Pemilu yang seharusnya menjadi pesta rakyat dimana pergantian tongkat kekuasaan diharapkan akan memberikan dampak yang lebih baik, justru menjadi salah satu tragedi yang harus menghilangkan ratusan nyawa para petugas, jelas hal ini adalah sebuah tragedi kelam dalam catatan demokrasi kita. Tidak terasa itu sudah bertahun tahun berlalu, dan sekarang beberapa bulan lagi kita akan dihadapkan dengan pemilu serentak.
Kejadian itu banyak menimbulkan polemik di masyarakat, beberapa alhi angkat bicara dan dikalangan mereka juga menjadi berbeda pendapat yang justru memperkeruh suasana pada saat itu. Bahkan beberapa kalangan memiliki teori konspirasinya sendiri bersangkutan dengan pemilu yang curang dan lain sebagainya.
KPU harusnya bisa belajar dari kejadian kelam dimasa lalu dan bersiap untuk pemilu yang akan datang, jangan sampai pemilu yang harusnya menjadi momen yang bagus justru menjadi momen berbela sungkawa. Namun sepertinya mereka sudah melakukan itu sejak saat ini, pasalnya saat ini beberapa orang yang saya kenal yang bergabung ke PPS sudah mulai mengecek kesehatan mereka dan bahkan saya mendengar untuk menjadi PPS prosesnya lebih ketat, salah satunya dalam mengecek kondisi kesehatan para petugas.
Satu hal lagi, siapapun yang akan terpilih nanti, baik itu menjadi Presiden atau anggota legislatif, saya berharap mereka bisa memangku kekuasaan dengan baik dan menjadikan Indonesia lebih baik lagi.
Yah,KPU saat ini memang sudah lebih memperketat pemilihan anggota/panitia yang nantinya akan bertugas di KPPS. Karena kebetulan rumah saya dekat dengan kantor desa dan beberapa hari kebelakang sekilas saya melihat ada tes kesehatan bagi anggota KPPS. Dan sepertinya memang tes kesehatan nya di lakukan dengan lebih ketat. Selain itu di desa tempat saya tinggal,anggota KPPS seperti nya di dominasi oleh anak muda. Jadi pasti kesehatan nya akan lebih bugar dan lebih fit. Karena jika melihat kejadian lima tahun kebelakang,anggota KPPS yang sakit dan yang meninggal itu mayoritas berumur 50 ke atas.
Yah saya sepemikiran dengan agan,jadi kita tidak perlu bingung. Apapun hasilnya,mau presiden no berapa,mau legislatif partai manapun,yang terpenting bisa membuat negeri ini sejahtera.
semua pihak tentu tidak menginginkan bahwa hal-hal buruk akan terjadi pada pemilu serentak yang mendatang. namun sebagaimana pesta demokrasi pada umumnya, kita tidak bisa berharap sepenuhnya bahwa pemilu 2024 akan berjalan tanpa suatu masalah apapun, pasti akan ada masalah disini dan disana, karena pemilu merupakan produk manusia yang rawan akan kecurangan, politik uang, penyuapan, manipulasi suara, dsb.
namun demikian, biarpun pada akhirnya terdapat masalah-masalah pada pemilu 2024 mendatang, kita semua berharap bahwa masalah-masalah tersebut tidaklah semasif seperti pemilu 2019 yang lalu. jangan sampai ada lebih banyak kotak suara yang di manipulasi, banyak pengawas TPS yang disuap dan manipulasi data kesehatannya, politik uang dimana-mana, dan masalah-masalah lainnya. sehingga kedepannya kita bisa mendapatkan seorang pemimpin dan wakil parlemen yang bersih, amanah, dan bekerja sepenuhnya untuk negara.
Masalah memang pasti ada saja,karena namanya juga pemilu,gesekan-gesekan dari para calon ataupun para pendukung calon pasti ada. Dan KPU ataupun bawaslu juga pasti tidak bisa mencegah permasalahan tersebut hilang sepenuhnya. Tapi setidaknya di minimalisir sih pasti. Karena entah do daerah saya saja, atau tidak. Tapi atmosfer pemilu kali ini tidaklah sekuat yang terjadi di pemilu kebelakang. Jadi mungkin pemilu kali ini akan lebih aman.
Jadi pertanyaan yang ingin saya ajukan,apakah mereka benar-benar menjalankan tes kesehatan atau tidak?,atau mereka di loloskan saja,karena memang tidak ada kandidat untuk mengisi anggota di TPS?. Karena bagi saya pribadi berita tersebut masih sedikit mengganjal di pikiran. Jadi apa tanggapan agan-agan tentang tragedi pemilu 2019 tersebut.?
sebenarnya banyak kandidat yang bisa untuk dijadikan sebagai anggota penjaga TPS. akan tetapi mereka masih berfikir, dengan kerja yang sangat ekstra tetapi dengan honor yang minim. sudah pasti banyak yang menolak untuk dijadikan anggota. alhasil ketua memilih yang mau-mau saja meskipun itu memiliki riwayat penyakit berat. apalagi melihat 1 TPS saja diharuskan memiliki 7 anggota KPPS. tidak usah membayangkan TPS se-indonesia, di tingkat kecamatan saja sudah berapa TPS dan harus ada berapa anggota KPPS. pasti banyak sekali kebutuhannya.
ditahun ini KPU sudah mulai berbenah dan menyadari hal tersebut, pada tahun 2024 ini anggota KPPS diberikan honor Rp 1.100.000 berbeda jauh dari tahun 2019 yang hanya Rp 550.000. tentunya ini akan menjadi pendorong para calon anggota yang masih muda dan tidak memiliki riwayat penyakit menjadi mau untuk bergabung di pesta rakyat 5 tahunan ini.
Anggota KPPS pada pemilu kali ini mendapatkan kenaikan gaji dua kali lipat ibandingkan dengan pesta demokrasi sebelumnya.Kunci permasalahan nya memang jelas dari honornya gan. Karena seingat saya ketika saya menjadi anggota KPPS di lima tahun lalu,gajinya memang 550 ribu. Itupun saya lupa,apakah uangnya berhasil saya terima dengan jumlah segitu atau kurang,tapi yang jelas lumayan beda jauh dengan gaji anggoa KPPS sekarang.
Jadi memang benar,anak-anak muda yang baru lulus dari SMA pasti akan mau di tawarkan jadi anggota KPPS,apalagi yang masih nganggur
.