Sedikit berbagi pengalaman tentang penggunaan Technical Indicator sebagai parameter dalam melakukan trading cryptocurrency. Tapi sebelum kita masuk ke pembahasan analisa teknikal, akan saya jelaskan beberapa hal yang berkaitan secara langsung dengan penggunaan indikator saat melakukan trading. Hal-hal tersebut perlu diperhatikan karena poin yang terdapat didalamnya dapat menunjang penggunaan indikator itu sendiri. Sehingga parameter-parameter yang nantinya akan kita gunakan, berpotensi besar untuk mendapatkan hasil yang valid.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan saat melakukan trading :
- Point pertama : Menghindari entry pada saat down trend, dan melakukan open position saat market berada dalam trend naik. Jadi kunci utamanya haruslah sabar.
- Melihat volume dan swing range pada 1-2 hari kebelakang (untuk menentukan target profit dan cut-loss)
- Mencari informasi (fundamental) terkait coin yang akan dijadikan subjek trading. Sehingga penggunaan technical trading hasilnya bisa lebih efektif (less fundamental influence)
Selanjutnya kita akan menentukan beberapa indikator yang akan digunakan. Dengan begitu banyaknya indikator yang bisa digunakan dalam menentukan parameter, maka kita harus memilih indikator-indikator mana saja yang akan kita pakai. Dan untuk hasil yang lebih baik, sebaiknya kita menggunakan indikator-indikator yang sudah familiar dan sesuai dengan gaya trading kita masing-masing.
Indikator yang digunakan :
- Fibonacci
- MACD
- Stochastic RSI
Dalam menentukan indikator yang akan saya gunakan sebagai parameter, saya biasanya menggunakan kombinasi dari beberapa indikator. Untuk indikator pertama saya akan memilih Fibonacci sebagai leading indicators. Dan untuk memperkuat parameter fibonacci, saya akan menambah 2 Lagging indicators MACD dan Stoch RSI. Dengan menggunakan kedua indikator tersebut, maka kita bisa membandingkan ketiga sinyal yang dihasilkan, dan bisa menentukan kapan saat entry dan kapan harus exit dari market.
So langsung saja kita masuk kedalam prakteknya.
- Menentukan target profit dan parameter cut-lossDalam menentukan target dan cut-loss, ada beberapa opsi yang bisa digunakan. Menggunakan garis level pada fibonacci, menggunakan sinyal exit yang ditunjukkan oleh indikator MACD dan SRSI, maupun menentukan sendiri parameter target & cut-loss dari garis support-resistance pada swing range.
Dari Swing range yang terjadi pada 1 hari sebelumnya, kita bisa mengambil sebuah garis support (429957) dan sebuah garis resistance (464919). Dengan Gap sebesar 34962, maka saya akan menggunakan parameter 30% - 50% dan 50% - 70% dari gap tersebut sebagai parameter target dan cut-loss pada sideway trend. Tetapi jika terjadi potensi Up trend yang besar, maka saya akan menggunakan parameter 50% - 100% (Gap) sebagai target profit dan 130% - 150% (Gap) sebagai parameter cut-loss.
Contoh :
Trend market sideway, Gap resistance dan support = 1000. Maka saat dilakukan entry pada harga 77777, target = 77777 + (50% * 1000) dan untuk Cut-loss = 77777 - (70% * 1000).
- Menarik garis fibonacciDikarenakan entry akan dilakukan pada saat market mengalami trend naik, maka dalam menarik garis fibbonaci dimulai dari garis support menuju ke garis resistance. Sedangkan untuk menentukan garis resistance atau support tergantung dengan time frame yang digunakan (lihat gambar). Setelah pivot fibonacci terbentuk, selanjutnya kita bisa menentukan level mana saja yang akan dijadikan target point dan cut-loss point (dengan tidak lupa memperhatikan sinyal dari MACD dan SRSI)
Contoh :
Entry point pada level 0.618 dan untuk target ditentukan pada level 0.5 ; 0.382 ; 0.236 (tergantung kuat atau lemahnya trend yang terjadi). Sedangkan untuk parameter cut-loss bisa menggunakan level 0.786 dan level 1
- Menambahkan indikator MACD dan Stochastic RSIFungsi penggunaan indikator MACD dan SRSI disini adalah sebagai pelengkap dari Fibonacci retracement. Jadi untuk melakukan entry market, dengan cara memperhatikan sinyal-sinyal yang muncul dari ketiga indikator tersebut (Saat garis MACD memotong garis sinyal atau pada saat sinyal SRSI muncul dilevel 20-30 dan pada saat yg sama garis fibo menembus level 0.618 / 0.5)
MACD | | 12, 26, 9 |
Stoch RSI | | 14, 14, 3, 3 |
- Entry marketSebelumnya kita harus menunggu harga turun dibawah level 0.618 dan melakukan entry pada saat terjadi false break (batal reversal). Sehingga pada saat harga naik menyentuh level 0.618 / 0.5 dan satu diantara parameter MACD maupun SRSI memberikan sinyal yang kuat, itu adalah tanda dimana kita harus open position.
Contoh kasus : Trading BTG di Indodax pada tanggal 06 November 2018
Pada saat ketiga signal muncul di harga 443.000, maka saya memutuskan untuk membeli BTG senilai Rp 2.500.000 (5,5 Coin BTG), setelah itu saya menetapkan harga 460.000 sebagai target profit (+ 50% dari 34962 / parameter gap support-resistance yg saya buat diatas) dan harga 418.000 (- 70% dari 34962) sebagai parameter cut-loss. Setelah target profit dan cut-loss ditentukan, maka yg dilakukan selanjutnya ialah menunggu market sampai salah satu parameter tercapai (semua trader pasti berharapnya target profit yg tercapai duluan, akan tetapi pada saat parameter cut-loss tersentuh lebih dahulu maka sudah sewajibnya dilakukan aksi cut-loss).
Karena trading dilakukan di market Indodax, untuk target profit bisa dilakukan otomatis lewat order book (market maker), akan tetapi untuk melakukan cut-loss tetap harus dilakukan secara manual.
Proof :
Sebenarnya ada poin lainnya yang tak kalah penting pada saat kita melakukan trading, yaitu mental dan manajemen resiko. Jadi pada saat kita memutuskan untuk terjun didunia trading, maka sudah semestinya kita harus mempersiapkan segala elemen yang dibutuhkan (analisa teknik & fundamental, manajemen resiko, dan mental) supaya kita bisa survive dan berpeluang besar mendapatkan profit.