~snip
Yang jadi pertanyaan saya adalah, bagaimana seseorang bisa paham dan mengenal Bitcoin , jika mereka berada di pedalaman atau di pelosok desa ?! Bagaimana dengan orang yang sehari-harinya hanya sibuk bekerja mencari nafkah untuk keluarganya, tanpa di sibukan dengan benda-benda elektronik , seperti smartphone dan komputer , atau mempunyai smartphone yang hanya di gunakan untuk alat komunikasi saja ?
Saya kira ini juga menjadi salah satu penyebab lambatnya perkembangan Bitcoin di masyarakat luas !
Bagaimana dengan pendapat anda ?!.
Lambatnya perkembangan bitcoin di Indonesia terutama orang-orang di pedalaman itu karena bitcoin sampai saat ini belum berguna secara
praktis, buat apa mereka bitcoin2 kalao jaringan telekomunikasi aja kadang susah?
faedah yang bisa kita rasakan pake bitcoin di Indonesia apa sih selain buat di tradingkan karena naik turunnya yang luar biasa? Buat alat pembayaran kan gak bisa.
Coba dulu itu yang punya dan pakai e-toll/e-money dan sejenisnya masih sedikit, sekarang ane liat banyak pengguna e-money udah lebih banyak (pengalaman liat orang masuk ke gerbang tol khusus e-toll lebih banyak dan ketika naik kendaraan umum seperti transjakarta/kereta kommuter sebagian besar make e-money).
Kenapa jadi banyak yang pakai?
Salah satunya karena banyak fasilitas2 yang mendukung hal itu kaya
merchant yang makin banyak nerima pembayaran pake
e-money, kemudian didukung pemerintah dengan kebijakan menerapkan penggunaan
cashless pada fasiltias yang dimiliki pemerintah. Bisa diliat di toll/transjakarta/krl commuter yang nerapin hal ini buat tiketnya.
Nah kalau hal di atas diterapkan ke bitcoin, berarti harus ada adopsi yang besar-besaran. Ane ragu dalam waktu dekat kita bakal ngeliat hal itu. Melihat berita dan sentimen yang dikeluarkan oleh pemerintah masih kurang bagus kaya artikel2 kaya gini
https://www.republika.co.id/berita/nasional/news-analysis/18/02/01/p3gnpe440-menguatkan-larangan-cryptocurrency-part1.
Kesimpulan: Kalau kurang berfaedah buat masyarakat pada umumnya ya buat apaan juga mereka belajar tentang bitcoin.
segalanya butuh proses/waktu, kesenjangan dalam mengusai ilmu dan pemamfaatan tehknologi antara mareka yang pendidikan tinggi,wawasan luas, dengan masyarakat pelosok hanyalah masalah waktu saja, saya yakin kedepannya dengan ketersediaan Beragam informasi,akses yang luas,adanya sarana penunjang, masyarakat pelosok pun dapat memamfaatkan bitcoin.
Ane pernah ikut FGD buat penilitian literasi finansial anak muda yang diselenggarakan organisasi non-profit yang didukung OJK.
Buat masyarkat desa ini literasi finansialnya agak parah malah, di desa ada orang yang nyimpen uang 1milyar di rumahnya sendiri, pas ditanya kenapa kok gak di simpen di BANK? alesannya karena takut duit dia ilang kalo bank tempat dia nyimpen uang kebakaran/kemalingan. Kejadiannya baru tahun ini. Berarti masalahnya bukan cuman proses/waktu, terbukti "fungsi bank" aja sebagian masyrakat desa masih ada yang belum paham, karena apa? ya karena mereka memang gak paham (rendahnya edukasi ke masyrakat) dan mereka juga gak ngerasa perlu nyimpen di bank, toh nyimpen di rumah fine2 aja buat mereka, gak neko2 lah.
Itu aja bank mereka2 ini masih belum paham, gimana bitcoin? Butuh berapa puluh-puluh puluh tahun lagi ya...