya kecerugangan maka sama saja dengan mencederai perpolitikan dan demokrasi bangsa ini.

Dan yang namanya pelanggaran dalam pemilu itu pasti ada saja yang terjadi, hanya saja dalam pnenegakan dan penindakannya saja masih kurang maksimal. Karena baik KPU maupun Bawaslu, ini masih belum bisa berprilaku netral terhadap semua calon dan parpol yang melakukan kesalahan dalam pelaksanaan Pemilu.

Tapi negatifnya adalah adanya kekhawatiran misalnya calon pemimpin dengan identitas A menang, bagaimana sikapnya nanti terhadap oposisi atau mereka dengan identirtas B? Disitulah ane merasa politik identitas itu boleh asal sesuai dengan kadar porsinya. Jangan sampai politik identitas menimbulkan sikap fanatik dan anti oposisi di negara kita yang majemuk ini.

Kalau yang berselisih itu hanya pimpinan nya saja, itu tidak menjadi masalah dan itu sudah menjadi hal lumrah dalam dunia perpolitikan, karena dalam dunia politik itu tidak ada kawan dan tidak ada lawan. Yang bahaya itu ketika yang berselisih itu adalah para pendukungnya ataupun masyarakat bawah yang dengan sengaja di adu dombakan untuk saling berselisih hanya karena perbedaan pilihan.
sr. member
Activity: 1456
Merit: 291
https://duelbits.com/
Sebetulnya tidak menjadi masalah dan sah-sah saja untuk seseorang yang menggunakan "politik identitas" agar bisa mememnangkan kontestasi politik. Karena dalam unsur pemerintahan harus ada keterwakilan dari semua kalangan.

Ane juga setuju politik identitas itu boleh-boleh saja. Dan tidak ada undang-undang yang melarang seseorang melakukan politik identitas juga. Sisi positifnya adalah politik identitas sangat berpeluang memenangkan hati orang yang seprinsip dengannya. Mereka merasa ada keterwakilan mereka di dalam pemerintahan. Tapi negatifnya adalah adanya kekhawatiran misalnya calon pemimpin dengan identitas A menang, bagaimana sikapnya nanti terhadap oposisi atau mereka dengan identirtas B? Disitulah ane merasa politik identitas itu boleh asal sesuai dengan kadar porsinya. Jangan sampai politik identitas menimbulkan sikap fanatik dan anti oposisi di negara kita yang majemuk ini.
member
Activity: 66
Merit: 18
Tontogether | Save Smart & Win Big
Sebetulnya tidak menjadi masalah dan sah-sah saja untuk seseorang yang menggunakan "politik identitas" agar bisa mememnangkan kontestasi politik. Karena dalam unsur pemerintahan harus ada keterwakilan dari semua kalangan.
Akan tetapi "politik identitas" juga akan menjadi persoalan yang serius dan cukup rumit. Jika dalam prakteknya saling menghina satu sama lain dan tidak mampu menerima perbedaan. Yang dimana hal ini dapat menimbulkan perpecahan.
Dan pelu dipahami bahwa negara kita, merupakan negara yang majemuk yang dimana didalamnya terdapat banyak sekali keberagaman. dan saya lebih suka orang-orang yang memakai politik kebangsaan yang dimana lebih mengedapnkan nilai-nilai persatuan.
Dalam pandangan saya Sah-sah saja, asalnya beretika tidak merugikan peserta pemilu lainnya, dalam agama juga yaitu siasat untuk mencapai tujuannya. yang tidak boleh yaitu bermain curang secara terang terangan sampai terjadinya saling melapor. Indonesia negara majemuk mempunyai ratusan suku dan budaya dan juga mempunyai banyak kepercayaan atau agama. saat ini apapun agama sah saja dalam politik asal tidak melanggar norma dalam perpolitikan dan semua diatur dalam pkpu
member
Activity: 127
Merit: 27
#SWGT PRE-SALE IS LIVE
Saya tidak tau apakah ini sengaja di pelihara oleh oknum menyewa Buzzer yang selalu menyerang poltok idenditas  atau memang terjadi secara natural, soalnya setiap mau pemilu pasti isu-isu poltik ini gaungkan kembali. 
Bukan rahasia umum lagi bahwa untuk sekarang hampir semua politikus pasti mempunyai buzzer dibelakangnya. dan untuk saat ini, dari kacamata yang saya lihat, oknum buzzer bermain lebih kotor yang dimana mereka memanfaatkan partisipan masyarakat untuk menjatuhkan lawan politiknya dan terus melakukan propokasi yang dapat menimbulkan perpecahan.

"PKB adalah NU, NU adalah PKB".

Saya menyakal hal itu bahwa "PKB adalah NU, NU adalah PKB" Meskipun PKB lahir dari rahim NU dan sebagian orang menganggap bahwa PKB adalah alat politik NU akan tetapi nyatanya Partai PKB tidak dapat mewadahi suara nahdiyin secara keseluruhan yang dimana keterwakilan suara PKB dari total masyarakat indonesia, kurang lebih hanyalah 10% dan sementara itu NU adalah organisasi terbesar yang ada Indonesia dengan jumlah pengikut lebih dari 50% dari total masyrakat Indonesia. Jadi menurut saya terkait "PKB adalah NU, NU adalah PKB" adalah klaim belaka dari PKB itu sendiri.
Dalam dunia politik sah-sah saja membawa nama agama karna juga politik yaitu strategi kita dalam mendapatkan suara sebanyak banyaknya. Belakangan ini ormas -ormas islam mulai di hidupkan kembali dan banyak training dilakukan dengan dalih misi ke ummatan seperti ANSOR, BANSER dll jika kita lihat sampai ke ranah politik sebuah itu tidak terlepas kepentingan politik. Semoga apapaun warna partai bisa membawa indonesia adil dan makmur dan menjaga persatuan kesatuan bangsa
Pages:
Jump to: