Topic: Overview ICO di tahun 2019 [Berdasarkan data icobench] - page 2. (Read 477 times)

kalau ga ikut campur tangan ya paling harganya bakalan turun terus, banyak contohnya juga kan. klo event buyback emang seperti manipulasi, toh misalkan di buy sama dia terus pas naik pasti kan dijual lagi sama dia.
sedangkan kalau burn token setidaknya itu bagus untuk faktor supply dan demand, harusnya kan semakin supply sedikit bisa membantu harga meningkat, tapi itu juga tentu tergantung dari progress projek tersebut sih.

Ane rasa ini masuk wilayah abu-abu om. Buyback juga bisa dibilang manipulasi market, token burn juga bisa dibilang manipulasi. Pemanfaatan market maker untuk menjaga agar spread tidak besar juga bisa dibilang manipulasi.

Kalau dilihat dari kasusnya Binance yang ngepump habis-habisan di awal sih kayaknya ga ada pihak yang merasa dirugikan, kecuali yang belinya telat.

Bisa saja nilainya lebih kecil dari $0.4B jika ternyata hasil pengumpulan dana tersebut ada yang didapatkan dari proses IEO (seperti halnya yg terjadi pada Unus Sed Leo). Padahal didalam https://icobench.com/reports/ICObench_ICO_Market_Analysis_November_2019.pdf data-data statistik untuk IEO sendiri juga ikut disajikan, tetapi entah kenapa pihak ICObench tidak mengelompokkan keduanya dengan lebih spesifik lagi (biar tidak ada statistik yang saling tumpang tindih).



Berarti untuk menjaga kestabilan harga, apakah tim harus ikut campur tangan didalam market ?? Jika hal ini yang dilakukan, maka tim developer sudah melakukan proses manipulasi market dan tentunya kondisi ini tidak bagus buat market itu sendiri.

Itu lah kurang strategi nya dari tim, ketika token mereka masuk ke bursa tentu tim harus punya strategi yang baik agar token mereka tidak di dump pada saat listing pertama jadi apa yang harus di lakukan tim adalah harus menjaga ke stabilan harga pada saat pertama jadi akan banyak pedagang yang melirik nya jika tidak dump.

Yep memang meluncurkan IEO harus punya dana tetapi jika ingin membangun proyek mereka harus mempersiapkan nya terutama dana, tetapi jika mengandalkan penggalangan dana dari ICO saya pikir itu akan lama dan mungkin tidak akan sukses.

Kalau masalah market turun pas masuk market udah biasa (walaupun ada beberapa yg pump). Untuk meluncurkan IEO butuh dana juga gan biasanya beberapa proyek meluncurkan ICO dulu agar dana nya terkumpul untuk melangsungkan IEO (Just my opinion).

yah, kalau di nilai dari sini sih, tentu saja kepopuleran ICO akan terus menurun, dan kemungkinan besar akan digantikan dengan IEO. hal ini dikarenakan karen IEO lebih meyakinkan kan,dibandingkan ICO.
oh iya, apakah Icobench juga menyediakan chart untuk IEO, saya penasaran dengan itu. bagiamanapun, ini informasi yang bermanfaat untuk melihat perkembangan ICO pada tahun ini. yah, kualiasnya benar-benar menurun dibandingkan tahun 2017-2018, kalau tidak salah, penurunan kualitas ICO turun dit ahun 2019 bulan februari yah, waktu marak"nya scammer.

Memang agak membingungkan keterangan terkait kategori penjualan token Leo ini di icobench. Ada yang ditulis ICO, ada juga yang ditulis IEO. Akan tetapi berdasarkan beberapa sumber yang sudah saya baca, kategorinya termasuk ke IEO. Apalagi penjualannya kan jelas ada di Bitfinex Launchpad. Tambahan, untuk list proyek, Leo masuk di kategori IEO : https://icobench.com/ieo.

Kalo Leo ini digolongkan ke dalam IEO, berarti total dana terkumpul dari proyek2 ICO di bulan Mei menjadi $0.2B kan, Om? Dan jika ini valid, berarti dari Januari hingga November, jumlah dana yang terkumpul per masing-masing bulannya maksimal hanya $0.4B. Jumlah yang jauh lebih kecil dibanding rata-rata dana terkumpul perbulannya di tahun 2018.   

---

Sumber gambar: https://icobench.com/ico/bitfinex

banyaknya ICO scam membuat para investor lebih memilih usaha real lokal di daerahnya masing-masing (umkm misalnya) yang benar-benar membuat ICO berbasis digital, dan antar negara lagi, menjadi tidak diminati lagi. belum lagi masalah kebijakan hegemoni perekonomian di masing-masing negara, seperti US, Cina, Iran, dsb yang membuat gerak para investor menjadi terbatas dalam berkecimpung di dunia digital perbitcoinan-altcoinan

alasan utama mengapa ICO semakin turun dan tidak di minati oleh oleh investor karena banyak ICO tidak jelas dan terindikasi scam, misal nya mampu meraih dana dari investor mereka memperlama market atau ketika token masuk ke market harga terjun bebas di bawah harga ICO dan sulit untuk naik
tentu saja dari situ minat investor kurang dan dengan ada nya IEO investor lebih memilih IEO dari ICO karena IEO lebih simple dan langsung listing market tanpa harus menunggu lagi 

Ada yang menarik dari grafik diatas, meskipun secara garis besar perkembangan ICO mengalami kemerosotan tetapi jika melihat total perolehan dana yang berhasil diraup pada bulan Mei 2019 nilainya sangat berbeda jauh dengan perolehan dana yg didapat dari bulan-bulan lainnya (pada tahun 2019).

Setelah saya mencari referensi data dari https://icobench.com/reports/ICObench_ICO_Market_Analysis_May_2019.pdf ternyata dari perolehan dana sekitar $1.2B (pada bulan Mei 2019) tersebut sebanyak $1B dihasilkan oleh Bitfinex dari penjualan Leo Token (dari 5 Mei 2019 s/d 13 Mei 2019)

Btw, untuk penjualan Leo Token ini masuk ke kategori IEO atau ICO ya ??

Kalau menurut saya era nya ICO sudah habis gan karena ide-ide dari project ICO rata-rata sama, tidak ada yang baru. Dan banyak nya project ICO yang berjalan tidak sesuai roadmap, bahkan nyaris terindikasi skem membuat orang-orang trauma dengan ICO Dan memilih berinvestasi di koin-koin major atau marketcap.

Yup, daripada nyari" ICO lagi, ane lebih milih mengakumulasi token" yang ane anggap potensial aja. Setelah itu nunggu beberapa tahun ke depan ketika ada kesempatan pump lagi buat mengambil profitnya.

ICO (dan sebentar lagi IEO/STO) kayaknya bakal mati suri, dan mungkin bakal hidup lagi kalau ekosistemnya udah dewasa dan mapan.

Saya juga berpikir demikian Om. Melihat data-data di atas, menunjukkan bahwa investor sudah semakin selektif untuk menggunakan dana mereka. Dan kepercayaan mereka terhadap ICO sudah hampir dikatakan hilang. Wajar sangat Om, setelah mereka kehilangan banyak uang mereka di berbagai proyek2 ICO yang gagal, mereka mungkin menjadi alergi dengan yang namanya ICO. Ya walaupun masih ada yang menginvestasikan modal mereka di ICO, mungkin hanya investor pemula atau yang terkena hype saja. Itupun lambat laun mereka juga akan kapok kalo kondisi ICO masih tetap sama.   

Sepertinya begitu Om. Selain itu, menurut saya faktor gak ada jaminan listing + dumping besar2an juga berpengaruh besar terhadap degradasi ICO ini.

Ane pribadi menganggap tahunnya ICO booming udah selesai gan. Ga begitu mengagetkan karena pasar juga semakin dewasa dan investor udah kena bubble. Dari ratusan proyek 2 tahun lalu, cuma 2 yang sampai sekarang masih ane ikuti perkembangannya dan semakin bagus. Semoga progresnya juga merembet ke harga token.

Model ICO sebenarnya ga salah, cuma banyak orang kampret yang setelah ICO kerja ga bener. Selama regulasi ga ketat dan selama pasca ICO investor ga ada jaminan mereka kerja, ane rasa ICO bakal mati pelan-pelan. Ga perlu ngomong desentralisasi ini itulah, kalau emang mau ga ada urusan sama pemerintah, ya launch kayak Bitcoin aja.

Untuk Diingat

>Saya bukanlah tim dari icobench.
>Materi ini saya buat untuk wawasan bersama, tidak ada unsur komersil.
>Thread ini tidak ditujukan untuk promosi platform/perusahaan/webiste tertentu.
>Mari berdiskusi dengan santun. Silahkan tuangkan ide, pendapat, atau masukan dengan cara yang baik.
>Spam/Out of topic/komentar yang tidak patut, akan auto saya delete. Harap dihindari hal-hal semacam itu.

Awal tahun 2018, orang-orang masih bersemangat join proyek ICO karena trend ICO di tahun sebelumnya (2017). Namun di pertengahan tahun 2018 hingg akhir, pamor ICO mulai menurun karena banyak proyek terindikasi scam. Apalagi ditambah dengan efek trend market crypto yang bearish, developer dan investor mulai berkurang.

Memasuki tahun 2019, mulai ada trend penjualan baru yang lebih populer yaitu IEO dan STO. IEO menjadi pilihan favorit para investor karena lebih menjanjikan keamanan dan kepastian listingnya. Hal ini menyebabkan turunnya jumlah proyek ICO dengan jumlah yang cukup drastis. Investor jarang ada yang berminat untuk join proyek ICO dengan alasan resiko scam, kualitas proyek, dan peluang sukses yang rendah.

Berikut mari kita lihat grafik yang menunjukan "downfall" ICO di tahun 2019 dan perbandingannya dengan di tahun 2018. [Berdasarkan icobench]

A. Penurunan jumlah proyek ICO [/bulan]



Jumlah proyek ICO yang listing di tahun 2018



Jumlah proyek ICO yang listing di tahun 2019

*Masih minus bulan desember karena belum berakhir. Akan diupdate nanti.

B. Total dana terkumpul [/bulan]



Total dana terkumpul setiap bulannya, di tahun 2018



Total dana terkumpul setiap bulannya, di tahun 2019

*Masih minus bulan desember karena belum berakhir. Akan diupdate nanti.


> Catatan:
Dari grafik-grafik di atas, jelas terlihat penurunan yang cukup signifikan terkait jumlah ICO dan dana terkumpul setiap bulannya. Ini menunjukkan adanya degradasi ICO di tahun 2019. Apalagi pasca popularitas IEO yang cukup baik di tahun 2019 ini. Poin positifnya, ICO masih tetap bisa bertahan walaupun mengalami kemerosotan yang cukup parah. Pertanyaannya, apakah di tahun mendatang ICO masih tetap eksis? Atau akankah kondisi ICO akan lebih baik di tahun 2020? Let's see!!


> Sumber:
1. https://icobench.com/reports/ICO_Market_Analysis_2018.pdf
2. https://icobench.com/reports/ICObench_ICO_Market_Analysis_November_2019.pdf

---

Thanks semuanya yang sudah menyempatkan waktu untuk sekedar membaca ataupun komen pada overview singkat ini. Jika ada kekurangan harap dimaklumi karena keterbatasan pengetahuan OP. OP sangat terbuka untuk saran atau masukan yang bersifat membangun, boleh langsung atau via inbox.