Punya aset, otak merespon bagaimana cara memilihara, menambah, dan mewariskan.
Sebelum punya aset, otak merespon bagaimana cara mendapatkannya.
Banyak hal yg sy baca dari comment2 diatas. Mari berImaginasi:
1. Jika semua hal sensitive yg berkaitan dgn aset crypto di simpan di device, ada berapa device yg digunakan?, bagaimana jika device tsb rusak. Dan dan bagaimana solusinya?.
2. Jika semua hal sensitive di simpan di hardCopy, lantas apa solusinya jika hardcopy tsb rusak, hilang atau bahkan terkena kebakaran, gempa bumi dll. Dan bagaimana solusinya.
3. Jika semua hal sensitive di sampaikan ke keluarga, bagaimana jika semua keluarga dan kita terkena musibah secara bersamaan. Apa solusinya?
4. Masih banyak lagi sih, tp cukupkan dulu sampai disini.
-snip-
Well, setidaknya kita sebagai pemilik aset sudah berusaha.
Tapi saya disini berbicara dari jenis keluarga yang masih gaptek internet maupun bisnis di internet apalagi kripto. Orang tua saya sudah saya jamin bakal gak mudeng kalau saya jelasin, hp biasa aja baru megang tahun kemarin dengan fungsi telepon dan sms saja. Kakak saya yang agak mudeng internet, tapi ya sebatas sosial media dan hiburan. Dan saya sendiri masih lajang, (malah cerita tentang karakter keluarga? ya topik ini kan butuh situasi dan kondisi, dan cerita seseorang pasti beda).
Menghadapi situasi diatas, dalam kondisi sekarang, saya berencana membuat dokumen khusus yg berisi semua data akun password aset kita dan cara akses, dan back up secara online (contoh: googledrive) maupun cetak offline dan simpan baik-baik.
Tapi jika saya masih diberi kesempatan hidup dan sakit suatu saat nanti (dan sudah merasa mau end) tapi bisa berkomunikasi, akan saya tanyakan kepada mereka, aset tetap di crypto atau dipindah ke bank (fiat)?
Dan itulah pemikiran saya untuk kondisi keluarga yang macam itu, silahkan diajak debat. Kalau komentar ini terlalu nyeleneh, mohon dibentak.