Mereka para selebriti tau bahwa dengan popularitasnya bisa membuat hype koin crypto yang mereka buat. Apalagi di Indonesia, banyak fans-fans fanatik yang selalu mendukung apapun yang selebriti lakukan. Makanya mereka para selebritis bisa dengan mudah memanfaatkan crypto yang baru booming di Indonesia.
Sifat Fanatisme sangat melekat pada masyoritas orang indonesia terutama dalam mengidolakan para selebriti dan mengikuti trend #fyp dari hype yang sedang populer saat ini bahkan tidak terkecuali dalam dunia kripto, para selebriti mulai eksis mempublish proyeknya pada saat trend Ghozali karena ada beberapa selebriti mengikuti jejaknya dengan membuat konsep proyek berbasis Meta, Game dan NFT.
Berikut beberapa daftar koin dari selebriti:
- I-COIN (Wirda Mansur), update news terakhir tepat pada tanggal 18 agustus 2022 dengan postingan menyambut hari Dirgahayu Republik Indonesia, setelah itu tidak ada info resmi yang di posting pada sosmed. Tidak ada volume trading yang tercatat pada CMC dalam hari ini.
- Asix Token (Anang dan Ashanty), posting terakhir pada bulan april dengan berita akan segera merilis aplikasi wallet dan pengguna akan dapat menginstal pada playstore segera. Volume trading harian tercatat Rp. 75rb dalam kurs rupiah saat ini.
- Leslar Metaverse (Lesty Kejora dan Rizky Billar), tidak jauh berbeda dengan proyek diatas bahwa berita terakhir mereka pada bulan september dengan news akan menggelar konferensi pers untuk peluncuran produk Leslar Metaverse pada pertengahan bulan september. Tidak volume trading harian yang tercatat pada CMC.
Selain itu banyak proyek lainnya yang berbasis penjualan NFT tetapi berbeda dengan beberapa proyek diatas yang membutuhkan pendanaan (fundraise) dari penjualan token untuk mengembangkan proyek. Kesimpulan diatas bahwa mereka hanya memanfaatkan popularitas untuk menarik minat dari sang penggemar atau investor lokal supaya membeli produk mereka, karena mereka merasakan yakin membelinya karena jika pada selebriti menipu akan mengorbankan karirnya di dunia hiburan, kenyataannya tidak karena mudah saja bagi mereka untuk melepaskan diri dari "tuntutan" investor dengan berdalih pada fluktuatif harga koin/token berdasarkan tingkat permintaan dan penawaran, padahal kalau dikaji mereka tidak menuntaskan roadmap dan bahkan produknya tidak memiliki kualitas untuk bersaing dengan proyek koin lainnya.