Topic: Mining Bitcoin Tidak Lebih Baik Pendapatannya dari Signature Campaign? - page 2. (Read 524 times)

Sebagai informasi, banyak provider VPS tidak mengijinkan penggunaan VPS untuk mining atau aktivitas lainnya yang menggunakan 100% dalam waktu lama.

Mungkin karena inilah mengapa bitcoin atau crypto itu mempunyai underlying tinggi dibanding dengan currency lainnya. Kalau aku bandingkan dengan emas, bitcoin ini sepertinya tidak jauh beda dengan cara untuk mendapatkannya, yaitu butuh modal besar dan energi yang banyak untuk menghasilkan sebuah produk. Namun karena digital tadi, sehingga hal ini tidak bisa dilihat secara aspek logis jika dibanding emas oleh sebagian besar ulama fatwa.

Namun kalau dikompare dengan fiat, jelas sekali kalau bitcoin ini mempunyai underlying yang lebih kelihatan dan bukan hanya asal cetak, print langsung jadi gitu. Tapi, ini khusus untuk typical coin POW saja, entah kalau algoritma yang lain, kalau memang ada cost besar untuk miningnya, pasti value-nya juga besar.

Seperti yang saya bilang kalo cuman buat coba-coba, tidak butuh perangkat mining spek tinggi, tapi ya itu tadi Profitabilitasnya kemungkinan besar tidak ada karena hashpower yang dihasilkan kecil, sementara untuk cost listriknya bisa melebihi dari hasil yang didapat.

Dalam hal mining selain menggunakan Asic dan GPU, bisa juga menggunakan CPU namun untuk hasil dan efisiensi yang lebih optimal akan dibutuhkan CPU dengan spek tinggi.

Dulu pernah ikut dan nyoba-nyoba mining coin yang benar-benar baru dan bisa menggunakan CPU biasa. Saat itu tidak banyak yang mining, jadi coinnya bisa dapat banyak dalam sehari. Namun, karena ceo-nya cukup antusias mengembangkan ini coin, sehingga dia melistingnya di exchange, Aku juga agak shock ketika listing harganya lumayan, dan langsung kujual semua karena kupikir kan bisa dimining lagi, eh ternyata, karena listed di market tadi, sehingga yang mining membludak, sudah sulit untuk mendapati block lagi, semua miner pakai peralatan powerfull saat itu, sedangkan punyaku cuma PC biasa jadinya gak dapat apa-apa selain cuma confirm transaksi.

Ada dulu gan, tapi lupa nama coinnya. Miningnya cuma butuh CPU saja, itu pun bisa pakai VPS.

Emang agan pernah nemuin koin yang ga butuh banyak resources buat di-mine? Kalau Bitcoin udah jelas mustahil kan. Kalaupun mau maksa mungkin ujungnya jalanin masternode dan sejenisnya kalau masalah maintenance dan resource jadi kendala. Tapi syarat modalnya sama-sama besar, bahkan bisa lebih besar kecuali agan join di network yang support pooling atau sejenisnya. Ane dua kali join kaya gini tapi milih delegasi penuh daripada ribet ngatur node sendiri.

Daripada nanggung menurut ane fokusin sekalian di signature campaign saja kalau memang ada kesempatan, plus nyari koneksi ke berbagai member karena bisa aja dapet kerjaan juga gara-gara itu. Networking di forum ini ane rasa cukup mudah selama agan sering bikin post yang ada isinya, atau bikin tools yang berguna buat forum dan sejenisnya. CMIIW.

Berdasarkan pengalaman, aktifitas mining yang paling ribet adalah di awal, yakni pada saat melakukan perakitan minig rig biasanya memang sering ditemui kendala yang membuat prosesnya tidak bisa berjalan mulus (mulai dari permasalahan riser, pembagian supply power, pengaturan virtual memory dan tetek bengek lainnya). Namun kalo sudah berjalan, biasanya hanya tinggal cukup di pantau saja, jadi bisa disambi untuk melakukan aktifitas lain seperti halnya mengikuti SigCamp.

Kalo tujuannya buat pembelajaran atau sekedar coba-coba, memang tidak memerlukan PC + GPU dengan spek powerful. Namun jika orientasinya adalah profitabilitas, maka yang dibutuhkan adalah mining rig yang bisa saja membutuhkan spek GPU tinggi dan membutuhkan supply energi yang cukup besar.

Betul mas, apa lagi untuk mengikuti signature campaign, kita perlu pemahaman yang mendalam tentang bitcoin dan altcoin, sehingga kalau tidak memahami topik pembicaraan, jadinya kita harus mencari tahu dulu apa yang dibicarakan dengan mencari data dan referensi di internet, baru bisa bergabung dan nyambung di topik. Artinya, Mining ini merupakan pasive income yang juga dapat diselingi dengan signature campign bila kita sudah menguasai semuanya. Setidaknya dalam 1 pc itu kita bisa sambil mining dan juga sambil ngepost dan berinteraksi dengan member bitcointalk. Kurasa opsi ini yang terbaik jika mining coinnya tidak memerlukan peralatan khusus yang canggih, hanya butuh CPU atau GPU yang biasa saja, dan juga tidak butuh watt yang gede.

Tidak bisa dikatakan dengan jelas Kang, karena memang spesifik dari perangkat yang dipakai tidak diketahui jenisnya. Namun kalo berdasarkan dugaan semata dengan nilai modal yang digunakan maka bisa diasumsikan jika untuk aktifitas mining Bitcoin kemungkinan tidak ada profitnya untuk saat ini (lebih besar cost operasional daripada hasil miningnya), namun kalo untuk yang GPU Mining bisa jadi masih mendapatkan profit meskipun tipis.

Profitabilitas SHA-256 saat ini tidaklah cukup tinggi buat sebuah perangkat ASIC yang notabene sudah powerful (contoh:Antminer S19 XP Hydro). Jadi kalo tujuan miningnya untuk jangka pendek (income sehari-hari), memang lebih baik jika memilih opsi Mining GPU. Namun jika untuk jangka panjang (HODL) ya memang tidak ada salahnya memilih ASIC, itung-itung sambil menunggu momen Halving, namun yang jelas harus memiliki dana back-up yang cukup banyak buat cost operasionalnya  .

Perangkat mining algoritma SHA-256 untuk mining Bitcoin seperi ASIC dengan tipe tertentu (seperti contoh di https://m.bitmain.com/) yang benar-benar bisa dikatakan mendatangkan profit masih cukup mahal bagi saya gan, belum lagi konsumsi daya listrik yang bisa ribuan watt hanya untuk mengoperasikan alat tersebut; Dan yang saya pahami waktu itu, saran menyisihkan sebagian hasil dari campaign untuk perangkat mining nampaknya lebih ke GPU sehingga bisa lebih banyak opsi coin yang masih bisa di mining (https://whattomine.com/coins).

Nilai lebihnya dari mining, bisa jadi passive income, namun perlu peralatan dan sarana yang memadai serta maintenance rutin.
Sementara di signature campaign, tentu tidak bisa dikatakan passive income, karena user mesti senantiasa aktif dan berinteraksi dengan user lain disamping untuk mempromosikan campaign yang diikutinya.

Jika mau menilai mana yang lebih baik hasil dari keduanya, jawabannya bisa relatif, diantaranya tergantung peralatan mining yang digunakan dan coin apa yang di mining-nya dibandingkan dengan payment campaign yang diikuti.

Wah padahal hasil mining juga angin-anginan sesuai dengan harga btc saat itu, ketika harga drop atau mulai bearish banyak miner menutup aktifitas miningnya karena tidak sebanding dengan cost operasional. Signature juga sama, hasil tidak selalu stabil, ada kalanya di stop, atau dipause karena problem budget promosi atau diseized oleh pihak berwenang terlebih mempromosikan signature mixer.

Jadi mungkin saran dia untuk menyisihkan beli peralatan mining dari hasil campaign itu benar juga. Ketika mining tidak sedang worth, kita mungkin bisa fokus ke signature campaign, begitu juga sebaliknya, jika signature sedang tidak bagus, kita bisa fokus ke mining saja, terlebih saat sekarang ini dimana banyak token ordinary sempalan di blockchain bitcoin membutuhkan banyak miner untuk mengkonfimasi transaksi dengan fee yang cukup lumayan.

Dari interaksi saya dengan salah satu miner, bahkan dulu ketika saya berada di campaign (lupa apakah sudah di CM atau belum) malah di sarankan hasil dari campaign disisihkan untuk membeli peralatan mining; Dan dari cerita beliau juga tentang miner lainnya yang dia kenal, yang saya pahami itu cenderungnya 'melihat dari balik layar'. Dengan kata lain, bukan semata mereka tidak tahu ada cara lain untuk mendapatkan coin selain dari mining (semisal dengan mengikuti campaign tertentu), namun karena beberapa faktor yang memang mereka lebih cenderung tidak banyak bicara atau hanya menulis seperlunya itupun dominannya yang berkaitan dengan mining saja.

---

Dengan hasil yang di dapat setelah dipotong biaya operasional (listrik, maintenance, dll.), apakah hasil yang didapat dari mining dalam jumlah tersebut masih bisa dikatakan cukup profit sebagai passive income?

Sayang sekali di artikel tersebut tidak disebutkan secara mendetail mengenai perangkat Asic yang digunakan buat mining Bitcoin, namun jika melihat dari dugaan modal yang sebesar 70 Juta (yang masih terbagi dengan pembelian perangkat mining GPU) dan penghasilan perbulan rata-rata sekitar 6 juta (yang kemungkinan masih kena potongan biaya listrik), maka asumsi saya perangkat asic yang dipakai bukanlah yang powerful jadi jelas tidak mungkin bisa mendapatkan 1 BTC dalam 150 Hari.

Mungkin karena terlalu lama tadi kuasumsikan 150 hari, ya kalau gak sabar, bisa-bisa nunggu 1 btc untuk 12,5 tahun jadi runyam urusan. Belum lagi perawatan peralatan jika melebih estimasi waktu yang direkomendasikan.

Kalau aku melihat gampangnya newbie atau new member dapat merit di help, Itu bukan persoalan besar untuk naik ke rank full member dalam 3 bulan. Buktinya aja ada banyak yang baru gabung dari newbie, langsung naik full member dengan cepat. Paling belajar dikit aja bisa sih, apa lagi miner yang punya skill teknis mumpuni, bisa-bisa jika mereka tahu forum ini, slot-slot campaign orang lama bisa mereka rebut.

Dulu itu ada campaign signature chipmixer yang bayaran maximumnya perorang bisa 0.0375/minggu, yang jika dihitung sekarang bisa 20 jutaan/minggu. Artinya sama saja, karena mereka tidak tahu saja, kalau tahu mending main signature, cuma ngepost 50/minggu, tanpa pusing bayar listrik ama ngontrol peralatan mining.

Dari diskusi saya dengan beliau (yang di wawancara di kanal youtube CNN di atas) di forum Bitcointalk, saat ini beliau sudah tidak lagi mining Bitcoin (kemungkinan masih mining namun coin selain Bitcoin);


Beberapa tahun yang lalu ketika mining Bitcoin masih memungkinkan menggunakan PC, VGA, dst., pendapatan dari sisi jumlah Bitcoin mungkin bisa dikatakan lebih baik apalagi ketika di konversi ke uang fiat saat nilai tukarnya sedang naik, bisa dikatakan melebihi daripada hasil dari campaign.

Dulu bahkan salah seorang senior saya (om Manji) merasakan betul saat nilai Bitcoin naik di 2017 (saya bahkan di tahun tersebut masih belum tahu banyak tentang Bitcoin).
Namun kondisi hasil dari mining Bitcoin sekarang bisa dikatakan tidak sebanyak dulu jika tidak didukung dengan alat yang mumpuni.

Seperti contoh miner kang Ayip di atas bahkan stop mining Bitcoin sudah sejak lama.

Kalau diasumsikan 150 hari berarti lebih kurang pas 5 bulan seperti yang disebutkan oleh Om @BABY SHOES. Per bulan berarti sekitar 0.2 BTC. Jika melihat kurs BTC saat ini (Rp578,000,000) maka penghasilan per bulannya itu sekitar Rp115,600,000. Tapi dengan jelas miner yang diwawancarai tersebut mengatakan per bulan itu dia dapatnya sekitar 6jutaan. Artinya dia memang tidak salah ngomong. 150 bulan berarti sekitar 12,5 tahun untuk menambang 1 BTC. Wow!

Signature campaign bisa dikatakan lebih baik daripada mining (bila melihat ceritanya Mas Adhy itu). Tapi untuk Signature Campaign juga ada beberapa problem seperti kalau baru gabung harus rank up dulu minimal ke Full Member, slot peserta yang terbatas, serta ada tidak semua orang tahu tentang forum ini (Mas Adhy mungkin salah satunya).

Sehubungan dengan pertanyaan Om @sarah azhari di atas dan yang ini, dulu saya pernah juga melihat berita tentang miner di kanal youtubenya CNN, link videonya disini:

Profil Para Penambang Uang Digital atau Bitcoin Hingga Rp 200 Juta /minggu!!.

Di saat harga BTC di kisaran 50jutaan, Mas-mas disana mengklaim mereka bisa mendapatkan profit sekitar 20juta, 30juta dan rekor tertingginya 200juta dalam seminggu! Artinya mereka mendapatkan paling sedikit 0.3 BTC per minggu. Itu jauh lebih banyak daripada bayaran Signature.

Tapi itu dulu. Bisa saja waktu itu menambang tidak sesulit sekarang kan. CMIIW, semakin lama BTC itu semakin sulit ditambang. Tapi angka 6jutaan per bulan bagi saya terhitung sedikit dan signature campaign sedikit lebih baik untuk saat ini.

Aku agak mikir keras kok bisa murah kalau daerahnya ada aliran sungai dan angin kenceng, ternyata ketika kucari bagaimana menghasilkan sumber listrik itu, agak sedikit terbuka pemikiranku bahwa sungai dan angin merupakan sumber utama untuk menghasilkan listrik yaitu Pembangkit listrik tenaga air dan udara. Kalau untuk air sering denger, dan bahkan aku pernah coba bikin ketika masih kuliah dulu. Sedangkan angin memang agak-agak kurang familiar kalau di Indonesia, kalau kubaca cuma ada di sulawesi selatan, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) dan PLTB Tolo di Kabupaten Jeneponto. Sumber, mungkin yang deket sumber tersebut mendapatkan biaya murah untuk listrik khususnya mining,

Yups, bisa jadi begitu, kalau untuk orang indonesia yang berada di luar perkotaan mungkin cukuplah, bahkan lebih, tapi kalau di kota besar kayak jakarta misalnya, hasil sig campaign kayaknya pendapatan yang biasa saja dan cenderung kurang.

Iya, aku sempat mikir untuk penghematan, mending miningnya di daerah gunung dan puncak di indonesia, namun karena sumber energinya yang sulit, jadinya untuk melakukan itu akan butuh banyak sumber daya.

Kalo untuk wilayah diluar negeri wajar sih, mengingat kebanyakan dari mereka memang memiliki musim dingin dan tidak sulit untuk menemukan daerah dengan iklim suhu dingin. Sementara untuk daerah di Indonesia terbilang cukup sulit untuk menempatkan mining rig di daerah yang memiliki suhu dingin karena biasanya akan terkendala dalam pemenuhan sumber daya energi untuk aktifitas mining.

Mining rig bisa dikontrol menggunakan aplikasi remote desktop maupun sotfware-software mining yang memang memiliki support remote control (contoh: HiveOn OS), sehingga untuk proses kinerja software bisa dipantau dari mana saja. Sementara kalo untuk MT atau perbaikan hardware, ya harus tetap berada dalam ruangan mining rig.

Ya ga bisa digeneralisasi bahwa hasil mining itu kecil, itu tergantung harga listrik yang dia dapat.
Misalnya di tempat miner tersebut ada listrik murah, kek misalnya daerah aliran sungai besar, atau tempat yang anginnya kencang, tentu opitnya beda. Kemudian tergantung juga suhu ruang tempat dia mining, kek misalnya di daerah super dingin, itu alat mining bisa di OC sehingga opitnya pun beda.

Jadi tidak sembarang lokasi bisa nikmat untuk jadi miner.

Kalau miner yang masih pakai listrik PLN rumahan (dan tidak kontrak harga khusus) ya memang ga worth it IMO. Worth it tidaknya itu subjektif juga si sehingga ikutan SigCamp juga belum tentu worth it untuk semua orang. Rankup itu juga butuh activity (waktu) dan merit (usaha) ini bakalan jadi entry barrier untuk sebagian orang. Belom lagi kebanyakan sigcamp juga udah penuh...

Yap betul gan, dalam ruangan mining.

Itu pernah aku baca di berita (lupa sumbernya) sekelompok miner yang mining bitcoin di siberia di situ juga ada gambar (dimana minernya pakai jaket tebal) lagi ngawasin rig dan alat mining yang bekerja. Lalu, apakah dengan terpisahnya ruang kontrol dan alat miner bisa dikatakan efisien?, soalnya jika nanti terjadi (misal rignya bermasalah atau kipasnya mati), apakah dapat diketahui oleh miner jika berada di ruang berbeda?.

Kupikir juga begitu, miner nyambilan signature mungkin akan lebih profit dibanding ngelakuin satu kegiatan doang. Soalnya miner itu aktifitasnya orangnya kan gak begitu sibuk, cuma ngecek-ngecek doang, nah waktu luang di luar itu mungkin bisa digunakan untuk ngepost nyukupin kuota signature. Lebih bagus lagi kalau dilakukan di spesifik board Mining, dimana kalau kulihat secara statistik agak sepi yang ngepost di sana, kalau cukup aktif dalam memberikan wawasan kurasa tidak sulit untuk mendapatkan job signature yang bayarannya gede, soalnya pengetahuan teknisnya lebih bagus.

Terus terang sampai saat ini saya belum pernah menjumpai (secara langsung) sebuah ruangan mining rig yang memiliki suhu ruangan dingin, terlebih lagi harus menggunakan jaket agar tidak kedinginan  (dengan asumsi perangkat mining rig sedang dalam kondisi aktif dan disetting optimal untuk aktifitas kerja 24/7). Berdasarkan pengalaman pribadi, ruangan mining rig punya kenalan (dan milik saya sendiri), rata-rata memiliki suhu ruangan dikisaran 30^oC-40^oC.