Pages:
Author

Topic: Budaya Apa Sih yang Bikin Wakanda Sedih? - page 2. (Read 295 times)

full member
Activity: 392
Merit: 130
PredX - AI-Powered Prediction Market
September 28, 2024, 05:49:44 AM
#6
sekarang ini mental anak muda kebanyakan sudah lembek dan labil, akhirnya mereka hanya merengek meminta untuk dibiayain kebutuhannya dari a sampai z oleh orang tuanya, kalo gak dibiayain mereka malah balik nyerang nuduh orang tuanya gak bertanggung jawab dan gak seharusnya melahirkan mereka. beda dengan jaman kita dulu yg mesti kerja dulu atau bantuin ini itu buat dibeliin sesuatu, itupun kalo ortu punya duit, kalo gak punya ya cari sendiri, entah kerja di rumah makan, ngamen, atau lain-lain.

Biasa, dalam dunia pendidikan untuk saat ini sudah kebanyakan regulasi. Tingkat kena marah saja di sekolah oleh gurunya karena alasan yang masih masuk akal  sudah ada aturan yang dibuat tidak dibolehkan lagi dengan pola mendidik cara begituan.

Nah, di lain sisi bicara soal permohonan subsidi dari kedua orang tua kita, saya rasa baik saya dan yang lain yang sudah berkeluarga juga masih merapat jika kondisi seperti sekarang ini bulan tua yakni ajukan pinjaman sementara..he,he. Yang ingin saya sampaikan adalah hubungan emosional antara anak dan orang tua tidak akan hilang meskipun  kita sudah besarkan,  disekolahkan terus berkeluarga serta sudah punya pekerjaan tetap.
full member
Activity: 868
Merit: 202
September 26, 2024, 10:33:58 AM
#5
~



sekarang ini mental anak muda kebanyakan sudah lembek dan labil, akhirnya mereka hanya merengek meminta untuk dibiayain kebutuhannya dari a sampai z oleh orang tuanya, kalo gak dibiayain mereka malah balik nyerang nuduh orang tuanya gak bertanggung jawab dan gak seharusnya melahirkan mereka. beda dengan jaman kita dulu yg mesti kerja dulu atau bantuin ini itu buat dibeliin sesuatu, itupun kalo ortu punya duit, kalo gak punya ya cari sendiri, entah kerja di rumah makan, ngamen, atau lain-lain.

tapi emang kayanya itu hasil dari pola didik orang tua jaman sekarang yang semakin serba instan dan gak mau repot, itu yang membuat anak-anak muda ini mentalnya lembek dan gak mau ribet, beda dengan jaman kita dulu yg kalo kita bertingkah sedikit sapu bisa melayang ke kepala, kalo jaman sekarang mah boro-boro dicubit dikit aja atau dimarahi langsung drama.
hero member
Activity: 2114
Merit: 740
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
September 26, 2024, 10:16:33 AM
#4
Ide anda sangat brilian karena menghasilkan diskusi yang sangat menarik. Wakanda merupakan negara luas, kaya SDM, kaya budaya dan kaya orang pintar, tapi miskin orang jujur. Akibatnya, mereka yang berkuasa terobsesi memperkaya diri dengan menari-nari diatas penderitaan  rakyat miskin.
Jika anda mendengar PLN rugi setiap tahun sedangkan rakyat membayar tagihan secara Cash dan Pertama selalu rugi padahal rakyat membeli minyak dan gas secara tunai. Maka percayalah, anda sedang berada di Wakanda.

Source: Pertamina Ditaksir Rugi Rp191 Triliun, PLN Rp71 Triliun
sr. member
Activity: 1204
Merit: 486
September 26, 2024, 12:13:39 AM
#3
Keren malem malem sampe mikiran hal yang luas kayak gini hehe

Tapi untuk menanggapi pereihal tersebut ijinkan saya berspekulasi tanpa bukti karena berdasarkan apa yang saya lihat amati dari hirup pikuk situasi masyarakat di Indonesia. Dengan beragam budaya yang tidak terhitung di Indonesia ini menjadikan sistem kerjasama jadi terkotak kotak. Mungkin agan pernah menemukan kejadian seperti ini: kalau bukan dari suku yang sama kepentingannya akan dikesampingkan dan hal ini sudah mendarah daging hingga di bawa ke ranah politik yang harusnya tidak memandang suku, budaya atau kelompok tertentu karena sipatnya sudah umum demi menciptakan kesejahteraan seluruh masyarakat.

Sumber daya alam kita dikuasai oleh segelintir kelompok yang memiliki tangan besi, masyarakat tidak bisa menikmati itu karena pemerintah kita telah dicocoki dengan uang. Alhasil pekerjaan yang seharusnya untuk masyarakat sekitar tidak berfungsi dengan baik.

Soal kemandirian sekarang jamannya sudah berbeda kita anak tahun 90an mungkin lebih bisa survive ketimbang generasi sekarang yang ingin lebih instan dan tidak mau meniti perjalanan panjang. Paradigma semacam itu sulit untuk dirubah karena jamannya sudah canggih bahkan generasi sekarang selalu merasa lebih pintar dari atasannya kalau di dalam pekerjaan, merasa paling modern, up to date, pokoknya dari segi etika sudah mulai hilang rasa respek pada yang lebih tua.

legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
September 25, 2024, 11:01:10 PM
#2
3. Tidak Mandiri Sejak Dini
Budaya di Wakanda tidak mengajarkan kalau usia 18+ silahkan pergi dari rumah untuk mendapatkan pendidikan karakter entah itu di asrama atau sewa sendiri tapi bayar sendiri. Sehingga di usia tersebut energi gabut tidak tersalurkan sehingga bermanifestasi ke hal-hal aneh seperti tawuran dsb. Kalau di Wakanda ngekos pun dapat kiriman per bulan yang kadang jumlahnya bisa buat foya-foya (kalau bokap lo kayaaa) akibatnya mentalnya lembek dan nanti ketika hidup mulai sulit tidak bisa survive.
Ane kadang heran sendiri melihat teman-teman ane yang sudah lulus kuliah, tapi masih tinggal sama orang tuanya di kampung. Kalau pemikiran ane dulu beda, ketika ane lulus kuliah, bulan ini wisuda, bulan depannya ane pesan tiket bus dan merantau ke kota lain. Padahal ane dulu belum dapat kerja, ane nyari dulu kerja di pabrik-pabrik kecil dan enggak diterima. Akhirnya untuk nutupin kebutuhan ane buat makan dan bayar kost, ane ngamen dulu di warung-warung pecel lele, dan kadang ngojek siangnya sembari ngirim berkas lamaran di kantor-kantor, dan akhirnya diterima jadi sales motor kala itu.

Memang sih kalau anak-anak di wakanda ini tidak ditempa dengan kerasnya didikan orang tuanya, niscaya besarnya nanti mereka akan manja. Mereka hanya akan terus tetap "netek" pada orang tuanya sampai mereka dikasih kerja atau warisan untuk hidup. Makanya banyak yang lembek, ditampar gurunya aja ngadu sama polisi, dipukul sama seniornya aja ngadu sana-sini yang akhirnya membuat mental anak-anak zaman sekarang mudah frustasi dan tidak sekuat anak-anak milenial yang lahir tahun 80-an.

Ya mau gimana lagi, ane dulu sekolah sudah berapa kali kena strap dan bahkan dipukul pakai mistar panjang sampai patah, tapi ane biasa saja, malah kalau ngadu sama ortu ditambah lagi hukumannya karena memang ane yang salah. Kalau sekarang, ortu pada ngadu kalau anaknya ditampar sama guru, padahal anaknya yang salah, eh malah gurunya di PHK padahal lagi ngasih pelajaran mendidik moral dan mental mereka.

copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
September 23, 2024, 12:55:05 PM
#1
Disclaimer: Tulisan ini dibuat di malam hari ketika tiba-tiba keluar inspirasi buat bacot, mohon maaf kalo tidak berdasarkan teori (teorinya harusnya ada tinggal cocoklogi sendiri).

So, Wakanda adalah negara yang KAYA SDA tapi kenapa warganya sedih (alias miskin), sudah tentu jawabannya adalah SDM Rendah. Namun kita gali lagi apa yang bikin SDM kita ini rendah. Apakah ada salah budaya (culture) di sini?

1. Wakanda bukan berdasar Merit-okrasi.
Sudah jelas dari berdasarkan definisinya dari kamus, merit = "the quality of being particularly good or worthy, especially so as to deserve praise or reward" kalau diterjemahkan pakai bahasa menjadi: kualitas yang baik sehingga pantas mendapat imbalan. Sistem di Wakanda tidak didasarkan pada kualitas seseorang, sehingga kualitas baik tidak otomatis dihargai. Agan pandai, agan bekerja keras? Di Wakanda agan masih kalah dengan kandidat titipan lewat jalur belakang.

Contoh yang lebih ekstrim adalah FUFUFAFA bisa jadi Walikota dan kemudian Wakil Presiden.

2. Individualisme yang kurang
Kalau menurut ideologi banteng moncong putih, semua-semua harus gotong royong. Akibatnya dari kecil tidak dididik untuk punya sikap sendiri. Budaya ikutan dari poin ini adalah budaya nyontek, budaya keroyokan, tawuran, budaya korupsi bersama-sama, dsb.

Benar seseorang harus bisa bekerja sama dalam kelompok, tapi kelompok itu bukanlah yang utama dan yang terutama. Yang terutama adalah hasil kerjanya sehingga kalau bisa dikerjakan sendiri kenapa harus dikerjakan bersama-sama? Dalam kurikulum biasanya banyak itu kerja kelompok yang gak guna dan malah bikin mental "gotong royong" naik.

Mental berkelompok ini juga bikin seseorang menjadi lebih pengecut dan tidak mau beda (lain dari yang lain). Sehingga tidak ada kreativitas dan pemikiran out-of-the-box terjadi.

3. Tidak Mandiri Sejak Dini
Budaya di Wakanda tidak mengajarkan kalau usia 18+ silahkan pergi dari rumah untuk mendapatkan pendidikan karakter entah itu di asrama atau sewa sendiri tapi bayar sendiri. Sehingga di usia tersebut energi gabut tidak tersalurkan sehingga bermanifestasi ke hal-hal aneh seperti tawuran dsb. Kalau di Wakanda ngekos pun dapat kiriman per bulan yang kadang jumlahnya bisa buat foya-foya (kalau bokap lo kayaaa) akibatnya mentalnya lembek dan nanti ketika hidup mulai sulit tidak bisa survive.

Survivabilitas ini sangat penting! Yang dimaksud survive adalah bertahan hidup tidak ngutang, tidak nyusahin orang lain, lepas dari campur tangan orang tua, dsb. Di Wakanda itu rata-rata mau kawin biayanya masih minta orang tua. Bisa mandiri ketika sudah "mapan" itu telat menurut ane karena belum tentu bisa "mapan." Kemandirian mulai sejak dini untuk membentuk karakter yang kuat.

Kira-kira segini dulu. Lalu apa yang bisa kita perbaiki? Memperbaiki poin-1 tentu sulit kalau agan tidak jadi pejabat. Paling tidak dimulai dari poin-2 & poin-3 sehingga budaya buruk tidak diteruskan ke generasi yang akan datang, yang kalau tidak berubah akan sama sedihnya dengan generasi tua.

Ada tambahan? Atau tidak setuju? Silahkan didebat tapi ingat posisi "hipotesis" kalau culture yang sekarang itu buruk sehingga outputnya juga buruk.
Pages:
Jump to: