Jika suatu token diketahui menggunakan Platform ETH (contoh ERC20 token), maka pada saat jaringan ETH mengalami masalah serangan, maka Token tersebut juga berpotensi untuk terkena masalah. Kita semua tau jika ERC20 Token tidak mempunyai blockchain sendiri dan berkembang didalam jaringan Blockchain ETH, dan dari sini bisa disimpulkan bahwa segala transaksi dari ERC20 Token juga akan tercatat didalam block-block yg ada di blockchain ETH.
Terlepas dari keadaan diatas, Token ERC20 juga bisa dimining menggunakan algoritma mining keccak256 (Sha-3) jika pada saat membuat kontrak juga menerapkan konsensus pow menggunakan solidity code. Sehingga dengan kondisi ini token erc20 tsb juga akan menghadapi potensi serangan lain didalam konsensus PoW-nya sendiri.
Biasanya beberapa dev token yang mempunyai perkembangan proyek yg bagus akan melakukan migrasi ke jaringan blockchain yg dia buat sendiri, sehingga mereka tidak akan lagi tergantung dengan jaringan blockchain ETH (contoh : Tron dan Binance coin)
yang mungkin bisa saya mengerti dari penjabaran yg agan sampaikan adalah nantinya token2 yg tidak migrasi ke blockchain sendiri mgkn akan terancam (saya tidak dapat mendefinisikan nya secara teknis) , dan mungkin akan terjadi 'seleksi alam' di jaringan ethereum terhadap token2 eth dan hasilnya token abal2 (yg tidak punya blockchain) kemungkinan bakal tersingkir .