Topic: Penambang China Akan Mengaktifkan 1 Juta ASIC Untuk Persiapan Halving 2020 (Read 327 times)

Klo menurut saya sebelum proses halving terjadi harga $15.000 kayaknya bakal tembus gan.. Asal tidak terjadi fork atau perubahan pada protocol beserta prinsip-prinsip dasar bitcoin (Principles of Bitcoin)



Barangkali klo agan berminat untuk membahas dan berdiskusi tentang BTC halving lebih lanjut, mungkin bisa meramaikan kembali thread dibawah ini.

[Info] Data Estimasi, Sirkulasi BTC & Reward Mining BTC yang masih tersisa

Sapa tau ada wacana menarik yang bisa digali (sembari menunggu proses halving 1 tahun lagi  )

Seru nih!! Kalo denger ada halving bitcoin terutama sih tahapnya untuk pengurangan block reward bagi tiap miner yang bekerja atas jaringan blockchain-nya, kalau tidak salah sebut halving ini berkurang setiap per/210,000 block ya kan.

Kalau melihat dari farm-mining yang terbesar ya saat ini titik lokasinya berada di china, sepertinya begitu..dari kebanyakan pool-mining aja berasal dari china termasuk Chip mining dari negara Tirai bambu ini, tidak menutup kemungkinan ASIC’s pasti akan meningkat coba kita pantau saja nanti dengan asumsi hashrate pada “Litecoin” tidak lama lagi akan ada Halving kira-kira pada block 1,680,000


saya sih berpendapat kalau mengikuti trend yang sudah sudah pasti ada peningkatan harga mengingat based-nya cryptocurrency ini kan berdasarkan “Supply & Demand” tapi masalahnya kebanyakan orang beranggap akan kah mencapai harga 10.000$ - 15.000$ Per Bitcoin, optimisme nya pasti yakin segitu!! tapi pendapat saya fundamental nya kita harus melihat juga, yah terutama ini kan Bitcoin sudah menjamur banyak yang tahu mendunia apalagi CEO Twitter memiliki beberapa BTC termasuk kontribusi dia dan banyak lagi berita baik tentang Bitcoin.


Ada tapi nya, regulasi itu penting di setiap  negara dan apalagi dunia banyak mengetahui Bitcoin ini yang ditakutkan adalah adanya pihak-pihak elite yang mengontrol dibalik harga maka asumsinya merekalah memegang peran. Namun semua komunitas termasuk saya sangat mengharapkan harga itu berbanding yang beredar/supply/demand tentunya dan apalagi tingkat sulitnya miner belum juga adanya Orphan block.

Yah!! Inilah gunanya forum u/ diskursus yang baik, saya suka menggali info dimari. Saya setuju dengan Om ”abhiseshakana” orphan block adalah sangat mengecewakan dan membuang buang energy listrik dan waktu, tapi apa boleh buat memang kejadian block and chain nya begitu.

Mungkin istilah pemborosan energi dalam konteks mining ini bisa dikaitkan dengan kasus usaha seseorang/kelompok yg berupaya melakukan double-spending attack pada jaringan blockchain. Hal ini menurut saya adalah salah contoh pemborosan energi, karena dalam usahanya membuat block membutuhkan hash power yang notabene memerlukan konsumsi daya pada perangkat miningnya. Padahal meskipun tanpa adanya penggunaan komsumsi daya (oleh pelaku double-spend), jaringan blockchain tersebut tetap akan berjalan karena proses pembentukan block akan tetap dilakukan oleh miner-miner yg telah ada.

Jadi jika dalam kondisi selanjutnya proses serangan (double-spend) tersebut gagal, maka penggunaan energi yg dilakukan oleh oknum tsb adalah hal yg sia-sia. Tetapi jika pada akhirnya upaya serangan tersebut bisa menghasilkan rantai block yg lebih panjang dan selanjutnya rantai ini menjadi rantai block yg valid, maka rantai block yg lebih pendek akan menjadi orphan dan segala konsumsi daya yg digunakan dalam membuat block-block (orphan) tsb juga bisa dianggap sebagai pemborosan energi.

Note : Meskipun dalam kenyataannya melakukan double-spend attack pada blockchain BTC adalah hal yang mustahil karena dibutuhkan hashpower yang sangat besar, tetapi tidak menutup kemungkinan upaya double-spending attack ini bisa berhasil dilancarkan terhadap blockchain dari beberapa cryptocurrency lainnya (BTG, XVG, ZenCash).

Sebenarnya kata "pemborosan energi" itu kurang tepat karena penggunaan energi itu bersifat relatif dalam hal kegunaan dan tidak gratis. Ketika penggunaan energi digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat, sifatnya produktif, membayar 100% tanpa subsidi, maka sah-sah saja untuk menggunakan energi berapapun jumlahnya sesuai kapasitas penyedia energi.

Dalam kasus penggunaan energi untuk menambang, listrik digunakan untuk mengamankan jaringan bitcoin dan menghasilkan blok baru, jadi unsur bermanfaat dan produktif bisa terpenuhi.

Pemborosan energi lebih tepat mengarah pada kegiatan yang tidak ada gunanya seperti penggunaan lampu hias di natal dan tahun baru, yang notabene ketika seluruh dunia ikut serta, WH-nya sungguh terlalu besar. https://bitcoinist.com/bitcoin-mining-energy-consumption-us-christmas-lights/

Meskipun demikian, ada yang berpendapat kalau lampu-lampu tersebut sah-sah saja demi hiburan sekali setahun. Semua bersifat relatif.

Memang menarik jika ada persaingan industri manufaktur pertambangan, tapi disisi lain lain banyak dampak negatif yang timbul karna pemborosan energi. Jika setiap industri penambangan di dunia memberikan timbal balik pendapatkan ke Bitcoin mungkin harganya akan cepat pulih dan memberikan propek yang pasti pada harga Bitcoin di masa depan.

2019/2020 ini akan jadi tahun yang menarik karena 7nm ASIC diperkirakan sudah mulai masuk di pasaran dengan Bitmain Antminer S17 dan T17 yang katanya 28.6% lebih efisien. Samsung + Square Mining juga sudah mulai ikut berbisnis di sektor ini. Prospek bitcoin sangat cerah apabila dilihat dari R&D dan investasi yang digelontorkan raksasa-raksasa tersebut.

Memang kemungkinan harga akan naik*

*Bukan saran finansial

Pertimbangannya bukan hanya pada perbedaan besar reward saja gan... Jika agan teliti membaca artikel tersebut dimana disebutkan bahwa ada perbedaan biaya konsumsi daya pada saat musim hujan ($0,013) dan musim panas ($0.04), maka potensi profit yang bakal dihasilkan juga akan berbeda nilainya. Terlebih lagi dengan adanya asumsi (berdasarkan pengalaman proses-proses halving sebelumnya) harga dari Bitcoin akan mengalami kenaikan pada saat proses halving terjadi, maka meskipun reward BTC mengalami penurunan sebesar 50% belum tentu profitability dari kegiatan mining tersebut juga akan mengalami penurunan. Bahkan jika memang benar-benar terjadi kenaikan harga secara signifikan bukan mustahil profit yang didapat nilainya bisa jauh lebih besar dari potensi profit mining saat ini.

Akan tetapi perlu diingat juga selain terpengaruh dengan level harga, jumlah reward dan biaya operasional (biaya listrik dan maintenance), profitability mining juga tidak terlepas dari pengaruh besar global hashrate dan tingkat difficulty mining.

Secara logika dampak dari proses btc halving seharusnya memberikan imbas secara langsung kepada penambang2 btc diseluruh dunia. Dengan berkurangnya jumlah reward yg bisa diterima oleh para penambang, maka hal ini bisa mengurangi minat para penambang btc. Jika harga dari btc itu sendiri tidaklah mengalami kenaikan, maka proses mining yg dilakukan tidaklah kompeten untuk dilanjutkan lagi, dimana potensi terjadinya loss lebih besar dari estimasi profit yg bakal diterima.
Mungkin hal berbeda akan terjadi jika harga dari btc juga ikut bergerak naik, sehingga dari perbandingan pendapatan mining thdp kebutuhan energi listrik masih dpat memberikan keuntungan.

Tampaknya bukan hanya masalah halving saja yg menjadi faktor rencana pengaktifan 1 juta mesin asic pada bulan mei 2019 ini. Faktor lainnya berhubungan dengan tarif dasar biaya listrik dan pergantian musim di wilayah Sichuan. Dengan datangnya musim hujan (wet season) yg diprediksi bakal turun pada bulan april 2019, maka tarif dasar listrik diwilayah Sichuan pada saat wet season bisa turun sampai 0,09 yuan/kwh ($ 0,013/kwh) atau sekitar Rp 184,- jika dikonversi ke rupiah. Kondisi ini sangat berbeda dengan saat dry season berlangsung, dimana tarif dasar listrik disana berkisar sebesar 0,28 yuan/kwh ($ 0,04/kwh).

Dengan turunnya tarif dasar listrik dengan nilai yg sangat signifikan, maka profitability dari mesin-mesin mining Sha-256 ini otomatis juga akan ikut terdongkrak. Yang tak kalah menarik untuk dibahas adalah potensi-potensi yang bakal muncul jika pada akhirnya 1 juta mesin ASIC beneran beroperasi pada bulan mei 2019 ini. Dengan berasumsikan antminer S9 sebagai salah satu hardware ASIC yang paling banyak digunakan dalam kegiatan mining Bitcoin, tentunya hal tersebut akan berimbas pada kenaikan global hashrate dan tingkat difficulty mining pada Bitcoin.

1x Antminer S9 Hasrate 13,5 Th/s , konsumsi daya 1375 watt
1Juta Antminer S9 >>> Hashrate 13,5 Eh/s (Exahash/second) = 13.500.000 Th/s

Global Hashrate saat ini 44.067.633 Th/s
Difficulty saat ini 6.071.846.049.920,75
Block time 591,7808 second

Maka dengan potensi penambahan hashrate sebesar 13.500.000 Th/s (1 jt antminer S9), estimasi dari global hashrate akan menjadi sebesar 57.567.633 Th/s dan tentunya tingkat difficulty mining juga akan ikut berubah.

Est Difficulty baru = Block Time * Hashrate / 2^32
Est Difficulty baru = ~ 600 second * 57.567.633.000.000.000.000 h/s / 2^32
Est Difficulty baru = 8.042.105.427.011,85 = 8042105427011

Dengan nilai global hashrate sekitar 57.567.633 Th/s dan tingkat difficulty mining BTC sebesar 8.042.105.427.011,85 maka profitability dari sebuah mesin ASIC antminer S9 dapat diestimasikan.

Perolehan BTC (1x Antminer S9) / hari = 0,000421875 BTC
Biaya listrik / hari = 33 Kwh * $ 0,013 = $ 0,429
Jika berdasarkan harga BTC saat ini (1 BTC = ~ $ 3.900), maka
Profit S9 per hari = (0,000421875 * $ 3.900) - $ 0,429 = $ 1,2163125 atau sekitar Rp 17.179

Tentunya profitability dari mesin S9 tersebut juga akan berubah pada saat proses halving terjadi dimana reward mining turun menjadi 6,25 per block

Menurut penyedia layanan informasi blockchain terkemuka di Cina, 8btc.com - sekelompok penambang di China akan memulai kembali mengoperasikan penambangan Bitcoin untuk persiapan Halving di tahun 2020, penambang tersebut akan Mengaktifkan lebih dari 1 Juta ASIC pada bulan Mei 2019 di kawasan Sichuan, China.

Seperti yang kita ketahui bahwa Pada tahun 2020 reward penambangan akan turun dari 12,5 Bitcoin per block menjadi 6,25 per block. Kemungkinan besar Peristiwa tersebut dapat menyebabkan peningkatan harga seperti yang telah terjadi  pada tahun-tahun sebelumnya saat melewati halving tahunan. Bagimana menurtmu ?