Topic: Hati-hati Pemegang Kartu Kredit Mandiri (Read 765 times)

Memang, untuk menang melawan penjahat itu butuh polisi yang lebih pintar dari penjahat itu sendiri. Oleh karena itu kita banyak mendengar di luar negeri, polisi mereka malah bekerjasama dengan penjahat untuk melawan penjahat lain. karena mereka sadar akan kemampuan polisi mereka tidak bakal sanggup untuk menangkal serangan mereka. Jadi dengan bekerja sama dengan penjahat, mereka pasti akan tahu seluk beluk dan cara yang efektif untuk melawan mereka. Kalau di negara kita masih belum diterapkan, karena bagi mereka (polisi indonesia) masih sombong untuk meminta bantuan hacker kerah putih untuk menanggulangi kejahatan cyber.

Mamang kejadian seperti ini kerap kali terjadi, jual beli data diri oleh pihak yang tidak betanggung jawab. Namun disatu sisi saya juga tidak mengerti dan tidak bisa memahami akan cara kerja dari E-KTP itu senidri, yang dimana seharusnya dengan kehadiran E-KTP ini dapat menjawab akan permasalahan ini (jual beli data pribadi).
Zaman semakin berkembang dan teknologi semakin maju akan tetapi realita yang terjadi namanya saja E-KTP tapi eh ujung-ujungnya difoto cofy juga WKWK... Kalau kenyataanya seperti ini bagaimana mungkin pemerintah bisa melindungi dan menjamin keamana data diri setiap warga negaranya.? eh tapi bukannya data negara juga seringkali bocor karena keseringan kena hack  


dan terkait daripada modus penipuan pada saat kita kita harus lebih meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian, karena pada saat ini kasus penipuan sudah seringkali terjadi dengan berbagai modus. Dan hal yang saya lakukan untuk mencegah hal ini selain daripada melakukan edukasi terhadap orang-orang terdekat kita, saya juga menghindari untuk mengangkat telpon dari nomor yang tidak dikenal ketika saya baru saja bangun dari tidur. Karena pada waktu-waktu tersebut konsentrasi dan kerja otak kita masih belum optimal yang bisa saja mengakibatkan kita lengah dan menjadi terhipnotis oleh per-kataan penipu tersebut dan pada akhirnya kita menuruti akan kemauan peinpu.

Memang untuk saat ini terkait daripada modus penipuan sudah tidak dapat dihindarkan lagi bahkan pemerintah sendiri (Kominfo) belum bisa mengatasi pesamasalahan ini yang begitu merugikan dan cukup mersahkan masyarakat yang dimana terkait daripada modus penipuan kian hari kian banyak memakan korban. Jadi memang disnilah kita perlu meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran diri untuk melakukan sebuah edukasi terhadp orang-orang terdekat kita terutama keluarga agar jangan samapi menjadi korban selanjutnya dari prilaku orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Karena jika kita hanya mengandalakan pemerintah untuk menanggulangi permasalahan ini entah kapan meraka dapat memecahkan permasalahan ini. yang dimana seperti yang kita ketahui bersama bahwa untuk kemanan situs pemerintah sendiri masih belum dapat terjamin.

Banyak sudah modus penipuan yang terjadi sekarang ini, aksi mereka itu random dengan melibatkan banyak pihak, tua, muda, kaya, miskin, berpendidikan, dll. Soalnya scammer punya data nomor telepon yang mereka telepon secara random tiap hari. Tujuan mereka jelas nyari duit dengan mudah yaitu dengan mengiming-imingi hadiah, siapa pun itu jika ditelepon dapat hadiah pasti exited banget, apa lagi baru kali itu seumur hidup, jadi dia pasti akan berupaya mengikuti kemauan si penelepon.

Untuk itu mengedukasi teman, keluarga dan kerabat terdekat itu perlu, siapa tahu mereka belum pernah mendengar kenyataan ini, sehingga bisa memitigasi jika ke depan mendapat kejadian yang serupa.

Ini adalah sebuah informasi yang sangatlah bermanfaat terutama bagi saya pribadi yang diama sayapun adalah salah satu dari sebagian banyak nasabah Bank Mandiri. Sehingga dengan informasi adanya ini kita bisa lebih meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati ketika mendapatkan panggilan tetepon ataupun pesan singkat. Dan memang saya juga sudah beberapa kali mendapatkan panggilan seluler dan pesan singkat dari orang yang tidak dikenal yang mengatas namakan dirinya itu, ada yang dmengatas namakan dari pihak bank lah, ada yang dari pihak toko online lah dan yang lainnya. Dan itu semua adalah tindakan percobaan penipuan, namun saya sangat bersyukur bahwasannya saya masih mampu untuk menangkis segala tindakan percobaan kasus penipuan yang ditujukan kepada saya.
Karena terakhir ada teman saya yang menjadi korban kasus penipuan dengan total kerugian hampir 5 juta lebih dengan di iming-imingi bahwa teman saya ini akan mendapatkan hadiah dengan total 10 juta rupiah, namun bedanya yang menipu teman saya ini ia mengatas namakan bahwa dirinya dari pihak toko online (shopee) yang memang ditugaskan untuk menghubungi orang-orang yang mendapatkan hadiah dari toko online tersebut.

Betul gan kadang pihak ketiga yang mungkin menampung informasi data itu bocor dan diperjual belikan. Sepengamatan saya waktu dulu dikomunitas cyber banyak cara untuk memperoleh data pengguna CC. Scamer scamer CC ini sangat lihai, mereka mampu melacak seseorang melalui banyak media seperti sosial media seseorang dengan hanya bermodal nama target dan email target. Dari situ akan terkumpul sedikit demi sedikit informasinya. Mirisnya pelaku Scamer ini masih bergerak bebas di Indonesia.
Mungkin untuk proteksi bisa kita gunakan beberapa email berbeda khusus untuk CC atau data di bank dengan sosial media. Dan jangan terlalu mengumbar identitas secara lengkap di media sosial.

---

OP beruntung masih tersadar dengan aksi seperti itu. Untuk pengalaman saja semoga kita semua dijauhkan dari hal semacam itu.
Pihak bank seurgent apapun tidak akan berani menelepon dan meminta verifikasi semacam itu. Untuk pergantian kode atau informasi apapun biasanya bank akan membicarakan dikantor secara tatap muka. Jika via telfon dan berujung meminta sebuah kode yang seperti itu sudah bisa dipastikan itu adalah ulah scammer.

Nh ane baru tahu hal itu, ane malah tdk ngeh kalau sebenarnya kita bisa menolak dengan bukti yang cukup. Akan tetapi jika sudah terbayar atau tertipu belasan juta. Bank tentu juga akan berkelit dengan sangat lugas kalau itu merupakan kesalahan pengguna, Sedangkan kalau tidak dibayar, maka semua bank di seluruh Indonesia akan memblack list kita dan kemungkinan besar akan ada pembekuan semua rekening yang kita punya.

Kadang kelebihan dari kartu kredit justru jadi boomerang bagi pemiliknya jika kita tidak menyadari memberikan kode OTP kepada penipu akan menyetujui transaksi tersebut maka otomatis saldonya akan dikirimkan ke akun bukalapak penipu apabila penipu sudah mengetahui kode OTP, jadi waspadalah jika kita menerima telpon dari OTK terkait pembicaraan mengenai kartu kredit karena biasanya telpon resmi dari pihak Bank hanya menyuruh kita ke bank terdekat untuk diberikan informasi resmi melalui CS serta membawa buku rekeningnya. Seandanya saja jika kita tertipu dari cara yang dijelaskan OP diatas maka kecil kemungkinan saldo kita untuk direfund karena kesalahannya sangat fatal akibat tidak bisa membedakan informasi resmi dari pihak bank dengan informasi dari penipuan, jadi lebih baik telpon dari nomor orang tidak dikenal di abaikan saja jika dia mengakuinya dari pihak bank.

Walaupun memang tetap akan panik jika terkena penipuan kartu kredit, tapi sebenernya salah satu kelebihan kartu kredit itu malah jika terjadi hal-hal seperti penipuan. Berbeda dengan kartu debit atau rekening bank, yang didalamnya ada uang kita, uang yang diambil penipu dari kartu kredit bukanlah uang kita melainkan uang bank, kita bisa menolak untuk membayar tagihan kartu kredit jika memang pengeluaran kartu kredit terjadi bukan dengan kehendak dan kuasa kita, tentu dengan bukti yang cukup. Jauh lebih mudah untuk menghindari kerugian saat kita mengalami musibah dengan kartu kredit dibanding dengan kartu debit maupun rekening bank.

Bump,

Beberapa hari lalu ane nerima sebuh email dari fake bank mandiri, subjek email tersebut mengatakan kalau ane mendapatkan sebuah voucher gratis belanja di matahari. Namun anehnya, ketika saya scroll lebih lanjut, tidak ditampilkan berapa jumlah voucher yang ane dapat, malah ane di direct ke sebuah link Whatsapp, tidak ane klik sih karena ane tahu kalau itu Phising, karena dari pengirim email pun sudah yakin itu palsu, karena emailnya: mandiricaree@gmail,com. Jadi harus hati-hati, jangan langsung klik dan pastikan itu email asli bank mandiri.

ini sih udah jatuh ketimpa tangga lagi, memang benar sih, jaman sekarang ini jangan mudah percaya begitu saja menerima telepon dari orang yang tidak di kenal, lebih baik abaikan saja itu jika tidak merasa ada kebutuhan menerima telepon

50 ribu sekali urus baru, gimana seandainya ada ribuan korban, maka yang sebenarnya di untungkan adalah provider kartu kredit tersebut

Menurutku, ini topik ekonomi gan jadi mungkin masih di perbolehkan dan aku juga pakai atm mandiri dan juga aku rekomendasikan pakai aplikasi Livin gan.
aku denger kasus penipuan dengan menggunakan bank sebagai alat/media penipuan sudah marak dari dulu dan aku juga hampir saja kena

Kemaren ane dapat telepon langsung dari pihak bank mandiri, ane agak terkejut, mungkin karena laporan ane beberapa hari lalu soal ini. Mereka mengatakan kepada ane untuk segera mengganti kartu kredit ane ke yang baru, dan tidak membuka lagi blokir yang ane minta tempo hari. Tapi untuk kartu baru, ane harus membayar lagi sebesar 50 ribu. artinya atas hal ini walau tidak merugikan banyak, tapi ane musti mengeluarkan lagi duit untuk bayar kartu baru. baiknya bagi kawan-kawan sekalian di sini harus hati-hati bener nerima telepon dari orang asing, takutnya nanti rugi 50 ribu kayak ane.

Terkadang penelepon atau scammer indicator itu melakukan pengacakan target secara random melalui telepon. Sama seperti kita berada di mall-mall yang ditawarkan sales kartu kredit, biasanya pertanyaan pertama mereka itu, "Bapak sudah punya kartu kredit?", kalau dijawab tidak, mereka akan menawarkan kartu kredit yang mereka pasarkan, jika dijawab iya, maka si sales akan lanjut kepertanyaan jenis kartu kredit, limit dsb.

Kalau berdasarkan pengalaman dari atas, saya bisa simpulkan kalau scammer itu dapat data langsung dari ujung telepon, bisa jadi pancingannya masuk sehingga berlanjut ke detil sampai nomor kartu.

Sekarang malah makin mudah untuk melakukan bypass kode OTP, bahkan kode 2FA bisa diretas oleh beberapa malware terbaru tanpa harus terkoneksi dengan perangkatnya langsung.

bypass OTP biasanya berfungsi dengan mendistribusikan panggilan suara atau pesan SMS ke target, meminta target untuk memasukkan OTP yang diterima, dan, jika berhasil, OTP akan input kembali oleh pelaku ancaman yang mengoperasikan bypass OTP.

Saya sendiri bahkan sering dpt SMS OTP yang tiba-tiba masuk kemudian disusul sama telpon dari nomer yang tidak dikenal. berbedanya lagi untuk metode yang digunakan sekarang bukan lagi pakek suara manusia, tapi pakek Google Voice dengan mengatasnamakan Shopee Paylater. kadang juga lewat Whatsapp Bisnis.

Nomer Yang nelpon dan minta kode OTP


Untuk masalah kebocoran data nasabah entah kenapa bisa terjadi. Saya sering mendapat telpon dari pihak asuransi dari Banknya langsung dan bahkan asuransi dari swasta. dan beberap retetan telpon promo lainnya.

Logikanya jika itu adalah sms dari nomor scammer, maka dia tidak perlu repot menanyakan lagi kode OTP (kemungkinan bypass kode OTP ini perlu jadi perhatian).

Asumsi saya akun Bukalapak yang digunakan untuk transaksi adalah akun milik scammer tersebut; Perkara apakah dia menerapkan PIN atau fitur 2FA lainnya, tentu dia bisa mengaksesnya sendiri. Jadi dalam hal ini bukan akun Bukalapak agan atau yang lain yang dia tidak bisa mengakses begitu saja ketika menggunakan perangkat berbeda atau setahu saya jika IP address terdeteksi berbeda pun, maka harus login ulang dengan beberapa langkah pengamanan yang di setting pada akun marketplace tersebut.

Belum lagi kalau semisalnya Scammer tersebut menggunakan akun Bukalapak agan tentunya agan bisa melacak transaksinya dikirim ke alamat mana, dan kalau ada perubahan data semisal pin, email, no. HP pastinya agan selaku pemilik akan mendapatkan notifikasi apakah menyetujui perubahan tersebut atau tidaknya.

---

Btw, menurut hemat saya perlu ditelusuri juga kebocoran data kartu kredit Mandiri agan tersebut sumbernya dari mana, setidaknya hal tersebut untuk meminimalisir kejadian serupa ketika agan memiliki kartu atau akun lain yang bisa saja datanya masih terkait dengan data kartu kredit sebelumnya.

Iya juga ya, ane pikir itu nomor scammer ternyata bank mandiri sendiri. Tapi kok sekelas buka lapak tidak membuat PIN transaksi ya?, ane sering menggunakan CC misal di blibli, pasti tanda tangan PIN dulu sebelum kode OTP masuk lewat SMS.

Orang pada malas kalau melaporkan hal penting gini tapi tdk ada semacam reward. Hal ini sangat berbeda dengan perusahaan luar negeri, mereka sangat melayani publik, sehingga perusahaan itu harus sempurna dengan menyediakan reward jika ditemukan sebuah bug atau celah. Beda dengan perusahaan besar Indonesia, malah celah atau bug yang merugikan costumer ini dijadikan profit untuk mereka sendiri.

Asumsi saya, sms dengan atas nama Bank Mandiri sebagaimana pada screenshot di OP yang mengirimkan kode OTP ke nomor agan itu merupakan sms resmi dari bank tersebut.
Si Scammer yang sudah mengetahui detail kartu kredit Mandiri agan menggunakannya untuk transaksi di Bukalapak, nah ketika transaksi dan membutuhkan kode OTP tersebutlah maka notifikasi asli masuk ke nomor agan, maka dari itu dia menghubungi agan agar menyebutkan kode OTP nya.

Kalau sms berisi OTP itu fake kemungkinan besar kodenya tidak akan match dengan transaksi yang dilakukan si Scammer di Bukalapak.

---

Sementara itu, ketika si Scammer menghubungi agan (via telp atau sms) dan ternyata nomornya dirubah menjadi nama seolah resmi mengatasnamakan Bank Mandiri, kemungkinan dia menggunakan sejenis SMS masking seperti yang saya sebutkan sebelumnya.

Sebenarnya di TOS telkomsel juga sudah disebutkan beberapa ketentuan semisal:



bahkan untuk iklan aset kripto sekalipun ada ketentuannya:



Jika memang yakin ada penyalahgunaan dari penggunaan layanan tersebut, coba saja konfirmasikan ke nomor kontak yang tertera di https://myads.telkomsel.com/. Perihal apakah akan dapat reward atas pelaporan tersebut, saya tidak tahu.

Ane yakin mereka akan terjebak dan menyebut kode OTP, ane aja hampir kecolongan kalau tdk membaca 2x. Sebenarnya hal ini pernahi ane sampaikan kepada teman ane yang Polisi, dia ini reserse, tapi malah belum pernah sama sekali nerima laporan sejenis di polsek dia bertugas, mungkin memang tidak ada yang melaporkan, karena belum pernah ketipu, Bisa jadi akan ada banyak laporan jika uang 150 juta tadi lenyap.

Seperti mau lebaran gini, biasanya scamer-scamer mulai banyak beraksi karena mangsanya banyak dapat THR, jadi hati-hati aja, jangan sampai kena tipu.

Yang membuat meyakinkan nama pengirim dan kok bisa ya tercantum nama BANK Mandiri karena sejauh yang pernah terjadi pada saya biasanya nama pengirim keluarnya nomor, mungkin balik lagi seperti yang telah di jelaskan oleh Mas @Husna QA kali ya. Saya yakin jika hal ini terjadi pada orang awam pasti jadi ketipu itu, soalnya pola yang dilakukan sangat meyakinkan dan sekaliber Mas aja bilang hampir saja ketipu kalau tidak di baca beberapa kali.

Kebayang gak ya jika ini terjadi pada orang yang awam teknologi, kalau saya biasanya sering di kirimkan pesan mendapatkan hadiah 150 juta melalui SMS, saya sering ngerjain balik dan sekali-kali di bls suruh ambil aja buat si pengirim untuk buat rumah dan lain-lain.

Saya juga sering sih Mas dikirimin SMS beginian, tetapi biasanya saya abaikan dan saya orangnya paling anti di tawari kerja apalagi sumbernya tidak jelas dan kitanya tidak pernah ngirimin lamaran. Intinya sih kita harus bijak dalam menerima segala bentuk informasi, baik itu dikirim langsung ke WA, SMS atau dari sumber manapun dan kasus yang di alami oleh mas blue Snow menjadi pelajaran juga buat kita semua untuk lebih hati-hati.