Tapi saya berharap di pemilu yang akan datang,semoga tidak ada lagi kejadian-kejadian yang kurang mengenakan,seperti yang terjadi di pemilu 2019 lalu. Karena pemilu kan pesta demokrasi yang harusnya di sambut bahagia oleh seluruh masyarakat di Indonesia,jadi jangan sampai ada lagi tragedi yang justru membuat masyarakat indonesia menjadi sedih. Dan semoga saja pemilu kali ini bisa menjadi pemilu yang sangat adil,transparan,aman dan bisa menghasilkan pemimpin-pemimpin yang bisa membangun negeri ini dengan lebih baik.
Saya juga berharap begitu gan, semoga tragedi tahun 2019 pada pemilu silam tidak akan terulang kembali dengan kejadian banyaknya anggota kpps yang sakit maupun yang sampai meninggal, mungkin hal ini harus dievalusi bersama sama dengan memilih anggota kpps yang benar benar sehat jasmani dan rohani, misalnya faktor usia juga berpengaruh, dan yang penting adalah cek kesehatan jasmani apakah anggota yang terdaftar benar benar sehat atau tidak.
Dan ngomong-ngomong tentang pemilu tahun depan ni om, menurut saya masih akan sama seperti tahun tahun sebelumnya karena kita sudah tahu pasti demokrasi di negara ini tu seperti apa?? karena Pedoman luber jurdil hanya dipakai sebagai pemanis saja dan yang mempraktekkan masih sangat minim.
Yah pastinya faktor kesehatannya memang harus di periksa dengan sebaik-baiknya,karena itu adalah pencegahan dasar agar tragedi seperti pemilu sebelumnya tidak terulang lagi. Selain itu kejujuran juga sangat di perlukan ketika pemeriksaan kesehatan nya. Karena takutnya ada unsur manipulasi terhadap tes kesehatan tersebut.
Dan pemilu kali ini dalam segi persaingan memang pasti akan sama seperti pemilu-pemilu sebelumnya. Karena ya begitulah kebiasaan nya,memang sudah sangat susah untuk di rubah. Karena hal tersebut memang sudah menjadi rahasia yang umum.
Mengingat kembali pada kejadian kelam yang terjadi pada pemilu 5 tahun silam memang cukup menyedihkan. Karena saat itu bahkan banyak beredar konspirasi-konspirasi atau kabar burung yang bervariasi yang bahkan membuat warga kebingungan dan menimbulkan keresahan.
Bahkan sesama warga juga banyak yang menjadi memiliki pendapat berbeda dan saling sikut. Intinya saat itu banyak terjadi gunjang ganjing dipemerintahan dan juga dimasyarakatnya sendiri.
Dan saya ingat banyak juga hal-hal yang terjadi dipemilu tersebut yang masih menjadi tanda tanya sampai saat ini. Seperti proses pemilu yang terjadi dipapua yang juga penuh dengan tanda tanya. Semua itu harus memang harus menjadi pembelajaran bagi kita semua dan terutama KPU supaya lebih maksimal lagi dalam menertibkan proses pemilu itu sendiri.
Karena negara juga sudah mengeluarkan banyak uang untuk proses pemilu tersebut sehingga seharusnya semua jajaran KPU harus bekerja lebih baik.
Jumlah anggaran yang saya baca dari situs Dpr.go.id sebagai berikut:
Komisi II DPR RI telah menyetujui pagu anggaran 2024 untuk
✓ KPU RI sebesar Rp 28.398.893.459,000
✓ Bawaslu RI sebesar Rp11.611.620.116.000
✓ Usulan tambahan anggaran yang diajukan Bawaslu RI dan katanya telah disetujui oleh komisi II sebesar Rp1.418.643.553.000.
✓ Komisi II juga telah menyetujui penambahan anggaran Bawaslu dari hasil pembahasan di Banggar DPR RI untuk kenaikan gaji sebesar Rp 6.092.142.000
(Sumber:
https://dpr.go.id/)
Lebih jelasnya bisa membaca disumber diatas.
Dengan anggaran sebesar itu saya harap semuanya bisa berjalan lebih tertib dan kualitas pemilu menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Di saat itu konsfirasi dan sangkaan negatif memang sudah jadi bahan obrolah setiap bapa-bapa yang lagi nongkrong gan. Tapi kenyataannya pihak pemberitaan menjelaskan bahwa semua itu terjadi hanya karena kelelahan dan telat minum obat dari penyakit yang di derita oleh si pegawai KPPS. Entah itu benar atau tidak,tidak ada yang tahu. Jadi saya juga masih berpikir semua itu memang masih menjadi misteri besar sampai saat ini,termasuk TPS yang ada di Papua.
Dan anggaran pemilu tersebut memang sangat di sayangkan,karena adanya insiden tersebut.
tidak terasa ya waktu begitu cepat berlalu sekarang sebentar lagi di tahun 2024 kita akan melakukan pemilihan umum yang saya dengar dilaksanakan di bulan februari. op karena anda pernah menjadi petugas tps pada pemilu yang kemarin 2019 tentu anda pasti bisa merasakan bagaimana kondisi badan anda saat itu. kalau menurut saya op penyakit itu bisa datang secara tiba tiba dan kita tidak akan tahu waktu penyakit berhinggap di tubub kita, jadi menurut saya dalam pemilu 2019 hanya kebetulan saja, karena memang petugas tps itu sebelum hari pencoblosan tentunya kesehatannya sudah di cek dan hanya orang yang sehat jasmani dan rohani yang layak menjadi anggota tps. jadi menurut saya kejadian itu hanya kebetulan saja, ya semoga di pemilu yang akan
datang semoga tidak ada kejadian yang tidak di inginkan.
Ini topik yang menarik gan, dan saya juga ingin bertanya apakah agan juga menjadi anggota tps di pemilu yang akan datang pada 2024?
kalau anda terpilih sebaiknya anda harus menjaga kesehatan anda dari sekarang agar pada waktu pencoblosan kondisi badan agan tetap sehat.
Di saat itu saya juga merasakan rasa lelah yang lumayan berat. Tapi tidak sampai sakit sih,cukup istirahat sehari saja,badan sudah bugar kembali.
Selain itu jika tragedi pemilu di tahun 2019 hanya kebetulan saja, memang bisa jadi. Tapi rasanya,kebetulan nya terlalu ekstrem. Karena anggota TPS yang sakit itu ribuan orang dan anggota TPS yang meninggal itu ratusan orang. Jadi rasanya ada sedikit keganjilan saja. Karena jika tes kesehatan di lakukan dengan baik,saya rasa hal tersebut kemungkinan besar tidak akan terjadi.
Dan di pemilu yang akan datang,tadinya sih mau di masukan anggota KPPS lagi. Tapi saya sedikit ragu,karena ada banyak kesibukan juga. Jadi sepertinya saya tidak ikut serta gan.