kehadiran Aparat penegak hukum polisi dan kejaksaan saja tidaklah cukup untuk meminimalisir terjadinya tindak pidana korupsi diranah pemerintah karena mau itu kejaksaan, aparat penegak hukum maupun KPK, sama saja lembaga dan intasi tersebut belum bisa berprilaku netral. Dan seharusnya antar kelembagaan ini saling mengawasi satu sama lain agar upaya penegakan hukum bisa tercapai.
di antara institusi yang ente sebutkan di atas itu sudah ada pengawasnya, Polri, Kejaksaan mapun KPK. Tapi tetap saja, walau lembaga pengawas ketiga tersebut dalam lingkup Ad Hoc, mereka juga tidak bisa semena-mena masuk untuk memeriksa aparat jika terdapat indispliner, Para pengawas masih tetap harus minta persetujuan pimpinan jika mereka hendak memeriksa si tertuduh. Oleh karena itu, sulit dan berbelit-belit untuk membersihkan itu semua. Belum lagi tekanan atau ada
tawaran damai dari mereka jika menemukan kejanggalan dalam pemeriksaan.
semua yang anda sebutkan, itu semua normatif administratif agar sebuah pemeriksaan bisa berjalan dengan lancar. Namun memang benar bahwa yang menjadi permasalahanya adalah masih adanya kongkalikong dibelakang layar sehingga apa yang menjadi permasalahan itu disembunyikan bukan diselesaiakan.
Dan hal ini disebabkan karena minusnya mentalitas bersih, jujur dan bertanggung jawab dalam sebuah birokrasi sehingga hal ini menciptkan iklim yang menunjang aparat menjadi berprilaku kotor. Dan hal ini diperparah bahwa faktanya pengawas tidak lagi dapat diharapkan dan diandalkan sehinga alih-alih mereka dapat menyelasaikan permasalahan yang ada, akan tetapi justru mereka sendirilah yang menjadi bagaian dari persoalan yang ada.
Btw, sudah lama tidak terdengar berita mengenai dirut pertamina, sepertinya semenjak partai yang tertuduh tersebut sudah mulai merapat ke pemerintahan, berita soal mereka sudah redam. Mungkin mereka sudah deal, dan salam-salaman di belakang. Sekarang ini, mulai santer isu untuk memakzulkan pimpinan KPK yang dituduh memeras mantan mentan SYL.
Semua partai memiliki latar belakang permasalahan yang berbeda-beda dan setiap partai juga memiliki kekuasaan namun ranah nya saja berbeda, ada partai itu yang berkuasa di lembaga, ada yang berkuasa di kementrian dan yang lainnya. Sehingga untuk biasa saling mengamankan satu sama lain mereka lebih memilih untuk bekerja sama dibelakang layar dan untuk menutup kasusnya mereka melakukan manuver dengan menjatuhkan lawa politiknya dan memunculkan isu baru.