Pages:
Author

Topic: [Diskusi] Desentralisasi Cryptocurrency hingga Permasalahan Blocksize - page 2. (Read 739 times)

sr. member
Activity: 910
Merit: 351
"Desentralisasi merupakan sebuah jaringan yang dapat berjalan secara langsung, tanpa adanya perantara, dan tanpa kontrol pihak tertentu"

Darimanakah definisi muncul?
Dari segi bahasa murni, desentralisasi = de-sentral-isasi. Merujuk pada sebuah proses penghilangan titik pusat atau pemusatan suatu hal tertentu. Secara sederhananya, maka desentralisasi merujuk pada sebuah proses penghilangan pemusatan menuju titik-titik lain yang lebih banyak. Kata yang serima, yaitu deanonimisasi merujuk pada sebuah proses penguraian/penghilangan sifat anonim pada suatu hal. Maka bisa disimpulkan bahwa desentralisasi juga bisa dibilang peniadaan pemusatan.

Dari sini maka limitasi kriteria sesuai kepentingan subjek pengujar bisa masuk. Ane sendiri lebih bersifat netral saja, tergantung pada aspek apa kita membicarakan desentralisasi, yang bisa meliputi:
- Kontribusi koding (apakah terpusat pada sekelompok orang, atau semua orang bebas mengapprove commit code, dst)
- Penambangan/staking/pembukaan node
- Semua orang bisa memakai/tidak
dst.

Kalau dilihat di berbagai grup Telegram, debat kata/limitasi desentralisasi ini sering sekali nanti akhirnya digunakan menyerang proyek tertentu. Misal EOS adalah shit project karena aslinya sangat sentralistik dst. Bisa pula orang mengatakan kalau Bitcoin itu gak desentralisasi penuh karena toh akhirnya yang punya hashpower besar = menguasai jaringan (yang gak sepenuhnya benar). Ane sendiri sih lebih mementingkan yang penting orang paham apa yang seharusnya dipahami, termasuk segala risikonya.

Just my 2 cents.

sr. member
Activity: 789
Merit: 243
Enterapp Pre-Sale Live - bit.ly/3UrMCWI
Baru-baru ini ane sering lihat pembahasan di board luar tentang kebingungan memahami sifat desentralisasi dan permasalahan hasil pencatatan pada rantai utama bitcoin seiring dengan berubahnya ukuran blocksize.

Sebenarnya ane juga tidak begitu faham bagimana permasalahannya, hingga sifat desentralisasi menjadi perdebatan yang cukup panjang. Ane juga sempat berfikir, Apakah desentralisasi itu hanya sekumpulan komputer P2P yang saling terhubung? Lalu, bagaimana kita mengukurnya hingga dikatakan sebagai desentralisasi? Apakah 1000 jaringan komputer yang saling terhubung, 2000, 5000 atau lebih banyak lagi?

Secara sederhana saya berpedoman pada makna ini:
"Desentralisasi merupakan sebuah jaringan yang dapat berjalan secara langsung, tanpa adanya perantara, dan tanpa kontrol pihak tertentu"

Lalu, bagaimana Cryptocurrency dapat memiliki sifat desentralisasi?

Jawaban ini mungkin akan menyinggung altcoin pastinya, sebab hingga saat ini ane belum menemukan altcoin yang memiliki sifat desentralisasi secara penuh. Satu-satunya perangkat kripto yang memiliki sifat desentralisasi adalah bitcoin, kenapa?
~ Bitcoin dapat dimiliki secara umum (meskipun Altcoin Juga memiliki sifat ini)
~ Bitcoin dapat ditambang secara publik (Hanya sebagian Altcoin, XRP pertambangan dikelola ripple labs)
~ Semua orang dapat berkontribusi dalam pengembangan bitcoin (hanya sebagian Altcoin memiliki sifat ini)
~ Tidak ada otoritas / lembaga dibelakang bitcoin (Seluruh altcoin dikelola lembaga)
~ Satosi meninggalkan proyeknya sendiri, ini dapat dikatakan posisi bitcoin memiliki sifat desentralisasi penuh.

Semua itu adalah bagian dari sifat-sifat desentralisasi. Hanya saja, kelemahannya bitcoin dapat dikuasai jaringannya misalnya oleh pertambangan, dapat dimanipulasi harganya oleh exchange, dan menjadi hukum rimba (siapa kuat dia yang menang). Meski demikian, bitcoin memiliki nilai terbaik dari semua kripto, yakni sifat desentralisasi.

Pembahasan kedua ane fikir lebih sulit dari pada sekedar desentralisasi, yakni permasalahan hasil pencatatan pada rantai utama bitcoin seiring dengan berubahnya ukuran blocksize. Sebab sebagian meyakini bahwa bertambahnya ukuran blocksize akan membuat ukuran blockchain bitcoin akan semakin besar, sehingga yang mempu mencatat keseluruhan transaksi hanya komputer yang memiliki memori yang besar (secara teori ane juga tidak mengerti bagaimana hitungannya).

Namun secara logika, jika ukuran blocksize semakin besar maka ukuran keseluruhan rantai blockchain bitcoin juga semakin besar. Ini akan membuat pertambangan skala kecil akan semakin kesulitan untuk memiliki catatan hingga rantai penuh, apalagi kecepatan internet yang dimiliki. Lalu apakah ini merupakan sebuah problem?
Ane tidak bisa menjelaskan secara pasti, namun sepertinya kedepan. kesulitan pertambangan akan menjadi lahan bagi perusahaan besar untuk menguasai teknologi ini, sebab hanya perusahaan besar yang mampu menghadirkan teknologi hardware untuk pertambangan atau sebagai konfirmasi transaksi. Meskipun begitu, perubahan ukuran blocksize saat segwit tahun 2017 lalu perhitungan maksimal hanya mencapai 2MB atau paling memungkinkan menjadi 4MB. Ini masih masuk akal untuk perusahaan pertambangan skala kecil.

Mungkin, ada yang dapat menjelaskan secara pasti? atau pertanyaan ane malah membingungkan. lol

Catatan: Mohon dikoreksi jika salah.
Pages:
Jump to: