Pages:
Author

Topic: [GRATIS Sharing & Konsultasi] Produksi/Optimasi Channel Youtube - page 2. (Read 973 times)

legendary
Activity: 2366
Merit: 2054
Intinya saling subscribe, misal ada seseorang yang memfollow channel kita, jangan segan untuk melakukan balik. soalnya kita bukan artis, dengan mensubscribe balik kemungkinan akan dipertimbangkan kalau chanel kita adalah yang aktif.
Saran saya jangan saling subscribe gan, cukup upload video rutin aja. Soalnya kalo yang saling subscribe gitu biasanya gak nonton videonya. Subscriber banyak tapi tontonan dikit, impresi pasti rendah. Biasanya yang gak subscribe kebanyakan malah nonton video kita. Ini saya kasi contoh channel saya yang penontonnya lebih banyak berasal dari non subscriber:
Memang saya akui, subscriber juga gak banyak membantu, saya mute notif untuk youtube supaya gak sering masuk HP. Tapi kalau untuk non subsriber, seperti sampeyan sharing di atas, teknis judul dan cover video yang lebih diutamakan supaya menarik minat.

Mengenai hak cipta, Dhani baru-baru ini bikin heboh dengan pernyataan, jika ada yang mencover lagu ciptaan miliknya di youtube, harus bayar royalti kepadanya. Karena memang cover-mengcover lagu sedang tren saat ini, tidak bisa sembarangan asal nyomot lagu lalu menyanyikan begitu saja di youtube, apa lagi video tersebut malah lebih populer dari yang asli.
sr. member
Activity: 771
Merit: 293
untuk riset keyword, kriteria keyword yang cocok untuk channel baru yang gimana ya gan?
Saya butuh pertanyaan yang lebih spesifik kalo tentang ini. Agan pengen bikin channel apa dulu? Karena tergantung niche channelnya gan, penonton apa yang mau disasar.

Misalnya agan mau bikin channel tentang kerajinan tangan, berarti harus cari keyword yang kuat untuk itu. Hal yang paling penting saat riset keyword adalah; jangan mencoba jadi ahli mencari kata kunci, tapi jadilah penonton awam. Bayangkan agan sebagai penonton yang pengen cari video kerajinan, apa yang akan diketik oleh orang tersebut?
Mungkin sebagian penonton akan mengetik "kerajinan", sebagian lagi mengetik "tutorial", atau "cara bikin", dan lain-lain. Kemudian, coba lacak kata tersebut di google trends, seperti ini:









Nah, dari contoh gambar riset diatas, terlihat kata kunci dari yang ranking paling tinggi sampai terendah. Setelah itu tinggal kita pilih hasil kata kunci yang memiliki peluang pencarian tinggi. Pilihlah kata kunci yang memiliki persentase angka pencarian 60 hingga 100.

Sebagai catatan, hasil riset ini untuk digunakan pada keyword channel dan merupakan keyword utama. Sedangkan untuk konten, kita harus meneliti ulang, karena setiap konten akan membutuhkan kata kunci yang berbeda.

Karena saya orang yang ga PD didepan kamera
Untuk konten yang menggunakan video scrib contohnya apa aja ya gan?
Bisa dipake untuk banyak hal sih. Contohnya motivasi, cerita dari buku, lirik lagu, atau sesuatu yang sifatnya edukatif/informatif seperti tentang blockchain/cryptocurrency/cara trading crypto misalnya, dan lain-lain. Maka ini akan membawa kita kembali pada pertanyaan saya diawal tadi: "Agan mau bikin channel tentang apa dulu?" Setelah itu ketemu, ayo coba kita bedah bersama, barangkali saya bisa membantu memecahkan persoalannya.
hero member
Activity: 1470
Merit: 555
dont be greedy
Untuk @bayu7adi

2. Riset kata kunci untuk menentukan judul video.
Setelah point 1 dapet, maka riset kata kunci utamanya dulu menggunakan Google Trends, Youtube search, dan tools lainnya jika ada (saya asumsikan agan udah bisa tentang riset keyword, tapi kalo ada yang belum dimengerti silahkan ditanyakan). Kemudian tentukan judulnya. Misal, setelah riset kata kunci dari tema, saya bikin judulnya jadi "WOW! 5 Surga Tersembunyi Di Jogja Ini Jarang Yang Tahu"
untuk riset keyword, kriteria keyword yang cocok untuk channel baru yang gimana ya gan?


Buat agan @bayu7adi dan @mu_enrico kalo ada yang kurang jelas, monggo ditanyakan lagi.

Karena saya orang yang ga PD didepan kamera
Untuk konten yang menggunakan video scrib contohnya apa aja ya gan?
sr. member
Activity: 771
Merit: 293
Untuk @bayu7adi

gan, kalau saya mau bikin channel youtube dan kontennya listical kaya punya On The Spot bagian yang paling susah itu pas apa ya gan? apakah edit atau cari footage atau dubbingnya?
trus, saran alat-alat (aplikasi dan tools) yang dibutuhin apa aja ya?
Saya pernah bikin konten sejenis, tapi saya hapus karena kebanyakan channel yang harus diurus, haha.
Susahnya hampir gak ada, cuma cape aja. Berdasarkan pengalaman saya, alur kerja idealnya (per konten) begini:

1. Tentukan tema dan kumpulkan informasi.
Seperti biasa, ini harus dipikirkan di awal supaya alur kerjanya jelas. Misalnya; video tentang 5 tempat wisata di Jogja. Berarti isinya:
     - Apa nama tempatnya,
     - Dimana lokasi tepatnya,
     - Bagaimana cara menuju kesana,
     - Keistimewaan destinasi tersebut.   

2. Riset kata kunci untuk menentukan judul video.
Setelah point 1 dapet, maka riset kata kunci utamanya dulu menggunakan Google Trends, Youtube search, dan tools lainnya jika ada (saya asumsikan agan udah bisa tentang riset keyword, tapi kalo ada yang belum dimengerti silahkan ditanyakan). Kemudian tentukan judulnya. Misal, setelah riset kata kunci dari tema, saya bikin judulnya jadi "WOW! 5 Surga Tersembunyi Di Jogja Ini Jarang Yang Tahu"
 
3. Bikin naskah.
Bikin naskah untuk narasinya yang menjelaskan tentang semua isi dalam video tersebut. Buatlah narasi semenarik mungkin. Kalo saya dulu, biasanya sambil saya coba baca supaya tau enak apa nggak kalimatnya dan juga perkiraan durasinya. Jangan lupa untuk memasukkan keywords/kata kunci hasil riset tadi ke dalam naskah.

4. Cari video atau gambar yang sesuai.
Nah ini yang paling harus hati-hati. Kalo agan punya stok footage sendiri sih aman. Tapi kalo gak punya dan harus nyari video, agan bisa ambil dari video yang ada di Youtube. Ada 2 cara yang bisa agan gunakan, yaitu:
   
     1. Cari video di Youtube berkaitan dengan konten, dan gunakan filter Creative Common (lisensi penggunaan kembali), seperti ini:
     

     Karena video telah mendapat ijin untuk digunakan kembali, maka cara ini cenderung aman selama agan mengedit sesuai keperluan (tidak reupload secara utuh tanpa edit).

     2. Menggunakan video dari channel orang lain tidak lebih dari 4 detik dengan narasi sendiri (kategori penggunaan wajar).
     Kelemahan dari cara ini adalah agan harus mengumpulkan banyak video untuk memenuhi target durasi.

Tapi kalo video agan cuma butuh video umum seperti misalnya tema kesehatan, pendidikan, dll yang tidak spesifik, agan bisa pake Pexels, inVideo, dll ----> baca jawaban lengkap saya untuk @Yabes Di tautan ini.


5. Rekam narasi audio
Gunakan microphone yang cukup bagus untuk ini agar penonton gak skip karena audio yang berantakan. Jangan lupa intonasi suara yang baik dan sesuai plus editing juga penting. Pake mic kondenser murah seperti BM800 udah cukup sih rasanya. Menggunakan hape (seperti yang biasa saya lakukan) juga bisa, tapi ada triknya supaya suara yang dihasilkan tetap berkualitas.

Secara garis besar, aplikasi/alat/tools yang dibutuhkan bisa berupa:

- Microphone condenser, seperti BM800, Behringer C-3, dll. *gak harus ada
- Software video editing, bisa pake Filmora, Premiere, KineMaster, dll. Pokoknya agan nyaman.
- Software audio editing, bisa pake Audition, StudioOne, Cakewalk, dll.
- Google Trends, kolom Youtube search, Google search, dan tools riset keyword lainnya seperti TubeBuddy, Ubersuggest, dll.
- Situs penyedia video footage gratis seperti Pexels, inVideo, dll.



Untuk @mu_enrico

-snip-
Ane juga tertarik penjelasan untuk ini karena yang menjadi kegundahan ane adalah masalah copyright di video-video yang dicuplik si On The Spot. Kalau misalnya video ane dicuplik On The Spot, ane bakal takedown itu video karena pelanggaran hak cipta. Setau ane kalo dicuplik begitu tidak masuk ke fair use. Grin
Mungkin agan OP bisa menjelaskan lebih mendalam... Apa mungkin harus berkorespondensi dulu ke original publisher video tsb?

PS: channel ane sempet kena ban langsung gara-gara copyright (ga pake strike).

Mengenai cara menghindari klaim copyright video bisa coba pake 2 cara yang sudah saya jelaskan untuk @bayu7adi diatas gan.

Dulu Youtube membolehkan kita ambil video dari channel orang lain dengan syarat ijin dulu ke pemiliknya. Selama pemilik video gak mengklaim, maka video kita aman-aman aja. Sayangnya cara itu sekarang udah gak boleh. Youtube sekarang menetapkan bahwa jika terdeteksi ada video orang lain di channel, maka channel tersebut tidak bisa dimonetise. Untuk lebih jelasnya agan bisa membaca penjelasan dari mereka di Jenis konten apa yang dapat saya monetisasi?

Dan sebagai catatan, setiap kreator (termasuk agan) memiliki tab Hak Cipta yang bisa menghapus konten "pencuri" video mereka yang diupload ulang di Youtube.

Untuk mengklaim video kita yang digunakan oleh televisi, lintas platform ataupun film, setau saya Youtube belum menerapkan aturan dan perlindungan untuk hal tersebut. Tapi kita bisa menggunakan jasa layanan MCN+Content ID Management dari pihak ketiga seperti BroadbandTV. Agan bisa pilih sendiri para penyedia layanan tersebut dari Youtube Service Directory

Quote
PS: channel ane sempet kena ban langsung gara-gara copyright (ga pake strike).
Wah, kronologinya gimana ini?



Buat agan @bayu7adi dan @mu_enrico kalo ada yang kurang jelas, monggo ditanyakan lagi.
copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
gan, kalau saya mau bikin channel youtube dan kontennya listical kaya punya On The Spot bagian yang paling susah itu pas apa ya gan? apakah edit atau cari footage atau dubbingnya?
trus, saran alat-alat (aplikasi dan tools) yang dibutuhin apa aja ya?
Ane juga tertarik penjelasan untuk ini karena yang menjadi kegundahan ane adalah masalah copyright di video-video yang dicuplik si On The Spot. Kalau misalnya video ane dicuplik On The Spot, ane bakal takedown itu video karena pelanggaran hak cipta. Setau ane kalo dicuplik begitu tidak masuk ke fair use. Grin
Mungkin agan OP bisa menjelaskan lebih mendalam... Apa mungkin harus berkorespondensi dulu ke original publisher video tsb?

PS: channel ane sempet kena ban langsung gara-gara copyright (ga pake strike).
hero member
Activity: 1470
Merit: 555
dont be greedy
Ada yang pengen bikin channel Youtube?
gan, kalau saya mau bikin channel youtube dan kontennya listical kaya punya On The Spot bagian yang paling susah itu pas apa ya gan? apakah edit atau cari footage atau dubbingnya?
trus, saran alat-alat (aplikasi dan tools) yang dibutuhin apa aja ya?
sr. member
Activity: 771
Merit: 293
Intinya saling subscribe, misal ada seseorang yang memfollow channel kita, jangan segan untuk melakukan balik. soalnya kita bukan artis, dengan mensubscribe balik kemungkinan akan dipertimbangkan kalau chanel kita adalah yang aktif.
Saran saya jangan saling subscribe gan, cukup upload video rutin aja. Soalnya kalo yang saling subscribe gitu biasanya gak nonton videonya. Subscriber banyak tapi tontonan dikit, impresi pasti rendah. Biasanya yang gak subscribe kebanyakan malah nonton video kita. Ini saya kasi contoh channel saya yang penontonnya lebih banyak berasal dari non subscriber:

legendary
Activity: 2366
Merit: 2054
-snip-
ini kasus sama kayak judul dan cover video di youtube, Cover dan Judul merupakan Top 1 yang harus benar-benar diperhatikan sebelum upload video, walau pun isinya bagus, tapi kalau cover dan judulnya biasa saja, ya gak bakal ada yang nge-klik.
Sedangkan jika judul dan covernya menarik walau isinya monoton tetap saja ramai alias jutaaan viewr, contoh: 2 JAM nggak ngapa-ngapain, pakai cover melongo. Di zaman video yang kreatif dan berwarna, tentu saja video dari didit deelon ini bikin orang penasaran, ini merupakan hiburan yang lain dari pada yang lain terhadap kejenuhan kreasi video.
-snip-
Hahaha, bener.
Btw salah satu bentuk optimasi itu ada di penulisan judul dan nama channel di file video asli (hasil render). Kebanyakan kreator yang baru mulai bikin channel masih menyepelekan hal ini. Saya sendiri kalo ngasi nama file itu sesuai dengan judul video yang direncanakan + menyisipkan keyword utama dari kategori konten.

Contoh kasus: misalnya saya punya channel namanya BoringBareng, trus bikin video Nasi Padang Pake Bumbu Mie Instant, maka filenya saya tulis nasi_padang_pake_bumbu_mie_instant_resep_masakan_gila_boringbareng. Ada sisipan pecahan keyword "resep masakan", "resep gila", "masakan gila", dan itu akan mempermudah algoritma mengenali video kita untuk direkomendasikan ke penonton resep masakan.

Saya gak gitu paham di youtube, tapi kalau di tiktok dan Instagran pakai taggar yang sedang tren, maka Insyaallah video kita juga bakal ikut tren karena akan ditampilkan di layar home/beranda. Pemilihan lagu/musik juga sangat berpengaruh, jangan harap bisa masuk beranda kalau pakai musik tidak terkenal/sedang tren. Kalau seandainya youtube juga algoritmanya begitu, saya kira taggar dan lagu merupakan faktor utama yang krusial untuk diperhatikan sebelum mengupload.

Intinya saling subscribe, misal ada seseorang yang memfollow channel kita, jangan segan untuk melakukan balik. soalnya kita bukan artis, dengan mensubscribe balik kemungkinan akan dipertimbangkan kalau chanel kita adalah yang aktif.
sr. member
Activity: 771
Merit: 293
-snip-
ini kasus sama kayak judul dan cover video di youtube, Cover dan Judul merupakan Top 1 yang harus benar-benar diperhatikan sebelum upload video, walau pun isinya bagus, tapi kalau cover dan judulnya biasa saja, ya gak bakal ada yang nge-klik.
Sedangkan jika judul dan covernya menarik walau isinya monoton tetap saja ramai alias jutaaan viewr, contoh: 2 JAM nggak ngapa-ngapain, pakai cover melongo. Di zaman video yang kreatif dan berwarna, tentu saja video dari didit deelon ini bikin orang penasaran, ini merupakan hiburan yang lain dari pada yang lain terhadap kejenuhan kreasi video.
-snip-
Hahaha, bener.
Btw salah satu bentuk optimasi itu ada di penulisan judul dan nama channel di file video asli (hasil render). Kebanyakan kreator yang baru mulai bikin channel masih menyepelekan hal ini. Saya sendiri kalo ngasi nama file itu sesuai dengan judul video yang direncanakan + menyisipkan keyword utama dari kategori konten.

Contoh kasus: misalnya saya punya channel namanya BoringBareng, trus bikin video Nasi Padang Pake Bumbu Mie Instant, maka filenya saya tulis nasi_padang_pake_bumbu_mie_instant_resep_masakan_gila_boringbareng. Ada sisipan pecahan keyword "resep masakan", "resep gila", "masakan gila", dan itu akan mempermudah algoritma mengenali video kita untuk direkomendasikan ke penonton resep masakan.
legendary
Activity: 2366
Merit: 2054
Saya sering liat trailer film Indonesia yang (kayaknya) pake 30 atau 60fps, jadi males mau berangkat ke bioskop, haha. 
Trailer yang dibuat production Indonesia itu rerata tidak maksimal, cuma mengambil cuplikan/potongan dari film. Beda dengan trailer luar yang memang secara maksimal digarap secara total menggunakan animasi yang bahkan melebih expektasi film itu sendiri. Oleh karena itu banyak yang enggan nonton secara langsung, ini kasus sama kayak judul dan cover video di youtube, Cover dan Judul merupakan Top 1 yang harus benar-benar diperhatikan sebelum upload video, walau pun isinya bagus, tapi kalau cover dan judulnya biasa saja, ya gak bakal ada yang nge-klik.

Sedangkan jika judul dan covernya menarik walau isinya monoton tetap saja ramai alias jutaaan viewr, contoh: 2 JAM nggak ngapa-ngapain, pakai cover melongo. Di zaman video yang kreatif dan berwarna, tentu saja video dari didit deelon ini bikin orang penasaran, ini merupakan hiburan yang lain dari pada yang lain terhadap kejenuhan kreasi video.

Sama kayak di jalan-jalan > Jangan nengok ke kiri, Pasti kita akan tetap tengok ke kiri karena penasaran mereka itu jualan apa.
sr. member
Activity: 771
Merit: 293
AFAIK frame rate itu terutama cuma ngaruh ke efek cinematic dan motion blur. Kalau mau bikin yang terlihat seperti di TV ya pakai 24 fps, kalo lebih tinggi nanti feelnya berasa kek cutscene di video game. Karena semakin tinggi fps semakin berkurang itu motion blur jadi kelihatannya semakin tajam (hyper-realistic), akan tetapi ini akan membuat efek opera sabun, yaitu efek yang membuat film kelihatan murahan kek telenovela. Kalau ane pakai 30 fps karena memang menginginkan efek realistis tsb (bukan untuk tujuan film).
Sepakat gan, saya juga pahamnya gitu. Intinya kalo kita pengen gambar terlihat tajam ya pake 30fps keatas. Kalo untuk film atau video sinematik (sering dibilang estetik sama generasi milenial) pake yang 30 keatas bakal keliatan kayak sinetron. Saya sering liat trailer film Indonesia yang (kayaknya) pake 30 atau 60fps, jadi males mau berangkat ke bioskop, haha. 
copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
AFAIK frame rate itu terutama cuma ngaruh ke efek cinematic dan motion blur. Kalau mau bikin yang terlihat seperti di TV ya pakai 24 fps, kalo lebih tinggi nanti feelnya berasa kek cutscene di video game. Karena semakin tinggi fps semakin berkurang itu motion blur jadi kelihatannya semakin tajam (hyper-realistic), akan tetapi ini akan membuat efek opera sabun, yaitu efek yang membuat film kelihatan murahan kek telenovela. Kalau ane pakai 30 fps karena memang menginginkan efek realistis tsb (bukan untuk tujuan film).
sr. member
Activity: 771
Merit: 293
mungkin bisa direndahin frame ratenya biar lebih tajam gitu?. soalnya kalau saya pernah pakai di kamera pro semakin rendah semakin tajam, alias ngebelurin latar di belakang.
Kalo fps diturunin otomatis kualitasnya ikut turun gan, karena berkaitan sama halus tidaknya pergerakan. Mungkin maksud agan itu Aperture, yang berpengaruh pada depth of field (DOF) sebuah gambar, sehingga latar (background) gambar akan menjadi blur atau biasa dikenal dengan istilah bokeh. Tapi ini juga harus dikombinasikan dengan speed dan ISO serta pencahayaan terhadap objek. Contohnya penggunaan aperture kayak gini:
Ya itu maksud saya, mungkin beda istilah penyebutan. Kalau kamera pro biasanya memang secara otomatis akan memblur latar belakang sehingga fokus orang menjadi tajam. -snip-
Beda kasus dan fungsinya gan. Kalo kasusnya agan @mu_enrico lebih ke proses rendernya, setting pada software editing, bukan pada proses perekaman. Kalo yang agan maksud kan pada saat proses perekamannya.
Btw memang kamera pro seperti canon 5d mark III, sony alpha 7 atau jenis mirrorless akan menghasilkan gambar yang tajam. Namun tetap bergantung pada jenis dan ukuran lensa yang digunakan (sesuai kebutuhan).   
legendary
Activity: 2366
Merit: 2054
mungkin bisa direndahin frame ratenya biar lebih tajam gitu?. soalnya kalau saya pernah pakai di kamera pro semakin rendah semakin tajam, alias ngebelurin latar di belakang.
Kalo fps diturunin otomatis kualitasnya ikut turun gan, karena berkaitan sama halus tidaknya pergerakan. Mungkin maksud agan itu Aperture, yang berpengaruh pada depth of field (DOF) sebuah gambar, sehingga latar (background) gambar akan menjadi blur atau biasa dikenal dengan istilah bokeh. Tapi ini juga harus dikombinasikan dengan speed dan ISO serta pencahayaan terhadap objek. Contohnya penggunaan aperture kayak gini:
Ya itu maksud saya, mungkin beda istilah penyebutan. Kalau kamera pro biasanya memang secara otomatis akan memblur latar belakang sehingga fokus orang menjadi tajam. Namanya penonton, walau tema videonya gak menarik amat tapi kalau gambar tajam dan kelihatan pro gitu pasti akan penasaran tuk dilihat.

Namun lagi-lagi, judul dan cover video adalah hal yang paling utama untuk difokuskan, biasanya memang judul-judul bombastis dan cover yang menarik akan sangat rawan diklik. Makanya kalau saya lihat cover-cover bahkan (pakai cewek bugil) digunakan konten kreator walau isinya bukan itu.

Nah persoalan bikin video kreatif dan unik, kadang-kadang saya tuh plin-plan. Kalo liat channel kayak PecahTelur, FerryIrwandi, Sujiwo Tejo, DzawinNur, PickyPicks, saya pasti setuju bahwa kreatif dan unik adalah keharusan. Tapi kalo liat daftar Trending Youtube tiap hari, otak saya langsung bilang "kayaknya gak perlu kreatif dan unik deh". Tinggal ikutin aja yang lagi rame, otomatis kebagian kue, haha.
Betul, seperti contoh tiktok, jika kita misal pakai sound dan efek yang sedang ramai, pasti akan jadi fyp alias jadi ikut tenar juga, padahal cuma gambar gelap dan bisa dapat ribuan viewer cuma modal ikut-ikutan sound.
sr. member
Activity: 771
Merit: 293
mungkin bisa direndahin frame ratenya biar lebih tajam gitu?. soalnya kalau saya pernah pakai di kamera pro semakin rendah semakin tajam, alias ngebelurin latar di belakang.
Kalo fps diturunin otomatis kualitasnya ikut turun gan, karena berkaitan sama halus tidaknya pergerakan. Mungkin maksud agan itu Aperture, yang berpengaruh pada depth of field (DOF) sebuah gambar, sehingga latar (background) gambar akan menjadi blur atau biasa dikenal dengan istilah bokeh. Tapi ini juga harus dikombinasikan dengan speed dan ISO serta pencahayaan terhadap objek. Contohnya penggunaan aperture kayak gini:


source foto: SLR Lounge

Btw sekarang ini banyak youtuber pemula yang diendsorse oleh Deddy Corbusier, jadi tiap nikin konten akan ada iklannya podcast-nya deddy, jadi menurut saya ini juga cara yang cukup strategis tuk nambah viewer dan follower. Tapi ya memang gak mudah, konten bikinan kita setidaknya harus kreatif dan unik.
Iya loh, setelah selama ini di Indonesia baru Dedy yang pake cara itu. Tapi kayaknya dia nyari channel yang punya muatan edukasi untuk masyarakat dan pola pikir.
Nah persoalan bikin video kreatif dan unik, kadang-kadang saya tuh plin-plan. Kalo liat channel kayak PecahTelur, FerryIrwandi, Sujiwo Tejo, DzawinNur, PickyPicks, saya pasti setuju bahwa kreatif dan unik adalah keharusan. Tapi kalo liat daftar Trending Youtube tiap hari, otak saya langsung bilang "kayaknya gak perlu kreatif dan unik deh". Tinggal ikutin aja yang lagi rame, otomatis kebagian kue, haha.

Wadoh, pantas saja, ane belum pernah coba main di bitrate 80mbps Shocked
Filenya pasti jadi super gede, uploadnya ga kelar-kelar Grin
Jadi content creator HD kalo mau serius butuh HDD ekstra + koneksi internet yang mumpuni kalo mau main di 4K HD. Kalau boleh tau jadi berapa MB/GB itu video 13 detiknya? Rawnya kan 32,6 MB.
Thanks.
Haha, betul. File yang saya edit itu aja hasilnya jadi 117 MB, sekitar 3 sampai 4 kali lipat lebih besar dari file mentahnya. Saya ngebayangin kalo dengan settingan itu durasi videonya 3 menit, pasti komputer saya ngowoss ngrender + bosen nungguin uploadnya.
copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
Wadoh, pantas saja, ane belum pernah coba main di bitrate 80mbps Shocked
Filenya pasti jadi super gede, uploadnya ga kelar-kelar Grin
Jadi content creator HD kalo mau serius butuh HDD ekstra + koneksi internet yang mumpuni kalo mau main di 4K HD. Kalau boleh tau jadi berapa MB/GB itu video 13 detiknya? Rawnya kan 32,6 MB.

Thanks.
legendary
Activity: 2366
Merit: 2054
Frame Rate: 30 fps
mungkin bisa direndahin frame ratenya biar lebih tajam gitu?. soalnya kalau saya pernah pakai di kamera pro semakin rendah semakin tajam, alias ngebelurin latar di belakang.

Paling enak, punya keduanya. Bikin versi penuh untuk upload di Youtube, ambil versi singkatnya yang paling menjual untuk upload di TikTok + taruh link Youtubenya. Hasilnya ganda campuran Cheesy
Rata-rata seperti itu, biasanya pemain besar yang followernya jutaan. tapi kadang yang gitu itu suka mentok, taunya kena pelanggaran hak cipta terlacak sudah diupload di media yang lain, padahal disharing oleh orang yang sama. Solusinya harus dilinked ke akun youtube biar gak kebatas.

Btw sekarang ini banyak youtuber pemula yang diendsorse oleh Deddy Corbusier, jadi tiap nikin konten akan ada iklannya podcast-nya deddy, jadi menurut saya ini juga cara yang cukup strategis tuk nambah viewer dan follower. Tapi ya memang gak mudah, konten bikinan kita setidaknya harus kreatif dan unik.
sr. member
Activity: 771
Merit: 293
Ane belum ada channel, terakhir ya itu baru coba-coba video editing - upload - delete - mainin preset - render - upload - delete (private)...
Belum ketemu hasil yang ane suka, sekarang masih dalam tahap mengumpulkan informasi dan coba-coba.
Ane lebih banyak nyimak dulu saja di sini Grin
Ayo coba bikin channel yang publik gan, untuk uji coba, video durasi 1.5 menit aja, yang penting gak masuk kategori shorts. Ntar kita cari cara paling efektif dan efisiennya. Saya jadi penasaran dengan kasus agan soalnya, ini bahkan sampe saya coba-coba mainin 4K untuk memahami kasusnya, haha.

**UPDATED: Untuk @mu_enrico

Saya coba ambil video 4K dengan durasi 13 detik dari Pexels, lalu saya edit di Filmora (cuma nambahin text aja). Kemudian saya render dengan settingan sbb:
Format: MKV
Encoder: H.264 (HD Optimized)
Res: 3840 x 2160
Frame Rate: 30 fps
Bit Rate: 80000 kbps



Setelah selesai, saya upload ke Youtube dengan bersabar menunggu sampai muncul logo 4K di bagian pemrosesan video.
Agak lama memang, kalo durasinya 3 menit bisa gak sabar saya, haha.



Saya hitung lama pemrosesannya untuk video 4K durasi 13 detik ini butuh waktu sekitar 15 menit.
Kemudian setelah siap, saya coba tonton di Youtube dan cek kualitasnya, sudah tersedia kualitas 4K.



Trus saya coba bandingkan hasilnya dengan video mentah, ternyata sama, alias kualitasnya nggak turun.
Kalo mau ngecek hasil videonya silahkan langsung klik: Inspiration | Living Room - 4K Video | Interior Design - AGS.
Source video mentah: https://www.pexels.com/video/video-of-a-house-interior-7578552/

Semoga ini bisa memecahkan masalah agan tentang kualitas video setelah diupload.




Kalau sepengetahuan saya sih sekarang ini pendapatan youtuber enggak seperti dulu. sekarang ini musti ditonton sekian menit (atau setengahnya panjang video baru bisa dibayar), jadi ya banyak yang mengeluh. Kalau dulu itung-itung 1000 viwer katanya cuma dapat sekitaran $1-3, itu baru viewer belum lagi yang lain semisal CPM (iklan) dapat lebih gede lagi 2x liat dari viewer. kalau sekarang karena kebijakan menit, penghasilan sekarang kurang dari itu, dan banyak yang lari ke video pendek, tiktok live dsb. cmiiw
Keknya itu cuma gara-gara persaingan deh gan. Makin banyak yang maen, yang kalah bersaing kegusur. Kalau channelnya OK punya, pastilah jam tayangnya juga tinggi dan duitnya gede. Kalok ga gitu buat apa banyak kreator/seleb yang udah sering di TV bela-belain bikin channel youtube, misalnya Deddy Corbuzier.

Enaknya di Youtube itu kita bisa bermain di jenis konten evergreen, sekali produksi tapi bisa rutin menghasilkan setiap bulan sepanjang tahun. Kalo mau main konten yang sekali pukul ya bisa juga, tapi kontennya harus bener-bener kuat dan menarik, atau kita adalah orang yang udah punya massa banyak.
Sedangkan di TikTok main konten sekali pukul hasilnya gede, tapi harus rutin tiap hari. Sayangnya di tiktok susah kalo bermain jenis konten evergreen, karena cepet ditenggelamkan oleh video dari kreator lain.

Paling enak, punya keduanya. Bikin versi penuh untuk upload di Youtube, ambil versi singkatnya yang paling menjual untuk upload di TikTok + taruh link Youtubenya. Hasilnya ganda campuran Cheesy

legendary
Activity: 2366
Merit: 2054
Kalau sepengetahuan saya sih sekarang ini pendapatan youtuber enggak seperti dulu. sekarang ini musti ditonton sekian menit (atau setengahnya panjang video baru bisa dibayar), jadi ya banyak yang mengeluh. Kalau dulu itung-itung 1000 viwer katanya cuma dapat sekitaran $1-3, itu baru viewer belum lagi yang lain semisal CPM (iklan) dapat lebih gede lagi 2x liat dari viewer. kalau sekarang karena kebijakan menit, penghasilan sekarang kurang dari itu, dan banyak yang lari ke video pendek, tiktok live dsb. cmiiw
Kurang lebih sama kayak youtube jika dari segi iklan. Namun kayak Live caesar di tiktok yang heboh tempo hari, bisa dapat lebih banyak duit dari gift atau merit dari penonton. Gift bisa berupa mawar, makanan hingga singa, dimana tiap gift bisa ditukar rupiah langsung atau diwede. Mawar kalau gak salah sekitar 5ribu rupiah sedangkan kalau dapat singa bisa dapat kisaran 5 jutaan (Lebih jelas bisa cek di sini). Kalau saya nebak si caesar tuh bisa dapat puluhan - ratusan juta semalam, ada beberapa seleb bahkan ngasi singa sampe puluhan kali,

Namun syarat bisa live itu minimal follower harus 1000, kurang lebih sama kayak syarat-syarat ngontent youtube, dsb.

* si cesar itu live tidak spesial banget, cuma hora-hore doang dilempar singa.
copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
Udah nyoba aktifkan fitur render maximum pas export gan? Kayak yang ini:
Udah pernah coba tp keknya efeknya tidak signifikan.

Sekalian kalo berkenan kasi link channel agan disini, atau bisa PM saya kalo memang channelnya dirahasiakan. Biar saya bisa liat kualitas gambar video agan seperti yang dimaksud.
Ane belum ada channel, terakhir ya itu baru coba-coba video editing - upload - delete - mainin preset - render - upload - delete (private)...
Belum ketemu hasil yang ane suka, sekarang masih dalam tahap mengumpulkan informasi dan coba-coba.
Ane lebih banyak nyimak dulu saja di sini Grin

Kalau sepengetahuan saya sih sekarang ini pendapatan youtuber enggak seperti dulu. sekarang ini musti ditonton sekian menit (atau setengahnya panjang video baru bisa dibayar), jadi ya banyak yang mengeluh. Kalau dulu itung-itung 1000 viwer katanya cuma dapat sekitaran $1-3, itu baru viewer belum lagi yang lain semisal CPM (iklan) dapat lebih gede lagi 2x liat dari viewer. kalau sekarang karena kebijakan menit, penghasilan sekarang kurang dari itu, dan banyak yang lari ke video pendek, tiktok live dsb. cmiiw
Keknya itu cuma gara-gara persaingan deh gan. Makin banyak yang maen, yang kalah bersaing kegusur. Kalau channelnya OK punya, pastilah jam tayangnya juga tinggi dan duitnya gede. Kalok ga gitu buat apa banyak kreator/seleb yang udah sering di TV bela-belain bikin channel youtube, misalnya Deddy Corbuzier.

Sempat kepikiran karena ini proyek awal dan saya  hanya coba coba  tidak hanya serius, karena keterbatasan saya yang belum belajar tentang video, apakah  worth  untuk kita menyuruh orang lain dengan kata lain, menyurut freelance untuk memproduksi video?
Ane juga baru belajar gan, dan cukup asik juga. Sayang kalau dilempar ke 3rd party (mahal pula) karena hasilnya belum tentu seperti yang kita mau, terutama untuk editingnya. Kalau untuk recording bisa lah hire orang buat shoot, ambil raw-nya untuk diproses sendiri. Apalagi kalau agan sudah punya PC spek lumayan, bisa lah produce video kualitas 4K.
Pages:
Jump to: