Topic: Vina Sebelum 7 Hari, Kasus Salah Tangkap? - page 2. (Read 380 times)

Betul dan ini kejadian sudah lama yang mana terjadi di tahun 2016 dan ternyata saat ini populer kembali karena kisah vina diangkat dijadikan sebuah filem oleh salah satu sutradara,dan pada kenyataannya banyak pro dan kontra juga yang mana si pelaku utama atau dalang dari semua yang merencanakan pembunuhan dan pemerkosaan vina itu sampai saat ini belum ketemu yaitu si egi yang  di cerita oleh si teman si vina yang kerasukan itu, bayangin sudah berapa tahun lama nya kasus vina ini dan ternyata polisi belum menangkap si egi padahal ini kasus sudah terjadi lama banget masa iya polisi yang punya intel tidak mampu menycari rakyat 1 saja, ternyata si pelaku ini lebih hebat dari polisi dan juga intel ya kok bisa ya menghilangkan bak di telan bumi apa iya egi di umpetin ular kuning yang mana si ular kuning ini juga pernahkan membawa mang yana dan membuat mang yana jadi tidak terlihat 🤣🤣🤣wkwkwk

Saya rasa ini hanya pengalihan semata supaya publik dan masyarakat lupa dengan kejadian yang sudah terjadi yaitu kasus yang sangat merugikan pemerintah Indonesia dan juga masyarakat yaitu kasus 271 T yang kini tertutup oleh filem vina,belum tau perkembangan nya seperti apa dan juga hukum an nya seperti apa karena saya rasa proses nya juga untuk saat ini belum di tampilkan lagi di tv,karena tv sibuk menggosipkan kasus vina.
Karena yang terseret kasus korupsi nya itu bukan orang sebarang orang tapi orang yang cukup di hormati juga,miris gak sih hukum di Indonesia ini sudah trang-trangan gila dengan uang.

Dan jujur saya tidak penasaran sama sekali terhadap film vina ini dan jujur juga saya tidak begitu menyimak nya hanya sebagian-sebagian saja yang mana saya hanya menyimak tentang video teman si vina yang kerasukan oleh rooh nya si vina dan yang mana video ini itu sudah beredar dulu yaitu pada tahun 2016,saya lebih tertarik sama filem dilan dari pada filem vina ini.

Yang anehnya, sudah tahu kalau kasus ini hanya sekedar pengalihan isu tapi media malah tetap membesar-besarkannya. Kita lihat saja media-media mana yang paling heboh dan getol membahasnya, pasti ada sesuatu dibalik itu, contoh saja metro tv, itu media ane lihat cukup getol, dan ternyata setelah ane telisik, oh ternyata SYL ini merupakan kader partai nasdem dimana ketua umumnya yaitu ceo metro tv. Jadi ya tidak heran kalau kasus vina ini diangkat, ane rasa film yang dibuat pun berupa pesanan, dan sudah ditentukan jadwalnya kapan harus ditayangkan di bioskop biar momen untuk pengalihan isunya tepat.

Tidak hanya membuat pro dan kontra dikalangan warga net tapi juga memang menjadi perbincangan hangat kasus vina ini,dan ternyata banyak yang penasaran juga tentang kisah dan filem vina ini dan juga royalti yang didapatkan dari filem vina ini cukup wow sekali.

Tapi secara tidak sadar iya gak sih kasus vina ini bisa menutupi permasalahan yang sudah ada di negeri tercinta ini yaitu kasus 271 T yang mana banyak menyeret nama-nama orang yang populer oleh harta kekayaannya dan kita juga sering lihat di tv-tv,sekarang berita nya sepi bahkan hampir tidak ada,apa iya ini juga ada unsur permainan belaka yang mana secara tidak langsung mengalihkan topik yang sudah ada ke topik yang baru.

masih simpang siur sih kabar kabar yang saya dengar tentang kasus vina ini, namun yang pasti terjadi, kasus ini seperti di rekayasa sejak awal, bukti bukti yang mengarah kepada pelaku sebenarnya sudah di hilangkan jejak nya, maka itu sulit untuk mengungkapkannya sekarang ini

sebenarnya ada banyak pelajaran hidup yang bisa di ambil dari vina ini, seperti lebih menjaga perasaan orang lain dan lebih berhati hati dalam bertindak dan berkata terutama untuk para perempuan yang biasanya punya sifat sepele dan tak berpikir dahulu sebelum bertindak

Masyarakat Indonesia pada umumnya sangat cepat heboh, dalam kasus Vina, yang menjadi pertanyaannya adalah siapa yang paling di untungkan. Kepolisian kembali bereasksi setelah film Vina di rilis, dan bermaksud mengungkapkan kasus tersebut sampai tuntas, mungkin karena sudah terlanjur viral di media sosial. Secara pribadi saya juga tidak begitu mengikuti perkembangan kasus Vina, kerena menurut saya kepolisian tidak begitu serius mengungkapkan kasus tersebut, malah bikin masyarakat gaduh saja. Hebohnya lagi ada sejumlah rumor liar yang berkembang terkait viralnya kasus tersebut, kasus Vina tersebut terlihat seperti pengalihan isu.

Sepetinya memang benar, dimana pada saat ini kasus tersebut menjadi berita utama, dan mengalahkan berita terkait kebijakan naiknya Uang Kuliah Tunggal, Tapera,  rencana kenaikan tarif listrik, Revisi UU Penyiaran tentang Pers, dan kenaikan pajak serta melambungnya harga kebutuhan pokok pada saat ini. Dengan adanya kasus Vina, pengalihan terhadap berita yang lebih penting menjadi tertutupi, meski kita sadar bahwa untuk keluarga korban keadilan sangatlah penting. Semoga kepolisian bekerja maksimal, dan menangkap pelaku yang sebenarnya.

menurut ane juga begitu, dengan kasus vina yang kini semakin viral ini adalah bagian dari pengalihan isu yang agan sebutkan , dan kita tahu bahwa kasus yang lain seperti korupsi lebih besar dari pada kasus vina ini, dan bahwasanya kitu tahu kasus-kasus korupsi yang belum selesai sampai hari ini, memungkinkan ada keterlibatannya pihak yang berpengaruh di belakang itu semua, saya sebagai orang awam pun berspekulasi begitu bukan karena benci dengan pihak terkait atau pemerintahan, namun melihat kejanggalan dari kasus-kasus tersebut memungkinkan adanya pengalihan isu tersebut. Contohnya kasus korupsi 271T yang beberapa bulan lalu viral sekarang mana tidak terlalu banyak pemberitaan yang keluar. Atau tidak terlalu banyak orang membicarakan kasus tersebut

Kalau di saya beda lagi gan, kasus yang membuat semua orang bingung, saya bingung, agan bingung polisi pun ikut bingung. Entah apa yang terjadi, tanpa ada kampanye marketing besar tiba-tiba saja kasus ini diungkit kembali setelah penayangan filmnya di bioskop. Ada yang bilang kalau kasus ini diangkat kembali karena ingin menutupi kasus besar yang sedang terjadi.

Lagipula, orang kesurupan begitu kenapa harus dipercayai, belum tentu juga jin yang merasuki itu bicara apa adanya, kalau sampai dia berbohong itu berarti semakin banyak orang yang bisa terzolimi.

Entah mengapa kasus Vina ini heboh dan jadi pemberitaan di media-media Indonesia, karena ane anggap kasus ini "biasa saja" bukan kasus ordinary kayak kasus korupsi, atau kasus besar-besar lainnya. Jadi ane anggap kasus Vina ini hanya sebagai "pengalihan isu" saja. Mungkin dibuat besar untuk menutup-nutupi kasus besar lainnya seperti Korupsi Timah, kasus SYL, atau masalah tapera. Karena bukan kasus yang spesial, jadi gak ane ikuti secara detil, kalau pun bermasalah, paling sekelas kompol, atau gak kanit reskrimnya. Beda dengan kasus-kasusnya lainnya (kayak timah, dan lainnya) dimana dibelakang itu pasti bintang-bintang semua yang jadi bekingnya

Kasus yang menurut saya benar-benar membuat heboh para masyarakat Indonesia, padahal ini kasus hanya dari masyarakat biasa namun beritanya tersebar sangat pesat sampai di pelosok-pelosok desa pun juga mengikuti kasus vina ini. Mungkin seandainya jika tidak ada konten temannya yang dirasuki arwah vina pasti kasus ini tidak akan sampai viral seperti ini dan setelah kasus vina mencuat ke publik sudah pasti tugas kepolisian segera mengusut tuntas kasus ini namun apalah daya bukti bukti belum begitu jelas siapa saja pelakunya dan kejadian yang sesungguhnya seperti apa.

Ini kasus ga di ikuti penasaran, di ikuti tambah pusing.
Dan Filem Vina sebelum 7 hari tujuan awalnya ingin mengungkap kasus ini agar cepat selesai karena masih ada 3 DPO lagi yang belum di tangkap tapi sekarang malah seperti benang kusut makin di dalami makin tambah runyam. Sekarang bukan lagi masalah DPO tapi ini sudah menajdi masalah kinerja polisi dan kejaksaan karena kasus ini seperti rekaya yang tadinya dari kecelakaan tunggal menjadi pembunuhan. Karena makin kesini makan jelas kasus ini adalah seperti rekaya polisi, ini bisa di lihat kronologi dari BAP yang banyak kejanggalan dari hasil autopsi dan hasil putusan yang mengakibatkan 7 orang di hukum seumur hidup. Anehnya lagi di BAP tidak ada penjelsan pemerkosaan seperti di filem, alur cerita filem hanya di ambil dari kesrupan Linda. Inilah Indonesia keserupakan bisa jadi fakta dalam sebuah kasus, padahal keserupan itu tidak bisa di percaya karena tidak bisa di uji secara ilmiah.

Saya pikir Kunci kasus ini sebenarnya ada di bapaknya korban EKI (pak Rudi) yang sampai saat ini belum berbicara di media, karena dia yang menangkap ke 8 orang tersangka tersebut yang sedang nongkrong, penangkapan itu hanya dilakukan atas keterangan saksi yaitu Aeb dan dede saja tanpa melakukan olah TKP, sidik jari dan sebagainya menurut SOP polisi.

Kasus ini sebenarnya sudah lama dan itu 8 tahun yang lalu, namun kasus ini kembali menjadi perbincangan setelah film Vina Sebelum 7 Hari yang diproduseri Deeraj Kalwani dan disutradarai oleh Anggi Umbara resmi di tayangkan. Ramainya perbincangan pada kasus ini pun membuat kasus yang sudah selesai ini kembali di buka, karena mulai ada spekulasi baru dan bahkan ada pihak pihak baru yang akhirnya membuka suara.
Kasus yang paling di sorot adalah penangkapan salah satu DPO Pegi alias Perong. Ini juga banyak menarik perhatian karena Pegi Setiawan dipercaya bukan orang yang sama dengan DPO yang di rilis oleh kepolisian, dari ciri cirinya pun menurut pengacara Pegi  Setiawan sudah berbeda jauh, jadi banyak orang yang kemudian menganggap polisi menangkap orang yang salah (salah tangkap). Ini juga diperkuat oleh alibi rekan kerjanya yang mengatakan Pegi berada bersama mereka di Bandung pada saat kejadian dan juga 5 orang yang sudah ditahan mengatakan mereka tidak mengenal Pegi yang di tangkap ini.
Selain daripada itu Saka Tatal (salah satu terpidana kasus Vina) yang sudah keluar dari penjara mengatakan dia tidak mengenal Pegi Setiawan dan dia juga mengatakan bahwa dirinya dipaksa mengakui oleh pihak polisi bahwa dia terlibat dalam kasus pembunuhan ini. Jelas pengakuannya ini membuat kita terkejut.

Jika pihak kepolisian memang mengalami kesalahan dalam penangkapan dan jika apa yang Saka Tatal (salah satu terpidana) katakan mengenai dirinya, maka ini akan memperpanjang catatan kelam dalam hukum kita. Dan bahkan jika mereka sampai melakukan pemaksaan agar seseorang mengakui kesalahan padahal dia tidak melakukannya, maka itu telah mencederai hukum di negara kita.