Agama menjadi sumber petunjuk bagi semua ummat yang meyakininya. Kaidah agama memang penting dalam segala aspek kehidupan kita yang hidup di negara yang punya aturan. Berbagai hal yang negatif seperti tingginya tingkat perjudian online dan meningkatnya kasus bully yang terjadi di sekolah dan banyak kasus lain yang tidak seharusnya terjadi, tidak serta merta dapat diarahkan dalangnya kepada agama karena tujuan agama bukan untuk itu (kejahatan) melainkan sebagai petunjuk. Semua fenemona yang terjadi yang sedang kita bicarakan ini murni karena penganut agama yang tidak menerapkan sepenuhnya norma dan etika beragama dalam menjalani kehidupan didalam negara yang tertata dengan aturan.
Sebenarnya maksud dari yang ingin saya sampaikan bukan kepada apa dalang dibalik itu semua karena ketika berbicara tentang agama kita juga tahu agama adalah sesuatu yang sakral dan benar (untuk semua penganutnya) sehingga tidak ada yang meragukan hal itu hanya saja dengan kondisi dimana kita hidup dengan agama sebagai patokan jujur ini tidak terlalu mencerminkan kita sebagai hidup dalam agama karena pada akhirnya ketika mengacu kepada hal ini agama hanya dijadikan sebagai kedok dan hanya sebagai sebuah ferivikasi bahwa kita tidak dianggap berbeda dari yang lain tetapi sikap dan sifat kita sangat jauh dari hal itu.
Untuk kesekian kalinya ane bilang kalau survei yang model likert itu paling bisa mengukur
PERSEPSI doang. Artinya
menurut dia, dia itu religius, padahal belom tentu
Menurut dia, dia itu religius, walaupun masih suka korupsi, judi, ngebully orang, dsb., tetep dia itu religius karena udah rajin beribadah.
Ga ada survey yang bisa ngukur religiusitas seseorang, karena yang mengukur itu yang di Atas.
Pada akhirnya agama dijadikan sebuah tameng agar kita dianggap sebagai orang yang beragama tetapi disisi lain kita juga justru jauh dari aturan agama yang harusnya kita lakukan. dalam hal ini saya juga tidak ingin menjadi seseorang yang dianggap religius karena memang kita tidak bisa menganggap diri kita religius mengingat dalam pribahasa diatas langit masih ada langit hanya saja jika melihat kondisi saat ini saya rasa sulit untuk membuat benteng diri karena pada akhirnya kata agama sekarang ini hanya dianggap sebagai remeh untuk sebagian orang. Bukan berarti semua seperti itu pasti masih ada banyak sekali yang menjunjung norma dan agama sebagai patokan hanya saja itu tidak akan menutup pandangan bahwa di indonesia saat ini agama hanya dijadikan sebagai kedok untuk sebagian orang.
Satu pertanyaan saya, apakah ini berkaitan langsung dengan pendidikan di kita masih kurang dibandingkan dengan negara negara lain? dan menurut saya itu berkaitan langsung. Sebab saya melihat penomena dimana di dalam pendidikan pun masih banyak kasus kasus yang tidak mencerminkan pendidikan. Seperti misalnya, sekolah yang seharusnya gratis dari biaya apapun masih memungut biaya dengan alasan alasan yang mereka buat sendiri, seperti infak lah, uang bangunan lah, dan lain lain. *Saya tidak mengatakan semua sekolah, namun masih banyak yang melakukan praktek itu.
Pendidikan adalah pondasi dasar, terutama dalam pendidikan akhlak, namun fakta yang terjadi dilapangan, kebiasaan buruk di pupuk dari hal terkecil.
Ini sudah jelas bahwa pendidikan di negara kita masih sangat jauh tertinggal. Contoh saja mungkin dari kurikulum yang diberlakukan di indonesi dimulai dari kurikulum 2006 (KTSP), Kurikulum 2013 (Kurtilas) dan sekarang kurikulum merdeka ini hanya bentuk adaptasi dari kurikulum dari negara lain yang bahkan ada yang sudah di tinggalkan sejak lama (dari sisi akademik) adapun ketika dari sisi permasalahan yang terjadi ini sebenarnya murni dari moral yang memang kurang serta norma yang perlahan di tinggalkan sehingga akan sangat sulit mengatasi permalasahan yang terjadi saat ini.