Pages:
Author

Topic: Hasil Survey Tingkat Elektabilitas Capres, Haruskah Kita Percaya? - page 2. (Read 378 times)

sr. member
Activity: 1204
Merit: 486
Lembaga survey memang secara tidak langsung bisa menjadi senjata bagi para calon untuk masuk ke dalam opini publik, lagi pula saya tidak yakin apakah lembaga survey itu bersikap netral atau tidak. Meskipun mereka mengatakan bersikap netral, namun pada dasarnya kita tidak tahu di dalam mereka seperti apa. Pemilu sebelumnya juga lembaga survey banyak memenangkan Prabowo, namun pada kenyataannya Jokowi yang menjadi pemenang.
Saya juga sebenarnya tidak paham bagaimana cara mereka melakukan survey, apakah itu memang dari sample yang mereka dapatkan dari beberapa orang, dari interaksi media sosial atau dari yang lainnya. Yang jelas saya sama seperti agan yang tidak pernah mendapatkan survey secara langsung dari lembaga survey itu.
Saya setuju jika publik tidak mudah untuk percaya pada hasil survey dari pasangan calon, karena itu bisa saja ada penggiringan opini di dalamnya.
legendary
Activity: 3066
Merit: 1312
Sebenarnya saya juga ga begitu paham dengan metode yang dipakai oleh para lembaga2 survey tersebut. Berapa orang yang ditanya, background orang yang ditanya, atau apa pertanyaannya yang disampaikan ke sumber sample. Indonesia ini terlalu luas dan saya pikir hasil survey tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya dilapangan seperti apa. Kalau ditanya percaya atau tidak, saya sedikit bimbang karena ada kalanya survey tertentu mendekati tapi ada juga survey yang tidak sesuai. Yang jadi pertanyaan sekarang adalah, lembaga survey mana yang benar2 independen yang benar2 melakukan survey tanpa teraffiliasi dengan pihak tertentu, tanpa ada intervensi dari pihak tertentu? Saya rasa sulit untuk percaya sama lembaga survey, dan kalau dibilang lembaga survey hanya sebagai penggiringan opini, ya saya sih maklum2 saja karena memang semua berkepentingan dalam hal politik di negri ini.
full member
Activity: 807
Merit: 150
tiap-tiap lembaga survei mempunyai teknik dan sampel sendiri ketika melakukan survei, jadi perbedaan tiap lembaga survei itu sangat mungkin akan terjadi, misalnya pws mengatakan prabowo unggul dibandingkan 2 calon lain, sedangkan populi mengatakan ganjar lebih unggul dibandingkan dengan 2 calon lain, jadi hasilnya berbeda-beda.

lembaga survei itu hanya bisa dijadikan sebagai perkiraan sementara saja dengan margin error yang lumayan tinggi dan tidak dapat dijadikan representasi sepenuhnya pada populasi yang lebih besar mengingat bahwa hasil secara nasional itu mungkin akan berbeda. dan seperti yang prof Mahfud sampaikan, hasil lembaga survei itu bisa dipesan sesuai permintaan kliennya, jadi gak perlu terlalu percaya sama hasil survei karena itu bisa salah.

terlebih hasil survei kedepannya mungkin akan berbeda lagi. jika sekarang kita melihat mayoritas lembaga survei menonjolkan paslon 02, mungkin beberapa waktu kedepan paslon 1 atau 3 berada di tempat pertama, karena perubahan persepsi mayoritas pemilih terhadap paslon presiden mereka.
Mereka yang melakukan survei tentu memiliki cara tersenderi dalam mengumpulkan data dan saya rasa tidak mungking mereka melakukan survei pada seluruh masyarakat, mereka hanya mengambil dari beberapa tempat saja dan tidak mungkin hasilnya akan sama jika mereka melakukan survei menyeluruh.
Memang kita tidak dapat mengetahui dengan pasti tentang hasil yang ada dari lembaga survei, karena mungkin mereka hanya mengisi sendiri from kuesioner dan tidak mengambil data langsug dari masyarakat.
full member
Activity: 868
Merit: 202
tiap-tiap lembaga survei mempunyai teknik dan sampel sendiri ketika melakukan survei, jadi perbedaan tiap lembaga survei itu sangat mungkin akan terjadi, misalnya pws mengatakan prabowo unggul dibandingkan 2 calon lain, sedangkan populi mengatakan ganjar lebih unggul dibandingkan dengan 2 calon lain, jadi hasilnya berbeda-beda.

lembaga survei itu hanya bisa dijadikan sebagai perkiraan sementara saja dengan margin error yang lumayan tinggi dan tidak dapat dijadikan representasi sepenuhnya pada populasi yang lebih besar mengingat bahwa hasil secara nasional itu mungkin akan berbeda. dan seperti yang prof Mahfud sampaikan, hasil lembaga survei itu bisa dipesan sesuai permintaan kliennya, jadi gak perlu terlalu percaya sama hasil survei karena itu bisa salah.

terlebih hasil survei kedepannya mungkin akan berbeda lagi. jika sekarang kita melihat mayoritas lembaga survei menonjolkan paslon 02, mungkin beberapa waktu kedepan paslon 1 atau 3 berada di tempat pertama, karena perubahan persepsi mayoritas pemilih terhadap paslon presiden mereka.
sr. member
Activity: 1148
Merit: 432
Susah sekarang untuk percaya survei mas, saya sendiri hanya melihatnya sebagai data, tapi tak sampai mengubah pemikiran saya. Karena, mau tidak percaya, hasil survei dengan hasil pemilu sering sesuai, walaupun tidak 100% sama, namun cenderung sesuai.
Benar mas, meskipun aneh akan tetapi itu nyata dan saya bahkan sudah berpikiran kalau lembaga survey tertentu di mnipulasi sekalian dengan pemilihan langsung, untuk politik di Indonesia saya tidak percaya lagi terhadap apapun bahkan penyelenggaranya sekalipun, sudah sangat banyak kasus Komisioner KPU di tetapkan tersangka karena menerima suap dalam kasuk pemilihan umum.

Quote
Saat ini, sulit untuk menemukan lembaga survei yang benar-benar netral, kita yang tidak pernah tahu siapa yang mengambil survei tersebut, akan selalu memiliki pemikiran yang sama. "apakah ini hasil yang benar-benar netral atau mengusung paslon tertentu?"
Saya snagat yakin hampir tidak ada, lembaga survey kebanyakan menerima suap dari salah satu paslon untuk meningkatkan ekstabilitas paslon tersebut.

Quote
Kalau tentang tidak penah didatangi oleh surveyor, itu memang hal yang sangat mungkin terjadi. Karena ada kemungkinan mereka memiliki zona yang menjadi target, dan zona tersebut di luar daerah mas. Saya pun ketika bekerja di tengah kota tidak pernah ada surveyor yang menanyakan siapa yang akan saya pilih, apalagi yang saat ini di desa. Kemudian, jika sampel yang diambil adalah 1000 - 2000 orang, dan tersebar ke seluruh Indonesia, anggaplah ke 15 provinsi, maka masing-masing akan mendapatkan kuota antara 100 - 200 orang. Ini bisa didapat dari beberapa kecamatan saja  Cheesy
Saya baru baru ini pernah di datengi untuk dilakukan Survei dan itu bukan hanya survey tentang capres saja akan tetapi yang dilakukan oleh lembaga keuangan yang mendata tentang penghasilan, aset dan juga usaha yang dilakukan sehingga di akhir ada pertanyaan tentang pilihan di Pilpress tahun 2024 ini.

Quote
Jadi, akan tetap masuk akal kalau kita ga kedatangan surveyor. mungkin zona kita yang tidak terpilih atau emang karena sudah melebihi batas dari daerah kita.
Kalaupun ada itu hanya segelintir aja karena tidak mungkin ada lembaga yang menghabiskan banyak uang untuk melakukan Survey yang besr di Indonesia yang sangat luas ini.

Quote
kalau tidak salah, saya pernah memberikan komentar di forum ini, akan lebih meyakinkan hasil polling di forum ini daripada offline maupun di social media lainnya. ini kalau konsepnya dari netralitas orang yang ikut polling. karena saya yakin bagi yang ikut polling adalah murni pilihannya, bukan ada desakan dari paslon atau tim pemenangan tertentu. mengingat polling di forum ini tidak akan dihitung secara nyata oleh paslon.
Benar, karena di forum ini pastinya tidak ada Buzzer bayaran dari paslon manapun lol  Grin
legendary
Activity: 2324
Merit: 1604
hmph..
Susah sekarang untuk percaya survei mas, saya sendiri hanya melihatnya sebagai data, tapi tak sampai mengubah pemikiran saya. Karena, mau tidak percaya, hasil survei dengan hasil pemilu sering sesuai, walaupun tidak 100% sama, namun cenderung sesuai.

Saat ini, sulit untuk menemukan lembaga survei yang benar-benar netral, kita yang tidak pernah tahu siapa yang mengambil survei tersebut, akan selalu memiliki pemikiran yang sama. "apakah ini hasil yang benar-benar netral atau mengusung paslon tertentu?"

Kalau tentang tidak penah didatangi oleh surveyor, itu memang hal yang sangat mungkin terjadi. Karena ada kemungkinan mereka memiliki zona yang menjadi target, dan zona tersebut di luar daerah mas. Saya pun ketika bekerja di tengah kota tidak pernah ada surveyor yang menanyakan siapa yang akan saya pilih, apalagi yang saat ini di desa. Kemudian, jika sampel yang diambil adalah 1000 - 2000 orang, dan tersebar ke seluruh Indonesia, anggaplah ke 15 provinsi, maka masing-masing akan mendapatkan kuota antara 100 - 200 orang. Ini bisa didapat dari beberapa kecamatan saja  Cheesy

Jadi, akan tetap masuk akal kalau kita ga kedatangan surveyor. mungkin zona kita yang tidak terpilih atau emang karena sudah melebihi batas dari daerah kita.

kalau tidak salah, saya pernah memberikan komentar di forum ini, akan lebih meyakinkan hasil polling di forum ini daripada offline maupun di social media lainnya. ini kalau konsepnya dari netralitas orang yang ikut polling. karena saya yakin bagi yang ikut polling adalah murni pilihannya, bukan ada desakan dari paslon atau tim pemenangan tertentu. mengingat polling di forum ini tidak akan dihitung secara nyata oleh paslon.
full member
Activity: 784
Merit: 115
Saya ngga percaya sama hasil survery seperti itu. Kita ngga tahu apakah mereka (lembaga survery nya) benar-benar turun ke lapangan dan meminta pendapat dari masyarakat tentang masing-masing capres dan mereka melakukannya di banyak tempat atau daerah. Atau mereka melakukannya secara online secara sekarang ini sudah bisa dilakukan dengan mengisi form yang memiliki banyak pertanyaan yang harus dijawab oleh orang-orang.

Mungkin juga lembaga survery itu mengambil sampel secara acak jadi tidak banyak orang yang mengikuti survey seperti itu. Saya belum pernah menemui orang-orang yang mengambil bagian dari survey itu atau saya tidak tahu sama sekali jika ada survey tersebut. Yang penting, dalam memilih di Pemilu besok, kita harus benar-benar memilih yang kita inginkan.

Lagipula, kita juga sudah melihat bagaimana mereka bekerja jadi kita bisa tahu kira-kira capres mana yang kita inginkan.
hero member
Activity: 868
Merit: 737
Baru-baru ini lembaga survey merilis tingkat elektabilitas capres yang diambil random dari berbagai kalangan masyarakat, kalau kita cek ternyata, pasangan prabowo gibran dan anies muhaimin semakin naik elektabilitasnya, sedangkan ganjar mahmud semakin turun. Lalu apakah kita musti percaya terhadap survey tersebut?. Soalnya beberapa sumber mengatakan kalau lembaga-lembaga survey saat ini hanya berfungsi sebagai alat proganda, atau hanya untuk menggiring opini publik.

Namanya juga publik, jika dirasa ada pasangan suaranya bertambah naik, maka paham "ikut-ikutan" untuk menang akan mendominasi. Rakyat tidak mau kalah, kalau ada survey yang mengatakan pasangan tertentu itu naik, maka opini masyarakat juga akan berubah.

Sebenarnya aku juga bingung, selama hidup puluhan tahun sampai sekarang belum pernah sekalipun dapat telepon dari lembaga survey untuk menentukan siapa calon yang kupilih. Jadi sekarang ini muncul pertanyaan, dari manakah mereka dapat data tersebut?, apa benar lembaga survey menanyakan langsung ke masyarakat atau hanya denger-denger sekilas di warung kopi saja?,

https://politik.rmol.id/read/2023/09/24/590351/diduga-cuma-penggiringan-opini-publik-diimbau-tak-mudah-percaya-hasil-survei-paslon-2024
Pages:
Jump to: