Topic: [Edukasi][Diskusi]Mengenal Transaksi On Chain dan Off Chain (Read 389 times)

Tergantung sudut persepsinya juga sih gan, soalnya jika tujuan akhirnya ingin menyelenggarakan transaksi LN dari awal maka secara otomatis transaksi On-chain yang dilakukan juga bakal menjadi bagian dalam transaksi tersebut (hanya saja tidak tercatat pada satu jenis transaksi).

Tapi klo berbicara konsep hybrid offchain-onchain pada satu kesatuan transaksi, maka model jaringan Blockchain dengan multi-layer bisa diambil sebagai contohnya. Contoh fungsi Block pada jaringan On-chain hanya sebagai wadah untuk mencatat hash dan digital sign (atau beberapa fields lain yang berukuran kecil), sedangkan untuk raw data-datanya (dengan size besar) bisa disimpan pada jaringan layer (memanfaatkan cloud system atau model storage system lainnya).

Kalau ke LN ane agak kurang sreg kalau itu disebut hybrid. Memang sih ada tahap off dan on-chainnya, tapi tidak ada keharusan setelah agan buat channel wajib ngirim duit. Sementara di kasus OP, yang ane tangkep hybrid itu ya off-chain dan on-chain itu satu kesatuan transaksi, jadi ga bisa off-chain sekarang, on-chainnya bulan depan, dan seterusnya (ya kecuali udah janjian dulu sih, tapi kalau gitu ya kenapa ribet-ribet segala). Ya sah-sah aja sih itu disebut hybrid, karena ya balik lagi, ini masalah definisi, selama realitasnya sama-sama ngeh ya oke" saja.

Btw, setelah ane googling", rata-rata yang dibahas emang hybrid blockchain daripada hybrid transaction. Nemu 1 artikel hybrid transaction e isinya marketing exchange doang.

Sepemahaman saya konsep transaksi hybrid yang disinggung oleh OP tidak ada kaitannya dengan hybrid blockchain, dan lebih ditekankan pada perpaduan 2 model transaksi (on-chain dan off-chain) menjadi satu kesatuan transaksi yang berkaitan.

Sebenarnya contoh paling sederhana adalah transaksi pada jaringan Lightning Network, dimana untuk bisa melakukan sebuah transaksi LN (off-chain transaction) maka dibutuhkan sebuah payment channel antara pihak yang mengirim dan pihak penerima, yang pastinya salah satu object dalam transaksi tersebut adalah Bitcoin. Sehingga untuk bisa melakukan transaksi tersebut maka pihak pengirim memerlukan sejumlah Bitcoin melalui sebuah transaksi On-chain terlebih dahulu.

Ane rasa ini sangat terminologis gan, dalam arti bisa aja disebut beda-beda oleh orang. Misalnya transaksi ada dua tahap, 1 off-chain satunya lagi on-chain tanpa pake dua blockchain, dst. Ane rasa ga perlu terfokus dengan term yang dipake dan ngerti aja risiko dan keunggulan media yang mau dipake.

Blockchain publik dengan validator lebih banyak justru cenderung lebih aman (dalam hal konfirmasi) atau dipercaya dibandingkan privat yang datanya hanya bisa diakses oleh orang tertentu khususnya kalau dipake buat transaksi ekonomi. Lain hal kalau blockchain privat itu emang dipake sama golongan tertentu saja yang membutuhkan datanya tidak mudah diakses publik.

Berarti bisa juga penggabungan blokchain prifat dan publik ya om karena semua on chain juga. Sehingga nanti menutupi kekurangan antara kedua blokchain. Misal yang blokchain prifat itu validasinya lebih sedikit tertutup oleh blokchain publik yang memerlukan banyak validator sehingga lebih aman?

Yang disinggung oleh OP sangat umum sekali dan term itu bisa dipakai di mana saja. Beberapa proyek yang ane kenal juga memakai term hybrid blockchain untuk menunjukkan dua jenis blockchain, tapi dua-duanya tetap on-chain. Penerapan teknisnya ane rasa tidak disinggung di atas dan cuma ngasih konsep/ide umum aja.

Trus bagaimana dengan sistem transaksi hybrid yang disingung oleh OP? Apakah ini gabungan dari on chain dan off chain?

Menurut saya tergantung pada model privacy yang ditawarkan masing-masing platform (baik itu yang berbasis on-chain maupun off-chain) karena pasti sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihan. Seperti contohnya jika agan memanfaatkan fungsi "Confidential Transactions" pada liquid network, privacy yang ditawarkan disini adalah kerahasiaan jumlah aset yang ditransaksikan sedangkan untuk identitas (address) dari pengirim dan penerima transaksi masih bisa diketahui oleh publik.

Sedangkan untuk kondisi yang sesuai dalam menentukan metode-metode transaksi yang digunakan, saya rasa kembali lagi pada kebutuhan masing-masing penggunanya (privacy apa yang ingin diharapkan saat ingin melakukan transaksi).

Kalau yang dibandingkan adalah privasi liquid network dengan berbagai varian di atas, ane sendiri tidak cukup ilmu untuk menjawabnya secara detail (dan ane juga lebih familiar dengan lightning daripada liquid). Selain itu masing-masing metode juga punya karakteristik yang berbeda. Mungkin kalau dicari dari segi apa bisa dibandingkan, ane rasa bisa dilihat dari:
- Tingkat keamanan (kekuatan konfirmasi) pada transaksi yang dilakukan.
- Tingkat kesulitan untuk mengidentifikasi sender dan receveiver.
- Kemudahan dalam memakai metode yang disebutkan di atas.

Kalau agan butuh transaksi yang cepet dan privat, bisa jadi LN atau side-chain lain jadi alternatif. Kalau agan butuh transaksi yang perlu konfirmasi dengan kuat dan privat, bisa make blockchain yang khusus dibuat untuk itu. Kalau agan ga mau swap koin dan butuh transaksi dengan konfirmasi yang cukup kuat tapi privasi tetep kejaga, plus ga papa memercayai pihak ketiga, bisa make mixer seperti Chipmixer. Kalau agan ga mau swap, ga mau make side-chain karena perlu deposit untuk open channel, ga mau trust pihak lain dan pengen make fitur yang ada di 'blockchain' itu sendiri, serta ga masalah dengan nunggu agak lama bisa make coinjoin.

Tentunya ini cuma penyederhanaan sederhana aja, karena beberapa layanan di jenis tertentu pun beda cara kerjanya.

Engga, maksudnya kan karena di thread ini dibahas tentang off-chain dan salah satunya yang disebutkan adalah Liquid Network, lalu agan memberi informasi mengenai metode lain atau alternatifnya. Saya cuma penasaran bagaimana metode2 tersebut dibandingkan dengan transaksi off-chain (dalam hal privasi nya) dan bagaimana kondisi yang sesuai untuk memilih metode2 tersebut.

Ane tidak membahas transaksi off-chain gan, coba dicek lagi. Off-chain bisa aja dianggap lebih privat dari on-chain karena yang tau 'identitas' pihak yang terlibat bisa lebih sedikit, tapi tergantung juga 'off-chain' yang dimaksud di sini seperti apa.

Mengenai pertanyaan satunya udah dijawab oleh om abhi di atas.

Saya rasa yang dimaksud oleh agan joni berkaitan dengan mekanisme konsensus pada sebuah jaringan Blockchain (On-chain), dimana semakin tinggi tingkat global hashrate (dengan asumsi penyebaran hashpower ini sangat merata) maka akan membuat transaksi-transaksi pada jaringan tersebut menjadi semakin "irreversible" karena upaya-upaya (seperti 51% attack, double-spend) akan susah dilancarkan atau tidak sebanding dengan usaha yang harus dikeluarkan.

Sedangkan pada transaksi off-chain tidak dibutuhkan suatu konfirmasi Block, sehingga transaksi yang terjadi berpotensi untuk digagalkan yang bisa saja tindakan ini akan merugikan pihak yang melakukan transaksi. Contoh paling gampang adalah saat sebuah exchange melakukan "pause" (menghentikan aktifitas trading) pada sebuah pair trading karena adanya alasan-alasan tertentu.

Mau nanya gan, ini perbandingannya bagaimana ya? Kalau semakin kuat konfirmasinya maka hasilnya itu bagaimana dan juga sebaliknya kalau konfirmasinya itu tidak kuat.

Apakah maksud agan adalah sebaiknya mengusahakan untuk menggunakan metode selain transaksi off-chain jika tujuannya adalah privasi? Karena kalau seperti itu berarti keberadaan Liquid Network menjadi seperti sia2 karena memang salah satu fitur unggulan yang ditawarkan adalah transaksi konfidensial.

Btw, kalau transparansi lewat block explorer itu dianggap sesuatu yang kurang enak, ada beberapa jenis blockchain yang mengutamakan privasi seperti Monero. Jadi kalau ingin punya privasi lebih tinggi bisa aja make itu, sehingga kekurangan transaksi on-chain yang 'transparan' bisa diatasi.

Alternatif lain adalah memakai mixer atau coinjoin, yang bakal mengaburkan koneksi antara satu address dengan address lainnya. Di sisi lain, tetap membuat semua pihak yang berpartisipasi bisa memverifikasi kalau transaksi benar-benar terjadi.

Kecepatan transaksi bukan karena tergantung besar transaksi, melainkan tergantung pada node-node miner dalam menemukan nonce yang sesuai dengan target (bits) dan besaran fee yang dikeluarkan oleh pemilik transaksi.

Klo menurut saya ini bukan termasuk kekurangan, karena memang bagian dari mekanisme konsensus sehingga setiap fullnode yang ada dijaringan Bitcoin bisa melakukan validasi.

Selain tergantung dengan ukuran transaksi (input dan output), besar kecil transaksi juga tergantung pada orang yang melakukan transaksi tersebut dalam menentukan nilai fee per byte-nya.

Contoh transaksi off chain yang paling banyak dipakai adalah Lightning network [1] [2] [3]. selain itu ada juga Liquid network

Ada juga metode off chain yang paling sederhana : misalkan antara orang yang saling berhutang tapi mereka tidak melakukan transaksi lewat on-chain, mereka hanya saling menyetujui (kita berhutang okey, anda punya hutang kepada saya 1 BTC, deal, lalu salaman). Ini hanya mengandalkan sistem kepercayaan satu sama lain. saling mempercayai kedua belah pihak akan membuat teman yang lain ingin ikut berpartisipasi, terus menerus, hingga terjadi system, metode seperti ini yang dipakai Ripple.

Sumber: https://en.bitcoin.it/wiki/Off-Chain_Transactions

Kelebihan dari transaksi on-chain bukan hanya dari segi transparansi, tapi juga 'trust' pada transaksi yang dilakukan. Transaksi on-chain akan mendapatkan konfirmasi yang relatif jauh lebih kuat (tergantung jaringannya juga sih, kalau difficultynya seperti bitcoin pasti sangat kuat) daripada transaksi off-chain. Oleh karena itulah kebanyakan artikel/opini berpandangan bahwa solusi off-chain akan dipakai untuk transaksi kecil sementara on-chain akan dipakai untuk transaksi bernilai besar. Mengenai kerahasiaan itu, menurut ane memang blockchain didesain agar transaksi yang dilakukan itu transparan jadi bisa dicek oleh semua pihak yang terlibat. Walaupun begitu bukan berarti identitas yang melakukan transaksi akan otomatis diketahui.

Validasi transaksi off-chain tergantung pada ketentuan dari pihak pemilik jaringan (database) yang menyediakan wadah tersebut, tetapi yang pasti segala transaksi (off-chain) yang terjadi tidak akan pernah ter-record didalam jaringan Blockchain. Tetapi dalam kasus Voucher indodax saya rasa sistem Indodax lah yang memproses transaksi secara otomatis atau bisa dibilang tidak dibutuhkan validasi secara khusus.

Tetapi untuk contoh kasus lain, bisa saja pihak penyelenggara jaringan off-chain memberlakukan aturan konfirmasi terlebih dahulu atau melakukan pemindahan balance secara manual (wallet to wallet).

Iyakah om saya belum paham betul mengenai hal tersebut (saya refisi treadnya) terimakasih. Kalau Off chain tanpa aplikasi side chain, misalnya Voucher indodax apakah masih membutuhkan konfirmasi?

Kalo dilihat dari contoh yang agan @Ifra24, Off-chain transaksi masih ada sedikit konfirmasi yang diperlukan. Jika baca seksama mengenai "Liquid Network" yang dibuat oleh agan @DroomieChikito off-chain transaksi dengan menggunakan Liquid Network masih membutuhkan 2 konfirmasi untuk melakukan perilisan bitcoin.