Topic: Apakah Halving Bitcoin 2020 Berakibat Fatal Terhadap Penambang? (Read 399 times)

Kita tidak akan pernah tau bagaimana protokol yang ada di jaringan Bitcoin akan berjalan kedepannya, tetapi yang pasti siapapun bisa mengajukan draft BIP baru (terlepas dari hasilnya apakah akan diterima atau ditolak oleh komunitas Bitcoin). Untuk bisa diterima dan menjadi Final maka suatu BIP harus mendapatkan konsensus dari komunitas, karena jika tidak tercapai konsensus maka usulan BIP ini akan ditolak (bahkan jika dalam mencapai konsensus tersebut menyebabkan munculnya dua suara bukan tidak mungkin malah akan menyebabkan terjadinya hardfork/chain-split).

[IMO] Sejauh ini perubahan-perubahan yang terjadi didalam protocol Bitcoin bukanlah mengikuti trend, tetapi lebih kearah ke unsur perbaikan bug dan pengembangan software yang tetap mengacu pada konsep dasar Bitcoin (yang telah dibuat oleh Satoshi).

Ya masalah klasik adalah skalabilitas, telah dikembang upayakan oleh para developer Bitcoin dengan tidak mengubah begitu banyak code. Seperti segwit yang telah diimplementasikan, yang akan lanjut yaitu Schnorr Signature, Taproot, dkk dan yang baru-baru ini GLV Endomorphism kesemua itu adalah upaya dengan tidak mengubah konsep dasar. Tapi tidak berevolusi, sejauh ini saya lihat, bitcoin itu seperti yahoo yang telah jadi google.

seperti kita ketahui banyak platform2 bermunculan berlandaskan problem solver yg selama ini bitcoin begitu kesulitan seperti waktu yg dibutuhkan dalam sekali transaksi , biaya yg semakin tinggi dlm satu transaksi dan banyak lagi ,
seperti yg agan bilang sendiri kuncinya development dan menyesuaikan dgn keadaan ... nah saat ini keadaanya memungkinkan bitcoin utk berevolusi menyesuaikan tren , jika bertahan dengan prinsip bitcoin yg klasik tidakkah nasibnya akan berakhir kurang lebih dengan yahoo yg menolak tuk berevolusi?

Untuk saat ini sih kelihatannya tidak akan ada suatu perubahan yang bersifat krusial (seperti mengganti konsensus kerja PoW maupun mengganti algoritma mining), tetapi tidak menutup kemungkinan hal tersebut bisa terjadi diwaktu yang akan datang (meskipun peluangnya kecil).

Semua proposal dan perubahan yang terjadi bisa dimonitor disini https://github.com/bitcoin/bips


Tetapi jika banyak pelaku mining yang hengkang dari jaringan konsensus Bitcoin, maka tingkat difficulty mining tentunya juga akan mengalami penurunan. Sehingga mungkin ada saatnya profitabilitas kembali menunjukkan signal hijau jika difficulty mining berada di titik yang rendah.

Hanya saja jika memang tingkat diffculty drop dan global hashrate mengalami penurunan yang besar, maka hal ini bisa menjadi ancaman buat jaringan Bitcoin (rentan terhadap serangan 51%).



Menurut saya untuk saat ini sudah banyak tekhnologi/inovasi dari beberapa altcoins yang secara kertas berada diatas Bitcoin, tetapi nyatanya eksistensi dan pamor Bitcoin masih belum bisa tergoyahkan (dan saya rasa ini ada kaitannya dengan kuatnya trust yang diberikan oleh komunitas Bitcoin).

Maksudnya seperti ethereum dari pow ke pos gitu?. Saya rasa tidak.

Gak ada paksaan, dipersilahkan mining koin lain. Kenyataan dan faktanya saat ini hash rate bitcoin makin ke sini makin naik. Bukti makin susah ditambang orang makin tertarik untuk menggali lebih dalam.



https://bitinfocharts.com/comparison/bitcoin-hashrate.html


Teknologi baru?. ketika awal muncul masternode/pos di tahun 2014-an, apakah bitcoin tumbang?.
Kuncinya adalah development. Yahoo runtuh oleh google karena mereka lambat berkembang, saya ingat mereka gak begitu peduli dengan mesin pencari yang menjadi konsep dasarnya, malah fokus ke chat messenger saat itu (mungkin kalian ingat yahoo messenger?). Berbeda dengan google yang selalu update dan fokus berinovasi dengan mesin pencarinya. Setelah sempurna, baru mereka berinovasi produk yang lainnya.

Apakah konsep mining bitcoin itu sendiri akan berubah sriring berjalan nya waktu?
Rumor yg beredar dikalangan para bitcoiner awam adalah ketika semakin sulitnya dan semakin sedikitnya reward namun harga bitcoin tetap stagnan bahkan cenderung bearish semakin murah dari harga ketika sebelum halving membuat org2 yg menambang bitcoin menjadi kurang tertarik dan memalingkan diri ke konsep lain untuk menghasilkan cryptocurrency.
Ditahap ini mungkin fatal namun tidak secara keseluruhan, market yg sudah tumbuh besar tdk akan runtuh secara tiba2 , namun patut diwaspadai ketika ada teknologi baru yg mampu menyalip bitcoin sebagai ibu dari para mata uang kripto,  kasus yahoo sebagai pionir mesin pencari tumbang oleh google yg notabenr pendatang baru mungkin bisa jadi contoh.

Kekhawatiran ini tidak sepenuhnya benar atau bisa saja tidak terjadi jika value dari Bitcoin ternyata mengalami kenaikan, sehingga akan ada kondisi dimana nilai profitabilitas yang didapatkan pelaku mining nilainya masih sama (atau bahkan lebih besar) jika dibandingkan dengan aktifitas mining sebelum halving, sehingga tidak akan terjadi penyusutan global hashrate.

Meskipun seandainya terjadi penyusutan tingkat hashrate karena faktor halving (banyak node mining yang keluar dari jaringan Bitcoin karena masalah profit), tetapi jika node-node mining yang bertahan tetap menggunakan pool yang biasa mereka pakai maka penyebaran global hashrate tetap bisa terjaga (decentralized). Tetapi memang tidak menutup kemungkinan dengan menyusutnya global hashrate, maka tingkat keamanan jaringan akan menjadi ikut berkurang sehingga lebih rentan terhadap 51% attack maupun dominasi dari sebuah pool besar.


Mungkin yang agan maksud adalah proses pembuatan block melalui proses komputasi (hashing), karena proses validasi block tidak membutuhkan sumber daya komputasi yang besar dan peran ini selalu dikerjakan oleh setiap full node yang ada di jaringan Bitcoin dan pada saat usulan block ini dinyatakan sesuai protokol (oleh full node) maka block tersebut akan dinyatakan sebagai block valid dan menjadi bagian chain utama (rantai block terpanjang).

Poin pembicaraan lainnya adalah bahwa halving dapat memusatkan proses mining menjadi Centralized . Ini karena ketika Agan memiliki lebih sedikit block reward, miner dapat mengkonsolidasikan ke dalam satu kumpulan pool yang lebih besar untuk meningkatkan kekuatan hash dan memaksimalkan keuntungan.

Sayangnya untuk kumpulan pool yang lebih kecil, pool yang lebih besar ini memiliki lebih banyak kekuatan hashing yang dapat mencegah miner lain memvalidasi block. Ketidakcocokan ini agak diharapkan karena agan pasti tidak akan dapat memvalidasi blok menggunakan komputer desktop sehari-hari saat agan melawan perangkat ASIC.

Optimisme harga Bitcoin untuk bisa kembali menembus ATH saya rasa juga menjadi salah satu alasan kenapa masih ada beberapa pelaku mining yang saat ini tetap bertahan memining Bitcoin. Tentu saja dalam prakteknya mereka akan menerapkan strategi Long-Term karena memang untuk bisa menembus ATH tidak ada patokan pastinya akan terjadi kapan.

Saya pribadi adalah salah satu orang yang juga optimis jika suatu saat Bitcoin akan mampu kembali ke ATH, tetapi dikarenakan beban listrik dinegara kita tarifnya lumayan tinggi dan saya tidak memiliki cukup dana cadangan operasional yg digunakan dalam proses mining Bitcoin secara langsung, maka yang bisa saya lakukan ialah mengumpulkan pundi-pundi BTC melalui jalur lain (mining altcoin, sigchamp dan trading).


Meskipun jika dilihat dari sisi reward yang didapat nilainya terpangkas 50% (dengan asumsi jika harga Bitcoin tidak mengalami perubahan yang signifikan maka profitabilitas juga akan mengalami penyusutan sekitar 50%), tetapi proses halving juga memberikan dampak positif jika dilihat dari tingkat inflasi pada supply Bitcoin. Jika Bitcoin baru yang masuk ke sirkulasi tiap pertahun jumlahnya berkurang, maka tingkat inflasi akan semakin kecil sehingga diharapkan jumlah permintaan nilainya lebih besar daripada jumlah penawaran (bisa mendongkrak harga Bitcoin untuk terus naik).

Memang benar. Saat ini hanya investor kuat saja yang bisa melakukan akrobat. Sedangkan untuk para pelaku lain lebih baik melakukan aksi lainnya. Kecuali harga btc bisa kembali lagi ke 300 jeti. Ane paham kalau mungkin ada rasa khawatir tentang halving namun sebaiknya yakin aja bahwa pertambangan masih diminati seperti yang agan telah share.

Perlu dipahami juga selama bitcoin masih ada harganya, akan tetap ada orang yang menambang. Walaupun cuma satu orang. Dan juga kalau saja paham mengapa tingkat kesulitan naik, maka seharusnya tidak perlu khawatir tentang halving. IMO.  

Saya rasa sih sudah ada beberapa Big miner yang memang menyiapkan Sumber daya listrik dengan skala Industri maupun pengadaan tenaga listrik yang memanfaatkan sumber daya alam (pembangkit listrik). Tidak bisa dipungkiri kegiatan mining PoW memang membutuhkan banyak energi, sehingga tentu saja akan berimbas langsung pada profitabilitas yang bisa dihasilkan. Semakin kecil biaya yang mesti dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan listrik maka profitabilitas akan menjadi semakin tinggi.

Bahkan diluar negeri ada beberapa mining farm yang dengan sengaja memindahkan semua operasionalnya ke wilayah (negara) yang memang memiliki biaya listrik rendah seperti : Iran ($0,04 s/d $0,16 kWh), Kazakhstan dan Uzbekistan ($0,03 kWh).

Jika dibandingkan dengan tarif listrik termurah yang ada di Indonesia (Golongan I-4 dengan daya diatas 30000 kVA (sekitar 30.000.000 Watt)) dengan biaya sebesar Rp 996,74/kWh ($0,067), maka biaya listrik di Kazakhstan dan Uzbekistan bisa dikatakan 50% lebih murah sehingga meskipun Bitcoin mengalami halving profitabilitas mining disana nilainya masih lumayan tinggi.

Source https://news.bitcoin.com/central-asias-cheap-electricity-chinese-bitcoin-miners/

Seharusnya untuk pengusaha pabrik mining besar mereka bisa menyediakan gardu dan trafo sendiri sehingga bisa mendapatkan tarif listrik industri atau mungkin tarif khusus. Bisa juga dengan menggunakan solar power. Untuk skala kecil ya harus pintar-pintar mengelola koinnya. Jadi kalau mau menambang bitcoin dengan ASIC ga bisa nanggung modalnya.



Dibilang Fatal itu kalau harga bitcoin turun ke 0. Halving itu kan protokolnya bitcoin dan penambang pasti sudah tahu tentang hal ini. Kalau ga kuat ya beralih ke altcoin atau trading aja.

 

Jika korelasinya memang terhadap aktifitas mining, maka peristiwa halving bisa saja memberikan akibat yang fatal maupun tidak. Fatal dalam artian jika harga tidak kunjung mengalami kenaikan, sedangkan disatu sisi biaya operasional yang mesti dikeluarkan miner nilainya tidak mengalami penurunan, maka otomatis profitabilitas mining juga akan mengalami penurunan atau malah berpotensi loss (terutama buat pelaku mining skala kecil dengan beban biaya listrik yang tinggi).

Tetapi untuk peminer skala besar (yang memiliki cadangan biaya operasional) dan peminer yang memiliki sumber daya energi murah, kemungkinan mereka tidak akan terlalu terpengaruh dengan peristiwa halving. Setidaknya untuk peminer skala besar mereka memiliki waktu lebih lama untuk melakukan hodl sembari menunggu harga bergerak naik.


Pilihan yang mungkin bisa ditempuh adalah mencari sumber daya energi yang lebih murah atau mengganti hardware (sumber daya komputasi) dengan yang lebih superpower dan lebih ramah energi.


Terjadinya peristiwa halving berarti tingkat inflasi pada sirkulasi Bitcoin juga akan semakin mengecil, dan diharapkan dari peristiwa ini dapat membuat value Bitcoin menjadi lebih tinggi lagi karena faktor Stock-to-flow ratio. Jika harga terus mengalami kenaikan maka profitabilitas mining juga akan kembali naik, sehingga hal inilah yang akan menarik para pelaku mining untuk kembali berkontribusi dijaringan konsensus Bitcoin.


Seharusnya jika para pelaku mining bisa mendapatkan resource energi yang lebih murah, maka biaya operasional bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan lagi (terlebih jika kondisi harga Bitcoin terus mengalami kenaikan).

1. Dikatakan fatal akan membuat jaringan berhenti tentunya tidak karena tergantung harga BTC, semakin tinggi harga BTC post halving semakin tidak mempengaruhi hashrate.

2. Misalnya harga post halving tidak bisa tinggi, tentu difficulty akan menyesuaikan yang artinya penambang yang sudah tifis untungnya akan berhenti beroperasi, mungkin mereka akan menunggu difficulty lebih mudah baru akan menyalakan alatnya lagi.

3. Penambang baik farm besar ataupun individual semua bergantung pada biaya listrik. Mungkin ada penambang individual yang pakai pembangkit listrik sendiri, atau di daerahnya listrik gratis/sangat murah. Ini umum di daerah aliran sungai yang deras.

4. Seperti biasanya masih ada altcoin lain apabila mining BTC tidak menguntungkan, apabila tidak ada yang menguntungkan ya sudah ganti usaha.

Sebentar lagi atau tepatnya 3 hari lagi event 4 tahuanan yang disebut Halving yang di tunggu-tunggu sebagian besar pengguna bitcoin akan terjadi pada tahun 2020. Sebagaimana yang di tetapkan dalam algoritma Bitcoin bahwa pasokan bitcoin baru per block akan berkurang setengahnya menjadi 6,25 BTC, dan hal ini menimbulkan pertanyaan bagi saya pribadi.

Kita tahu bahwa para penambang merupakan salah satu penyumpang terbesar untuk ekosistem jaringan pada bitcoin untuk memvalidasi setiap transaksi. Berkurangnya hadiah dan kesulitan pertambangan menjadi poin penting bagi penambang untuk meraih lebih banyak penghasilan.



Terlepas dari itu semua seorang penambang tentunya harus merogoh gojek yang lebih dalam setelah halving bitcoin 2020 seperti perangkat keras penambangan yang lebih jauh efisien, Biaya energi yang lebih besar, biaya oprasional dan lain sebagainya. Menurut sumber berita salah satu pelaku penambangan bitcoin yang berpusat di Dresden, New York mengeluarkan dana $65 Juta yang menjalankan 7,000 alat penambangan bitcoin dan menggunakan energi 14 MW. sungguh Luar binasa,  pertanyaan disini adalah

• Apakah Halving Bitcoin 2020 Berakibat Fatal Terhadap Penambangan ?
• Bagaimana individual ataupun industri pemabangan menghadapi hal ini agar tidak gulung tikar ? khususnya dalam penambangan bitcoin.
• Setelah halving bitcoin 2020 dapatkah invidiual terus menjadi penambang bitcoin atau sebaliknya, berikan alasannya?
• Bagaimana mereka menutupi biaya operasional mereka selanjutnya jika itu masih berlanjut ?

Salam hormat. Terimakasih