Gimana kalau misalnya itu karena persaingan antar pedagang yang semakin keras. Maksudnya gini om. Sekarang kan semakin banyak makanan kekinian yang bisa di cari oleh anak-anak muda ataupun yang di atasnya. Nah,dengan semakin banyaknya tipe makanan yang bisa mereka beli dan juga dengan adanya order online, itu menambah persaingan.
Sekarang dengan adanya order online, orang-orang tidak perlu pergi ke warungnya dan bisa menunggu di rumah saja (seperti saya
). Mungkin pedagang-pedagang itu perlu mengikuti tren seperti mendaftarkan warungnya ke order online (bisa salah satu atau semuanya).
Faktor-faktor yang om sebutin itu bisa menjadi faktor yang membuat lesunya dagangan mereka. Tapi mereka harus bisa membuat inovasi yang berbeda dari yang lainnya. Ya, contohnya seperti yang saya sarankan bisa mendaftarkan warungnya ke order online. Mungkin itu bisa menjadi solusi.
Kalau untuk beralih ke frugal living (hidup hemat) bisa juga karena dengan asumsi gaji pekerja belum naik tapi harga bahan-bahan pokok sudah naik duluan terutama ketika menjelang hari-hari libur besar dll nya.
Pesaing antar pedagang makanan itu sudah sangat lumrah berlomba lomba untuk bersaing dengan harga nya om, kalau pedagang kaki lima merambah ke order online itu bukannya malah menjadi beban keuangan bagi pembeli om, bertambahnya pengeluaran buat ongkos kirimnya.
Kebetulan ada kawan saya jualan ketoprak kalau beli langsung 13lebu, kalau pakai aplikasi bisa 20lebu lebih. Kawan saya sempat mengeluh kan juga dengan bahan pokok seperti beras yang naik nya seenak udelnya dewe, untuk menaikkan harga teman saya tidak berani mengambil resikonya, takut pelanggan kedepannya berkurang ,biasanya sehari hari dagangan kawan saya itu hampir rata rata habis. Langkah yang di ambil teman saya harga tetap 13lebu tapi porsinya agak sedikit berkurang. Lebih baik ambil keuntungan sedikit dari pada naik harga dagangan nya.
Mungkin sekarang apa apa serba mahal kalau saya melihat orang sudah berubah pola hidup nya. Lebih ke frugal living (hidup hemat). Dari pada beli makan di luar 17ribu sekali makan ,lebih baik beli beras sendiri 1,5L mples lauk g neko neko bisa sehari dengan pengeluaran lebih minim.
Bukannya gaji pekerja sudah naik di awal awal bulan y om, bukannya sudah ada formula penghitungan dari pemerintah kenaikan Ump tidak boleh melebihi dari 10%
(Sumber:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20230102121501-4-402053/lengkap-ini-dia-daftar-ump-terbaru-2023-di-34-provinsi-ri)
Berarti merembet kemana-mana ya. Sekarang gini om. Misalnya itu jadi beban keuangan bagi pembeli, tapi untuk pembeli loyal yang sudah biasa beli di warung itu, mereka tidak akan memikirkan bebannya karena dari order online itu juga sering memberikan gratis ongkos kirim. Coba deh om lihat di aplikasinya, pasti tiap minggu ada gratis ongkos kirimnya.
Langkah-langkah yang diambil oleh kawan om itu bisa menjadi solusi dengan asumsi tidak menaikkan harganya tapi mengurangi porsinya dan saya kira itu wajar serta sudah terjadi di beberapa warung. Tapi mereka juga bisa menaikkan harganya dan untuk para langganannya, itu masih bisa diterima selama kenaikan harganya masih normal untuk mereka dan rasa makanannya juga tidak ada yang berubah. Kalau kata Om Hao, soal rasa itu tidak bisa berbohong
Pemikiran untuk beralih ke frugal living itu sudah ada dan sudah dilakukan sejak dulu tapi mungkin didengungkannya baru-baru ini sehingga masyarakat berpikir ini seperti cara baru untuk berhemat. Sebenarnya, tidak ada salahnya juga beralih ke frugal living untuk menghemat pengeluaran tapi ini juga harus diiringi dengan penghematan di bidang lainnya, misalnya jajan. Jajan ini yang tidak bisa diperkirakan, entah itu jajannya ayah, bunda, anak-anaknya atau "jajan"nya yang lainnya.
Gaji pekerja mungkin sudah naik di awal-awal bulan tapi kalau harga kebutuhan pokok naiknya bisa sampai beberapa persen, kira-kira menurut om, keadaannya tetap sama dengan yang sebelumnya ngga om?
Sebagai perbandingan ya om, ini yang saya dapat:
https://www.suarainqilabi.com/berita/benarkah-gaji-pns-naik-tapi-rakyat-gigit-jari/
https://www.kompasiana.com/melvinanurcahayani9474/6509b36f4addee1d27583614/prediksi-kenaikan-harga-gula-makanan-dan-minuman
https://jateng.solopos.com/harga-beras-naik-begini-curhat-pedagang-dan-pembeli-di-salatiga-1745312
https://mojok.co/terminal/harga-beras-hari-ini-bisa-memicu-inflasi/
https://indexbekasi.com/2023/09/18/gaji-asn-tni-polri-2024-naik-8-bagaimana-dengan-kenaikan-umk-2024/
https://kumparan.com/angga-pratama-1685113232445744615/greedflation-dan-perekonomian-indonesia-21C5ReIb8iy/4
Selain itu ya om, mungkin yang naik itu gaji ASN/TNI/POLRI, nah gimana dengan pekerja di kantor swasta atau di perusahaan, pekerja di pabrik-pabrik, apakah gaji mereka juga naik sama dengan gaji ASN/TNI/POLRI? Selain itu, gaji di setiap kota pasti berbeda-beda mengikuti UMR dari kotanya tapi harga kebutuhan pokok menyesuaikan juga.
Tapi itu jelas tidak dirasakan oleh mereka yang gajinya di atas UMR, sedangkan banyak rakyat yang terimbas dengan naiknya harga kebutuhan pokok.