Pages:
Author

Topic: Sisi Positif dan Negatif Ponsel Untuk Anak di Bawah Usia Dewasa (Read 348 times)

hero member
Activity: 2856
Merit: 644
https://duelbits.com/
Saya hidup di daerah yang bahkan bisa dikatakan masih terbelakang di negeri ini dimana bahkan lebih banyak orang tua yang terkesan abai dengan kemajuan teknologi meskipun masih banyak yang bisa mengoperasikan hp tetapi itu hanya sebatas mengoperasikan saja tanpa tahu apa yang harus dilakukan untuk menjaga anak mereka dari paparan negatif internet. Bahkan justru melihat dari kondisi sekarang apalagi untuk orang tua yang baru mengenal hp mereka bahkan cenderung sama kecanduan di beberapa bidang seperti untuk media sosial karena mereka baru merasakan hal itu, sehingga bagaimana mereka bisa mencegah anak dari kecanduan kalau orang tuanya sendiri juga masih mengalami kecanduan dari media sosial yang ada saat ini.
Sepertinya memang ada gap yang cukup besar antara generasi orangtua kita, generasi milenial seperti kita dan gen Z yaitu anak-anak jaman sekarang. Orangtua kita dan beberapa generasi milenial yang sudah punya anak masih gaptek dengan teknologi sedangkan para gen Z mereka sudah mengenal teknologi semenjak kecil sehingga hampir semua anak gen Z ini paham dengan taknologi. Intinya jurang besar ini menjadi masalah dimana anak-anak cenderung pandai menyembunyikan aktivitas di smartphone mereka dan orang tua juga tidak tahu tentang teknologi sehingga mereka tidak bisa memantau anak-anak dengan semestinya. Padahal di era sekarang saya kira produsen hp atau laptop dan beberapa perusahaan teknologi sudah menyematkan fitur "kontrol orang tua" yang sangat berguna untuk memantau apa saja yang dilakukan anak-anak di hp nya.
Itu benar mas apalagi ketika hidup di perkampungan atau di daerah yang terkesan masih terbelakang dari segi teknologi membuat gap nya sangat terasa. Di kampung saya saat ini bahkan masih banyak orang tua yang tidak bisa mengoperasikan hp dan berbanding terbalik dengan anak-anak di usia gen Alpha, Gen Z yang memang sudah sangat mahir dalam menggunakan hp sehingga ini jelas akan memberikan sebuah jarak dari pola asuh orang tua dalam mengendalikan anak-anak mereka menggunakan gadget.

Terlebih memang seperti yang mas katakan terkadang anak-anak usia belia terkadang menyembunyikan aktivitas mereka di smartphone karena menganggap itu adalah privasi yang tidak perlu di ketahui orang tua dan terkadang banyak rahasia seperti ini menjadikan mereka lebih tertutup dan lebih bisa melakukaan apapun tanpa terdeteksi oleh orang tua sekalipun tindakan tersebut negatif yang membuat ini menjadi pekerjaan yang sulit sebenarnya sekalipun memang pada akhirnya orang tua bisa memberikan pemahaman tetapi ketika mereka bingung dengan apa yang mau diberi tahu kepada anak karena gaptek nya terhadap teknologi membuat anak akan semakin abai dengan larangan dan tidak peduli apakah itu efek positif atau negatif di smartphone mereka pasti akan menerabas semuanya dengan dalih usia remaja adalah usia mencoba.
sr. member
Activity: 686
Merit: 407
rollbit.com/trading
Saya hidup di daerah yang bahkan bisa dikatakan masih terbelakang di negeri ini dimana bahkan lebih banyak orang tua yang terkesan abai dengan kemajuan teknologi meskipun masih banyak yang bisa mengoperasikan hp tetapi itu hanya sebatas mengoperasikan saja tanpa tahu apa yang harus dilakukan untuk menjaga anak mereka dari paparan negatif internet. Bahkan justru melihat dari kondisi sekarang apalagi untuk orang tua yang baru mengenal hp mereka bahkan cenderung sama kecanduan di beberapa bidang seperti untuk media sosial karena mereka baru merasakan hal itu, sehingga bagaimana mereka bisa mencegah anak dari kecanduan kalau orang tuanya sendiri juga masih mengalami kecanduan dari media sosial yang ada saat ini.
Sepertinya memang ada gap yang cukup besar antara generasi orangtua kita, generasi milenial seperti kita dan gen Z yaitu anak-anak jaman sekarang. Orangtua kita dan beberapa generasi milenial yang sudah punya anak masih gaptek dengan teknologi sedangkan para gen Z mereka sudah mengenal teknologi semenjak kecil sehingga hampir semua anak gen Z ini paham dengan taknologi. Intinya jurang besar ini menjadi masalah dimana anak-anak cenderung pandai menyembunyikan aktivitas di smartphone mereka dan orang tua juga tidak tahu tentang teknologi sehingga mereka tidak bisa memantau anak-anak dengan semestinya. Padahal di era sekarang saya kira produsen hp atau laptop dan beberapa perusahaan teknologi sudah menyematkan fitur "kontrol orang tua" yang sangat berguna untuk memantau apa saja yang dilakukan anak-anak di hp nya.
hero member
Activity: 2282
Merit: 560
_""""Duelbits""""_
Tanpa pengawalan dan kontrol yang baik saya ragu anak dibawah umur bisa lebih positif dalam penggunaan smartphone dan ini menjadi awal kehancuran bagi seorang anak jika orang tuanya tidak selektif dalam memberikan ruang penggunaan smartphone bagi anak di usia tersebut. Kita selalu mengharapkan pemerintah yang mengelola sisi negatif maupun positif yang terdapat di smartphone akan tetapi kita sendiri abai menjaga dan mengontrol anak. Jika andak terlalu sibuk dengan smartphone maka saya yakin waktu belajar mereka akan terabaikan karena kecanduan untuk menonton atau sekedar melihat media sosial yang ada.

Masalahnya kembali kepada kontrol orang tua sebenarnya karena memang pada akhirnya adanya gadget sebenarnya sudah sangat bagus untuk rangsangan anak agar bisa lebih berinovasi dengan teknologi terbaru hanya saja ketika kontrol nya hilang maka kelamaan berada di gadget juga akan sangat berbahaya mengingat di gadget atau gawai ini tidak hanya sisi positif nya saja yang bisa diakses tetapi sisi negatif juga jauh lebih banyak sehingga pada akhirnya ketika seseorang ingin mengenalkan kepada teknologi atau kepada peradaban yang semakin canggih kepada anak maka sebisa mungkin pada akhirnya kontrol juga harus diperketat.

Hanya saja untuk orang tua zaman sekarang terutama di indonesia itu jelas adalah sebuah tindakan yang kemungkinan jarang dilakukan karena beberapa hal seperti ketika mengingignkan anak tidak rewel (untuk usia dibawah 5 tahun biasanya sering diberikan hp agar anteng) dan beberapa hal lain seperti keterbatasan orang tua ketika mereka bahkan gaptek dan tidak mengerti tentang gadget tetapi mencoba memberikan kepada anak yang membuat anak lebih pintar dan sulit untuk mengontrol hal itu.

Belajar sekarang sebenarnya lebih cenderung menggunakan smartphone karena memang kurikulum untuk saat ini memang cenderung kepada teknologi hanya saja memang ketika pola awal tentang pengenalan gadget yang salah membuat anak terkadang lebih suka terhadap hiburan daripada memanfaatkan kepada hal yang lebih positif.
hero member
Activity: 1540
Merit: 812
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
Saya rasa sudah menjadi rahasia umum ketika anak anak sekarang sudah memiliki ponsel. Bahkan ketika anak yang masih di bawah umur 5 tahun pun salah satu cara untuk membuat mereka berhenti menangis adalah dengan cara memberikan ponsel. Saya tidak mengatakan bahwa ini sudah menjadi budaya, akan tetapi dengan apa yang saya lihat sekarang ini nampaknya hal tersebut juga sudah bisa dikatakan sebagai budaya.  Sejujurnya saya mengkhawatirkan hal seperti ini, karena ini bisa menimbulkan ketergantungan yang itu bisa saja menjadi hal yang negatif untuk perkembangan anak.
Saya tidak memungkiri bahwa ponsel memiliki banyak sekali sisi positif, akan tetapi jika disalahgunakan maka ini juga menimbulkan banyak hal negatif pada anak anak.
Tanpa pengawalan dan kontrol yang baik saya ragu anak dibawah umur bisa lebih positif dalam penggunaan smartphone dan ini menjadi awal kehancuran bagi seorang anak jika orang tuanya tidak selektif dalam memberikan ruang penggunaan smartphone bagi anak di usia tersebut. Kita selalu mengharapkan pemerintah yang mengelola sisi negatif maupun positif yang terdapat di smartphone akan tetapi kita sendiri abai menjaga dan mengontrol anak. Jika andak terlalu sibuk dengan smartphone maka saya yakin waktu belajar mereka akan terabaikan karena kecanduan untuk menonton atau sekedar melihat media sosial yang ada.

Penggunaan smartphone kepada anak harus dibatasi sehingga mereka tidak kecanduan dan tidak mempengaruhi proses pembelajaran di sekolah karena anak yang kecanduan Smartphone biasanya akan sulit di atur dan mereka lebih cenderung melawan orang tua ketika diminta untuk berhenti memegang Smartphone.
legendary
Activity: 2366
Merit: 2054
Salah satu efek negatif yang mendasar dari penggunaan ponsel adalah PHUBBING, [1], sikap cuek atau abai terhadap lawan bicara atau lingkungan sekitar karena terlalu asyik menggunakan smartphone. Phubbing sudah jadi fenomena sosial saat ini dimana ketika kita pergi ke tempat ramai akan menemukan seseorang dalam kesendirian yang hanya sibuk dengan HP-nya tanpa peduli terhadap orang sekitarnya.

Inilah yang kita takutkan, Anak-anak di generasi berikutnya sibuk dengan dunianya sendiri tanpa ada interaksi sosial antara mereka sehingga apatis dan tidak ada ras simpati sama sekali terhadap lingkungan.

[1]. https://id.wikipedia.org/wiki/Mabuk_gawai
sr. member
Activity: 840
Merit: 377
~Snip
Memang tidak bisa di pungkiri bahwa saat ini anak-anak yang ada di Indonesia mayoritas memiliki handphone,dan hal tersebut memang bisa dikatakan memiliki sisi negatif serta positifnya. Karena seperti yang agan katakan,bahwa saat ini anak-anak sudah mengetahui hal hal yang seharusnya mereka tidak ketahui,contohnya seperti konten dewasa. Meskipun pihak pemerintahan sudah memblokir situs situs yang menyediakan konten dewasa tersebut,tapi tetap saja hal tersebut tidak berpengaruh, karena anak-anak jaman sekarang sudah bisa mengelabuinua contohnya dengan VPN. Bahkan di sosial media pun,konten konten yang tersebar bisa dikatakan tidak layak untuk di tonton oleh anak-anak. Karena seperti yang kita tahu,saat ini konten yang berbau negatif sudah sangat banyak sekali. Oleh sebab itu jika melihat pada sisi tersebut, saya rasa sisi negatif nya jauh lebih besar ketimbang sisi positif nya. Oleh sebab itu,aturan yang di keluarkan oleh pemerintah Australia soal pelarangan anak di bawah umur untuk tidak memiliki akun sosial media merupakan pilihan yang tepat. Sebab bisa dikatakan, bahwa sisi negatif dari handphone sangat cepat sekali merusak generasi yang ada. Oleh sebab itu,semoga saja indonesia juga mengikuti aturan yang di jalankan oleh pemerintah Australia terkait hal ini.
hero member
Activity: 2856
Merit: 644
https://duelbits.com/
Fungsi orang tua sebenarnya juga tidak sebatas pada mengontrol dan membatasi pengguanaan ponsel saja, tetapi bagaimana orang tua harus bisa menjadi penerjemah atas informasi yang mereka dapatkan dari berbagai aplikasi, dengan bahasa yang benar dan cara yang benar, terutama informasi dari media sosial. Harus diakui, ada banyak sekali tantangan dalam mendidik anak-anak saat ini, saya sangat bangga dengan para orang tua yang disiplin dalam membesarkan anak-anak mereka namun tetap mengutamakan kehangatan dalam berkomunikasi. Secara pribadi saya setuju dengan UU yang sedang di garap oleh Pemerintah Australia, dan saya cukup yakin akan ada banyak Negara yang akan mengikuti langkah tersebut.
Masalahnya untuk sekarang dimana sumber daya manusia di negara kita yang memang masih tertinggal justru menjadikan ini sebagai sebuah kondisi yang sulit apalagi ketika berbicara tentang teknologi seperti hp saja bahkan tidak sedikit orang tua yang bahkan tidak sepandai anaknya. Sehingga bagaimana mereka bisa mengontrol, mendidik dan mengajari dampak positif dan negatif ketika mereka bahkan masih gaptek terhadapi teknologi yang semakin canggih ini.

Saya hidup di daerah yang bahkan bisa dikatakan masih terbelakang di negeri ini dimana bahkan lebih banyak orang tua yang terkesan abai dengan kemajuan teknologi meskipun masih banyak yang bisa mengoperasikan hp tetapi itu hanya sebatas mengoperasikan saja tanpa tahu apa yang harus dilakukan untuk menjaga anak mereka dari paparan negatif internet. Bahkan justru melihat dari kondisi sekarang apalagi untuk orang tua yang baru mengenal hp mereka bahkan cenderung sama kecanduan di beberapa bidang seperti untuk media sosial karena mereka baru merasakan hal itu, sehingga bagaimana mereka bisa mencegah anak dari kecanduan kalau orang tuanya sendiri juga masih mengalami kecanduan dari media sosial yang ada saat ini.
sr. member
Activity: 658
Merit: 325
Rollbit.com
memang benar saat ini tentunya di daerah saya juga ponsel telah merajalela karena banyak sekali orang yang memegang handphone ya bisa dikatakan hampir semua umur mulai dari anak balita dan sebagainya memang selalu di beri hp oleh orang tuanya dan memang banyak digunakan oleh ibu ibu rumah tangga ya memang seperti untuk mendiamkan anak balita menangis dan tentunya hal ini sudah lumrah. namun jujur saya pribadi juga sering berpikir apakah hal ini kalau dibiarkan akan berdampak positif atau negatif, karena ya memang sih kalau dari kecil anak anak sudah pegang hp tentu ada dampak positif dan negatifnya. dan memang sampai saat ini sepertinya kebiasaan seperti ini sangat sulit di cegah ya kalau menurut saya dalam hal ini perlu kesadaran dari orang tua saja supaya membatasi anak anaknya untuk memegang hp dan harus mengintai anak anaknya supaya tidak melihat tontonan yang tidak layak bagi anak kecil.

namun tentunya menurut pengalaman orang di daerah saya kini mulai banyak anak kecil yang memakai kacamata padahal usianya cukup muda dan inilah salah satu akibat anak kecil di beri hp karena biasanya anak kecil kalau bermain hp kadang suka lama sekali dan ya ini akibatnya dan jujur saya sangat perihatin dengan hal ini. ya semoga seiring berjalannya waktu bagi orang tua yang mempunyai anak kecil bisa mendidik anaknya dengan baik agar sesuatu yang tidak diinginkan tidak terjadi

memang jika melihat berita dari link yang anda cantumkan tentunya memang Australia membuat aturan baru untuk itu dan ya saya setuju dengan aturan pemerintah Australia ya menurut berita yang saya baca tentu akan dilaksanakannya mulai tahun 2025 ya, menurut saya ini sangat bagus. ya semoga pemerintah di negara kita semoga membuat penyuluhan dan edukasi yang banyak agar anak anak indonesia menjadi lebih bagus untuk masa depan.
hero member
Activity: 1512
Merit: 874
Saya kira setiap orang tua saat ini harus memperbaharui pola asuh terhadap anak-anak mereka, maksudnya menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Para orang tua juga harus belajar dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi, yang kita tahu tidak semua orang tua bisa mengerti akan hal ini. Tanpa hal yang mendasar tersebut, memang sulit bagi orang tua manapun untuk mengontrol apa yang di lakukan anak-anak mereka dengan ponselnya. Disatu sisi, kita tidak bisa menolak kemajuan teknologi yang hari ini sudah menjadi sebuah kebutuhan untuk media pembelajaran, disisi lain ada banyak hal negatif yang berpotensi berdampak buruk pada perkembangan anak-anak selama masa pertumbuhan mereka.

Fungsi orang tua sebenarnya juga tidak sebatas pada mengontrol dan membatasi pengguanaan ponsel saja, tetapi bagaimana orang tua harus bisa menjadi penerjemah atas informasi yang mereka dapatkan dari berbagai aplikasi, dengan bahasa yang benar dan cara yang benar, terutama informasi dari media sosial. Harus diakui, ada banyak sekali tantangan dalam mendidik anak-anak saat ini, saya sangat bangga dengan para orang tua yang disiplin dalam membesarkan anak-anak mereka namun tetap mengutamakan kehangatan dalam berkomunikasi. Secara pribadi saya setuju dengan UU yang sedang di garap oleh Pemerintah Australia, dan saya cukup yakin akan ada banyak Negara yang akan mengikuti langkah tersebut.
legendary
Activity: 3066
Merit: 1312
Sulit untuk memisahkan anak-anak dari ponsel mereka. Ponsel telah menjadi bagian dari keseharian mereka, bahkan saat ini saya cukup jarang meilgat anak-anak bermain permainan tradisonal, karena mereka lebih memilih bermain game online.Begitupun dengan anak-anak permpuan yang lebih gemar bermain di dunia maya dibandingkan dunia nyata.

Dsisi lain memang dengan hadirnya handphone dapat membantu mereka dalam hal belajar dan menyesaikan tugas, tetapi sangat disaynkan dibalik nilai-nilai positif tersebut, banyak nilai-nilai negatif tersimpan didalmnya. Dengan adanya handphone dan internet, ini bisa saja menyebabkan kinerja otak anak menjadi berkurang, dan menyebabkan ketergantungan terhadap terhadap internet. Dan jelas ini sanat berbahaya bagi masa depan anak, karena mereka tidak akan mampu berfikir kritis, dan menyelesaikan masalah dengan baik. Yang oleh karena itu, penggunaan handpone ini harus diawasi dan dibatasi dengan bijak. Jangan sampai dengan adanya handphone menjadi faktor peghambat tumbuh kemabng mereka, dan menjadikan mereka menjadi pribadi yang malas, terutama dalam hal berpikir.

Dari pengalaman saya sendiri, emang sulit untuk menjauhkan anak2 dari gadget terlebih di jaman ini. Yang awalnya memberikan gadget/hp adalah untuk tujuan membantu belajar (dimulai saat daring karena covid) tp malah jadi beralih ke penggunaan yang lain (khususnya buat sosmed dan game). Perlu ketegasan dari kita sebagai orang tua dalam mengawasi hal tersebut, kalau masih umuran SD-SMP harus benar2 dibatasi penggunaannya dan dimonitor secara berkala. Komunikasi anak dan orang tua juga harus bagus, ada keterbukaan satu sama lain akan sangat membantu meminimalisir efek2 negatif dari gadget itu sendiri.
member
Activity: 232
Merit: 56
don't mess with BITCOIN
saat ini ada berbagai macam cara untuk menekan anak anak menyalahgunakan ponsel yang di berikan orang tua, antara lain

- dengan mengecek secara berkala ponsel yang mereka punya atau,
- dengan menginstal aplikasi pemantau di ponsel mereka, jadi kita bisa memonitor selalu dengan siapa mereka berinteraksi.

aplikasi yang sekarang ini beredar di pasar sangat lah susah untuk di saring, meskipun facebook mengklaim ramah untuk anak di bawah umur namun masih cukup sering ada iklan2 yang berbentuk pornografi bahkan judi yang bertebaran, selain itu kita sebagai orang tua wajib sekali memberikan edukasi terhadap anak anak kita.
hero member
Activity: 1064
Merit: 589
Sepenuhnya untuk saat ini kembali kepada orang tua si anak, karena mereka yang memiliki akses secara langsung membatasi penggunaan handphone, dan ane sangat setuju dengan apa yangg di katakan bitleap bahwa dampak positif dan negatifnya itu tergantung penggunaannya, sama seperti barang lainnya akan jauh lebih bermanfaat tergantung bagaimana memanfaatkannya dengan baik.

Di media sosial saat ini memang banyak sekali konten yang tidak jelas dan unfaedah, tetapi tidak sedikit pula konten yang bermanfaat untuk kita, banyak sekali edukasi yang bisa kita akses untuk menambah pengetahuan, namun jika fyp agan selalu berdatangan konten yang tidak jelas itu menunjukan seberapa lama pada waktu sebelumnya agan menonton konten yang sama.
Pola asuh memang penting tetapi pada akhirnya kita juga perlu menyadari bahwa ada faktor lingkungan yang pada akhirnya bisa membuat situasi tidak terkontrol meskipun pola asuh orang tua itu sangat bagus. Saat ini berbicara tentang pola asuh juga kita tidak bisa terlalu mengekang dan membebaskan karena bagaimanapun juga pola asuh yang terlalu ketat juga itu akan membuat anak stress dan terlalu di longgarkan juga pada akhirnya akan ngelunjak sehingga sebenarnya sedikit bingung dengan pola asuh yang diterapkan sekarang karena semua memiliki porsi yang pada akhirnya akan ada akibat yang ditimbulkan.

Sebagai contoh dalam hal ini ada orang tua yang menerapkan pola asuh yang baik dimana mereka memberikan pemahaman yang hak dan batil, serta mendidik dengan baik tetapi pada akhirnya ketika anak dilepas diluaran dengan lingkungan yang tidak sehat maka hal itu juga akan sedikit banyak terdampak dan hal seperti ini saya rasakan sendiri untuk anak saya sekarang. Dirumah saya tidak pernah memberikan pelajaran tentang bahasa kasar atau sebagainya bahkan untuk media sosial saat ini saya masih mencoba untuk memberikan pemahaman tentang beberapa konten guna untuk memfilter anak tetapi pada akhirnya ketika anak dilepas diluar dengan lingkung yang tidak terlalu sehat pada akhirnya selalu saja ada perubahan yang terjadi dan yang kentara adalah bahasa dan konten yang dilihat dari media sosial dan itu jelas terjadi untuk sebagian besar anak yang ada di Indonesia saat ini.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa pada akhirnya ini tergantung kepada algoritma dan bukan berarti dalam hal ini setiap orang selalu membuat konten yang tidak berguna karena banyak sekali yang berguna tetapi pada akhirnya ketika perbandingan konten yang faedah dan unfaedah akan terlihat jelas perbandingan yang mencolok sebenanrya apalagi untuk Gen Milenial atau Gen Z bahkan mungkin Gen Alpha.

Saya pikir kita semua disini akan sepakat ketika membicarakan pola asuh, sebab itu pondasi dasar bagi seorang anak dan memang rumah atau lingkungan keluarga menjadi sekolah pertama bagi mereka. Namun ada banyak faktor yang pada akhirnya itu akan menjadi sebuah kontradiktif, maksudnya ketika di rumah di ajarkan tentang sesuatu yang baik namun kita juga tidak bisa mengontrol ketika mereka berada di lingkungan luar, termasuk juga di lingkungan sekolah. Saya tidak bermaksud untuk mengatakan lingkungan sekolah buruk, akan tetapi di negara kita sepertinya sekolah juga bisa menjadi salah satu lingkungan yang bisa membawa pengaruh buruk, seperti misalnya tawuran juga berasal dari sekolah.
Ya saya juga setuju bahwa ini ada sisi positif dan ada sisi negatif tergantung penggunanya, namun  saya sedikit tidak setuju pada poin ketika kita memberikan mereka ponsel karena takut atau tidak tega ketika melihat teman sebayanya banyak yang membawa ponsel, sebab menurut saya ada beberapa titik sebagai orang tua harus menghapuskan rasa kasihannya. Ya ini pasti akan ada pro kontra, akan tetapi ini baik agar kita sebagai orang tua bisa lebih peduli lagi terhadap anak.

Mengenai algoritma, anak anak memiliki rasa penasaran yang tinggi, memang mungkin algoritma konten yang mereka tonton akan menyesuaikan, namun ketika mereka mulai mendengar dari temannya tentang sebuah konten pastinya mereka tidak ingin ketinggalan dan pada akhirnya mereka mencari dan mengubah dari algoritma sebelumnya.
Ini saya lihat dari algoritma ponsel keponakan saya, sebelumnya saya melihatnya masih baik baik saja, akan tetapi setelah viralnya konten tauran yang terjadi beberapa waktu lalu seperti misalnya Katak, Bokir (kalau saya tidak salah), itu mengubah algoritma konten yang keponakan saya tonton, dan setelah saya cari tahu itu karena mereka mencari konten tersebut yang mereka dengar dari teman temannya.

Kalau ga salah ini pernah dibahas ama salah satu penghuni grup Discord yang ane ikuti. Dia tinggal dan besar di Australia dan konteksnya ini bukan sekedar anak kecil lihat orang kaya pamer, tapi sampe ke masalah jaringan narkoba dkk. Bayangin aja di SMP udah ada yang jadi kurir. Jadi beda banget konteksnya sama masyarakat Indo, setidaknya saat ini. Ane ga tahu sih sevalid apa cerita orang itu, apalagi dia udah lama lulus dan sekarang udah kerja, tapi dia ga kaget kalau kondisinya jauh lebih buruk sekarang karena penetrasi teknologi jauh lebih tinggi.
Wah ternyata lebih mengerikan dari apa yang saya pikirkan, untuk cerita tersebut saya sebenarnya belum pernah mendengar hal ini terjadi di Indonesia, saya tidak bisa membayangkan jika itu terjadi di Indonesia.
Saya rasa itu menjadi salah satu alasan terkuat kenapa pemerintah disana mengeluarkan kebijakan seperti itu,  terlebih ketika dalam cerita tersebut anak anak sudah ada yang jadi kurir atau pengedar.
Namun untuk kasusnya sendiri di Indonesia juga banyak kasus seorang pelajar menggunakan narkoba dari salah satu sumber yang saya baca.
https://www.rri.co.id/internasional/780910/hani-2024-narkoba-ancam-generasi-muda-indonesia
legendary
Activity: 2170
Merit: 1789
Kalau ga salah ini pernah dibahas ama salah satu penghuni grup Discord yang ane ikuti. Dia tinggal dan besar di Australia dan konteksnya ini bukan sekedar anak kecil lihat orang kaya pamer, tapi sampe ke masalah jaringan narkoba dkk. Bayangin aja di SMP udah ada yang jadi kurir. Jadi beda banget konteksnya sama masyarakat Indo, setidaknya saat ini. Ane ga tahu sih sevalid apa cerita orang itu, apalagi dia udah lama lulus dan sekarang udah kerja, tapi dia ga kaget kalau kondisinya jauh lebih buruk sekarang karena penetrasi teknologi jauh lebih tinggi.
hero member
Activity: 1008
Merit: 724
Adanya gawai atau gadget di lingkungan pola asuh anak memang sebenarnya cenderung menghawatirkan dan hal ini saya bisa sadari sendiri apalagi ketika saat ini saya sudah memiliki anak dan memang gadget selalu menjadi salah satu opsi yang saya lakukan dalam pola asuh yang saya tekankan saat ini.

Meskipun memang ini cenderung cukup berbahaya tetapi pada akhirnya semua kembali tergantung kepada orang tua karena memang ini akan berbahaya ketika kita terlalu membebaskan anak untuk menggunakan gadget tanpa aturan, tetapi ketika kita tahu porsi yang harus dilakukan pada akhirnya akan ada dampak positif sebenarnya dimana perkembangan teknologi ini ditekankan sejak kecil.

Meskipun memang pasti ada dampak positif dan negatif tetapi pada akhirnya ketika memang ingin menerapkan pola asuh dengan teknologi seperti gadget dimulai dari hp, pc, laptop dan lain sebagainya maka sebenarnya sebelum memberikan ke anak, kita sebagai orang tua harus lebih tahu mengenai hal ini dimulai dari bagaimana cara pengerjaan nya dan apa dampaknya sehingga kita bisa mengajari anak lebih positif dan lebih bisa mengetahui porsi yang cocok untuk anak. Masalahnya sekarang sebenarnya untuk di Indonesia terbalik dimana pada akhirnya orang tua yang tidak siap dengan teknologi justru memberikan pola asuh menggunakan hal ini sehingga sudah pasti mereka tidak bisa mengontrol aktivitas anak dengan gadget yang mereka lakukan.
hero member
Activity: 2282
Merit: 560
_""""Duelbits""""_
Sekarang sebenarnya cukup sulit untuk menghentikan hal itu terlebih ketika berbicara tentang media sosial saat ini sebenarnya beberapa platform besar hanya melakukan verifikasi dengan mencantumkan tanggal lahir saja sebagai bukti untuk kejelasan usia pengguna dan ini jelas akan sangat mudah untuk dikelabui. Tetapi memang jika pada akhirnya menginginkan sebuah situasi yang lebih kompleks untuk beberapa aturan maka memang hal ini masih bisa dilakukan tetapi butuh kerja keras mengenai hal ini.

Saya pribadi jika pada akhirnya ada sebuah batasan untuk media sosial anak, saya karena jujur saja untuk beberapa anak yang memang masih belum cukup umur yang bisa mengakses media sosial terkadang lebih banyak sisi negatif yang akan dicari dibanding dengan sisi positifnya, meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa kita tidak bisa menyamaratakan hal itu tetapi faktanya kaum gen milenial dan gen Z saat ini adalah salah satu pengguna aktif di media sosial yang terkadang kontennya terkesan menjadi sampah (tidak ingin berkata kasar tetapi memang faktanya seperti itu).
Sepenuhnya untuk saat ini kembali kepada orang tua si anak, karena mereka yang memiliki akses secara langsung membatasi penggunaan handphone, dan ane sangat setuju dengan apa yangg di katakan bitleap bahwa dampak positif dan negatifnya itu tergantung penggunaannya, sama seperti barang lainnya akan jauh lebih bermanfaat tergantung bagaimana memanfaatkannya dengan baik.

Di media sosial saat ini memang banyak sekali konten yang tidak jelas dan unfaedah, tetapi tidak sedikit pula konten yang bermanfaat untuk kita, banyak sekali edukasi yang bisa kita akses untuk menambah pengetahuan, namun jika fyp agan selalu berdatangan konten yang tidak jelas itu menunjukan seberapa lama pada waktu sebelumnya agan menonton konten yang sama.
Pola asuh memang penting tetapi pada akhirnya kita juga perlu menyadari bahwa ada faktor lingkungan yang pada akhirnya bisa membuat situasi tidak terkontrol meskipun pola asuh orang tua itu sangat bagus. Saat ini berbicara tentang pola asuh juga kita tidak bisa terlalu mengekang dan membebaskan karena bagaimanapun juga pola asuh yang terlalu ketat juga itu akan membuat anak stress dan terlalu di longgarkan juga pada akhirnya akan ngelunjak sehingga sebenarnya sedikit bingung dengan pola asuh yang diterapkan sekarang karena semua memiliki porsi yang pada akhirnya akan ada akibat yang ditimbulkan.

Sebagai contoh dalam hal ini ada orang tua yang menerapkan pola asuh yang baik dimana mereka memberikan pemahaman yang hak dan batil, serta mendidik dengan baik tetapi pada akhirnya ketika anak dilepas diluaran dengan lingkungan yang tidak sehat maka hal itu juga akan sedikit banyak terdampak dan hal seperti ini saya rasakan sendiri untuk anak saya sekarang. Dirumah saya tidak pernah memberikan pelajaran tentang bahasa kasar atau sebagainya bahkan untuk media sosial saat ini saya masih mencoba untuk memberikan pemahaman tentang beberapa konten guna untuk memfilter anak tetapi pada akhirnya ketika anak dilepas diluar dengan lingkung yang tidak terlalu sehat pada akhirnya selalu saja ada perubahan yang terjadi dan yang kentara adalah bahasa dan konten yang dilihat dari media sosial dan itu jelas terjadi untuk sebagian besar anak yang ada di Indonesia saat ini.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa pada akhirnya ini tergantung kepada algoritma dan bukan berarti dalam hal ini setiap orang selalu membuat konten yang tidak berguna karena banyak sekali yang berguna tetapi pada akhirnya ketika perbandingan konten yang faedah dan unfaedah akan terlihat jelas perbandingan yang mencolok sebenanrya apalagi untuk Gen Milenial atau Gen Z bahkan mungkin Gen Alpha.
sr. member
Activity: 1134
Merit: 406
Duelbits
Sulit untuk memisahkan anak-anak dari ponsel mereka. Ponsel telah menjadi bagian dari keseharian mereka, bahkan saat ini saya cukup jarang meilgat anak-anak bermain permainan tradisonal, karena mereka lebih memilih bermain game online.Begitupun dengan anak-anak permpuan yang lebih gemar bermain di dunia maya dibandingkan dunia nyata.

Dsisi lain memang dengan hadirnya handphone dapat membantu mereka dalam hal belajar dan menyesaikan tugas, tetapi sangat disaynkan dibalik nilai-nilai positif tersebut, banyak nilai-nilai negatif tersimpan didalmnya. Dengan adanya handphone dan internet, ini bisa saja menyebabkan kinerja otak anak menjadi berkurang, dan menyebabkan ketergantungan terhadap terhadap internet. Dan jelas ini sanat berbahaya bagi masa depan anak, karena mereka tidak akan mampu berfikir kritis, dan menyelesaikan masalah dengan baik. Yang oleh karena itu, penggunaan handpone ini harus diawasi dan dibatasi dengan bijak. Jangan sampai dengan adanya handphone menjadi faktor peghambat tumbuh kemabng mereka, dan menjadikan mereka menjadi pribadi yang malas, terutama dalam hal berpikir.
hero member
Activity: 1400
Merit: 674

Memang pastinya ini adalah hal yang akan sulit untuk diterapkan, pasalnya memang ada sisi positif juga yang harus dipertimbangkan. Namun pemerintah bisa menimbang dengan membandingkan mana yang lebih besar antara sisi negatif dan sisi positif.
Bagaimana menurut anda?

Sekarang sebenarnya cukup sulit untuk menghentikan hal itu terlebih ketika berbicara tentang media sosial saat ini sebenarnya beberapa platform besar hanya melakukan verifikasi dengan mencantumkan tanggal lahir saja sebagai bukti untuk kejelasan usia pengguna dan ini jelas akan sangat mudah untuk dikelabui. Tetapi memang jika pada akhirnya menginginkan sebuah situasi yang lebih kompleks untuk beberapa aturan maka memang hal ini masih bisa dilakukan tetapi butuh kerja keras mengenai hal ini.

Saya pribadi jika pada akhirnya ada sebuah batasan untuk media sosial anak, saya karena jujur saja untuk beberapa anak yang memang masih belum cukup umur yang bisa mengakses media sosial terkadang lebih banyak sisi negatif yang akan dicari dibanding dengan sisi positifnya, meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa kita tidak bisa menyamaratakan hal itu tetapi faktanya kaum gen milenial dan gen Z saat ini adalah salah satu pengguna aktif di media sosial yang terkadang kontennya terkesan menjadi sampah (tidak ingin berkata kasar tetapi memang faktanya seperti itu).
Sepenuhnya untuk saat ini kembali kepada orang tua si anak, karena mereka yang memiliki akses secara langsung membatasi penggunaan handphone, dan ane sangat setuju dengan apa yangg di katakan bitleap bahwa dampak positif dan negatifnya itu tergantung penggunaannya, sama seperti barang lainnya akan jauh lebih bermanfaat tergantung bagaimana memanfaatkannya dengan baik.

Di media sosial saat ini memang banyak sekali konten yang tidak jelas dan unfaedah, tetapi tidak sedikit pula konten yang bermanfaat untuk kita, banyak sekali edukasi yang bisa kita akses untuk menambah pengetahuan, namun jika fyp agan selalu berdatangan konten yang tidak jelas itu menunjukan seberapa lama pada waktu sebelumnya agan menonton konten yang sama.
hero member
Activity: 2282
Merit: 560
_""""Duelbits""""_

Memang pastinya ini adalah hal yang akan sulit untuk diterapkan, pasalnya memang ada sisi positif juga yang harus dipertimbangkan. Namun pemerintah bisa menimbang dengan membandingkan mana yang lebih besar antara sisi negatif dan sisi positif.
Bagaimana menurut anda?

Sekarang sebenarnya cukup sulit untuk menghentikan hal itu terlebih ketika berbicara tentang media sosial saat ini sebenarnya beberapa platform besar hanya melakukan verifikasi dengan mencantumkan tanggal lahir saja sebagai bukti untuk kejelasan usia pengguna dan ini jelas akan sangat mudah untuk dikelabui. Tetapi memang jika pada akhirnya menginginkan sebuah situasi yang lebih kompleks untuk beberapa aturan maka memang hal ini masih bisa dilakukan tetapi butuh kerja keras mengenai hal ini.

Saya pribadi jika pada akhirnya ada sebuah batasan untuk media sosial anak, saya karena jujur saja untuk beberapa anak yang memang masih belum cukup umur yang bisa mengakses media sosial terkadang lebih banyak sisi negatif yang akan dicari dibanding dengan sisi positifnya, meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa kita tidak bisa menyamaratakan hal itu tetapi faktanya kaum gen milenial dan gen Z saat ini adalah salah satu pengguna aktif di media sosial yang terkadang kontennya terkesan menjadi sampah (tidak ingin berkata kasar tetapi memang faktanya seperti itu).
sr. member
Activity: 1204
Merit: 486
Ponsel hanya alat dan alat tergantung si pemiliknya. Kalau berbicara soal anak maka sekarang akses melalui internet sangat mudah dilakukan. Sangat jarang melihat orang tua memantau apa yang anaknya tonton, beberapa dari mereka justru sengaja membelikan ponsel agar bisa anteng dari pada ngeganggu pas orang tua lagi istirahat.

Sebetulnya tidak perlu bersikap berlebihan sekarang eranya memang serba harus pake ponsel, jadi kalau anak tidak dibelikan takutnya di bully sama teman teman sebaya dan kita sebagai orang tua juga suka kasihan kalau liatin anak nimbrung temennya yang lagi pake hp.

Ketika berbicara sisi negatif dan sisi positif dari penggunaan ponsel kepada anak maka kembali lagi pada lingkungannya, dengan siapa bergaul dan ketika di rumah maka orang tua harus bisa menyempatkan waktu untuk menjadi tempa curhatnya, sehingga kita tahu lebih dekat dan tahu kondisi anak tanpa harus dengan cara paksaan.
brand new
Activity: 0
Merit: 0
Ponsel bisa memberikan manfaat positif untuk anak-anak, seperti akses pendidikan, komunikasi yang lebih mudah dengan keluarga, dan memperkenalkan mereka pada teknologi sejak dini. Namun, ada sisi negatifnya, seperti paparan konten yang tidak pantas, kecanduan layar, serta gangguan pada perkembangan sosial dan emosional anak. Pengawasan orang tua sangat penting agar anak dapat menggunakan ponsel secara bijak dan mendapatkan manfaat tanpa terpapar risiko negatif.
Pages:
Jump to: