3. Tidak Mandiri Sejak Dini
Budaya di Wakanda tidak mengajarkan kalau usia 18+ silahkan pergi dari rumah untuk mendapatkan pendidikan karakter entah itu di asrama atau sewa sendiri tapi bayar sendiri. Sehingga di usia tersebut energi gabut tidak tersalurkan sehingga bermanifestasi ke hal-hal aneh seperti tawuran dsb. Kalau di Wakanda ngekos pun dapat kiriman per bulan yang kadang jumlahnya bisa buat foya-foya (kalau bokap lo kayaaa) akibatnya mentalnya lembek dan nanti ketika hidup mulai sulit tidak bisa survive.
Ane kadang heran sendiri melihat teman-teman ane yang sudah lulus kuliah, tapi masih tinggal sama orang tuanya di kampung. Kalau pemikiran ane dulu beda, ketika ane lulus kuliah, bulan ini wisuda, bulan depannya ane pesan tiket bus dan merantau ke kota lain. Padahal ane dulu belum dapat kerja, ane nyari dulu kerja di pabrik-pabrik kecil dan enggak diterima. Akhirnya untuk nutupin kebutuhan ane buat makan dan bayar kost, ane ngamen dulu di warung-warung pecel lele, dan kadang ngojek siangnya sembari ngirim berkas lamaran di kantor-kantor, dan akhirnya diterima jadi sales motor kala itu.
Memang sih kalau anak-anak di wakanda ini tidak ditempa dengan kerasnya didikan orang tuanya, niscaya besarnya nanti mereka akan manja. Mereka hanya akan terus tetap "netek" pada orang tuanya sampai mereka dikasih kerja atau warisan untuk hidup. Makanya banyak yang lembek, ditampar gurunya aja ngadu sama polisi, dipukul sama seniornya aja ngadu sana-sini yang akhirnya membuat mental anak-anak zaman sekarang mudah frustasi dan tidak sekuat anak-anak milenial yang lahir tahun 80-an.
Ya mau gimana lagi, ane dulu sekolah sudah berapa kali kena strap dan bahkan dipukul pakai mistar panjang sampai patah, tapi ane biasa saja, malah kalau ngadu sama ortu ditambah lagi hukumannya karena memang ane yang salah. Kalau sekarang, ortu pada ngadu kalau anaknya ditampar sama guru, padahal anaknya yang salah, eh malah gurunya di PHK padahal lagi ngasih pelajaran mendidik moral dan mental mereka.