Dalam hal ini dari segi budaya saya rasa kita justru lebih khawatir terhadap segala yang berbau ke baratan dari segi bahasa, tren fashion dan lain-lain jika memang dibandingkan dengan para pekerja yang masuk karena bagaimanapun juga untuk para pekerja luar yang masuk ke negara kita fokusnya kembali kepada pekerjaan tetapi mungkin masih ada sebuah pengikisan dari segi budaya hanya saja untuk saat ini untuk pengikisan budaya harusnya kita paham bahwa ada yang lebih mematikan daripada masuknya para pekerja asing ke negara kita.
Disisi lain, sebenarnya saya tidak terlalu sepakat dengan sistem para pekerja asing saat ini karena jika melihat dari kapasitas dan strata yang dilakukan dari pengaturan para pekerja asing saat ini sepertinya mereka terlalu di agungkan dan terkadang porsi dari segi gaji maupun pekerjaan itu jauh lebih baik dan lebih enak dibandingkan para pekerja lokal yang ada saat ini.
Kita bisa mengambil contoh di beberapa pabrik industri atau sektor pertambangan misalanya dimana banyak sekali para pekerja asing yang memiliki privilage lebih tinggi meskipun itu tidak semua tetapi pada akhirnya kita pasti merasakan bahwa terkesan ada pembeda dimana para pekerja asing dengan para pekerja lokal padahal berada di tempat yang sama dengan kapasitas pekerjaan yang tidak terlalu jauh berbeda tetapi keuntungan para pekerja asing dirasa jauh lebih besar dibanding para pekerja lokal.
Saya pikir untuk pekerjaan tertentu akan sangat berdampak positif terhadap pengembangan industri atau sektor lainnya karena harus kita akui mungkin SDM lokal belum mampu melakukan suatu pekerjaan yang dimaksud.
Namun saya tidak begitu setuju jika tingkat pekerjaan yang sederhana juga harus memperkerjakan warga asing karena saat ini masyarakat lokal masih cukup banyak yang berharap untuk mendapatkan kualifikasi pekerjaan. Saya pikir dampak negatif akan sangat terasa dalam masyarakat jika suatu perusahaan mendatangkan pekerja asing hanya untuk melakukan suatu pekerjaan yang terkadang mampu dilakukan oleh warga lokal.
SDM kita memang cukup tertinggal jika dibandingkan negara-negara lain di Asia tetapi disisi lain bukan berarti semua orang seperti itu karena dalam beberapa kondisi saya rasa ada banyak sekali orang yang memenuhi standar kualifikasi dalam sebuah pekerjaan yang dimiliki tetapi justru dengan privilage yang dimiliki pekerja asing justru itu menjadi sebuah situasi dimana kita tidak bisa berbuat apa-apa.
Mungkin untuk beberapa perusahaan besar itu masih bisa dipertimbangkan ketika seseorang memiliki kualifikasi tidak peduli apakah dia berasal dari lokal atau pekerja asing itu masih bisa berkompetisi tetapi untuk beberapa daerah dimana ketika kita berada di kawasan industri terkadang hal seperti itu tidak terlalu berlaku.
Saya mengambil contoh dimana di daerah saya saat ini ada beberapa pabrik besar yang memang memiliki atasan dari pekerja asing karena memang pabriknya berasal dari negara asing sehingga ketika ada sebuah lowongan pekerjaan terkadang itu seperti dipilah ketika pekerjaan yang memang cukup layak dengan gaji yang besar maka mereka pasti akan memprioritaskan pekerja yang mereka datangkan dari negara mereka karena selain dari adanya nepotisme ini juga seperti tidak ada kesempatan untuk pekerja lokal yang memang memiliki kualifikasi tetapi tidak diberikan kesempatan untuk menempati jabatan itu dan terkadang untuk warga lokal itu hanya mendapatkan pekerjaan yang berada di bawah saja.
Memang itu mungkin adalah strategi dari mereka yang memang ingin menjadikan para petinggi di sebuah perusahaan itu satu ideologi dengan mereka karena memiliki kewarga negaraan yang sama tetapi pada akhirnya ini seperti sebuah dilema karena sekalipun kita berada di tempat yang sama dengan kualifikasi yang sama tetapi seperti ada sekat yang tidak bisa kita lewati karena itu adalah batasan dimana kita sebagai warga lokal hanya di prioritaskan untuk menjadi bawahan mereka.