Tidak tepat sasaran karena orang kaya dan mampu ikut juga mendaftar ke pak RT supaya mereka dapat juga. Sebenarnya permasalahan ini dapat diselesaikan jika aparat, RT, RW dan kelurahan tidak meloloskan orang kaya yang mampu untuk menerima bantuan, namun karena orang kaya tersebut masih merupakan teman, keluarga dan kerabat sehingga diloloskan. Artinya, nepostisme di tingkatan bawah masih sangat jalan sehingga bobrok ini tidak dapat dibereskan dengan waktu yang cepat. Dan, mau sadar diri atau tidak, kalau sudah sifatnya rakus ya susah untuk diobati gan, apa lagi jika orang kaya tersebut merupakan orang terpandang di wilayah tersebut, sehingga akan ada gengsi pula jika dia ngasih balik bansos tersebut ke warga, pasti akan ada omongan yang tidak sedap yang membuat nama mereka jadi rusak.
orang kaya sekarang masih suka menerima bansos walaupun dirinya tidak layak untuk menerima itu karna sesuatu yang gratis semua kalangan suka, apalagi yang ada di kampung-kampung, karna orang itu maaf kita bilang masih ada jiwa miskin, apa yang ada semua di ambil, jika mereka tidak di kasih pasti mereka protes, kan kami juga warga sini, kami juga berhak mendapatkan bantuan, ya gitulah contohnya, pasti akan ada protes jika mereka tidak ikut mendapatkan bantuan, nanti mereka ungkit-ungkit pemeberian mereka yang dulu-dulu, kalau perlu bantuan aja ke saya kalian datang, di saat ada bantuan saya kalian lupakan, begitulah sedikit contohnya, karna orang yang kaya itu dekat dengan aparatur desa, pasti mereka juga membagikan untuk orang kaya itu karna mereka takut nanti disaat mau minta bantuk untuk acara yang di adakan di kampung setempat tidak lagi mau membantu, begitulah kira-kira zaman sekarang ini.
Tabiat tidak tahu malu tersebut harus segera dihilangkan, apa lagi jika sifat rakus tersebut dapat menularkannya ke orang lain, termasuk juga orang miskin yang layak menerima bansos. Karena kalau sudah maruk, dapat dipastikan mereka akan mencoba berbagai macam cara supaya bisa dapat 2x dalam 1 waktu. Nah, ini yang bisa bikin kacau dan timbul iri dengki dari yang lain, jika sudah begitu maka bansos dan sejenisnya itu bukan lagi sebagai lahan bantuan tapi sebagai kewajiban yang harus mereka terima tanpa harus bekerja lagi di luar.
Berarti memang kurang kesadaran ya,jika saya sudah merasa cukup uang tidak pernah kekurangan sawah punya berarti dalam urusan makan tidak pernah kekurangan beras,saya pribadi tidak mau diakui sebagai penerima blt,bansos danlainnya,lebih baik saya memberi orang ketimbang saya diberi orang.
bagus kalau gitu, kalau diri kita mampu ya buat apa nerima bansos, karena hal yang demikian tersebut memang layak diterima oleh orang yang memang benar-benar tidak mampu, kalau ente masih bisa ngasilin uang dan bekerja ya seharusnya bansos tersebut diberikan saja kepada orang yang benar-benar butuh.