Pages:
Author

Topic: Sisi Positif dan Negatif Ponsel Untuk Anak di Bawah Usia Dewasa (Read 679 times)

member
Activity: 348
Merit: 29
Setuju banget, Fenomena anak kecil yang dikasih ponsel biar tenang emang udah jadi kebiasaan banyak orang tua, gak salah sih kalau buat hiburan sesekali, tapi kalau kebablasan, efek negatifnya bisa panjang. Mereka jadi kurang interaksi langsung sama sekitar dan tahu hal yang belum waktunya mereka tahu, mengenai aturan di Australia yang melarang anak di bawah 16 tahun punya sosmed, itu langkah yang tegas, meski mungkin susah diterapkan di sini, tapi kalau dilihat dari sisi pencegahan ketergantungan smartphone, bisa jadi solusi, intinya sih kontrol tetap di orang tua dan awasi bijak soal kapan dan bagaimana seorang boleh pakai ponsel.
Seringnya malah kebablasan Om karena orang tuanya sendiri sangat sibuk dengan hapenya dan entah gimana pemikiran mereka kok malah memberikan ponselnya supaya tidak mengganggu kesibukan orang tuanya dengan ponselnya. Dan ketika si anak sudah mengenal ponsel, mereka cenderung sulit untuk berinteraksi dengan teman-teman sebayanya ataupun sekedar mengobrol dengan orang yang lebih tua. Dan ini sudah menjadi ketergantungan bagi si anak. Seandainya ketika orang tuanya bisa menaruh ponselnya ketika sedang berinteraksi dengan anak-anaknya dan melakukan pendekatan yang baik, masih ada kemungkinan untuk membuat anak-anaknya mengurangi ketergantungan dengan ponsel. Toh itu juga demi kebaikan anaknya sendiri bukan anak orang lain.
Saat seorang anak melihat orang tua mereka sibuk dengan ponsel mereka dan memberi ponsel pada anak-anak mereka tanpa pengawasan tentu anak akan dapat dengan mudah mengakses apa saja sesuai keinginan mereka maka hal tersebut tentu saja akan memberi dampak buruk pada perkembangan anak maka dari itu setap memberi ponsel pada anak ada baiknya kita tetap mengawasi mereka dan juga mengajarkan apa yang pantas mereka lihat dan juga pelajari sehingga memberi dampak baik pada perkembangan mereka nantinya.
Yang anda katakan sangat benar ketika orang tua berinteraksi dengan anak akan lebih baik mereka tidak sedang menggunakan ponsel mereka sehingga anak akan lebih mudah untuk menyampaikan hal yang ingin mereka sampaikan pada orang tua mereka tanpa merasa kurangnya perhatian dari orang tua mereka.
hero member
Activity: 1876
Merit: 726
Maka dari itu sebenarnya ilmu parenting itu cukup baik apalagi ketika kita ingin memiliki sebuah keturunan karena bagaimanapun juga pada akhirnya orang tua adalah madrasah/sekolah pertama untuk anak mereka, tetapi untuk mayoritas sekarang pada akhirnya banyak yang tidak mengerti ilmu parenting tetapi sudah memiliki anak yang pada akhirnya ini juga berimbas kepada pola asuh yang kurang baik yang membuat anak atau keturunan yang dimiliki menjadi kurang dalam hal didik.
Banyak sekali contoh seperti yang masnya katakan dan dalam hal ini mayoritas di negara kita memang pada akhirnya selalu ingin melihat anak atau keturunannya menjadi seseorang yang baik dimata orang lain tetapi disisi lain mereka menerapkan pola asuh yang tidak terlalu baik yang padahal jika kita cermati itu tidak akan pernah berhasil karena bagaimanapun juga pola asuh awal (sebelum berbicara tentang lingkungan atau sekolah formal) menjadi salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan pada awalnya.

Jika pola asuh yangg diterapkan orang tua baik pada akhirnya anak akan menajdi tahu batasan dan saya cukup yakin hal itu juga akan berpengaruh kepada sikap dan sifat anak karena pada akhirnya didikan awal nya sudah sangat bagus dan kuat untuk sebuah pondasi sehingga sekalipun si anak di bebaskan dari gadget pun mereka tidak akan neko-neko pada akhirnya karena mereka sudah tahu batasan mana yang harus di lakukan dan mana yang tidak karena orang tua nya sudah memberikan contoh sejak awal.
Tetapi ketika pada akhirnya contoh yang diberikan tidak terlalu baik bahkan terkesan buruk maka jangan salahkan anak yang pada akhirnya akan mengikuti jejak karena pada akhirnya cerminan anak kembali lagi kepada orang tua pada akhirnya.

Tergantung ilmu parenting yang diaplikasi kan orang tua. Musik, game online, media sosial sesuatu yang saat ini sulit dihindari. Yang harus diajarkan orang tua bukan menghindarkan anak untuk akses gadget (zero screen time) tetapi lebih ke melatih anak-anak agar bisa mengendalikan keinginan mereka untuk terus pegang gadget (karena memang hiburan yang ada di gadget sifatnya candu). Selain itu perlu bagi orang tua memahami karakter masing-masing anak dan mengambil kebijakan penggunaasn gadget yang sifatnya mengakomodir keinginan anak-anak.

Contoh sederhana di rumah, istri berpandangan bahwa musik itu haram dan game online adalah sesuatu yang sia2. Ketiga anak saya sudah diinfokan bahwa ketika mereka baligh, stop musik dan game online, untuk saat ini mereka dibebaskan akses gadget selama apapun, karena Allah saja masih kasih dispensasi ke anak selama syarat-syarat tugas utama sudah diselesaikan. Jangan lupa akses gadget anak2 100% dalam pengawasan kita sebagai orangtua mereka.
Membatasi bukan berarti melarang dan hal ini jika pada akhirnya dilarang maka jelas akan sangat sulit bahkan tidak bisa tetapi pada akhirnya ketika fokus kita membatasi dan membuat situasi menjadi keuntungan dengan adanya beberapa hal yang anda sebutkan seperti media sosial atau game sebenarnya situasinya bisa menjadi lebih baik karena tidak hanya hal negatif saja yang kita dapatkan dari gadget tetapi juga banyak sekali hal positif yang bisa merangsang motorik anak jika memang kita bisa memanfaatkannya dengan baik sehingga fokusnya bukan kepada pelarangan tetapi membatasi dan sebisa mungkin kita menjaga agar gadget, media sosial atau hal lainnya bisa menjadi keuntungan dalam pola asuh yang kita lakukan.

Kita tidak bisa melarang hal seperti ini karena bagaimanapun juga ketika kita melakukannya maka secara tidak langsung kita membuat anak kita menjadi terbelakang dari inovasi dan teknologi sehingga pada akhirnya peran orang tua menjadi faktor vital agar pada akhirnya si anak masih tetap bisa melakukan aktivitas bahkan menggunakan gadget tetapi mereka juga tidak terpengaruh atau tidak tercemar dalam hal-hal negatif. Sehingga pada akhirnya disini kembali lagi apakah orang tua itu mau atau tidak belajar atau menjadi pribadi yang baik karena seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa pada akhirnya anak meniru apa yang orang tua lakukan ketika orang tua melihat atau menggunakan teknologi seperti gadget atau media sosial kepada hal yang positif maka secara tidak langsung anak juga akan tersugest dan terangsang melakukan hal yang sama, begitupula sebaliknya.
legendary
Activity: 2254
Merit: 2253
From Zero to 2 times Self-Made Legendary
Maka dari itu sebenarnya ilmu parenting itu cukup baik apalagi ketika kita ingin memiliki sebuah keturunan karena bagaimanapun juga pada akhirnya orang tua adalah madrasah/sekolah pertama untuk anak mereka, tetapi untuk mayoritas sekarang pada akhirnya banyak yang tidak mengerti ilmu parenting tetapi sudah memiliki anak yang pada akhirnya ini juga berimbas kepada pola asuh yang kurang baik yang membuat anak atau keturunan yang dimiliki menjadi kurang dalam hal didik.
Banyak sekali contoh seperti yang masnya katakan dan dalam hal ini mayoritas di negara kita memang pada akhirnya selalu ingin melihat anak atau keturunannya menjadi seseorang yang baik dimata orang lain tetapi disisi lain mereka menerapkan pola asuh yang tidak terlalu baik yang padahal jika kita cermati itu tidak akan pernah berhasil karena bagaimanapun juga pola asuh awal (sebelum berbicara tentang lingkungan atau sekolah formal) menjadi salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan pada awalnya.

Jika pola asuh yangg diterapkan orang tua baik pada akhirnya anak akan menajdi tahu batasan dan saya cukup yakin hal itu juga akan berpengaruh kepada sikap dan sifat anak karena pada akhirnya didikan awal nya sudah sangat bagus dan kuat untuk sebuah pondasi sehingga sekalipun si anak di bebaskan dari gadget pun mereka tidak akan neko-neko pada akhirnya karena mereka sudah tahu batasan mana yang harus di lakukan dan mana yang tidak karena orang tua nya sudah memberikan contoh sejak awal.
Tetapi ketika pada akhirnya contoh yang diberikan tidak terlalu baik bahkan terkesan buruk maka jangan salahkan anak yang pada akhirnya akan mengikuti jejak karena pada akhirnya cerminan anak kembali lagi kepada orang tua pada akhirnya.

Tergantung ilmu parenting yang diaplikasi kan orang tua. Musik, game online, media sosial sesuatu yang saat ini sulit dihindari. Yang harus diajarkan orang tua bukan menghindarkan anak untuk akses gadget (zero screen time) tetapi lebih ke melatih anak-anak agar bisa mengendalikan keinginan mereka untuk terus pegang gadget (karena memang hiburan yang ada di gadget sifatnya candu). Selain itu perlu bagi orang tua memahami karakter masing-masing anak dan mengambil kebijakan penggunaasn gadget yang sifatnya mengakomodir keinginan anak-anak.

Contoh sederhana di rumah, istri berpandangan bahwa musik itu haram dan game online adalah sesuatu yang sia2. Ketiga anak saya sudah diinfokan bahwa ketika mereka baligh, stop musik dan game online, untuk saat ini mereka dibebaskan akses gadget selama apapun, karena Allah saja masih kasih dispensasi ke anak selama syarat-syarat tugas utama sudah diselesaikan. Jangan lupa akses gadget anak2 100% dalam pengawasan kita sebagai orangtua mereka.
full member
Activity: 784
Merit: 115
Setuju banget, Fenomena anak kecil yang dikasih ponsel biar tenang emang udah jadi kebiasaan banyak orang tua, gak salah sih kalau buat hiburan sesekali, tapi kalau kebablasan, efek negatifnya bisa panjang. Mereka jadi kurang interaksi langsung sama sekitar dan tahu hal yang belum waktunya mereka tahu, mengenai aturan di Australia yang melarang anak di bawah 16 tahun punya sosmed, itu langkah yang tegas, meski mungkin susah diterapkan di sini, tapi kalau dilihat dari sisi pencegahan ketergantungan smartphone, bisa jadi solusi, intinya sih kontrol tetap di orang tua dan awasi bijak soal kapan dan bagaimana seorang boleh pakai ponsel.
Seringnya malah kebablasan Om karena orang tuanya sendiri sangat sibuk dengan hapenya dan entah gimana pemikiran mereka kok malah memberikan ponselnya supaya tidak mengganggu kesibukan orang tuanya dengan ponselnya. Dan ketika si anak sudah mengenal ponsel, mereka cenderung sulit untuk berinteraksi dengan teman-teman sebayanya ataupun sekedar mengobrol dengan orang yang lebih tua. Dan ini sudah menjadi ketergantungan bagi si anak. Seandainya ketika orang tuanya bisa menaruh ponselnya ketika sedang berinteraksi dengan anak-anaknya dan melakukan pendekatan yang baik, masih ada kemungkinan untuk membuat anak-anaknya mengurangi ketergantungan dengan ponsel. Toh itu juga demi kebaikan anaknya sendiri bukan anak orang lain.
newbie
Activity: 29
Merit: 0
Setuju banget, Fenomena anak kecil yang dikasih ponsel biar tenang emang udah jadi kebiasaan banyak orang tua, gak salah sih kalau buat hiburan sesekali, tapi kalau kebablasan, efek negatifnya bisa panjang. Mereka jadi kurang interaksi langsung sama sekitar dan tahu hal yang belum waktunya mereka tahu, mengenai aturan di Australia yang melarang anak di bawah 16 tahun punya sosmed, itu langkah yang tegas, meski mungkin susah diterapkan di sini, tapi kalau dilihat dari sisi pencegahan ketergantungan smartphone, bisa jadi solusi, intinya sih kontrol tetap di orang tua dan awasi bijak soal kapan dan bagaimana seorang boleh pakai ponsel.
hero member
Activity: 1876
Merit: 726
Jika ruang lingkupnya untuk balita dan anak-anak di usia belia atau menjelang remaja mungkin hal ini masih bisa dilakukan tetapi mengetahui sampai email atau apapun untuk anak usia remaja bahkan menuju dewasa itu sudah sangat sulit bahkan terkesan untuk mengekang sebenarnya. Masa remaja dan masa dewasa adalah masa dimana anak-anak mulai ingin mencoba mengeksplorasi diri mereka dengan ingin mencari tahu bahkan mencoba sesuatu dan sebenarnya peran orang tua tidak perlu seketat itu sampai mengetahui email atau password asalkan pola asuh dari awal sudah baik maka kendali anak akan lebih mudah pada akhirnya. Masalah yang terjadi adalah ketika kita terlalu memaksakan bahkan mengekang justru akan membuat anak menjadi seperti terpenjara dalam kehidupannya yang pada akhirnya ini bisa menjadi bom waktu ketika mereka sudah merasa tidak nyaman.
Kita ambil contoh beberapa waktu lalu dimana ketika niat orang tua baik tetapi caranya sebenarnya tidak terlalu tepat justru membuat anak menjadi kehilangan kendali yang berakhir dengan kematian tragis orang tua karena terlalu memaksakan kehendak mereka.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/12/02/183000965/viral-anak-bunuh-ayah-dan-nenek-di-lebak-bulus-jadi-korban-ambisi-orangtua?page=all

Ini adalah sebuah pola asuh yang pada akhirnya salah sasaran dan tidak menutup kemungkinan mengekang anak dalam pola asuh juga bisa berakibat fatal pada akhirnya sehingga dalam hal ini kita tidak perlu mengekang terlalu jauh tetapi juga tidak terlalu membebaskan anak agar mereka menjadi tahu bahwa pada akhirnya tidak semua hal yang belum mereka ketahui itu perlu dicoba.

Selain itu, masalah gaptek di negara kita karena sumber daya manusia yang masih tertinggal itu masih menjadi salah satu masalah yang tidak teratasi yang mana itu kembali kepada situasi dimana orang tua akan sangat kesulitan mengontrol aktivitas anak di gadget mereka karena keterbatasan mereka dalam meengoperasikan hal tersebut. Mungkin memang tidak semua seperti itu tetapi untuk rata-rata orang tua yang gaptek dibanding yang melek terhadap teknologi sekarang perbandingannya cukup jauh sepertinya.
Banyak cara untuk mengantisipasi jika dikaji lebih dalam, dan sebenarnya jika pendidikan dasarnya itu baik akan mudah juga mengontrol anak, seperti yang anda sampaikan dalam bentuk pola asuh, jika pola asuh sangat tepat dan membuat karakter anak sanagt baik, dalam artian bisa mengeri sebab dan dampak jika melakukan sesuatu hal yang buruk apda usia setelah anak-anak itu akan sanagat aman kedepannya tanpa harus memiliki pengetatan kontrol sebagai orang tua dalam penggunaan gadget atau yang lainnya untuk tumbuh kembang anak di jaman sekarang yang terbilang sangat mudah dan canggih daripada kitta dulu, hanya saja antisipasi apapun perlu di lakukan agar anak tidak melewati batas, tidak sedikit anak yang secara pola asuhnya baik setelah remaja di bebaskan menjadi memiliki karakter yang buruk karena orang tua tidka bisa lagi mengontrol anaknya.

Tetangga saya pun ada anak yangg dulunya shaleh, rajin dan benar-benar di anggap anak baik oleh lingkungan, akan tetapi setelah beranjak remaja dia memainkan perjudian onlinr dsri gadgetnya sehingga menjadi kecanduan yan menjadi citra buruk bagi orang tua yang tidak bisa mengontrol anaknya dalam mengeksplorasi digitalisasi.
Maka dari itu sebenarnya ilmu parenting itu cukup baik apalagi ketika kita ingin memiliki sebuah keturunan karena bagaimanapun juga pada akhirnya orang tua adalah madrasah/sekolah pertama untuk anak mereka, tetapi untuk mayoritas sekarang pada akhirnya banyak yang tidak mengerti ilmu parenting tetapi sudah memiliki anak yang pada akhirnya ini juga berimbas kepada pola asuh yang kurang baik yang membuat anak atau keturunan yang dimiliki menjadi kurang dalam hal didik.
Banyak sekali contoh seperti yang masnya katakan dan dalam hal ini mayoritas di negara kita memang pada akhirnya selalu ingin melihat anak atau keturunannya menjadi seseorang yang baik dimata orang lain tetapi disisi lain mereka menerapkan pola asuh yang tidak terlalu baik yang padahal jika kita cermati itu tidak akan pernah berhasil karena bagaimanapun juga pola asuh awal (sebelum berbicara tentang lingkungan atau sekolah formal) menjadi salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan pada awalnya.

Jika pola asuh yangg diterapkan orang tua baik pada akhirnya anak akan menajdi tahu batasan dan saya cukup yakin hal itu juga akan berpengaruh kepada sikap dan sifat anak karena pada akhirnya didikan awal nya sudah sangat bagus dan kuat untuk sebuah pondasi sehingga sekalipun si anak di bebaskan dari gadget pun mereka tidak akan neko-neko pada akhirnya karena mereka sudah tahu batasan mana yang harus di lakukan dan mana yang tidak karena orang tua nya sudah memberikan contoh sejak awal.
Tetapi ketika pada akhirnya contoh yang diberikan tidak terlalu baik bahkan terkesan buruk maka jangan salahkan anak yang pada akhirnya akan mengikuti jejak karena pada akhirnya cerminan anak kembali lagi kepada orang tua pada akhirnya.
legendary
Activity: 2254
Merit: 2253
From Zero to 2 times Self-Made Legendary
Kebanyakan anak sekarang ini adalah Generasi Z dan Generasi Alpha yg dimana mereka lahir di jaman dimana perkembangan teknologi itu sangat pesat, berbeda dengan kita Generasi Milenial yg pada saat kita kecil itu teknologi belum berkembang dan kebanyakan handphone itu masih monokrom. Jadi sangat wajar jika anak-anak jaman sekarang ini mendapatkan akses ke smartphone dengan lebih mudah, karena itu sudah seperti hal yg biasa saja dan tidak ada yg salah kepada hal tersebut. Namun sebagai orang yg lebih dewasa dan memahami bagaimana smartphone bekerja, kita harus lebih awas terhadap apa saja yg bisa diakses oleh seorang anak dan membatasi waktu penggunaan mereka - jangan sampai si anak bermain smartphone/tablet sampai berjam-jam dan lupa dengan kewajiban mereka untuk belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah.

Saya termasuk orang tua yang memberi kebebasan anak untuk mengakses gadget, dengan pertimbangan bahwa dunia, kehidupan dan lingkungan anak kita sudah dikelilingi oleh deras dan terbukanya arus informasi. Yang dibutuhkan anak kita bukan larangan untuk akses gadget tetapi latihan agar anak-anak bisa mengendalikan keinginan mereka untuk akses gadget secara berlebihan atau mengakses gadget untuk sesuatu yang bermanfaat.

Satu-satunya benteng paling efektif untuk menekan penggunaan gadget secara berlebihan adalah kesadaran anak-anak bahwa mereka punya tanggung jawab kepada sang pencipta dalam memanfaatkan waktu dan umur mereka. Itu yang saya terapkan ke anak-anak saya, sehingga mereka boleh akses gadget kapanpun asal sudah selesai sholat, mengaji dan menyelesaikan tugas rumah.
sr. member
Activity: 1260
Merit: 429
Kebanyakan anak sekarang ini adalah Generasi Z dan Generasi Alpha yg dimana mereka lahir di jaman dimana perkembangan teknologi itu sangat pesat, berbeda dengan kita Generasi Milenial yg pada saat kita kecil itu teknologi belum berkembang dan kebanyakan handphone itu masih monokrom. Jadi sangat wajar jika anak-anak jaman sekarang ini mendapatkan akses ke smartphone dengan lebih mudah, karena itu sudah seperti hal yg biasa saja dan tidak ada yg salah kepada hal tersebut. Namun sebagai orang yg lebih dewasa dan memahami bagaimana smartphone bekerja, kita harus lebih awas terhadap apa saja yg bisa diakses oleh seorang anak dan membatasi waktu penggunaan mereka - jangan sampai si anak bermain smartphone/tablet sampai berjam-jam dan lupa dengan kewajiban mereka untuk belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah.
hero member
Activity: 1862
Merit: 748
Memang pastinya ini adalah hal yang akan sulit untuk diterapkan, pasalnya memang ada sisi positif juga yang harus dipertimbangkan. Namun pemerintah bisa menimbang dengan membandingkan mana yang lebih besar antara sisi negatif dan sisi positif.
Bagaimana menurut anda?
Ini menjadi masalah yang rumit karena sekarang anak-anak dibiasakan memegang ponsel secara berlebihan oleh orang tua sejak dini, bahkan tanpa kita sadari kitalah yang perlu bertanggung jawab atas kondisi ini karena memberikan mereka ponsel dengan alasan apapun. Sisi positif hampir jarang kita temukan karena dapat memberikan efek buruk terhadap anak-anak jika tidak dikontrol dengan baik dan bahkan anak semakin sulit di atur karena menggunakan ponsel secara berlebihan. Untuk kesehatan sendiri ponsel tidak baik digunakan oleh anak-anak karena radiasi tersebut dapat merusak mata maupun sel-sel yang ada di kepala dan itu yang tidak kita sadari.

Solusinya batasi anak terhadap penggunaan ponsel dan awasi mereka pada saat mereka memegang dan menggunakan ponsel secara berlebihan. Beri ruang untuk mereka menggunakan ponsel dengan durasi waktu dan kasih alasan yang lebih masuk akal terhadap penggunaan ponsel secara berlebihan kepada anak sehingga mereka dapat mengerti larangan tersebut untuk apa.
hero member
Activity: 2226
Merit: 610
Mengontrol anak dalam penggunaan gadget itu sangat penting namun ada beberapa klasifikasi usia di bawah usia dewasa seperti bayi, balita, anak-anak, remaja dan kemudian dewasa atau usianya 18+, dalam segi penanganan kontrol pribadi sebagai orang tua juga harus paha bagaimana mengontrol anak kita memainkan gadgetnya jika tidak ada regulasi khusus seperti yang di lakukan oleh pemerintah Australia itu, pertama anda bisa menggunakan kendali gedget anak melalui telpon anda dengan menggunakan emailnya, jadi ketika dia bermain gadget berapa lamanya akan ketahuan, mendownload apa saja akan selalu meminta izin terlebih dahulu terhadap email orang tuanya dan fitur ini bisa di manfaatkan kita sebagai orang untuk mengendelikan mereka dan ini bisa menjadi salah satu alternatif buat kita jika di manfaatkan dengan sangat baik selain mengontrol secara langsung di rumah.
Jika ruang lingkupnya untuk balita dan anak-anak di usia belia atau menjelang remaja mungkin hal ini masih bisa dilakukan tetapi mengetahui sampai email atau apapun untuk anak usia remaja bahkan menuju dewasa itu sudah sangat sulit bahkan terkesan untuk mengekang sebenarnya. Masa remaja dan masa dewasa adalah masa dimana anak-anak mulai ingin mencoba mengeksplorasi diri mereka dengan ingin mencari tahu bahkan mencoba sesuatu dan sebenarnya peran orang tua tidak perlu seketat itu sampai mengetahui email atau password asalkan pola asuh dari awal sudah baik maka kendali anak akan lebih mudah pada akhirnya. Masalah yang terjadi adalah ketika kita terlalu memaksakan bahkan mengekang justru akan membuat anak menjadi seperti terpenjara dalam kehidupannya yang pada akhirnya ini bisa menjadi bom waktu ketika mereka sudah merasa tidak nyaman.
Kita ambil contoh beberapa waktu lalu dimana ketika niat orang tua baik tetapi caranya sebenarnya tidak terlalu tepat justru membuat anak menjadi kehilangan kendali yang berakhir dengan kematian tragis orang tua karena terlalu memaksakan kehendak mereka.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/12/02/183000965/viral-anak-bunuh-ayah-dan-nenek-di-lebak-bulus-jadi-korban-ambisi-orangtua?page=all

Ini adalah sebuah pola asuh yang pada akhirnya salah sasaran dan tidak menutup kemungkinan mengekang anak dalam pola asuh juga bisa berakibat fatal pada akhirnya sehingga dalam hal ini kita tidak perlu mengekang terlalu jauh tetapi juga tidak terlalu membebaskan anak agar mereka menjadi tahu bahwa pada akhirnya tidak semua hal yang belum mereka ketahui itu perlu dicoba.

Selain itu, masalah gaptek di negara kita karena sumber daya manusia yang masih tertinggal itu masih menjadi salah satu masalah yang tidak teratasi yang mana itu kembali kepada situasi dimana orang tua akan sangat kesulitan mengontrol aktivitas anak di gadget mereka karena keterbatasan mereka dalam meengoperasikan hal tersebut. Mungkin memang tidak semua seperti itu tetapi untuk rata-rata orang tua yang gaptek dibanding yang melek terhadap teknologi sekarang perbandingannya cukup jauh sepertinya.
Banyak cara untuk mengantisipasi jika dikaji lebih dalam, dan sebenarnya jika pendidikan dasarnya itu baik akan mudah juga mengontrol anak, seperti yang anda sampaikan dalam bentuk pola asuh, jika pola asuh sangat tepat dan membuat karakter anak sanagt baik, dalam artian bisa mengeri sebab dan dampak jika melakukan sesuatu hal yang buruk apda usia setelah anak-anak itu akan sanagat aman kedepannya tanpa harus memiliki pengetatan kontrol sebagai orang tua dalam penggunaan gadget atau yang lainnya untuk tumbuh kembang anak di jaman sekarang yang terbilang sangat mudah dan canggih daripada kitta dulu, hanya saja antisipasi apapun perlu di lakukan agar anak tidak melewati batas, tidak sedikit anak yang secara pola asuhnya baik setelah remaja di bebaskan menjadi memiliki karakter yang buruk karena orang tua tidka bisa lagi mengontrol anaknya.

Tetangga saya pun ada anak yangg dulunya shaleh, rajin dan benar-benar di anggap anak baik oleh lingkungan, akan tetapi setelah beranjak remaja dia memainkan perjudian onlinr dsri gadgetnya sehingga menjadi kecanduan yan menjadi citra buruk bagi orang tua yang tidak bisa mengontrol anaknya dalam mengeksplorasi digitalisasi.
hero member
Activity: 1876
Merit: 726
Mengontrol anak dalam penggunaan gadget itu sangat penting namun ada beberapa klasifikasi usia di bawah usia dewasa seperti bayi, balita, anak-anak, remaja dan kemudian dewasa atau usianya 18+, dalam segi penanganan kontrol pribadi sebagai orang tua juga harus paha bagaimana mengontrol anak kita memainkan gadgetnya jika tidak ada regulasi khusus seperti yang di lakukan oleh pemerintah Australia itu, pertama anda bisa menggunakan kendali gedget anak melalui telpon anda dengan menggunakan emailnya, jadi ketika dia bermain gadget berapa lamanya akan ketahuan, mendownload apa saja akan selalu meminta izin terlebih dahulu terhadap email orang tuanya dan fitur ini bisa di manfaatkan kita sebagai orang untuk mengendelikan mereka dan ini bisa menjadi salah satu alternatif buat kita jika di manfaatkan dengan sangat baik selain mengontrol secara langsung di rumah.
Jika ruang lingkupnya untuk balita dan anak-anak di usia belia atau menjelang remaja mungkin hal ini masih bisa dilakukan tetapi mengetahui sampai email atau apapun untuk anak usia remaja bahkan menuju dewasa itu sudah sangat sulit bahkan terkesan untuk mengekang sebenarnya. Masa remaja dan masa dewasa adalah masa dimana anak-anak mulai ingin mencoba mengeksplorasi diri mereka dengan ingin mencari tahu bahkan mencoba sesuatu dan sebenarnya peran orang tua tidak perlu seketat itu sampai mengetahui email atau password asalkan pola asuh dari awal sudah baik maka kendali anak akan lebih mudah pada akhirnya. Masalah yang terjadi adalah ketika kita terlalu memaksakan bahkan mengekang justru akan membuat anak menjadi seperti terpenjara dalam kehidupannya yang pada akhirnya ini bisa menjadi bom waktu ketika mereka sudah merasa tidak nyaman.
Kita ambil contoh beberapa waktu lalu dimana ketika niat orang tua baik tetapi caranya sebenarnya tidak terlalu tepat justru membuat anak menjadi kehilangan kendali yang berakhir dengan kematian tragis orang tua karena terlalu memaksakan kehendak mereka.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/12/02/183000965/viral-anak-bunuh-ayah-dan-nenek-di-lebak-bulus-jadi-korban-ambisi-orangtua?page=all

Ini adalah sebuah pola asuh yang pada akhirnya salah sasaran dan tidak menutup kemungkinan mengekang anak dalam pola asuh juga bisa berakibat fatal pada akhirnya sehingga dalam hal ini kita tidak perlu mengekang terlalu jauh tetapi juga tidak terlalu membebaskan anak agar mereka menjadi tahu bahwa pada akhirnya tidak semua hal yang belum mereka ketahui itu perlu dicoba.

Selain itu, masalah gaptek di negara kita karena sumber daya manusia yang masih tertinggal itu masih menjadi salah satu masalah yang tidak teratasi yang mana itu kembali kepada situasi dimana orang tua akan sangat kesulitan mengontrol aktivitas anak di gadget mereka karena keterbatasan mereka dalam meengoperasikan hal tersebut. Mungkin memang tidak semua seperti itu tetapi untuk rata-rata orang tua yang gaptek dibanding yang melek terhadap teknologi sekarang perbandingannya cukup jauh sepertinya.
hero member
Activity: 1792
Merit: 728
Mengontrol anak dalam penggunaan gadget itu sangat penting namun ada beberapa klasifikasi usia di bawah usia dewasa seperti bayi, balita, anak-anak, remaja dan kemudian dewasa atau usianya 18+, dalam segi penanganan kontrol pribadi sebagai orang tua juga harus paha bagaimana mengontrol anak kita memainkan gadgetnya jika tidak ada regulasi khusus seperti yang di lakukan oleh pemerintah Australia itu, pertama anda bisa menggunakan kendali gedget anak melalui telpon anda dengan menggunakan emailnya, jadi ketika dia bermain gadget berapa lamanya akan ketahuan, mendownload apa saja akan selalu meminta izin terlebih dahulu terhadap email orang tuanya dan fitur ini bisa di manfaatkan kita sebagai orang untuk mengendelikan mereka dan ini bisa menjadi salah satu alternatif buat kita jika di manfaatkan dengan sangat baik selain mengontrol secara langsung di rumah.
beberapa sekolah juga hari ini menggunakan gadget sebagai sarana untuk melakukan UTS atau ujian lainnya dan ya anda bisa melihatnya, secara tidak langsung anda bisa mengurangi dampak negatif yang mungkin di lakukan oleh anak kita ketika menggunakan gadgetnya, namun seperti apa yang saya sampikan beda usia beda cara penanganan.
Saya pikir itu sangat berlebihan dn tidak semua orang tua memiliki banyak waktu untuk melakukan kontrol tersebut dan bahkan banyak juga orang tua yang tidak terlalu paham akan teknologi sehingga menyulitkan mereka dalam melakukan pengawasan seperti yang anda katakan, mungkin  hal paling mudah adalah membatasi anak dalam menggunakan ponsel untuk anak di bawah umur dan batasn batasan lainnya tergantung tingkat umurnya, jika sudah 18 ke atas saya pikir tidak perlu ada pengawasan lagi karena itu sudah masuk dalam katagore dewasa yang sudah bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Menurut pandanganya secara keseluruhan banyak dampak negatifnya terhadap anak dalam penggunaan ponsel jadi untuk sekrang saya masih kurang setuju terhadap penggunaan ataupun kebeasan yang diberikan oleh orang tuanya, itu berdampak buruk untuk masa depan.

Pada dasarnya memang cukup banyak faktor yang bisa menghalangi para orang tua untuk bisa menerapkan banyak batasan kepada anak - anaknya, faktor pertama mungkin ya seperti yang anda katakan yaitu karena para orang tua yang tidak memiliki banyak waktu, dan yang kedua karena ketidaktahuan para orang tua terkait bahayanya dampak negatif yang bisa di timbulkan oleh dunia digital kepada anak - anaknya yang biasanya hal ini terjadi pada para orang tua yang berada di sekitaran pedesaan atau mereka yang cukup awam terhadap dunia teknologi.

Disisi lain mungkin yang anda katakan benar bahwa ketika seorang anak sudah berada di atas 18 tahun itu tidak perlu lagi untuk di awasi, tetapi menurut saya masih cukup di sarankan karena bagaimanapun pengawasan tersebut bertujuan untuk menghindarkan mereka dari berbagai hal negatif dari lingkungan dan juga di usia 20an menurut saya mereka bisa di bilang masih cukup labil dalam mengambil keputusan atau dari cara berpikirnya, intinya menurut saya segala sesuatu yang mengarah pada pencegahan demi kebaikan itu akan selalu bagus untuk di lakukan karena bagaimanapun mencegah selalu jauh lebih baik di banding mengobati.
sr. member
Activity: 1148
Merit: 432
Mengontrol anak dalam penggunaan gadget itu sangat penting namun ada beberapa klasifikasi usia di bawah usia dewasa seperti bayi, balita, anak-anak, remaja dan kemudian dewasa atau usianya 18+, dalam segi penanganan kontrol pribadi sebagai orang tua juga harus paha bagaimana mengontrol anak kita memainkan gadgetnya jika tidak ada regulasi khusus seperti yang di lakukan oleh pemerintah Australia itu, pertama anda bisa menggunakan kendali gedget anak melalui telpon anda dengan menggunakan emailnya, jadi ketika dia bermain gadget berapa lamanya akan ketahuan, mendownload apa saja akan selalu meminta izin terlebih dahulu terhadap email orang tuanya dan fitur ini bisa di manfaatkan kita sebagai orang untuk mengendelikan mereka dan ini bisa menjadi salah satu alternatif buat kita jika di manfaatkan dengan sangat baik selain mengontrol secara langsung di rumah.
beberapa sekolah juga hari ini menggunakan gadget sebagai sarana untuk melakukan UTS atau ujian lainnya dan ya anda bisa melihatnya, secara tidak langsung anda bisa mengurangi dampak negatif yang mungkin di lakukan oleh anak kita ketika menggunakan gadgetnya, namun seperti apa yang saya sampikan beda usia beda cara penanganan.
Saya pikir itu sangat berlebihan dn tidak semua orang tua memiliki banyak waktu untuk melakukan kontrol tersebut dan bahkan banyak juga orang tua yang tidak terlalu paham akan teknologi sehingga menyulitkan mereka dalam melakukan pengawasan seperti yang anda katakan, mungkin  hal paling mudah adalah membatasi anak dalam menggunakan ponsel untuk anak di bawah umur dan batasn batasan lainnya tergantung tingkat umurnya, jika sudah 18 ke atas saya pikir tidak perlu ada pengawasan lagi karena itu sudah masuk dalam katagore dewasa yang sudah bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Menurut pandanganya secara keseluruhan banyak dampak negatifnya terhadap anak dalam penggunaan ponsel jadi untuk sekrang saya masih kurang setuju terhadap penggunaan ataupun kebeasan yang diberikan oleh orang tuanya, itu berdampak buruk untuk masa depan.
hero member
Activity: 2226
Merit: 610
Mengontrol anak dalam penggunaan gadget itu sangat penting namun ada beberapa klasifikasi usia di bawah usia dewasa seperti bayi, balita, anak-anak, remaja dan kemudian dewasa atau usianya 18+, dalam segi penanganan kontrol pribadi sebagai orang tua juga harus paha bagaimana mengontrol anak kita memainkan gadgetnya jika tidak ada regulasi khusus seperti yang di lakukan oleh pemerintah Australia itu, pertama anda bisa menggunakan kendali gedget anak melalui telpon anda dengan menggunakan emailnya, jadi ketika dia bermain gadget berapa lamanya akan ketahuan, mendownload apa saja akan selalu meminta izin terlebih dahulu terhadap email orang tuanya dan fitur ini bisa di manfaatkan kita sebagai orang untuk mengendelikan mereka dan ini bisa menjadi salah satu alternatif buat kita jika di manfaatkan dengan sangat baik selain mengontrol secara langsung di rumah.
beberapa sekolah juga hari ini menggunakan gadget sebagai sarana untuk melakukan UTS atau ujian lainnya dan ya anda bisa melihatnya, secara tidak langsung anda bisa mengurangi dampak negatif yang mungkin di lakukan oleh anak kita ketika menggunakan gadgetnya, namun seperti apa yang saya sampikan beda usia beda cara penanganan.
hero member
Activity: 1876
Merit: 726

Karena cara terbaik untuk menjauhkan anak dari ponsel adalah dengan memberi contoh, orang tua memberi contoh bahwa gadget bukanlah bagian dari keluarga melainkan hanya alat untuk belajar dan komunikasi. caranya sering-sering ajak anak menjalani kegiatan diluar rumah, tidak membeli ponsel kepada anak atau membatasi anak-anak menggunkan ponsel memang ini sangat susah untuk bisa namun jika anda konsisten itu akan berhasil. Yang pastinya bila kita sayang anak pasti kita bisa utnuk melakukannya, karena terkadang orang tua menyadari dampak negtif dar penggunaan ponsel kepada anak hanya saja orang tua tidak mau repot asal anak nangis kasih ponsel apa saja yang bikin anak tidak nyaman sellau memberikan ponsel pada akhirnya anak ketagihan.
Inilah yang menjadi sulit Cheesy Padahal jika sebenarnya kita berkaca lebih jauh pendapat tentang guru kencing berdiri murid kencing berlari itu benar dimana ketika orang tua yang menjadi figure guru pertama untuk anaknya jelas akan melihat aktivitas orang tua terlebih dahulu sebelum mereka melakukan sehingga poin ini harusnya menjadi sebuah kondisi yang baik untuk kita kaji lebih jauh agar kita tidak hanya terpaku kepada kebiasaan anak atau pembatasan terhadap anak tetapi apakah kita sudah menjalankan peran orang tua yang baik atau tidak.

Anak usia belia atau remaja memang terkadang lebih suka mencoba sesuatu hal yang baru tetapi dalam hal ini ketika orang tua melakukan tugasnya dengan baik sebenarnya sikap anak juga bisa lebih mengikuti apa yang orangtuanya lakukan dirumah meskipun lingkungannya mungkin tidak menguntungkan karena pengaruh yang lebih keras. Tetapi ketika orang tuanya bisa melakukan tugas dengan baik dirumah saya pikir pola asuh akan melekat kepada sikap anak sehingga pada akhirnya ketika ada sesuatu hal yang baik atau yang buruk terhadap anak harusnya sebelum kita mengambil sikap dan seolah menyudutkan anak kita harus berusaha introspeksi diri sebagai orangg tua apakah kita sudah berusaha sebaik mungkin dalam penerapan pola asuh yang baik atau tidak.
sr. member
Activity: 686
Merit: 334
Rollbit.com
~Snip
Memang tidak bisa di pungkiri bahwa saat ini anak-anak yang ada di Indonesia mayoritas memiliki handphone,dan hal tersebut memang bisa dikatakan memiliki sisi negatif serta positifnya. Karena seperti yang agan katakan,bahwa saat ini anak-anak sudah mengetahui hal hal yang seharusnya mereka tidak ketahui,contohnya seperti konten dewasa. Meskipun pihak pemerintahan sudah memblokir situs situs yang menyediakan konten dewasa tersebut,tapi tetap saja hal tersebut tidak berpengaruh, karena anak-anak jaman sekarang sudah bisa mengelabuinua contohnya dengan VPN. Bahkan di sosial media pun,konten konten yang tersebar bisa dikatakan tidak layak untuk di tonton oleh anak-anak. Karena seperti yang kita tahu,saat ini konten yang berbau negatif sudah sangat banyak sekali. Oleh sebab itu jika melihat pada sisi tersebut, saya rasa sisi negatif nya jauh lebih besar ketimbang sisi positif nya. Oleh sebab itu,aturan yang di keluarkan oleh pemerintah Australia soal pelarangan anak di bawah umur untuk tidak memiliki akun sosial media merupakan pilihan yang tepat. Sebab bisa dikatakan, bahwa sisi negatif dari handphone sangat cepat sekali merusak generasi yang ada. Oleh sebab itu,semoga saja indonesia juga mengikuti aturan yang di jalankan oleh pemerintah Australia terkait hal ini.

memang anak anak jaman sekarang pintar pintar ya gan,, ya memang dengan memakai VPN pasti biasanya kadang konten yang seharusnya tidak bisa di tonton anak anak kadang jadi bisa ditonton anak anak dan tentunya memang ini sangat membahayakan sekali jadi ya memang sepertinya anak anak akan lebih baik jangan pegang hp dulu ya intinya kalau mereka sudah besar baru bisa pegang hp. tapi ya memang benar gan mengingat saat ini memang banyak sekali konten konten dewasa yang sebenarnya tidak layak di saksikan oleh anak anak. ya memang gan dengan begitu akan banyak tercipta lebih banyak negatifnya dari pada positifnya ya intinya di sini orang tua yang harus lebih ketat kepada anaknya jangan sampai anaknya itu mencari sesuatu yang aneh atau konten yang tidak layak di tontonnya di ponselnya.

ya kadang saya juga takut sekali kalau bangsa ini hancur moralnya di masa depan akibat suka melihat konten video dan sebagainya yang berbau kekerasan dan sebagainya sehingga membuat moralnya rusak di masa depan karena ya anak anak jaman sekarang tentunya berbeda dengan anak anak di jaman saya dimana hp belum terkenal seperti sekarang namun saat ini wah rasanya sulit melihat anak anak tidak pegang hp. ya saya juga gan setuju dengan aturan yang di buat Australia ya semoga banyak negara yang mengikuti program seperti yang di lakukan pemerintah Australia dan semoga pemerintah kita cepat bisa membuat program seperti yang di lakukan Australia.
hero member
Activity: 1806
Merit: 506
Betul pada usia tertentu tidak baik kalau pakai komputer (termasuk ponsel, tablet, dsb) karena berpengaruh buruk terhadap kesehatan mata, motorik, dsb.
Betul kalau pada usia tertentu tidak baik kalau ber-sosmed karena ada potensi mengakses konten terlarang.

Salah kalau pemerintah, ormas, dsb mau mengatur yang kek gini karena bukan urusan mereka. Urusan anak ya urusan orang tua masing-masing.
Iya benar. Rasanya mustahil juga jika kita mengandalkan pemerintah atau organisasi untuk mengatakasi masalah ini, pemerintahan mengatasi masalah judi online saja tidak kelar-kelar apalagi masalah melarang anak di bawah dewasa menggunkan ponsel. Oke lah anggap saja di sekolah di larang dengan kebijakan pemarintah tapi di luar sekolah kan gak terjangkau juga, jadi benar untuk mengatasi ini hanyalah orang rumah atau orang tua yang bisa.

Karena cara terbaik untuk menjauhkan anak dari ponsel adalah dengan memberi contoh, orang tua memberi contoh bahwa gadget bukanlah bagian dari keluarga melainkan hanya alat untuk belajar dan komunikasi. caranya sering-sering ajak anak menjalani kegiatan diluar rumah, tidak membeli ponsel kepada anak atau membatasi anak-anak menggunkan ponsel memang ini sangat susah untuk bisa namun jika anda konsisten itu akan berhasil. Yang pastinya bila kita sayang anak pasti kita bisa utnuk melakukannya, karena terkadang orang tua menyadari dampak negtif dar penggunaan ponsel kepada anak hanya saja orang tua tidak mau repot asal anak nangis kasih ponsel apa saja yang bikin anak tidak nyaman sellau memberikan ponsel pada akhirnya anak ketagihan.
legendary
Activity: 2366
Merit: 2054
Sepertinya memang ada gap yang cukup besar antara generasi orangtua kita, generasi milenial seperti kita dan gen Z yaitu anak-anak jaman sekarang. Orangtua kita dan beberapa generasi milenial yang sudah punya anak masih gaptek dengan teknologi sedangkan para gen Z mereka sudah mengenal teknologi semenjak kecil sehingga hampir semua anak gen Z ini paham dengan taknologi. Intinya jurang besar ini menjadi masalah dimana anak-anak cenderung pandai menyembunyikan aktivitas di smartphone mereka dan orang tua juga tidak tahu tentang teknologi sehingga mereka tidak bisa memantau anak-anak dengan semestinya. Padahal di era sekarang saya kira produsen hp atau laptop dan beberapa perusahaan teknologi sudah menyematkan fitur "kontrol orang tua" yang sangat berguna untuk memantau apa saja yang dilakukan anak-anak di hp nya.

Kalau untuk ortu yang kelahiran tahun 80an atau milenial (kayak saya) sudah pasti paham teknologi. Golongan milenial ini anak golongan istimewa yang hidup di tengah perubahan zaman dari low ke high teknologi. Dari menikmati tv hitam putih pakai aki (accu) sampai ke menikmati smart tv 4k android pakai starlink, dari menikmati komunikasi pakai kaleng susu bekas yang pakai kawat sampai menikmati 5g internet.

Jadi ya tidak bakal bisa dibohongin anak gen z, malah generasi milenial lah yang ngajari mereka ini teknologi blockchain, yang beberapa anak gen z yang saya temui malah tidak tahu sama sekali apa itu crypto currency dan cara kerjanya. Anak gen z zaman sekarang hanya tau mobile legend, dan cara bikin video untuk diupload di tiktok, dan cara cepat viral nyari duit di internet.
copper member
Activity: 2156
Merit: 983
Part of AOBT - English Translator to Indonesia
Memang pastinya ini adalah hal yang akan sulit untuk diterapkan, pasalnya memang ada sisi positif juga yang harus dipertimbangkan. Namun pemerintah bisa menimbang dengan membandingkan mana yang lebih besar antara sisi negatif dan sisi positif.
Bagaimana menurut anda?


Sebenarnya di era yang serba digital dan teknologi ini emang tidak ada masalahnya kita memberi anak sebuah ponsel atau table tapi dengan kondisi bukan hanya untuk entertainment saja. Bayangin aja kita sebagai orang dewasa aja masih sering ketagihan dengan sosical media apalagi dengan anak anak.

Short Video yg sedngan ngetrednd ini juga ngeri menurut ane karena bener bener gak ada filter dan algoritma terus mengisi dengan hal hal yang baru

menurut ane kita ambil aaja sisi positif nya kita batasi app yang mungkin memberika sisi negatif nya

Kita mulai dari diri sendiri bantuan pemerintah untuk sosialisasi juga menurut saya bakalan oke
hero member
Activity: 2856
Merit: 644
https://duelbits.com/
Saya hidup di daerah yang bahkan bisa dikatakan masih terbelakang di negeri ini dimana bahkan lebih banyak orang tua yang terkesan abai dengan kemajuan teknologi meskipun masih banyak yang bisa mengoperasikan hp tetapi itu hanya sebatas mengoperasikan saja tanpa tahu apa yang harus dilakukan untuk menjaga anak mereka dari paparan negatif internet. Bahkan justru melihat dari kondisi sekarang apalagi untuk orang tua yang baru mengenal hp mereka bahkan cenderung sama kecanduan di beberapa bidang seperti untuk media sosial karena mereka baru merasakan hal itu, sehingga bagaimana mereka bisa mencegah anak dari kecanduan kalau orang tuanya sendiri juga masih mengalami kecanduan dari media sosial yang ada saat ini.
Sepertinya memang ada gap yang cukup besar antara generasi orangtua kita, generasi milenial seperti kita dan gen Z yaitu anak-anak jaman sekarang. Orangtua kita dan beberapa generasi milenial yang sudah punya anak masih gaptek dengan teknologi sedangkan para gen Z mereka sudah mengenal teknologi semenjak kecil sehingga hampir semua anak gen Z ini paham dengan taknologi. Intinya jurang besar ini menjadi masalah dimana anak-anak cenderung pandai menyembunyikan aktivitas di smartphone mereka dan orang tua juga tidak tahu tentang teknologi sehingga mereka tidak bisa memantau anak-anak dengan semestinya. Padahal di era sekarang saya kira produsen hp atau laptop dan beberapa perusahaan teknologi sudah menyematkan fitur "kontrol orang tua" yang sangat berguna untuk memantau apa saja yang dilakukan anak-anak di hp nya.
Itu benar mas apalagi ketika hidup di perkampungan atau di daerah yang terkesan masih terbelakang dari segi teknologi membuat gap nya sangat terasa. Di kampung saya saat ini bahkan masih banyak orang tua yang tidak bisa mengoperasikan hp dan berbanding terbalik dengan anak-anak di usia gen Alpha, Gen Z yang memang sudah sangat mahir dalam menggunakan hp sehingga ini jelas akan memberikan sebuah jarak dari pola asuh orang tua dalam mengendalikan anak-anak mereka menggunakan gadget.

Terlebih memang seperti yang mas katakan terkadang anak-anak usia belia terkadang menyembunyikan aktivitas mereka di smartphone karena menganggap itu adalah privasi yang tidak perlu di ketahui orang tua dan terkadang banyak rahasia seperti ini menjadikan mereka lebih tertutup dan lebih bisa melakukaan apapun tanpa terdeteksi oleh orang tua sekalipun tindakan tersebut negatif yang membuat ini menjadi pekerjaan yang sulit sebenarnya sekalipun memang pada akhirnya orang tua bisa memberikan pemahaman tetapi ketika mereka bingung dengan apa yang mau diberi tahu kepada anak karena gaptek nya terhadap teknologi membuat anak akan semakin abai dengan larangan dan tidak peduli apakah itu efek positif atau negatif di smartphone mereka pasti akan menerabas semuanya dengan dalih usia remaja adalah usia mencoba.
Pages:
Jump to: