Pages:
Author

Topic: Hasil Survey Tingkat Elektabilitas Capres, Haruskah Kita Percaya? (Read 247 times)

hero member
Activity: 868
Merit: 737
Pada kesimpulannya kita sebagai masyarakat biasa yang memiliki sedikit pemahaman terhadap dinamika politik di Negeri ini, mestinya harus berusaha untuk menjelaskan kepada sanak saudara untuk tidak percaya begitu saja terhadap lembaga servey. Apapun yang mereka hasilkan dari analisanya, harus kita terima dengan sikap kritis. Artinya untuk mengantisipasi informasi yang salah, dan menghindari di giring untuk mendukung salah satu paslon.

Begitu juga dengan media yang suka mempublikasi hasil lembaga survey, kita tidak boleh percaya begitu saja. Karena kita tahu diantara sekian banyak media, dimiliki oleh beberapa orang yang juga memiliki jabatan di dalam Partai pengusung Paslon. Secara otomatis kita bisa menebak siapa yang akan mereka dukung dan siapa yang tidak, oleh karena itu saya tidak begitu mempercayai keberadaan lembaga survey.
Benar, memberikan pemahaman dan edukasi kepada orang yang terdekat juga perlu biar tidak terjebak dalam intrik politik menyesatkan. Dulu itu media televisi kayak metro tv sering memberikan hasil survey yang bagus untuk ganjar, tapi sekarang semenjak bos mereka dukung anis, survey menjadi terbalik dan merilis hasil yang berbeda ketika anis belum disebutkan. Yang menarik, Prabowo masih tetap no.1 di seluruh media survey dan televisi, artinya cukup realistis untuk paslon tersebut, yang pembeda sekarang ini cuma anis dan ganjar, kalau media yang dukung anis pasti akan mengunggulkannya dirilis survey, sedangkan yang berlawanan, akan merilis ganjar untuk lanjut ke putaran kedua melawan prabowo.
sr. member
Activity: 868
Merit: 456
~snip~

Bebas aja si boleh di ikuti atau tidak, itu hanya bagian dari statistik yang kadang datanya memang benar (menggunakan metode dan rumus yang tepat) atau hanya sekedar claim atau survei pesanan yang menguntungkan salah satu paslon. Karena hasil survei kadang bisa di jadikan freming yang bagus untuk menggiring masa

Kalau lembaga survei ternama maka mereka memang beneran melakukan survei, survei yang dilakukan dengan metode sampling dan kebanyakan radom sampling yang menggunakan rumus tertentu sehingga menemukan sample-sample tertentu dan memiliki nilai akurasi tertentu secara metodologis dan matematis. Saya dulu beberapa kali ikutan survei dan bayarannya pun lumayan, bisa 1jt atau 1,5jt untuk 10 sampe 20 responden yang di wawancarai. Untuk metode rumus dan metodologis saya kurang paham tetapi sample yang muncul bisa hanya beberapa desa dalam satu kecamatan dan paling hanya 10 orang dalam 1 desa, jadi peluang untuk jadi koresponden juga kecil. Tetapi asli ada metodenya dan mencari responden juga dengan rumus, saya pernah nunggu 1 orang mpe 3 hari karena orangnya lagi keluar kota dan tetep harus orang itu yang di wawancarai
newbie
Activity: 6
Merit: 0
Baru-baru ini lembaga survey merilis tingkat elektabilitas capres yang diambil random dari berbagai kalangan masyarakat, kalau kita cek ternyata, pasangan prabowo gibran dan anies muhaimin semakin naik elektabilitasnya, sedangkan ganjar mahmud semakin turun. Lalu apakah kita musti percaya terhadap survey tersebut?. Soalnya beberapa sumber mengatakan kalau lembaga-lembaga survey saat ini hanya berfungsi sebagai alat proganda, atau hanya untuk menggiring opini publik.

Namanya juga publik, jika dirasa ada pasangan suaranya bertambah naik, maka paham "ikut-ikutan" untuk menang akan mendominasi. Rakyat tidak mau kalah, kalau ada survey yang mengatakan pasangan tertentu itu naik, maka opini masyarakat juga akan berubah.

Sebenarnya aku juga bingung, selama hidup puluhan tahun sampai sekarang belum pernah sekalipun dapat telepon dari lembaga survey untuk menentukan siapa calon yang kupilih. Jadi sekarang ini muncul pertanyaan, dari manakah mereka dapat data tersebut?, apa benar lembaga survey menanyakan langsung ke masyarakat atau hanya denger-denger sekilas di warung kopi saja?,

https://politik.rmol.id/read/2023/09/24/590351/diduga-cuma-penggiringan-opini-publik-diimbau-tak-mudah-percaya-hasil-survei-paslon-2024
hero member
Activity: 2394
Merit: 512
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
~~ Snip ~~
Saya berspekulasi bahwa lembaga survey adalah corng dari partai yang bertujuan untuk menaikkan elektabilitas calon mereka, dan parahnya Partai juga memiliki media seperti Koran, Majalah, siaran TV dan lain sebagainya media untuk memframing elektabilitas tersebut. Secara pribadi saya sama sekali tidak percaya pada mereka, terlepas dari bagaimana mereka melakukan riset dan mewawancarai responden.
Faktanya memang begitu, Lembaga survey sebagaimana kupahami digunakan oleh kepentingan untuk menggiring opini publik ke calon tertentu. Jadi tidak heran kalau lembaga survey A mengunggulkan calon no.1, maka di lembaga survey B membuat tandingan untuk mengunggulkan calon no.2, begitu seterusnya, sehingga ada kayak semacam mainan politik saja. Sehingga, kalau semua lembaga survey publik menurunkan elektabilitas paslon tertentu, maka dibikinlah internal survey yang menggunggulkannya. Contohnya saja Ganjar, di seluruh survey publik, paslon ini ada di nomor urut 3 di bawah anies, dengan angkan 20-an%, namun di survey internal TKN, Ganjar malah ada di urutan ke-2 dengan angka 30-an%, sangat berbeda dengan survey publik, jadi ya jangan heran kalau semua ini (lembaga survey) memang dibuat untuk menggiring opini dan dijadikan alat politik.

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20231228194312-617-1042861/hasil-survei-tpn-prabowo-41-persen-ganjar-37-persen-anies-21-persen
Pada kesimpulannya kita sebagai masyarakat biasa yang memiliki sedikit pemahaman terhadap dinamika politik di Negeri ini, mestinya harus berusaha untuk menjelaskan kepada sanak saudara untuk tidak percaya begitu saja terhadap lembaga servey. Apapun yang mereka hasilkan dari analisanya, harus kita terima dengan sikap kritis. Artinya untuk mengantisipasi informasi yang salah, dan menghindari di giring untuk mendukung salah satu paslon.

Begitu juga dengan media yang suka mempublikasi hasil lembaga survey, kita tidak boleh percaya begitu saja. Karena kita tahu diantara sekian banyak media, dimiliki oleh beberapa orang yang juga memiliki jabatan di dalam Partai pengusung Paslon. Secara otomatis kita bisa menebak siapa yang akan mereka dukung dan siapa yang tidak, oleh karena itu saya tidak begitu mempercayai keberadaan lembaga survey.
hero member
Activity: 868
Merit: 737
Sebenarnya aku juga bingung, selama hidup puluhan tahun sampai sekarang belum pernah sekalipun dapat telepon dari lembaga survey untuk menentukan siapa calon yang kupilih. Jadi sekarang ini muncul pertanyaan, dari manakah mereka dapat data tersebut?, apa benar lembaga survey menanyakan langsung ke masyarakat atau hanya denger-denger sekilas di warung kopi saja?,
Saya berspekulasi bahwa lembaga survey adalah corng dari partai yang bertujuan untuk menaikkan elektabilitas calon mereka, dan parahnya Partai juga memiliki media seperti Koran, Majalah, siaran TV dan lain sebagainya media untuk memframing elektabilitas tersebut. Secara pribadi saya sama sekali tidak percaya pada mereka, terlepas dari bagaimana mereka melakukan riset dan mewawancarai responden.
Faktanya memang begitu, Lembaga survey sebagaimana kupahami digunakan oleh kepentingan untuk menggiring opini publik ke calon tertentu. Jadi tidak heran kalau lembaga survey A mengunggulkan calon no.1, maka di lembaga survey B membuat tandingan untuk mengunggulkan calon no.2, begitu seterusnya, sehingga ada kayak semacam mainan politik saja. Sehingga, kalau semua lembaga survey publik menurunkan elektabilitas paslon tertentu, maka dibikinlah internal survey yang menggunggulkannya. Contohnya saja Ganjar, di seluruh survey publik, paslon ini ada di nomor urut 3 di bawah anies, dengan angkan 20-an%, namun di survey internal TKN, Ganjar malah ada di urutan ke-2 dengan angka 30-an%, sangat berbeda dengan survey publik, jadi ya jangan heran kalau semua ini (lembaga survey) memang dibuat untuk menggiring opini dan dijadikan alat politik.

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20231228194312-617-1042861/hasil-survei-tpn-prabowo-41-persen-ganjar-37-persen-anies-21-persen
hero member
Activity: 2394
Merit: 512
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
Sebenarnya aku juga bingung, selama hidup puluhan tahun sampai sekarang belum pernah sekalipun dapat telepon dari lembaga survey untuk menentukan siapa calon yang kupilih. Jadi sekarang ini muncul pertanyaan, dari manakah mereka dapat data tersebut?, apa benar lembaga survey menanyakan langsung ke masyarakat atau hanya denger-denger sekilas di warung kopi saja?,
Saya berspekulasi bahwa lembaga survey adalah corng dari partai yang bertujuan untuk menaikkan elektabilitas calon mereka, dan parahnya Partai juga memiliki media seperti Koran, Majalah, siaran TV dan lain sebagainya media untuk memframing elektabilitas tersebut. Secara pribadi saya sama sekali tidak percaya pada mereka, terlepas dari bagaimana mereka melakukan riset dan mewawancarai responden.

Pada awalnya keberadaan lembaga survey bertujuan untuk mengontrol suara masyarakat setelah pemungutan, namun dalam perjalanannya keberadaan mereka seperti mengarahkan dan memengaruhi persepsi masyarakat terhadap salah satu calon sebelum pemilihan terjadi. Bahkan kita sering melihat beberapa lembaga survey mengambil alih tugas KPU, maksud saya mereka mendahului KPU dalam mengumumkan siapa yang menjadi pemenang pemilu.

Terlepas dari bagaimana metode, teknik dan cara yang mereka pakai untuk menentukan data, satu dua orang sampel yang mereka ambil tidak bisa menjadi acuan sepenuhnya untuk megenalisir masyarakat secara umum. Menurut saya, kita tidak perlu ambil pusing terhadap keberadaan lembaga survey, kita hanya perlu menilai paslon dari kontribusi mereka terhadap keberlangsungan Negara.
member
Activity: 93
Merit: 22
Saya ngga percaya sama hasil survery seperti itu. Kita ngga tahu apakah mereka (lembaga survery nya) benar-benar turun ke lapangan dan meminta pendapat dari masyarakat tentang masing-masing capres dan mereka melakukannya di banyak tempat atau daerah. Atau mereka melakukannya secara online secara sekarang ini sudah bisa dilakukan dengan mengisi form yang memiliki banyak pertanyaan yang harus dijawab oleh orang-orang.

Mungkin juga lembaga survery itu mengambil sampel secara acak jadi tidak banyak orang yang mengikuti survey seperti itu. Saya belum pernah menemui orang-orang yang mengambil bagian dari survey itu atau saya tidak tahu sama sekali jika ada survey tersebut. Yang penting, dalam memilih di Pemilu besok, kita harus benar-benar memilih yang kita inginkan.

Lagipula, kita juga sudah melihat bagaimana mereka bekerja jadi kita bisa tahu kira-kira capres mana yang kita inginkan.
Pada akhirnya ane memberikan pendapat tentang siap yang akan maju ketahap berikutnya, ane berharap siapapun yang akan menjadi pemenang yang terpenting bisa mensejahterakan rakyat, bukan hanya janji manis tapi palsu melainkan memberikan bukti nyata dari rakyat untuk rakyat. Dan semoga koruptor bisa segera diatasi karna ane rasa mereka sangat merugikan bagi banyak pihak.
hero member
Activity: 1582
Merit: 689
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
Ada lembaga survey yang kredibel dan ada juga yang tidak, tetapi hasil survey itu tidak menjadi sebuah patokan pada hasil pemilu nanti karena dari pemilu ke pemilu ada juga hasil survey berbanding terbalik dengan hasil pemilu. Sebagai contoh ketika Pilkada di DKI, waktu itu tingkat elektabilitas Ahok sangat tinggi dan Anies berada di peringkat ke 3 tapi kenyataannya yang menang menjadi gubernur adalah Anies. Jadi, walaupun Tingkat elektabilitas saat ini menempatkan pasangan Prabowo-Gibran di urutan pertama, bukan berarti pasti memang karena survey dilakukan berdasarkan random atau pengambil sampel tidak mencakup seluruh pemilih di semua wilayah di indonesia.

Anda salah mengambil contoh, Kalau misalkan pada saat itu, tidak terjadi sebuah pelanggaran yaitu penistaan agama, maka ahok yang akan menjadi pemenanganya. Saya yakin itu, karena jika dilihat dari kinerjanya, kinerja ahok lebih nyata dibandingkan beliau yang hanya pandai menata kata.

Isu agama yang telah dituduhkan kepada ahok kala itu, mampu menyebabkan elektabilitas ahok turun secara drastis, sehingga beliau kalah telak pada pilgub tersebut.

Dan kembali kepada topik utama yaitu kerbicara tentang Lembaga survey, sebenarnya saya juga merasa tidak cukup percaya dengan hasil surves yang mereka buat, karena memang tidak sedikit, lembaga survey yang berprilaku tidak netral dan hanya memihak kepada calon tertentu. Sama hal nya seperti chanel-chanel tv pada saat ini.  Dan perlu kita ketahui bahwa, memuat dan membuat sebuah hasil survey itu tidak murah harganya, apalagi sekelas pemilihan presiden. Jadi bukan hal yang cukup mengherankan jika ada lembaga survey yang memang hanya memihak kepada salah satu calon.
sr. member
Activity: 518
Merit: 283
#SWGT PRE-SALE IS LIVE
survey capres atau parpol itu untuk pemetaan. peserta pemilu atau capres.
jadi misal daerah yang kurang bisa di genjot promosi pamflet baliho ataupun kampanye nya.
nyata nya setiap peserta pemilu baik parpol dan capres memiliki tim sukses lembaga survey nya sendiri2 pdip dan capres nya timses nya lembaga survey milik gunanto yunandi, PKB dan cawapres nya muhaimin lembaga survey nya milik eep saefulah fatah

itu artinya para peserta pemilu pun percaya lembaga survey, klau ga percaya perusahaan nya juga sudah koid perusahaan nya.
kalau di media bilang ga percaya itu karena kecewa hasil survey nya njeblok, kalau benaran ga percaya pasti ga menyewa lembaga survey
sr. member
Activity: 812
Merit: 257
Eloncoin.org - Mars, here we come!
ya betul gan, ternyata fomo masuk juga ke dunia politik bahkan semua usia dan kalangan di masyarakat. Grin

Ada saja bumbu-bumbu dalam menjaring minat orang-orang dengan mungkin survey tahun kapan di masa lalu, walau tidak semua nya. Survey begini bagian dari rating setelah melakukan debat dan kampanye mungkin di berbagai wilayah masing-masing paslon. saya rasa ada efek nya sehingga di lakukan.

Bagi saya isu-isu di masa lalu tentang manipulasi data dan berita berita cara curang timses masing masing kubu membuat saya masa bodo gan, ya coblos aja semau nya sesuai kata hati, karena semua calon melukan hal terbaik walaupun saya tidak tahu di belakang layar, itu urusan mereka termasuk survey data seperti ini. dan upaya upaya lain termasuk data dan merchandise.

Bener-bener pesta rakyat yang megah, mungkin nanti yang terkenal negara indonesia di masa depan yaitu kpu dan pemilu dari proses panjang dan pernak-pernik pemilu, bukan hasil kerja para pemimpin atau wakil rakyat terpilih saat mulai menjabat Cheesy

Bagi saya tidak penting survey demikian karena belum pernah mengalami juga, lagian kalau ahirnya menjaring pendukung dengan referensi data survey, mungkin sia-sia prinsip masing -masing orang dengan pilihan yang bebas. Walaupun tujuan nya memberi gambaran keunggulan paslon secara global dengan minat oleh bukan timses nya sendiri sekalipun. apalagi dari internal bagi saya itu tidak harus di lakukan.
sr. member
Activity: 1274
Merit: 423
Sebenarnya saya rasa ini menjadi dilema ketiaka berbicara tentang hasil survey elektabilitas capres karena bagaimanapun juga saat ini sepertinya memang survey elektabilitas seperti ini selalu menjadi tolok ukur para pengamat politik ketika berbicara tentang pemilu saat ini.
Masalahnya adalah apakah memang itu sepenuhnya benar karena bagaimanapun juga ketika berbicara tentang survey terkadang hal seperti ini sedikit rumit mengingat sekalipun pada akhirnya ada survey yang benar-benar dilakukan tetapi hasil dari survey nya itu sendiri dapat di pertanyakan.
Ketika saya di waktu kuliah dahulu tepatnya di pemilihan sebelumnya saya mendapatkan tugas dari salah satu lembaga survey untuk olah hasil dari surveyor (kerjaan serabutan saya ketika kuliah Cheesy) yang berhubungan tentang pemilu dan kesadaran warga dalam pemilu melalui survey tetapi melihat jawaban yang diberika kepada surveyor sebenarnya terkadang itu sama dan hanya sebagai formalitas saja sehingga dalam hal ini terkadang sulit membuat hasil survey yang benar-benar real.
Selain itu, kita juga tahu bahwa hasil survey di masalah pemilu atau ketika ada pemilihan apapun di beberapa hasil sebelumnya juga terkadang itu terbukti masih menjadi spekulatif dimana ketika hasil survey yang memang tinggi untuk salah satu pasangan calon terkadang itu tidak membuat situasi menjadi sama ketika pemilihan karena beberapa situasi dan kondisi termasuk ketidak jujuran dari survey serta ada hal-hal lain yang mengganggu misalnya.
Sehingga dalam hal ini saya masih merasa bahwa tidak terlalu baik jika pada akhirnya hal seperti ini dijadikan sebagai tolok ukur karena bagaimanapun juga Survey terkadang tidak sesuai dengan ekspektasi ketika pemilihan berlangsung.
hero member
Activity: 2114
Merit: 740
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
Saya salah satu yang tidak pernah percaya pada lembaga Survei, kebanyakan lembaga Survei di Indonesia bekerja sesuai pesanan, netralitas mereka pada Paslon yang bertarung di pesta demokrasi patut dipertanyakan. Di beberapa negara lain butuh waktu kurang lebih sebulan untuk mengetahui hasil pemilu, sementara di negara maju seperti di Amerika, hasilnya bisa diketahui dalam waktu beberapa jam setelah pemungutan suara selesai dilakukan. Sedangkan di Indonesia sudah diketahui hasilnya sebelum pencoblosan/pemilihan dilakukan.

Seingat saya, belum pernah ada lembaga survei yang datang langsung ke rumah atau menjumpai saya untuk mensurvei siapa yang menjadi pilihan saya saat pemilu. Lembaga Survei hanya sebagai alat untuk menaikkan elektabilitas Paslon tertentu, mungkin tanpa adanya lembaga Survei, pesta demokrasi di Indonesia akan lebih indah dan berlangsung Jurdil.
sr. member
Activity: 789
Merit: 243
Saya tidak percaya hasil survey. bagi saya hasil survey itu tidak mencakup semua pemilih apalagi pada umumnya lembaga survey itu akan melakukan survey kalau ada kandidat tertentu yang membayarnya. Jadi tidak heran juga jika paslon yang memiliki uang yang banyak dan didukung oleh cukong maka mereka pasti membayar lembaga survey untuk mengangkat tingkat eletabilitas mereka dengan harapan supaya masyarakat mau memilih mereka. Saya melihat lembaga survey semcam itu adalah sebagai propaganda dan menggiring opini supaya lawan politiknya panik dan merasa akan kalah nantinya.

Oleh karena itu, saya mengajak masyarakat jangan pernah memilih capres dan caleg pada hasil survey pada pemilu kali ini tapi pilihkan calon pemimpin dengan melihat rekam jejak dan gagasannya saat turun langsung ke masyarakat dan apa program mereka dalam mensejahterakan masyarakat.
hero member
Activity: 1400
Merit: 674
Bagi ane pribadi jika lembaga surveinya tidak independen akan sangat sulit di percaya, ya sebenernya meskipun lembaga surveinya independen masih sedikit ada keraguan.

Namun yang namnya lembaga surveinya memiliki afiliasi dengan kandidat tertentu, tentu saja sangat di ragukan dan jangan mudah percaya karena besar kemungkinannya memiliki rekayasa data yang sengaja di buat untuk tujuan tertentu.

Tetapi memang benar bahwa hasil survei mempengaruhi pandangan beberapa golongan masyarakat, tetapi bagi kita saya harap untuk tidak mudah percaya di jaman seperti sekarang ini. kecuali anda timsesnya.lol
sr. member
Activity: 1358
Merit: 268
Graphic & Motion Designer
Saya dulu waktu tahun 2014 pernah menjadi pekerja lepas untuk salah satu lembaga survey, dan sepengalaman saya sebagai tukang survey lembaga survey -paling tidak ditempat saya pernah ikut serta- masih menggunakan kaidah-kaidah statistika dan tidak berusaha untuk memanipulasi data. Walaupun datanya tidak 100% akurat -biasanya lembaga survey mencantumkan margin error- namun sedikit banyak bisa menjadi cerminan hasil utamanya.

Namun tidak dipungkiri bahwa saya juga mendengar gosip-gosip dari beberapa rekan kerja yang sudah beberapa kali menjadi tukang survey, ada beberapa lembaga survey yang disewa oleh partai / tokoh politik melakukan -bisa dibilang- manipulasi.

Yang paling umum saya dengar yaitu, lembaga survey memilih suatu daerah untuk dijadikan sampel, namun sebelum dilakukan survey partai politik yang sudah kong-kalikong dengan lembaga survey tersebut memberikan bantuan dulu ke daerah yang mau disurvey untuk sampel, sehingga hasilnya akan mengunggulkan partai/tokoh tersebut. Datanya memang orisinil dan riil, namun karena sebelum disurvey diberi bantuan dan serangan fajar bisa dibilang masyarakat yang di survey jadi agak bias.
legendary
Activity: 1484
Merit: 1024
#SWGT CERTIK Audited
Kita rakyat indonesia ini semakin hari semakin dijejali oleh informasi untuk mengiring opini ke paslon tertentu. Ane setuju kalau ada lembaga survey yang kredibel dan ada juga yang enggak, namun kalau ane lihat lebih banyak yang tidak kredibelnya dibanding yang jujur. Coba kalau mereka beberkan dan kasih informasi yang jelas dari mana mereka dapat data, lokasi, umur dan pekerjaan, pasti akan banyak yang mengkompare data dengan kenyataan. Kalau sekarangkan, tidak. Lembaga survey hanya menampilkan hasil, ini loh capres yang elektabilasnya tinggi, dan ini yang menurun. Sehingga, masyarakat seperti dicolokin hidungnya untuk nurut atas data yang belum tentu benar sehingga pilihan berubah ke paslon yang sudah pasti akan menang.
legendary
Activity: 2226
Merit: 1592
hmph..
Baguslah kalau sampai tidak mengubah pilihan, karena ada sebagian orang yang akan berubah pilihan jika paslon yang didudukung sebelumnya anjlok dalam survey. Ini sering terjadi di lingkunganku, malah dulu ada yang dukung Ganjar mati-matian, eh ketika survey-nya berangsur-angsur anjlok malah pindah pilhan ke no.2, kata dia, hanya pilih yang berpotensi menang saja, biar ikut hora-hore, masalah visi dan misa capres, itu menjadi prioritas belakangan. Yang penting ikut menang.
Buah dari belajar memahami cara kerja surveyor mas, terlebih ketika saya mendapati perbedaan hasil antara hasil survei dengan hasil pilpres membuat saya yakin bahwa survei ini mungkin tidak kredibel seperti yang dibicarakan banyak orang. Sejak awal pun saya tidak fokus menentukan pilihan dengan mengacu pada media tradisional. social media dan survei, mengingat pilihan itu penting, bukan asal ikut saja. Kalau yang penting ikut hora-hore ketika menang, ini sih banyak di tempat saya mas. Tapi bukan karena survei, namun memilih berdasarkan siapa calon yang isunya paling banyak dukungan, jika pilihan awalnya A, ternyata B lebih banyak, ada sebagian warga sini pun mulai pindah ke B.  Cheesy
hero member
Activity: 1064
Merit: 589
Susah sekarang untuk percaya survei mas, saya sendiri hanya melihatnya sebagai data, tapi tak sampai mengubah pemikiran saya. Karena, mau tidak percaya, hasil survei dengan hasil pemilu sering sesuai, walaupun tidak 100% sama, namun cenderung sesuai.
Baguslah kalau sampai tidak mengubah pilihan, karena ada sebagian orang yang akan berubah pilihan jika paslon yang didudukung sebelumnya anjlok dalam survey. Ini sering terjadi di lingkunganku, malah dulu ada yang dukung Ganjar mati-matian, eh ketika survey-nya berangsur-angsur anjlok malah pindah pilhan ke no.2, kata dia, hanya pilih yang berpotensi menang saja, biar ikut hora-hore, masalah visi dan misa capres, itu menjadi prioritas belakangan. Yang penting ikut menang.

Mungkin ini yang jadi fokus utama lembaga survey biar hasil survey mereka dapat dipesan dengan sejumlah uang sehingga dapat mengubah pilihan masyarakat (jika melihat hasil survey pilihannya naik). Setahuku juga, lembaga survey di Indonesia juga banyak mengacu dari lembaga di luar negeri, mereka dapat memenangkan pasangan calon hanya membayar secara rutin lembaga survey biar elektabilitasnya tinggi terus. Makanya banyak owner atau pemilik lembaga survey itu gemuk-gemuk, dan naik mobil mewah ketika datang ke kantor media.

Benar mas, itu bisa saja pesanan dari paslon agar elektabilitas mereka berada di peringkat paling tinggi, dan ketika itu terjadi mau tidak mau saya harus berkesimpulan bahwa siapa yang  memiliki uang yang banyak maka mereka akan berada di elektabilitas yang paling tinggi. Bingung juga sih sekarang, mau kita percaya kita tahu bahwa politik itu bisa dikatakan kotor, mau tidak percaya kita tidak punya bukti kuat untuk memvalidasi apa yang kita katakan.
Saya pribadi tidak akan terpengaruh oleh hal hal semacam ini, saya akan tetap berada dalam pilihan yang menurut saya layak untuk dipilih ya meskipun dengan kekurangannya.
Saya pikir jika pun iya mereka mengutak atik itu, maka yang menjadi target mereka adalah orang tua, sebab saya pikir anak muda zaman sekarang  sudah mulai memposisikan diri. Sebab saya masih melihat orang tua biasanya akan lebih ingat kepada mereka yang memiliki elektabilitas yang tinggi ataupun nama yang sering mereka dengar, itu yang akan menjadi pilihan mereka.
full member
Activity: 1066
Merit: 188
Sugars.zone | DatingFi - Earn for Posting
Ada lembaga survey yang kredibel dan ada juga yang tidak, tetapi hasil survey itu tidak menjadi sebuah patokan pada hasil pemilu nanti karena dari pemilu ke pemilu ada juga hasil survey berbanding terbalik dengan hasil pemilu. Sebagai contoh ketika Pilkada di DKI, waktu itu tingkat elektabilitas Ahok sangat tinggi dan Anies berada di peringkat ke 3 tapi kenyataannya yang menang menjadi gubernur adalah Anies. Jadi, walaupun Tingkat elektabilitas saat ini menempatkan pasangan Prabowo-Gibran di urutan pertama, bukan berarti pasti memang karena survey dilakukan berdasarkan random atau pengambil sampel tidak mencakup seluruh pemilih di semua wilayah di indonesia.
hero member
Activity: 868
Merit: 737
Susah sekarang untuk percaya survei mas, saya sendiri hanya melihatnya sebagai data, tapi tak sampai mengubah pemikiran saya. Karena, mau tidak percaya, hasil survei dengan hasil pemilu sering sesuai, walaupun tidak 100% sama, namun cenderung sesuai.
Baguslah kalau sampai tidak mengubah pilihan, karena ada sebagian orang yang akan berubah pilihan jika paslon yang didudukung sebelumnya anjlok dalam survey. Ini sering terjadi di lingkunganku, malah dulu ada yang dukung Ganjar mati-matian, eh ketika survey-nya berangsur-angsur anjlok malah pindah pilhan ke no.2, kata dia, hanya pilih yang berpotensi menang saja, biar ikut hora-hore, masalah visi dan misa capres, itu menjadi prioritas belakangan. Yang penting ikut menang.

Mungkin ini yang jadi fokus utama lembaga survey biar hasil survey mereka dapat dipesan dengan sejumlah uang sehingga dapat mengubah pilihan masyarakat (jika melihat hasil survey pilihannya naik). Setahuku juga, lembaga survey di Indonesia juga banyak mengacu dari lembaga di luar negeri, mereka dapat memenangkan pasangan calon hanya membayar secara rutin lembaga survey biar elektabilitasnya tinggi terus. Makanya banyak owner atau pemilik lembaga survey itu gemuk-gemuk, dan naik mobil mewah ketika datang ke kantor media.
Pages:
Jump to: