Disini saya bukan mendukung salah satu calon presiden, namun ada sedikit unek-unek yang terus membayangi pikiran saya.
Saya selalu bertanya-tanya, seandainya pada pemilu kali ini Prabowo kembali kalah. Saya bertanya-tanya hal apakah dan tindakan seperti apakah yang dilakukan, juga hukuman seperti apakah yang akan diberikan kepada probowo? kalau memang yang memenangkan pemilu kali ini adalah Anis atau ganjar.
Dan jika memang prabowo ini terbukti bersalah dan melanggar HAM. Lalu kenapa prabowo masih bisa mencalonkan diri sebagai presiden. Dan jika memang Prabowo bersalah, mengapa selama 2 periode pemerintahan Jokowi, beliau tidak melakukan tindakan apapun untuk menghukum prabowo atas perbuatan yang dilakukannya dimasalalu.? Yang dimana justru yang terjadi itu adalah sebaliknya, Jokowi malah mengangkat Prabowo sebagai mentrinya dan pada pemilu kali ini Jokowi memberikan dukungan penuh terhadap Prabowo, dengan memasangkan anaknya besama dengan Prabowo.?
Yang saya tau sih gan, bahwa prabowo sebelumnya sudah lolos uji verikasi pemilihan sebanyak 3 kali dan hal itu membuktikan bahwa Prabowo tidak bersalah atau bersih dari pelanggaran HAM, dan menurut saya bahwa isu isu tentang prabowo itu sudah cukup lama dan hal lumrah jika mendekati pilpres maka masalah yang kadaluwarsa akan diungkit kembali, ya mungkin itu salah satu strategi dari lawan capres prabowo.
Menurut aku ya gan, jokowi memasangkan gibran dengan prabowo adalah karena keduanya sama sama memiliki potensi untuk mensejahterakan rakyat dan keduanya memiliki visa misi yang hampir sama yaitu untuk kemajuan Indonesia.
Perlu di garis bawahi bahwa Jokowi bukanlah pengusung pasangan calon Prabowo dan Gibran, sebab dalam kapasitasnya sebagai Presiden Republik Indonesia itu dilarang oleh aturan. Namun terkait dengan isu pelanggaran Ham yang menimpa Prabowo, saya sependapat dengan penjelasan anda.
Untuk membuktikan bahwa Prabowo bersalah dan melakukan pelanggaran Ham di masa lalu, perlu ada sebuah putusan pengadilan. Meski di lain sisi, kita percaya bahwa Prabowo terindikasi melakukannya, sebab reputasinya sebagai anggota Militer Indonesia yang pernah di tugaskan di wilayah konflik.
Tentu saja kita tidak menjadikan satu isu saja sebagai pertimbangan dalam menentukan pilihan, dan kita juga tidak merasa perlu menghakimi bahwa setiap peserta Pilpres punya kesalahan. Sebagai masyarakat biasa, kita hanya di minta untuk memilih dengan bijaksana, tergantung pandangan pribadi dan tanpa paksaan dari siapapun.
Dan apakah pemerintah kita itu cukup patuh dengan aturan yang mereka buat..? Saya rasa tidak gan..!
Memang baik itu presiden maupun kepala desa, mereka itu dilarang untuk pro kepada salah catu calon dan juga ikut untuk mengkapnyekannya, karena itu bertentangan dengan aturan dan seorang pemerintah, ASN, PNS, Polisi dan TNI, mereka itu dituntut untuk bersikap netral kepada semua calon.
Tetapi tetap saja ketika saya melihat sikap politik Jokowi, ia lebih condong kepada pasangan dengan nomor urut 2. Mengapa saya mengatkan demikian.? Bukan hanya berbicara bahwa anaknya mencalonkan diri sebagai cawapres dan berpasangan dengan Prabowo. Tetapi dengan bergabungnya SAMAWI (Solidaritas Ulama Muda Jokowi) bersama pasangan Prabowo-Gibran, kita sudah tahu dong bahwa arah politik Jokowi kemana, yang dimana sementara itu samawi ini adalah sebuah organisasi yang dibawah binaan Jokowi itu sendiri.
Dan kembali kepada permasalahan HAM, dengan dicopotnya atau di pecatnya Prabowo dari jabatan juga pangkatnya sebagai Letnan Jendral. Itu sudah menjadi balasan yang setimpal untuknya. karena Prabowo ini hanya sebagai pelaku dan kita tidak pernah mengetahui siapa dalang dibalik kejadian itu.