Pages:
Author

Topic: Ironi di atas ironi - page 2. (Read 458 times)

sr. member
Activity: 2338
Merit: 365
October 12, 2023, 06:00:42 PM
#15
selama di perlukan uang banyak untuk menjadi pejabat di negara ini maka korupsi tidak akan pernah bisa hilang dari negeri kita ini, bayangkan saja untuk menjadi seorang kepala desa aja, ada yang sampai ngeluarin duit ratusan juta, sama hal nya untuk menjadi anggota DPR dana seterusnya.

untuk judi slot ilegal, yah ini adalah masalah yang sangat serius sebenarnya, saya heran kenapa pemerintah tidak bergerak cepat dan mencari cara terbaik untuk bisa meminimalisir dampak negatif dari judi slot ini, tiap hari ada aja aplikasi dan situs judi slot yang bermunculan dan tindakan pemerintah sangat lambat, namun butuh campur tangan dari para orang tua juga untuk mencegah anak mereka kencanduan judi slot, jangan tahu nya ngasih duit aja.

semoga ke depannya negara kita tidak semakin parah dengan kondisi yang sekarang ini terjadi, dan untuk para koruptor, hukuman di miskinkan memang harus di terapkan.
member
Activity: 89
Merit: 38
October 12, 2023, 06:51:48 AM
#14


Dan jika kita kilas balik pada masa-masa kita masih kecil. Dahulu sebenarnya warga yang awam terhadap agama sangat banyak. Tapi dahulu itu anehnya ADAB/Sopan Santun/Etika/Moral sangat dijaga dengan baik. Dahulu itu adab kepada seorang guru agama dan guru sekolah sangat jelas terlihat. Sehingga dahulu orang tua menyerahkan anaknya kepada guru ngaji /guru sekolah dengan begitu takdim. Sehingga ketika anak di pukul pakai rotan atau dididik agak keras pun sang orang tua tidak protes karena orang tua sudah tahu bahwa itu demi kebaikan anaknya.

Berbeda dengan saat ini karena mungkin merasa ilmu bisa didapatkan dengan mudah bahkan lewat google dan terkadang orang tua menjadi merasa lebih tahu daripada seorang guru. Sehingga ketika anaknya dididik agak keras maka sudah banyak kasus saat ini orang tua murid melaporkan gurunya dengan tuduhan kekerasan. gara-gara anaknya bandel dan ditabok gurunya.

Fenomena orang-orang yang beribadah tetap jalan tapi maksiat tetap jalann bisa jadi diakibatkan oleh kurangnya penerapan rukun agama yang ke 3 yaitu Ihsan. Karena tanpa ihsan ia akan lupa bahwa ia sedang diawasi oleh Sang Maha Pencipta. Sehingga ia akan merasa aman-aman saja walaupun bermaksiat. Tapi saya juga tidak mau berburuk sangka.
Itulah penting nya adab daripada ilmu.
Percuma ilmu tinggi kalo adab ga ada, ya ilmu itu akan membawa kehancuran sedangkan walau tak berilmu namun masih beradab masih bisa selamat dan aman.

Seluas apa pemahaman kita terhadap Tuhan.

Seluas itu pula cara pandang kita terhadap agama dan kemanusiaan.

karena kadang orang belajar agama tapi lupa bahwa Tuhan itu rohman rohim om.
Kita terlalu fokus dengan agama lalai bahwa Tuhan maha pemaaf.

Nama nya kehidupan om penuh dengan warna.

hero member
Activity: 952
Merit: 779
October 12, 2023, 05:08:59 AM
#13
Sebenarnya antusiasme anak muda pada ilmu agama dinegara kita itu cukup meningkat pesat. Dampak dari banyaknya bermunculan DAI yang banyak disenangi cara penyampaiannya dan mudah dimengerti oleh orang-orang awam sekalipun. Contohnya seperti UAH (Ustadz Adi Hidayat), UAS (Ustadz Abdul Somad) dan Buya Yahya dan banyak lagi yang lainnya. Sehingga gairah terhadap menuntut ilmu sebenarnya jauh lebih berkembang saat ini. Dibanding dimasa kecil saya yang bahkan banyak teman saya yang tidak sekolah sama sekali.

Dan jika kita kilas balik pada masa-masa kita masih kecil. Dahulu sebenarnya warga yang awam terhadap agama sangat banyak. Tapi dahulu itu anehnya ADAB/Sopan Santun/Etika/Moral sangat dijaga dengan baik. Dahulu itu adab kepada seorang guru agama dan guru sekolah sangat jelas terlihat. Sehingga dahulu orang tua menyerahkan anaknya kepada guru ngaji /guru sekolah dengan begitu takdim. Sehingga ketika anak di pukul pakai rotan atau dididik agak keras pun sang orang tua tidak protes karena orang tua sudah tahu bahwa itu demi kebaikan anaknya.

Berbeda dengan saat ini karena mungkin merasa ilmu bisa didapatkan dengan mudah bahkan lewat google dan terkadang orang tua menjadi merasa lebih tahu daripada seorang guru. Sehingga ketika anaknya dididik agak keras maka sudah banyak kasus saat ini orang tua murid melaporkan gurunya dengan tuduhan kekerasan. gara-gara anaknya bandel dan ditabok gurunya.

Saya sebenarnya orang yang cukup banyak memperhatikan fenomena-fenomena seperti itu. Dan saya mendapatkan kesimpulan yaitu "Saat ini orang-orang banyak yang memiliki ilmu tinggi tapi sangat sedikit dari mereka yang beradab dan berbudi pekerti luhur"

Ilmu saat ini sangat mudah didapatkan sehingga orang-orang menjadi sedikit melupakan rasa hormat terhadap pemberi ilmu itu sendiri. Sehingga keberkahannya berkurang.
Kalau dalam rukun agama yang 3 yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Maka saat ini bisa dilihat bahwa kajian-kajian banyak yang hanya berfokus pada pokok pembahasan ilmu iman (Tauhid) dan Ilmu islam (syariat islam/fiqih dsb). Tapi sangat jarang yang membahas kajian tentang ilmu Ihsan (Tasawuf) yang merupakan inti sari dari ilmu iman dan islam. Yang bisa melahirkan kejernihan hati dan menumbuhkan akidah dan akhlaq yang baik (Beradab).

Fenomena orang-orang yang beribadah tetap jalan tapi maksiat tetap jalann bisa jadi diakibatkan oleh kurangnya penerapan rukun agama yang ke 3 yaitu Ihsan. Karena tanpa ihsan ia akan lupa bahwa ia sedang diawasi oleh Sang Maha Pencipta. Sehingga ia akan merasa aman-aman saja walaupun bermaksiat. Tapi saya juga tidak mau berburuk sangka. Alasan lainnya mungkin karena keterpaksaan akibat krisis ekonomi yang semakin memburuk. Di daerah saya bahkan baru-baru ini beberapa pabrik tutup dan membuat semua karyawannya di PHK.
Sehingga angka pengangguran meningkat. Sedangkan banyak dari mereka yang memiliki tanggung jawab yang tinggi yang harus mereka penuhi. Sehingga jika kurang iman maka jalan apapun bisa mereka tempuh. Dan terkadang ketika dalam situasi yang tidak mudah maka kita pribadi tidak akan bisa menyalahkan siapapun yang berbuat salah akibat keterpaksaan. Karena kita tidak tahu situasi apa yang mereka hadapi.

Sebuah kalimat dari saya untuk semua orang adalah Jangan Pernah Menyerah Dengan Keadaan Karena Kita Harus Tetap Yakin Bahwa Setelah Kesulitan Pasti Ada Kemudahan. Tetap semangat semuanya.
hero member
Activity: 1498
Merit: 801
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
October 12, 2023, 12:08:05 AM
#12
Dengan fakta-fakta yang sudah ada saat ini tentu saja itu menjadi sebuah ironi dengan negara yang memiliki tingkat religius cukup besar tetapi pada akhirnya norma dan sikap yang ditampilkan tidak sesuai dengan keadaan yang terjadi. Apakah memang karena kita sudah menjadi salah satu negara religius dari dulu sehingga kita sudah tidak takut lagi dengan tuhan dan menganggap bahwa ini adalah hal yang wajar? atau mungkin istilah saat ini ramai untuk muslim adalah STMJ (Shalat terus maksiat jalan)?
disisi lain apakah memang hal ini bisa untuk diperbaiki? karena melihat dari beberapa masalah yang terjadi seperti perjudian atau korupsi sepertinya itu sudah menjadi rahasia umum dan menjadi masalah yang mendarah daging di Indonesia?

mari kita berdiskusi tentang hal ini.
Jika bicara mengenai agama mungkin merupakan hal yang tidak bisa dipaksakan menggunakan logika karena ada tuntunan yang harus di ikuti oleh orang yang beragama. Nabi Muhammad tidak tidak pernah menyuruh umatnya melakukan shalat terlebih dahulu sebelum memperbaiki adap, etika dan akhlak karena manusia pada saat itu butuh tiga hal terlebih dahulu sebelum diwajibkan mengerjakan shalat. Kembali pada tingkat kepercayaan mengenai perjudian yang semakin hari semakin marak terjadi di kalangan muda, agama merupakan petunjuk untuk umat manusia dan bukan agama yang tidak mengikuti tuntunan namun manusia itu sendiri yang memilki perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran.

Kesadaran kolektif tidak akan terbangun jika individu tidak mencoba memperbaikinya dan jika menurut individu itu bukan pekerjaan yang sesuai dengan tuntutan agama maka tinggalkanlah dan jangan dipaksakan untuk terlibat. Tingkat religius dan agamis seseorang terkadang tidak sesuai dengan perbuatannya, jadi yang bertanggung jawab adalah diri kita masing-masing dan tidak ada hubungannya dengan orang lain.
sr. member
Activity: 350
Merit: 343
Jolly? I think I've heard that name before. hmm
October 04, 2023, 05:52:07 PM
#11
~snip~

Ntap... Tapi menurut ane survei cuma bisa ngeliat dari segi fisik atau ibadan yang bisa diliat jadi ya kadar iman yang kaffah teteo ga bisa di survei. Masalah juday itu hanya hype saja, ane yakin kalo udah pada ngerasa paitnya paling ntr pada tobat dan kapok. Ibaratnya baru ngerti juday jadi ya lagi penasaran-penasaranya.

Tapi kalo ada kiainya lumayan lah, minimal kalo mau tobat bisa tanya ke pak kyai. Manusia itu aslinya ga suka di kekang jadi sesuatu yang di larang malah bikin penasaran
sr. member
Activity: 1106
Merit: 397
Duelbits
October 04, 2023, 10:23:39 AM
#10
problemnya adalah bukan pada persoalan dia memahami agama atau tidak, secara prinsip kenapa masih ada yang berbuat salah padahal dia selalu taát beribadah.? kerena dia tidak menghadikan tuhan dalam dirinya, percuma bergama tapi tidak beriman, persoalan itu terjadi bisa saja salah satu ukuranya adalah tingkat kemiskinan di negara idonesia juga masih tinggi, hal ini dapat menyebabkan prilaku masyarakat tidak produktif dan selalu mengandalkan pada keajaiban ihktiar seperti perjudian. justru bagi saya dengan negara yang masyarakat heterogen dan sulitnya pekerjaan yang ada itu mejandi sangat menjadikan masyarakat indonesia tidak produktif dan lebih memilih kegiatan diluar prilaku agamanya sendiri.
hero member
Activity: 910
Merit: 677
October 04, 2023, 08:56:45 AM
#9
Permasalahan yang sedikit rumit jika memang berbicara tentang kuantitas dan kualitas karena kita tahu indonesia memang memiliki budaya serta tingkat religius yang bisa dikatakan tinggi karena mayoritas dari kita pasti memiliki agama tetapi kuantitas ini tidak terlalu sejalan dengan kaualitas yang ada karena pada akhirnya ini hanya sebagai bentuk pengakuan dari setiap orang bahwa mereka memiliki agama tetapi tidak tahu fungsi dari agama itu seperti apa. Saya tidak ingin naif dalam hal ini karena banyak sekali orang yang mengaku memiliki agama tetapi sulit untuk menjadikan dia sebagai orang yang beragama dan bahkan banyak dari kita yang tidak tahu apa yang harus kita lakukan untuk bakti kita kepada agama yang kita anut Cheesy
Sedikit sulit membahas hal ini karena ini bisa saja menjadi berubah ke arah sensitif walaupun tidak semua dari orang indonesia seperti itu tetapi bisa dikatakan jika perbandingan maka banyak dari kita yang masih buta akan agama dibanding yang melek tentang agama walaupun kita adalah orang beragama.
Untuk beberapa permasalahan yang sering terjadi ini menjadi ironis memang ketika banyak sekali masalah yang sampai sekarang tidak bisa di selesaikan bahkan justru terkesan seperti pamer dengan kebodohan yang dilkaukan seperti ketika melihat beberapa siswa tawuran atau bully yang selalu dilakukan tetapi untuk hal ini juga sedikit sulit untuk menyembuhkan nya karena pada akhirnya penumpasan hal seperti ini selalu tidak bisa sama seperti korupsi yang memang sudah mendarah daging untuk Indonesia.
Kita bisa lihat ketika kasus bully seperti ini justru terkadang netizen lah yang justru lebih tanggap jika dibandingkan dengan aparat yang bersangkutan untuk mengurus hal ini. Jika sudah viral baru mereka melakukan tindakan itupun selalu ada kendala terutama ketika yang melakukan kasus bully itu memiliki latar yang luar biasa besar sebagai backing an karena itu pasti akan sulit selesai karena selalu saja ada yang ditutupi Cheesy Seperti kasus ini misalnya Ayah Siswi SD Buta karena Tusuk Bakso Diduga Diintimidasi Camat
sr. member
Activity: 1344
Merit: 335
#SWGT PRE-SALE IS LIVE
October 04, 2023, 05:02:49 AM
#8
Apakah memang karena kita sudah menjadi salah satu negara religius dari dulu sehingga kita sudah tidak takut lagi dengan tuhan dan menganggap bahwa ini adalah hal yang wajar? atau mungkin istilah saat ini ramai untuk muslim adalah STMJ (Shalat terus maksiat jalan)?

Disisi lain apakah memang hal ini bisa untuk diperbaiki? karena melihat dari beberapa masalah yang terjadi seperti perjudian atau korupsi sepertinya itu sudah menjadi rahasia umum dan menjadi masalah yang mendarah daging di Indonesia?

1. Istilah STMJ sebenarnya saya kira kurang relevan dan itu adalah persepsi yang keliru karena disebutkan bahwa ketika seseorang melakukan shalat maka ia akan terhindar dari maksiat. Ada banyak referensi kalau membahas ini tapi kesimpulannya adalah meskipun disebut sebagai negara yang religius tapi coba lihat disekeliling kita ada berapa banyak orang yang shalat? Mungkin lebih tepat kalau kita sebut sebagai Islam KTP sih saya kira.

2. Jawabannya bisa tapi harus dimulai dari pemerintahnya dulu, dari atasannya dulu. Saya kira kalau mulai dari diri sendiri dulu akan susah karena saya bersikap realistis aja. Coba liat berapa banyak penjudi yang memilih untuk berhenti dan yang terpaksa berhenti karena peraturan? Ada tidak orang korupsi yang bertobat lalu mengembalikan uang negara sebelum ketahuan. Yang banyak justru mengembalikan ketika sudah ketahuan, jadi saya kira pemerintah dengan hukumnya berperan cukup penting dalam hal ini.


legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
October 03, 2023, 10:42:27 PM
#7
Dengan fakta-fakta yang sudah ada saat ini tentu saja itu menjadi sebuah ironi dengan negara yang memiliki tingkat religius cukup besar tetapi pada akhirnya norma dan sikap yang ditampilkan tidak sesuai dengan keadaan yang terjadi. Apakah memang karena kita sudah menjadi salah satu negara religius dari dulu sehingga kita sudah tidak takut lagi dengan tuhan dan menganggap bahwa ini adalah hal yang wajar? atau mungkin istilah saat ini ramai untuk muslim adalah STMJ (Shalat terus maksiat jalan)?
disisi lain apakah memang hal ini bisa untuk diperbaiki? karena melihat dari beberapa masalah yang terjadi seperti perjudian atau korupsi sepertinya itu sudah menjadi rahasia umum dan menjadi masalah yang mendarah daging di Indonesia?
Menurut ane, tidak semua orang Indonesia begitu, ada juga yang menerapkan norma agama dengan benar dengan tidak menjalankan maksiat. Mungkin yang ente temui itu orang yang STMJ tadi, sedangkan di daerah lain tidak. Di daerah ku dimana cukup religius yang berada di sekitaran pesantren, hal-hal yang berbau negatif itu sangat jarang ane temui, mungkin karena aturan ketat dari pimpinan pondok pesantren, sehingga ketika mau memasuki gerbang di kampung ane ini, harus menutup aurat, Kalau wanita mesti memakai jilbab sedangkan laki-laki harus celana panjang dan tidak boleh bercelana pendek atau setengah tiang. Hal ini juga jadi pembatas, dan menurut ane cukup baik jika diterapkan pada lingkungan yang agamis atau mayoritas muslim.
full member
Activity: 180
Merit: 121
October 03, 2023, 01:30:23 PM
#6
Untuk kesekian kalinya ane bilang kalau survei yang model likert itu paling bisa mengukur PERSEPSI doang. Artinya menurut dia, dia itu religius, padahal belom tentu Grin
Menurut dia, dia itu religius, walaupun masih suka korupsi, judi, ngebully orang, dsb., tetep dia itu religius karena udah rajin beribadah.

Ga ada survey yang bisa ngukur religiusitas seseorang, karena yang mengukur itu yang di Atas.
Saya pikir religius itu didasarkan pada data dan prilaku yang ada pada seseorang, karena religius itu berkaitan dengan sifat seseorang, walaupun pada praktiknya manusia tidak akan sempurna dalam mengimplementasikan ajarannya. Dan walaupun masih banyak melakukan kesalahan dan tindakan yang bisa di katakan tidak "religius"  tetapi juga melakukan ibadah, itu bisa di asumsikan sebagai seorang yang religius.

Jadi menurut saya religius itu bisa di lihat (survey) dari sifat, ikut serta dalam acara keagamaan dll, namun seberapa keyakinannya itu tidak bisa di ukur karena hanya yang di atas yang dapat menilai itu. IMO
newbie
Activity: 26
Merit: 14
October 03, 2023, 01:22:02 PM
#5
Tidak heran ketika negara kita salah satu negara yang termasuk paling religius di dunia, ya itu karena di negara kita mayoritas penduduknya beragama dan itu juga di lindungi oleh undang undang. Namun dengan adanya peristiwa ini dengan kasus kasus yang anda sampaikan maka saya menyimpulkan bahwa itu akibat dari mereka beragama, namun tidak menjalankan agamanya dengan baik, sehingga peristiwa ini terjadi.
Sekarang pertanyaannya adalah apakah mereka yang beragama akan mau di cap sebagai orang yang beragama namun tidak beragama? tentu saja tidak. Mereka akan menyembunyikan identitas asli mereka, maksud saya mereka akan berlaga seperti orang alim tetapi sebenarnya tidak demikian, atau dengan kata lain mereka 2 wajah.
Menurut saya itu kembali lagi pada diri masing masing, sebab apa yang mereka lakukan bersumber pada mereka sendiri.

Satu pertanyaan saya, apakah ini berkaitan langsung dengan pendidikan di kita masih kurang dibandingkan dengan negara negara lain? dan menurut saya itu berkaitan langsung. Sebab saya melihat penomena dimana di dalam pendidikan pun masih banyak kasus kasus yang tidak mencerminkan pendidikan. Seperti misalnya, sekolah yang seharusnya gratis dari biaya apapun masih memungut biaya dengan alasan alasan yang mereka buat sendiri, seperti infak lah, uang bangunan lah, dan lain lain. *Saya tidak mengatakan semua sekolah, namun masih banyak  yang melakukan praktek itu.
Pendidikan adalah pondasi dasar, terutama dalam pendidikan akhlak, namun fakta yang terjadi dilapangan, kebiasaan buruk di pupuk dari  hal terkecil.
copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
October 03, 2023, 10:51:52 AM
#4
Untuk kesekian kalinya ane bilang kalau survei yang model likert itu paling bisa mengukur PERSEPSI doang. Artinya menurut dia, dia itu religius, padahal belom tentu Grin
Menurut dia, dia itu religius, walaupun masih suka korupsi, judi, ngebully orang, dsb., tetep dia itu religius karena udah rajin beribadah.

Ga ada survey yang bisa ngukur religiusitas seseorang, karena yang mengukur itu yang di Atas.
hero member
Activity: 1246
Merit: 768
Rollbit - The #1 Solana Casino
October 03, 2023, 10:03:57 AM
#3
Agama menjadi sumber petunjuk bagi semua ummat yang meyakininya. Kaidah agama memang penting dalam segala aspek kehidupan kita yang hidup di negara yang punya aturan. Berbagai hal yang negatif seperti tingginya tingkat perjudian online dan meningkatnya kasus bully yang terjadi di sekolah dan banyak kasus lain yang tidak seharusnya terjadi, tidak serta merta dapat diarahkan dalangnya kepada agama karena tujuan agama bukan untuk itu (kejahatan) melainkan sebagai petunjuk. Semua fenemona yang terjadi yang sedang kita bicarakan ini murni karena penganut agama yang tidak menerapkan sepenuhnya norma dan etika beragama dalam menjalani kehidupan didalam negara yang tertata dengan aturan.

Contoh kasus yang masih tertinggi yang dilakukan oleh orang yang sangat paham dalam hal penyelenggaraan sebuah organisasi besar seperi negara yaitu korupsi. Bagi saya ini yang sangat disayangkan karena bisa menyebabkan angka perjudian, pembunuhan, pelecehan meningkat karena kesulitan pendapatan yang dirasakan sehingga aturan negara dan aturan agama yang diatur untuk kebaikan yang dianut sesuai keyakinan berjalan terpisah.

Maukah kita menyalahkan negara dalam berbagai kejadian yang terjadi dengan mengatakan negara harus hadir!. Saya pikir jangan kesana dulu. Kita sebagai warga negara dan manusia yang punya Tuhan yang diberikan hati dan pikiran harus menjalankan semua norma dan etika agama dengan baik.
hero member
Activity: 1400
Merit: 674
October 02, 2023, 12:04:05 PM
#2
Anda mengilustrasikan dengan jelas beberapa permasalahan yang tengah kita lewati sebagai bangsa hari ini di indonesia, melihat dari sisi negara yang religius itu tidak di artikan bahwa semuanya paham akan poin keagamaan secara syariat, tindak prilaku dan sebaginya, tetapi dari konteks status warga yang menyatakan bahwa orang-orang indonesia memiliki agama dengan banyak jenis agama di dalamnya, saya pikir lebih condong tentang pengakuan negara yang religius ini berdasarkan sensus seperti itu. IMO

Kadang saya pribadi juga mikir, bahwa ketika pelantikan pejabat mereka selalu bersumpah dengan kitab suci di atas kepalanya masing-masing, tetapi masih saja banyak berbuat kejahatan seperti yang anda katakan. Di katakan orang indonesia tidak takut tuhan juga bisa iya, tapi itu hanya beberapa, masih banyak orang yang taat pada ajaran-ajaran agamanya dengan baik.

Sejujurnya saya ingin menggaris bawahi bahwa apa yang tengah terjadi ini dalam tindak pidana korupsi adalah, tindakan hukum pada pelakunya tidak membuat jera, sehingga analogi kasarnya paling bisa di denda dengan sekecil-kecilnya dan hanya beberapa tahun tetapi dapat uang banyak untuk kehidupan selanjutnya, begitu pun dengan  masalah yang lainnya.

Ini semua bisa di perbaiki secara perlahan, dengan memberikan kebijakan yang baik dari mulai sistem pendidikan, sistem hukum, sosial, dan juga media-media besar indonesia untuk membantu edukasi terhadap masyarakat.
 
Masalah ini  menurut saya terbilang bisa di kaitkan dengan berbagai macam aspek kemanusiaan, agama, tata negara, sosial dan ekonomi, lumayan cukup rumit Grin
jr. member
Activity: 31
Merit: 14
October 01, 2023, 04:08:24 PM
#1
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang jumlah warganya 278,69 juta jiwa (update pertengahan tahun 2023) dan saat ini indonesia adalah salah satu negara yang dikategorikan sebagai negara yang paling religius di dunia karena saat ini menurut survey indonesia saat ini berada di peringkat ke 13 untuk negara yang paling religius di dunia dan berada di urutan pertama di asia tenggara.

Dari 85 negara yang masuk dalam survei US News, Indonesia berada pada urutan ke-13 sebagai negara paling religius di dunia./
9 Negara Paling Religius di Asia Tenggara
1. Indonesia
Tingkat religius: 98.7

Tapi dalam hal ini ketika kita berkaca kepada situasi di indonesia saat ini, akan menjadi sebuah ironi ketika indonesia menjadi sebuah negara yang mayoritas warganya memiliki agama tetapi disisi lain banyak sekali norma yang kita langgar.
Banyak sekali kekacauan yang terjadi baru-baru ini yang tidak mencerminkan sebuah negara yang religius seperti ketika kita dihadapkan dengan fakta dimana bahwa kita (Indonesia) saat ini adalah menjadi negara yang nomor 1 pemain judi slot terbanyak di dunia selain itu kita juga berada di peringkat 5 negara terkorup di Asia dan kita juga tahu bahwa kasus terbaru yang saat ini viral tentang kasus bully di sekolah yang sudah di sorot sampai unesco ini juga menambah catatan kelam lain dimana sebelumnya Indonesia sudah menajadi salah satu negara dengan kasus bully terbanyak di dunia.

Dengan fakta-fakta yang sudah ada saat ini tentu saja itu menjadi sebuah ironi dengan negara yang memiliki tingkat religius cukup besar tetapi pada akhirnya norma dan sikap yang ditampilkan tidak sesuai dengan keadaan yang terjadi. Apakah memang karena kita sudah menjadi salah satu negara religius dari dulu sehingga kita sudah tidak takut lagi dengan tuhan dan menganggap bahwa ini adalah hal yang wajar? atau mungkin istilah saat ini ramai untuk muslim adalah STMJ (Shalat terus maksiat jalan)?
disisi lain apakah memang hal ini bisa untuk diperbaiki? karena melihat dari beberapa masalah yang terjadi seperti perjudian atau korupsi sepertinya itu sudah menjadi rahasia umum dan menjadi masalah yang mendarah daging di Indonesia?

mari kita berdiskusi tentang hal ini.
Pages:
Jump to: