Dan disadari ataupun tidak, bahwa partisipasi anak muda dalam ruang politik dan demokrasi, ini terbilang masih sangat rendah. Dan kebanyakan dari mereka enggan untuk berperan aktif didalamnya, baik itu masuk kedalam sebuah partai ataupun menjadi bagian penyelenggara dalam sebuah pemilu. Hal ini bisa terjadi, karena mereka seringkali diremehkan dalam panggung politik, mereka seringkali dipandang sebagai sekumpulan orang yang hobinya rebahan, biang keributan, apatis dan lain sebagainya. Dan belum lagi mereka seringkali dipertontonkan oleh hal-hal negatif dalam sebuah pesta demokrasi, seperti praktik kecurangan yang dilakukan oleh KPU dan Bawaslu , belum lagi kecurangan yang dilakukan oleh caleg dan partainya. Hal tersebutlah yang membuat mereka enggan dan sudah tidak percaya lagi dengan politik dan demokrasi di negara kita ini.
Ane dulu sekitar tahun 2005 pernah ikut gabung partai, dan malah sempat jadi ketua ranting. Saat itu ane ditarik oleh seorang caleg karena partai mereka mempunyai visi dan misi anak muda. Salut sih pada periode tersebut ada partai yang membolehkan kita-kita bergabung, namun ya tetap aja jadi anak tiri, mungkin karena kurangnya pengalaman sehingga belum dijadikan caleg, kalau mau jadi caleg harus bayar puluhan juta, jadi ya terpaksa ane ngikut jadi fungsionaris saja. Kalau sekarang mungkin kalau mau jadi ketua partai harus bayar dulu, walau itu setingkat ranting, karena ada jenjang karir untuk pemilu berikutnnya bakal jadi caleg.
Saya kira untuk struktur organisasi partai itu hanya sampai pada tingkat DPAC (Dewan Pimpinan Anak Cabang) dan saya ternyata salah mengenai hal itu, dari apa yang anda sampaikan kalau memang ada dan hasir sampai pada tingkat ranting/kedusunan ataupun pemukinan, ini sih luar biasa ternyata strukturnya itu sangatlah kompleks. Dan sungguh kejadian yang tidak mengenakan jika didalam sebuah struktur kepengurusan anda itu hanya dipandang sebelah mata dan juga di anak tirikan. Karena setahu saya kalau sebuah organisasi yang berjuang lebih keras itu adalah mereka yang berada dibarisan bawah, di akar rumput, karena memang mereka yang langsung bersinggungan dengan masyarakat, untuk memperkenalkan partainya ataupun calonnya.
Ketika berbicara mengenai mahar politik, sepertinya ini merupakan hal yang cukup sulit untuk bisa mencari jalan keluarnya, apalagi jika kita berbicara mengenai partai-partai besar dan berpengaruh. Yang dimana tentunya dengan ada mahar politik, ini dapat menjadikan kos politik semakin mahal. Dan hal tersebut dapat menjadi alasan seorang anggota legislatif ataupun pejabat pemerintah melakukan tindak pidana korupsi dengan tujuan untuk mengembalikan modal yang mereka keluarkan ketika pada saat pencalonan.
terkecuali ketika anda memiliki kualitas dan kuantitas yang baik, sehingga tanpa harus megeluarkan mahar politikpun, anda akan diminta untuk mencalonkan diri sebagai caleg ataupun kepala daerah, misalnya.
begitu pula ketika berbicara mengenai perekrutan Anggota KPU maupun Bawaslu, ketika anda memiliki kualitas dan kuantitas yang baik dan orang lain mengetahu akan hal itu, maka tanpa menggunkan jalur orang dalampun, anda akan direkrut sebagai anggota KPU ataupun Bawaslu yang walaupun usia anda itu terbilang masih muda.