Pages:
Author

Topic: Apakah bursa DEX harus patuh pada SEC? - page 2. (Read 474 times)

full member
Activity: 459
Merit: 117
November 11, 2018, 08:23:32 AM
#2
kalau yg dipermasalahkan hanya ijin pendirian saya setuju2 saja
cuman kalau lebih ke KYC saya rasa DEX akan kehilangan arti desentralisasi nya
sr. member
Activity: 959
Merit: 278
Vave.com - Crypto Casino
November 11, 2018, 06:30:54 AM
#1
PERMASALAHAN

SEC sebagai department pengawasan sekuritas / Exchange akan membawa dampak cukup besar bagi perusahaan yang bergerak dibidang pertukaran mata uang crypto/sekuritas. Terakhir SEC melakukan hal yang cukup mengherankan menurut saya sebagai departemen pengawasan. Kenapa tidak, sebab kita tahu bahwa EtherDelta merupakan produk Exchange terdesentralisasi (atau lebih familiar disebut sebagai "DEX") yang terakhir kali berselisih dengan SEC.

Berita ini mulai ramai ketika SEC melakukan Press Release yang menyatakan bahwa Faounder EtherDelta telah menyetujui membayar denda sejumlah $388.000 atas tindakannya membuat Exchange tanpa mengantongi izin dari SEC. Lihat Press Release disini: SEC Charges EtherDelta Founder With Operating an Unregistered Exchange.

Baca Juga :
--> SEC Charges EtherDelta Founder Over 'Unregistered Securities Exchange'
--> Berita versi indonesia SEC Denda EtherDelta, Tak Peduli Bursa Token Terdesentralisasi

Kabar ini membawa polemik bagi sebagian pengamat crypto, bahkan mereka bingung apa yang sebenarnya yang di inginkan SEC dari bursa DEX EtherDelta. Jika SEC melakukan audit juga mustahil sebab disana juga tidak ada informasi tentang email member, apalagi KYC. Kemungkinan hanya mencatat log IP. Padahal kita tahu ketika SEC melakukan pengawasan terhadap suatu exchanger pasti melakukan audit dan butuh regulasi ini-itu. Apakah SEC menemukan sesuatu yang aneh pada bursa DEX, selain alasan perizinan? bagaimana pendapatmu?




JAWABAN

Pertama, Sebagai bagian menambah wawasan, saya memulai dengan menjelaskan jenis coin/token.
Secara umum dapat dibagi menjadi 3 bagian[1] :

- snip -
bahkan mereka bingung apa yang sebenarnya yang di inginkan SEC dari bursa DEX EtherDelta. Jika SEC melakukan audit juga mustahil sebab disana juga tidak ada informasi tentang email member, apalagi KYC. Kemungkinan hanya mencatat log IP.
- snip -

Saya sih gak bingung-bingung amat melihat fenomena ini. Setelah saya coba untuk memetakan apa yang sebenarnya terjadi dan apa kesalahan (pelanggaran) yang menyebabkan etherdelta didenda, saya dapat memahami bahwa apa yang dilakukan SEC masuk akal. Mereka membuat aturan bahwa setiap ICO dan token securitas harus terdaftar. Pun juga semua exchange yang memperdagangkan token sekuritas yang berada dalam naungan hukum securitas federal US, juga harus terdaftar. Tidak peduli lagi apa jenis exchange tersebut, baik Centralized Exchange maupun Decentralized Exchange. Semua yang melanggar aturan akan dihukum dan didenda sesuai aturan SEC yang berlaku.

- snip -
Apakah SEC menemukan sesuatu yang aneh pada bursa DEX, selain alasan perizinan? bagaimana pendapatmu?

Gak ada yang aneh. Yang ada adalah pelanggaran aturan. Jika saja Etherdelta tidak memperdagangkan token securitas yang berada dalam naungan hukum securitas federal US, maka etherdelta tidak wajib mendaftarkan dirinya kepada SEC sehingga semua kegiatan etherdelta tidak melanggar aturan SEC. Jelas kan?


- snip -
Yang bingung itu sebenernya SEC ga kasih list token2 apa aja yang dianggap sebagai security CMIIW. Jadi pada bingung kan, kalau ditetapin mana yang security mana yg bukan kayaknya lebih mempermudah banyak pihak.

Trus seandainya di list token2 apa aja yang security dan di salah satu exchange besar kaya bittrex/binance terdapat tokens/coins yang bersifat security gimana tuh jadinya.

Sejauh pemahaman saya, yang dimaksud token securitas yang berdampak pada kasus ini adalah token yang di jamin oleh logam mulia atau aset lain yang sudah terdaftar sesuai aturan SEC. Untuk poin ini, mungkin member senior yang lain bisa memberikan penjelasan lebih detail.


Source :
[1] : https://strategiccoin.com/3-types-ico-tokens/
[2] : https://www.sec.gov/news/press-release/2018-258



Bagi yang mau beropini dan berkomentar, diharapkan untuk memahami terlebih dahulu duduk permasalahannya:
https://bitcointalksearch.org/topic/m.47903716

Pada komentar kali ini, saya akan mencoba menganalisa pertanyaan judul OP :

"Apakah bursa DEX harus patuh pada SEC?"

Pertama kita cek dulu profile Etherdelta[1]
Quote
---------------------
Site Type
Exchange Type
Beginner Friendly
Company Location
Launch
Deposite Methode
Withdraw Methode
Trading Pair
Community Trust
Security
Fees
---------------------
---------------------------------
: Cryptocurrency Exchange
: Decentralized Exchange
: No
: Chicago, Illinois USA
: 12 Juli 2017
: Ethereum and ERC20 tokens
: Ethereum and ERC20 tokens
: Ethereum and ERC20 tokens
: Good
: Excelent
: Low
---------------------------------

Etherdelta didirikan oleh Z. Coburn yang merupakan warga Chicago, Illinois USA. Kini dia tidak lagi menjadi pemilik Etherdelta, karena pada bulan November 2017, sudah menyetujui untuk menjual sahamnya kepada pembeli non US2

Kedua, Dari data profile Etherdelta di atas menunjukkan bahwa lokasi perusahaan Etherdelta berada di Chichago, yang merupaka wilayah federal securities laws US. Sehingga setiap kegiatan jual beli token yang dilakukan Etherdelta harus mematuhi hukum yang berlaku di wilayah Amerika Serikat. Salah satu aturannya adalah :

Quote
Section 5 of the Exchange Act makes it unlawful for any broker, dealer, or exchange,
directly or indirectly, to effect any transaction in a security, or to report any such transaction, in
interstate commerce, unless the exchange is registered as a national securities exchange under
Section 6 of the Exchange Act, or is exempted from such registration
Source : https://www.sec.gov/litigation/admin/2018/34-84553.pdf

Sederhananya : Setiap kegiatan Exchange adalah ilegal dan melanggar hukum bagi broker, dealer, exchange baik langsung atau tidak langsung, untuk melakukan transaksi dalam sebuah bentuk sekuritas atau melaporkan transaksi apapun dalam perdagangan antar negara bagian kecuali sudah terdaftar dibawah aturan section 6.

Selanjutnya, dalam laporan tentang analisis pelanggaran yang dilakukan Etherdelta[2], disebutkan bahwa Etherdelta masuk dalam kriteria  Exchange Act Rule 3b-16(a), dan tidak masuk dalam kategori pengecualian  Rule 3b-16(b) dan sudah melakukan tindakan sebagai exchange token securitas sebagaimana dimaksud dalam aturan Section 3(a)(10). Meskipun Etherdelta beroperasi sebagai sistem Rule 3b-16 (a), EtherDelta tidak terdaftar sebagai national securities exchange atau beroperasi berdasarkan pengecualian dari pendaftaran tersebut. Maka, Etherdelta terbukti telah melanggar aturan yang saya sebutkan di atas.

Dari pemaparan di atas, kita dapat melihat bahwa: walaupun Etherdelta meupakan Decentralized Exchange, oleh karena mereka berada US (wilayah hukum SEC) maka semua aturan yang ditetapkan oleh Pemerintahan US berhubungan dengan exchange wajib ditaati. Itupun berlaku untuk semua CEX dan DEX yang berada di US. Melanggar setiap aturan yang sudah ditetapkan menyebabkan adanya hukuman, baik penjara ataupun denda menyesuaikan dengan aturan yang ada.

Terlepas dari Opini om mu_enrico bahwa DEX hanyalah jargon, dapat disimpulkan bahwa :
1. Semua DEX tetap harus tetap tunduk kepada hukum yang berlaku diwilayah begara tempat DEX tersebut berada.
2. DEX yang listing token sekuritas dan berada di US, mau tidak mau, wajib mematuhi aturan SEC
3. Menjawab pertanyaan judul OP, tidak semua DEX harus patuh kepada SEC. Menyesuaikan pada kesimpulan no. 1 & 2.


[1] : https://coincentral.com/ether-delta-exchange-review/
[2] : https://www.sec.gov/litigation/admin/2018/34-84553.pdf

Ane ikutan beropini dong..

1. Tidak ada exchange yang terdesentralisasi [1]
DEX yang ada saat ini hanya jargon saja, fitur desentralisasi-nya tidak menyeluruh. Maksudnya, tetap ada pihak sentral yang mengelola situs, membuat smart contract, dan mendapatkan profit dari kegiatan trading di platform yang mereka bangun. Desentralisasi hanya bisa dilakukan pada level yang lebih dalam, misalnya dengan atomic swap.

2. US adalah negara yang menganut norma stare decisis [2]
Stare decisis maksudnya putusan hakim harus mengikuti putusan yang sudah ada sebelumnya dalam memutuskan perkara yang serupa di masa depan. Inilah salah satu doktrin yang membuat kepastian hukum di US tinggi. Misalnya Bambang mencuri ayam di tahun 2009 kemudian dihukum 2 tahun. Lalu kejadian serupa terjadi lagi di masa depan oleh Slamet yang mencuri ayam di tahun 2018. Karena sudah ada kasus serupa, Hakim lalu memberi hukuman 2 tahun juga pada Slamet. Lain dengan negara tercinta yang putusan hakim bisa berubah-ubah tergantung sogokan kebijaksanaan.

Implikasinya? Dalam menentukan suatu hal adalah sekuritas atau tidak, hakim melihat putusan yang lalu... Howey Test!

3. Token Sekuritas dan Howey Test [3]
Suatu kontrak disebut kontrak sekuritas bila transaksinya masuk dalam kontrak investasi:
Quote
a person invests his money in a common enterprise and is led to expect profits solely from the efforts of the promoter or a third party
Sumber: https://www.investopedia.com/terms/h/howey-test.asp

Di sini ada tiga unsur:
- Seseorang menginvestasikan uang;
- Mengumpulkan uang pada perusahaan; dan
- Mengharapkan keuntungan hanya dari usaha "team."

Implikasinya hampir semua token ICO adalah token sekuritas. Beberapa ICO ada yang menyamarkan menjadi TGE (Token Generation Event) dan berharap masuk ke token utilitas --tapi nyatanya selama masih ada Test Howey di atas-- tetap masuk token sekuritas.

Jadi ya wajar kalau Etherdelta yang merupakan DEX yang tidak 100% DEX kemudian terkena masalah karena memperdagangkan token-token sekuritas. Kalau ada bursa yang benar-benar terdesentralisasi, maka tidak akan ada satu titik kegagalan, sama seperti bitcoin yang tidak bisa disensor dan dimatikan.


[1] https://www.coindesk.com/decentralized-exchange-crypto-dex
[2] https://law.utexas.edu/conferences/measuring/The%20Papers/Rule%20of%20Law%20Conference.crosslindquist.pdf
[3] https://blockgeeks.com/guides/security-tokens/

Pages:
Jump to: