Pages:
Author

Topic: Antara uang dunia dan digital (Read 1456 times)

legendary
Activity: 2254
Merit: 2852
#SWGT CERTIK Audited
October 06, 2019, 08:37:22 AM
saya setuju mata uang fiat justru lebih aman di banding dengan mata uang digital, -snip-
-snip- menurut saya uang digital lebih aman di bandingkan uang dunia
Roll Eyes ?

Uang fiat (dalam hal ini berupa fisik) misal seniai 1 milyar jika dibawa kemana-mana mesti nyiapin koper dan sejenisnya entah sebesar apa, saya belum pernah ngalamin sih  Smiley
Tapi kalau dikonvert ke bentuk digital bisa jadi hanya mengantongi selembar kartu atau sebuah smartphone untuk menampungnya.

Teledor, kena virus atau accident lainnya bisa saja uang digital (atau lebih spesifik yang saya maksud uang krypto) yang disimpan tersebut hilang dalam seketika, contoh: https://bitcointalksearch.org/topic/m.52647742
legendary
Activity: 2226
Merit: 2229
From Zero to 2 times Self-Made Legendary
October 05, 2019, 06:45:40 AM
Sudah jelas mata uang digital akan menjadi tren di tahun 2025 mendatang, sekarang saja mata uand digital bukan hanya bisa dipergunakan di mall atau di tempat-tempat elit, bahkan di pasar sudah banyak yang bisa menggunakan pembayaran dengan e-money.
Prediksi saya di masa depan ga ada lagi yang namanya uang kertas / uang fisik. Semuanya sudah berbau digital.

Meskipun terkadang kata mata uang digital digunakan sebagai penyebutan uang elektronik (e-money), tetapi mata uang digital juga identik dengan Cryptocurrency. Padahal baik uang elektronik maupun cryptocurrency keduanya memiliki mekanisme dan fungsi yang berbeda. Jadi kurang tepat jika agan menyatakan bahwa mata uang digital bisa dipergunakan (sebagai alat pembayaran) dimall dan tempat elit, karena untuk sampai saat ini Cryptocurrency memang belum disahkan sebagai alat pembayaran di Indonesia.

Jadi jelas sangat tidak mungkin jika merchant-merchant yang ada di mall atau tempat-tempat lainnya menyediakan fasilitas pembayaran menggunakan mata uang digital (cryptocurrency), kecuali jika mereka melakukannya secara tersembunyi. Karena pernah ada berita beberapa merchant di Bali yang menerima transaksi menggunakan cryptocurrency telah ditegur oleh pihak BI, dan bahkan jika tetap beroperasi menggunakan fasilitas cryptocurrency, BI akan menindak tegas merchant-merchant tersebut.

Ref: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180130140444-78-272610/bi-temukan-44-pedagang-di-bali-terima-transaksi-bitcoin
legendary
Activity: 2254
Merit: 2852
#SWGT CERTIK Audited
October 04, 2019, 06:20:43 PM
-snip-
Ah iya.. saya cek di akun microsoft saya, untuk saat ini bahkan di wilayah United Sates sekalipun opsinya hanya ada 4 (Credit/debit card, Bank Account, Paypal, dan Mobile Phone).

-snip-
Keliatannya microsoft tarik ulur mengenai penerimaan bitcoin payment.
Beberapa kali accepting BTC payment, dan beberapakali pula menghentikan program tsb...
Terima kasih sudah bantu jawab.
Ini Screenshot Bitcoin payment option yang dulu pernah ada


Referensi: https://steemit.com/bitcoin/@acidyo/microsoft-stops-accepting-bitcoin-as-payment

BTW,
Sepertinya tulisan tersebut CoPas (tanpa menyantumkan sumber) dari sini om:
Microsoft stops accepting Bitcoin as payment
https://steemit.com/bitcoin/@acidyo/microsoft-stops-accepting-bitcoin-as-payment
hero member
Activity: 728
Merit: 1005
BountyPortal Supporter & Hhampuz is my manager
October 04, 2019, 12:34:48 PM
#99
-snip-

Sudah dari dulu saya mengetahui informasi ini ... tetapi sampai saat ini, ketika saya coba untuk mengeceknya, saya tidak bisa menemukan opsi "redeem bitcoin" didalam payment option dari microsoft account yg saya miliki. Bahkan untuk jenis pembelian di wilayah Indonesia hanya terdapat satu opsi saja, yakni "credit/debit card" saja.


Bantu jawab om...
Keliatannya pada saat itu microsoft emang menerima bitcoin payment.
Tetapi kemudian microsoft menghentikan layanan penerimaan bitcoin payment.
Ada beberapa thread yg menyatakan hal tsb:
https://bitcointalksearch.org/topic/2018-07-09-microsoft-allegedly-stops-accepting-bitcoin-once-again-4627168
https://bitcointalksearch.org/topic/microsoft-stops-accepting-bitcoin-as-payment-2707310

Keliatannya microsoft tarik ulur mengenai penerimaan bitcoin payment.
Beberapa kali accepting BTC payment, dan beberapakali pula menghentikan program tsb...
legendary
Activity: 2772
Merit: 1112
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
October 04, 2019, 12:05:36 PM
#98

Kalau tidak terbentur masalah regulasi, saya rasa mereka pasti juga sudah mengimplementasikan bitcoin/crypto dalam daftar tambah dana. Karena fungsi mereka sebagai media pembayaran, maka sangat tidak mungkin untuk menambahkan crypto pada dompet digital dalam negeri. Dari sudut pandang saya, perusahaan juga tidak mau ambil risiko menerima deposit dalam crypto karena takut mengalami kerugian akibat fluktuasi. Beda lagi jika yang mereka kembangkan adalah layanan trading. Risiko kedua adalah dianggap melanggar regulasi yang bisa-bisa mendapatkan sanksi atau bahkan pencabutan izin usaha.

Quote
"Tiap hari kita dijejali perubahan dari artificial intelligence, internet of things, big data, virtual reality, cryptocurrency, Bitcoin, semuanya. Kalau kita tidak berubah ya kita ditinggal," ujar Jokowi

Untuk itu, Presiden berpesan kepada seluruh pegawai agar berorientasi kepada perubahan. Bukan hanya fokus pada prosedur melainkan harus berorientasi hasil.
https://www.viva.co.id/berita/bisnis/1124905-jokowi-minta-korpri-melek-virtual-reality-hingga-cryptocurrency

Berita di atas memang di publikasikan pada bulan Februari tahun ini, dan belum ada regulasi yang dikeluarkan untuk mengatur masalah crypto di negara ini, tapi ini mengindikasikan bahwa pemerintah berusaha untuk mengadopsi mengenai crypto hanya waktunya saja yang belum tau kapan.

Semoga segara akan keluar regulasi mengenai crypto di Indonesia, sehingga akan bermunculan startup-startup yang memasukkan crypto di sistem mereka.
legendary
Activity: 2226
Merit: 2229
From Zero to 2 times Self-Made Legendary
October 04, 2019, 11:51:08 AM
#97
Kalau tidak terbentur masalah regulasi, saya rasa mereka pasti juga sudah mengimplementasikan bitcoin/crypto dalam daftar tambah dana. Karena fungsi mereka sebagai media pembayaran, maka sangat tidak mungkin untuk menambahkan crypto pada dompet digital dalam negeri. Dari sudut pandang saya, perusahaan juga tidak mau ambil risiko menerima deposit dalam crypto karena takut mengalami kerugian akibat fluktuasi. Beda lagi jika yang mereka kembangkan adalah layanan trading. Risiko kedua adalah dianggap melanggar regulasi yang bisa-bisa mendapatkan sanksi atau bahkan pencabutan izin usaha.

Memang tidak bisa dipungkiri jika Volatilitas adalah salah satu faktor yang ditakutkan banyak pihak pada saat menggunakan Cryptocurrency (kecuali stablecoin yg diback up dengan fiat) sebagai media pembayaran. Karena meskipun kecepatan transaksi dari beberapa cryptocurrency terbilang cepat, tetap tidak menutup kemungkinan jika nilai dari cryptocurrency tersebut bisa berubah sebelum proses transaksi terkonfirmasi yang disebabkan oleh fluktuasi yang terjadi secara tiba-tiba.

Jadi meskipun dalam mekanismenya kurang atau bahkan tidak terdesentralisasi, nampaknya Stablecoin (Fiat-Collateralized) bisa mewakili cryptocurrency sebagai solusi permasalahan volatilitas saat digunakan sebagai media pembayaran.



* maaf jika OOT


Sudah dari dulu saya mengetahui informasi ini ... tetapi sampai saat ini, ketika saya coba untuk mengeceknya, saya tidak bisa menemukan opsi "redeem bitcoin" didalam payment option dari microsoft account yg saya miliki. Bahkan untuk jenis pembelian di wilayah Indonesia hanya terdapat satu opsi saja, yakni "credit/debit card" saja.

Mungkin om husna tau jawabannya ?
legendary
Activity: 2226
Merit: 1592
hmph..
October 04, 2019, 03:31:26 AM
#96
Mungkin dengan kata lain belum bisa dimanfaatkan secara maksimal, padahal beberapa perusahaan teknologi semisal microsoft sudah menerima bitcoin antara lain untuk layanan add money pada microsoft account.

Kalau tidak terbentur masalah regulasi, saya rasa mereka pasti juga sudah mengimplementasikan bitcoin/crypto dalam daftar tambah dana. Karena fungsi mereka sebagai media pembayaran, maka sangat tidak mungkin untuk menambahkan crypto pada dompet digital dalam negeri. Dari sudut pandang saya, perusahaan juga tidak mau ambil risiko menerima deposit dalam crypto karena takut mengalami kerugian akibat fluktuasi. Beda lagi jika yang mereka kembangkan adalah layanan trading. Risiko kedua adalah dianggap melanggar regulasi yang bisa-bisa mendapatkan sanksi atau bahkan pencabutan izin usaha.
legendary
Activity: 2254
Merit: 2852
#SWGT CERTIK Audited
October 04, 2019, 03:19:19 AM
#95
-snip-
Agak sayang karena kripto yang kita punya masih belum bisa dimanfaatkan. -snip-
Mungkin dengan kata lain belum bisa dimanfaatkan secara maksimal, padahal beberapa perusahaan teknologi semisal microsoft sudah menerima bitcoin antara lain untuk layanan add money pada microsoft account.
https://support.microsoft.com/en-us/help/13942/microsoft-account-how-to-use-bitcoin-to-add-money-to-your-account
legendary
Activity: 2170
Merit: 1789
October 04, 2019, 03:05:01 AM
#94
Lagi pula, kebanyakan itu hanya hype di awal-awal saja. Contoh kasus Tcash, awal-awal rame, kemudian sepi. Dompet Indosat, juga bernasip sama, antara hidup dan mati ga jelas. OVO dan gopay, memang sudah masuk target market dalam implementasinya yaitu menyasar e-commerce untuk mencari pengguna yang notabene banyak pengguna di dalamnya.

Ane sih punya feeling sepertinya Dana, OVO, dsm ini bakal jadi salah satu trend yang bertahan lama dan jadi kayak Gojek, dalam arti penetrasinya bisa masif dan dikenal banyak pihak. Salah satu sebabnya menurut ane adalah karena generasi milenial saat ini yang udah mulai punya kebutuhan akan uang digital dan dipastikan hampir semuanya punya hape yang mendukung aplikasi-aplikasi tersebut. Ditambah lagi karena registrasi semakin mudah (rata-rata butuh KTP dan input data doang).

Produk-produk sebelumnya sulit menembus pasar karena sepertinya pasarnya sendiri masih belum tumbuh, atau sasarannya ke bapak-ibu dewasa yang udah terlanjur nyaman dengan mekanisme 'manual' yang lebih menitikberatkan interaksi konsumen - produsen. Mungkin mereka yang ada di dunia bisnis masih menggunakannya sampai sekarang, tapi karena ga ada pasar lain maka pertumbuhannya mandek. Sekarang sudah agak berbeda, terlebih dengan pengenalan pembayaran elektronik yang makin masif di berbagai sisi secara tidak langsung mendorong orang-orang untuk mencari media yang sama. Contoh paling sederhana, bayar e-commerce ga perlu pindah dari kamar kalau punya dompet digital.

Agak sayang karena kripto yang kita punya masih belum bisa dimanfaatkan. Akhirnya yang bisa dinikmatin juga layanan di luar negeri seperti perpanjang layanan bokep VPN.
sr. member
Activity: 938
Merit: 250
October 04, 2019, 03:04:19 AM
#93
sebenernya kan udah banyak tuh mata uang digital yang bentuknya bukan coin. dan tiap platform jual beli sepertinya juga pakai semua, yang tanpa disadari kita pun udah terjun langsung kesana. sekarang menurut kita pribadi enak gak mata uang basis digital?
menurut saya sih, kita masih butuh cash. banyak tempat yang sepertinya mengutamakan cash kayak pasar tradisional gitu gan.
sr. member
Activity: 1204
Merit: 388
October 04, 2019, 12:44:49 AM
#92
Uang digital yang dibelakangnya disupport bahkan oleh beberapa BUMN kalau saya lihat masih kalah pamor dengan kedua uang digital diatas.
Karena OVO memang punya strategi yang tidak digunakan oleh bank yang udah punya sistem sama yaitu massive promotion.
Kalau kita lihat di banyak merchan/toko di mall, pasti banyak yang nerima OVO dan Gopay dengan cashback 10% misalkan, dan yang lebih ekstrem lagi promosi paylater, yang bisa bayar walau tanpa saldo di wallet.
legendary
Activity: 2254
Merit: 2852
#SWGT CERTIK Audited
October 03, 2019, 06:21:00 PM
#91
Mungkin faktor rivalitas juga mempengaruhi perkembangan.
Kalau tidak ada rivalitas bisa juga malah jadi dimonopoli satu pihak, dilema sih terutama nanti imbasnya ke konsumen...

Utk masalah pengembangan teknologi, pada saatnya semua akan ter-digitalisasi tanpa kita sadari.
Dalam hal dompet atau uang fisik saja saat ini sudah mulai marak iklan disana-sini "ganti dompet menjadi dompet digital"

-snip-
-snip- saya kira, persaingan uang digital tersebut akan sulit bersaing dengan bank-bank yang sudah mapan layaknya BUMN, kalau pun ada eliminasi 2.0
Uang digital yang dibelakangnya disupport bahkan oleh beberapa BUMN kalau saya lihat masih kalah pamor dengan kedua uang digital diatas.
Kemudian fungsi atau cakupan layanan bank sendiri lebih luas jika hendak dibandingkan dengan uang digital.
hero member
Activity: 728
Merit: 1005
BountyPortal Supporter & Hhampuz is my manager
October 03, 2019, 02:22:41 AM
#90
-snip-
Mungkin faktor rivalitas juga mempengaruhi perkembangan.
Antara pengembang satu dengan lainnya saling berebut konsumen dengan cara kurang etis.
Misalnya diskon top-up, kemudahan pencairan, dll... sampai ada oknum dari produk tertentu yg menyamar utk melakukan pemberian feedback negatif/rating rendah pada produk lainnya.

Utk masalah pengembangan teknologi, pada saatnya semua akan ter-digitalisasi tanpa kita sadari.
Handphone yg dulu hanya untuk sms dan telepon, sekarang udah bisa dipake untuk penunjang kegiatan primer manusia.
Dulu mengambil uang hanya bisa dilakukan di bank pd jam2 tertentu, sekarang ada ATM 24/7.

Dan jika kita tidak mengikuti perkembangan tekhnologi tersebut, maka kita yang akan disingkirkan oleh masyarakat disekitar kita.
legendary
Activity: 2226
Merit: 1592
hmph..
October 03, 2019, 01:01:59 AM
#89

jangankan 10-15 tahun pada saat ini saja sudah banyak warung pinggir jalan menerima gopay ataupun ovo om apa lagi dikota besar sepreti tempat saya tinggal di medan.


Yang dimaksud mas Joni ini adalah untuk proses "penggunaan hampir merata" dibutuhkan waktu setidaknya 10-15 tahun, kalau seperti medan sudah pasti banyak yang menggunakan uang digital. Di Desa tempat saya tinggal, yang mana mayoritas make HP cuma buat facebookan, mana mungkin mau nerima OVO, yang ada pas ditanya "bisa bayar pake OVO" yang ada jawabnya "bayar pake duit, karena mengira OVO itu OPO", he he he. Lagi pula, kebanyakan itu hanya hype di awal-awal saja. Contoh kasus Tcash, awal-awal rame, kemudian sepi. Dompet Indosat, juga bernasip sama, antara hidup dan mati ga jelas. OVO dan gopay, memang sudah masuk target market dalam implementasinya yaitu menyasar e-commerce untuk mencari pengguna yang notabene banyak pengguna di dalamnya. "Pemburu diskon" itulah yang rata-rata membuat perusahaan gagal bertahan lama. Sama halnya dalam dunia bounty & airdrop, Indonesia kebanyakan tuyulnya. Sekali ada promo, langsung sikta sebanyak-banyaknya yang membuat kerugian besar para pengembang. Alhasil, strategi diskon perusahaan membuat rugi dirinya sendiri.

kalau uang kripto dijadikan alat pembayaran
Ini masih sebatas mimpi kita semua yang paham "crypto", karena sudah pasti terbentur UU, yang pasti sulit untuk bisa diterapkan di wilayah hukum Indonesia. untuk poin ini tidak perlu diperpanjang nanti bakalan muter-muter di UU. bisa cek referensinya di thread ini https://bitcointalksearch.org/topic/adakah-cara-untuk-mempercepat-adopsi-bitcoin-di-indonesia-5113676


Sepertinya memang agak susah bagi Gopay buat lanjut selama mereka tidak mempunyai bank sendiri. beda dengan OVO yang ada NOBU Bank dibelakangnya.
saya kira, persaingan uang digital tersebut akan sulit bersaing dengan bank-bank yang sudah mapan layaknya BUMN, kalau pun ada eliminasi 2.0

Sakuku dan inovasi dari BCA akan uang digital ini menjadi terdepan menurut saya. Bagaimana tidak, untuk segala urusan keuangan sudah bisa dilakukan dengan mobile banking. Mulai dari setor/tarik tanpa harus kartu, pengguna BCA sebenarnya tidak perlu lagi make OVO dkk, karena melalui sakuku, mereka sudah bisa belanja di manapun, tapi ya kembali pada penggunaan masih belum merata.
sr. member
Activity: 1204
Merit: 388
October 03, 2019, 12:53:36 AM
#88
Saya pernah 'ngobrol' dengan salah satu pedagang yang sebelumnya menggunakan OVO dan Gopay sebagai salah satu media untuk pembayaran. Namun saat ini untuk Gopay di nonaktifkan, alasannya:
'Sekarang kebanyakan dompet digital'. Mungkin kedepannya akan ada juga semacam eliminasi secara alamiah dompet digital mana yang akan bertahan digunakan.
Sepertinya memang agak susah bagi Gopay buat lanjut selama mereka tidak mempunyai bank sendiri. beda dengan OVO yang ada NOBU Bank dibelakangnya.
saya kira, persaingan uang digital tersebut akan sulit bersaing dengan bank-bank yang sudah mapan layaknya BUMN, kalau pun ada eliminasi 2.0
sr. member
Activity: 1862
Merit: 259
October 03, 2019, 12:34:38 AM
#87
fiat juga penting untuk transaksi di pasar tradisional. tapi dinegara lain ada kok mereka lebih banyak menggunakan uang digital daripada fiat, tapi bukan berarti fiat punah, cuma mereka lebih milih digital karena lebih simpel



Ane ga akan kaget kalau 10-15 tahun ke depan warung-warung di rumah agan bakal menerima OVO/GoPay dan ini jadi budaya tersendiri. Jadi kemana-mana ga perlu bawa duit, bawa hape aja beres.
jangankan 10-15 tahun pada saat ini saja sudah banyak warung pinggir jalan menerima gopay ataupun ovo om apa lagi dikota besar sepreti tempat saya tinggal di medan.
inilah budaya di indonesia gampang sekali penyebarannya jika sudah tau manfaatnya.
jika kita lihat cara penyebaran paling berpengaruh untuk ovo dan gopay adalah alat tranportasi online jadi kalau uang kripto dijadikan alat pembayaran suatu perusahaan besar di indonesia bukan tidak munhgkin perkembangannya juga akan cepat.
sr. member
Activity: 756
Merit: 250
CryptoTalk.Org - Get Paid for every Post!
October 02, 2019, 09:57:46 PM
#86
-snip-
Ane ga akan kaget kalau 10-15 tahun ke depan warung-warung di rumah agan bakal menerima OVO/GoPay dan ini jadi budaya tersendiri. Jadi kemana-mana ga perlu bawa duit, bawa hape aja beres. Bakal lebih keren lagi kalau mereka mau menerima Bitcoin, yang sepertinya masih sulit karena kebentur peraturan pemerintah.
Saya pernah 'ngobrol' dengan salah satu pedagang yang sebelumnya menggunakan OVO dan Gopay sebagai salah satu media untuk pembayaran. Namun saat ini untuk Gopay di nonaktifkan, alasannya:
'Sekarang kebanyakan dompet digital'. Mungkin kedepannya akan ada juga semacam eliminasi secara alamiah dompet digital mana yang akan bertahan digunakan.

bener kemarin saya baca britanya ovo sama dana mau merger keknya kedepan dompet digital bakalan gak banyak kaya sekarang tapi ya tergantung kebijakan perusahaan masing-masing sih. tapi sayang menurut ane kalo mau gabung gt mereka bakar duitnya gak maksimal jadinya enak sendiri-sendiri gini lebih seger bakar duitnya (aka promo) dan yang diuntungkan konsumen  Cheesy
legendary
Activity: 2254
Merit: 2852
#SWGT CERTIK Audited
October 02, 2019, 07:55:11 PM
#85
-snip-
Ane ga akan kaget kalau 10-15 tahun ke depan warung-warung di rumah agan bakal menerima OVO/GoPay dan ini jadi budaya tersendiri. Jadi kemana-mana ga perlu bawa duit, bawa hape aja beres. Bakal lebih keren lagi kalau mereka mau menerima Bitcoin, yang sepertinya masih sulit karena kebentur peraturan pemerintah.
Saya pernah 'ngobrol' dengan salah satu pedagang yang sebelumnya menggunakan OVO dan Gopay sebagai salah satu media untuk pembayaran. Namun saat ini untuk Gopay di nonaktifkan, alasannya:
'Sekarang kebanyakan dompet digital'. Mungkin kedepannya akan ada juga semacam eliminasi secara alamiah dompet digital mana yang akan bertahan digunakan.
full member
Activity: 321
Merit: 152
Save Palestine
October 02, 2019, 07:30:38 AM
#84
Itu INDEF OJK, Window Dressing ngk y.
legendary
Activity: 2170
Merit: 1789
October 02, 2019, 12:36:46 AM
#83
fiat juga penting untuk transaksi di pasar tradisional. tapi dinegara lain ada kok mereka lebih banyak menggunakan uang digital daripada fiat, tapi bukan berarti fiat punah, cuma mereka lebih milih digital karena lebih simpel

Sepertinya dari pemerintah sendiri memang berusaha untuk mendorong pertumbuhan pembayaran dengan uang digital, karena hal ini juga akan mendorong pertumbuhan fintech dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi. Pembayaran juga jadi lebih cepat dan praktis.

Ane ga akan kaget kalau 10-15 tahun ke depan warung-warung di rumah agan bakal menerima OVO/GoPay dan ini jadi budaya tersendiri. Jadi kemana-mana ga perlu bawa duit, bawa hape aja beres. Bakal lebih keren lagi kalau mereka mau menerima Bitcoin, yang sepertinya masih sulit karena kebentur peraturan pemerintah.

Eniwei, pertumbuhan fintech lumayan loh (data 2018). Kayak gini:


Sumur: https://katadata.co.id/infografik/2018/08/31/fintech-menjamur-ekonomi-indonesia-banjir-untung
Pages:
Jump to: